setelah lima tahun berlalu, Erwin pun menemui pamannya. saat ini ia sedang berada di depan sebuah gedung perusahaan yang sangat tinggi dan memiliki banyak lantai di atasnya.
"yang benar saja?, apa dia salah kasih alamat padaku?" ucap Erwin saat melihat gedung pencakar langit itu.
alasan Erwin mengatakan hal itu karena saat ini seharusnya pamannya sudah di larang oleh pemerintah untuk melanjutkