"sepertinya tadi kalian sedang membeli sesuatu, apa aku boleh tau?" tanya Erwin sambil menoleh pada dua pria yang menjadi pelanggan anggota Elang Hitam.
"jika kau memang tidak tahu, maka sebaiknya kau tak perlu tahu!" jawab salah satu pelanggan itu sambil menatap Erwin dengan arogan.
karena sedang berbicara, Erwin tak sadar bahwa salah satu anggota geng Elang Hitam itu sudah berada di belakangnya dan memegangi tubuh Erwin agar tak bisa memberontak.
tak butuh waktu lama, pria yang satunya lagi langsung melesat ke arah Erwin dengan sangat cepat.
Erwin yang melihat hal itu langsung berseringai, lalu dengan segera menjatuhkan tubuhnya sehingga tubuhnya menindih kepala pria yang memegangi tubuhnya, dan di saat yang bersamaan, Erwin mengarahkan tendangan nya ke atas yang tepat mengenai dagu pria yang maju ke arahnya tadi.
pria itu terdorong ke belakang, sedangkan pria yang memegangi Erwin secara refleks mengendorkan pegangannya karena kepalanya mendadak pusing saat berhantaman dengan tanah.
kemudian Erwin dengan cepat menyikut kepala pria yang di tindihnya itu sekuat tenaga sehingga pria itu sedikit terseret. kemudian Erwin berdiri sambil melakukan tendangan berputar yang hampir mengenai pria satunya lagi yang mencoba mendekatinya.
"baiklah, satu lagi yang sudah tumbang!" ucap Erwin sambil tersenyum dan tampak bersemangat.
"sial*n! refleks nya cepat sekali!" ucap pria yang tersisa itu.
di belakang pria anggota Elang Hitam itu, masih terlihat ada dua pria yang menjadi pelanggan mereka tadi. kedua pelanggan itu tampak asik menonton mereka yang sedang bertarung.
mereka terlihat bersemangat dan kagum melihat cara bertarung Erwin yang menurut mereka tidak biasa.
"hei paman, harusnya kau bisa bertarung lebih baik lagi dari ini, jika menilai dari usia, kau kan lebih berpengalaman dalam bertarung. apa lagi jika di bandingkan dengan pemuda lemah sepertiku." ucap Erwin dengan nada mengejek sambil berseringai.
"di lihat dari manapun, sudah ketahuan kalau bocah itu lebih banyak pengalaman bertarung dari penjual narkoba ini." ucap salah satu pelanggan itu dalam hati sambil menatap Erwin dengan senyuman yang penuh makna.
"sepertinya kau makin melunjak saja ya, kalau sudah begini kau takkan ku maafkan!" bentak pria itu sambil maju dan melompat ke arah Erwin.
"dasar bodoh." ucap Erwin sambil berseringai dan langsung mengayun kakinya ke atas sehingga tendangannya tepat mengenai kemalu*n pria itu.
pria itu terdorong ke belakang dan tak bisa mendarat dengan baik karena sakit yang teramat sangat.
"pecah!?" ucap pria itu dalam hati dengan mata yang melotot seolah akan keluar dari tempatnya.
tanpa membuang waktu, Erwin langsung memutar tubuhnya sambil mengayun kakinya ke belakang sehingga tendangannya yang sangat kuat itu langsung mengenai wajah pria itu.
pria itu langsung terhempas hingga lima meter jauhnya dan langsung hilang kesadaran.
salah satu pelanggan yang melihat hal itu langsung terkejut seolah baru saja melihat monster.
"padahal ketiga pria itu sangat kuat! aku bahkan tak pernah bisa menang dari mereka!, tapi bocah ini! bagaimana bisa!?" ucap salah satu pelanggan itu sambil menatap Erwin yang sedang berdiri dengan posisi kedua tangan di saku celananya.
~PROK~
~PROK~
~PROK~
terdengar suara tepukan tangan di tempat itu. lalu Erwin langsung menoleh ke arah suara itu berasal dan matanya mendapati sosok pria yang berjalan pelan ke arahnya.
pria itu adalah salah satu dari pelanggan anggota Elang Hitam, dan kini ia memperlihatkan senyuman yang menunjukkan bahwa dirinya tertarik pada Erwin.
"kau benar-benar kuat anak muda, siapa namamu?" tanya pria itu.
lalu pria yang satunya lagi langsung berjalan cepat menghampiri pria yang bertanya itu dan langsung berdiri di belakangnya.
"jika kau ingin tahu namaku, maka perkenalkan dulu namamu!" ucap Erwin sambil menatap sinis pada kedua pria itu.
"apa kau bilang?! kau pikir kau itu siapa hah! apa kau tak tahu dengan siapa kau bicara saat ini?!" bentak salah satu pria yang berdiri di belakang.
"sudahlah, tampaknya dia memang tidak tahu, jadi wajar saja dia seperti itu." balas pria yang berdiri di depan itu.
kemudian pria itu menatap Erwin dengan senyuman yang ramah.
"perkenalkan, namaku Sito Moroso, dan ini Dola pengawalku." ucap Sito sambil menunjuk pria di belakangnya. "boleh aku mengetahui namamu anak muda?" ucap pria bernama Sito itu dengan sopan.
note: Sito menyembunyikan identitas asli mereka. identitas asli mereka adalah Lepi dan Dopi.
"namaku Erwin Aksa. sekarang bagaimana?" tanya Erwin tanpa basa-basi.
"bagaimana apanya hah?!" balas Dola dengan sedikit kasar sambil maju ke depan tuannya.
"apa kalian mau ku hajar juga atau segera pergi dari sini!?" tanya Erwin dengan tatapan yang tajam dan mengintimidasi.
"rupanya mulutmu memang sangat lancang ya bocah!" ucap Dola yang hendak maju menyerang. namun Dola langsung berhenti ketika mendengar suara yang familiar di telinganya.
"Dola! hentikan!" ucap Sito dengan tegas. kemudian Sito menatap Erwin dengan tatapan penuh makna. "sepertinya kita akan bertemu lagi suatu hari nanti, jadi jangan sampai mati ya."
setelah mengatakan hal itu, Sito langsung membalikkan tubuhnya dan beranjak dari tempatnya.
"hei Dola, ayo kita pulang!" ajak Sito tanpa menoleh. kemudian Sito melambaikan tangannya tanpa menoleh ke belakang. "mengenai narkoba tadi, aku yakin kau akan mengerti sesuatu jika melihat berita besok!"
mendengar perkataan Sito hanya membuat Erwin menggelengkan kepalanya dengan ekspresi aneh karena tidak memahami arah tujuan ucapan Sito barusan.
kemudian Erwin langsung menegakkan tubuhnya dan menatap Sito dengan serius.
"untung saja dia bukan tipe orang yang mudah terpancing." ucap Erwin dalam hati, kemudian berjalan pelan ke lorong yang ia lewati sebelumnya. lanjut Erwin dengan wajah serius seolah sedang ketakutan. "jika tadi dia terpancing, maka satu-satunya pilihanku hanyalah kabur. jika melawan mungkin aku akan mati! usianya mungkin 20 tahun ke atas, tapi dia bisa memancarkan aura yang membuat seluruh tubuhku merinding!"
*****
di sekolah. jam istirahat.
Erwin sedang duduk di kursinya sambil menyandarkan wajahnya ke meja. saat ini ia sedang tidur karena rasa ngantuk yang ia derita akibat tidur lambat malam tadi.
tak lama kemudian, datang tiga pria yang sekelas dengannya yang duduk di pojokan, tempat duduk para perusuh di kelas.
ketiga pria itu adalah Songo, Wau, dan Watu. yang bergerak sebagai pimpinan di kelompok itu adalah Watu, dan dia juga di anggap sebagai pria yang paling kuat dan berbahaya di kelas mereka.
"biar ku tendang mejanya, dia pasti akan tersungkur seperti katak di lantai!" ucap Watu dengan nada jahil.
ketiga pria itu mendekati Erwin. ketika mereka sampai di kursi Erwin, Watu langsung menendang meja Erwin dengan sangat kuat sehingga meja itu terdorong jauh dari posisinya. namun setelah meja itu terdorong, mereka langsung terkejut. mengapa tidak, Erwin yang mereka harap akan jatuh tersungkur malah tetap dalam posisi tidurnya dan seolah di depannya masih ada meja yang menyangga tubuhnya.
"ap.... apa-apaan itu!" ucap mereka bertiga dengan wajah aneh karena terkejut.
"hei, lihat wajah para pria itu, mereka makin jelek saat terkejut!"
"hah, sepertinya mereka akan ribut lagi ya." ucap para gadis yang sedang berkumpul di satu meja yang cukup jauh dari Erwin.
sementara itu, Erwin yang menyadari tindakan Watu dan kawan-kawannya itu langsung berseringai licik.
lalu Erwin bangun dan perlahan menegakkan posisi duduknya. setelah itu ia menoleh pada Watu dengan tatapan mengancam.
"kalian bosan hidup ya?" ucap Erwin dengan percaya diri.
Kalau ada yang minat baca karya saya yang lainnya bisa cek di profil author ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Xianlun Ghifa
next
2021-10-03
0
Berdo'a saja
Erwin yg sekarang sudah kuat broo
2021-09-23
1
Mʀ. B⃟๏SS
jejak thor. feed back
2021-09-21
1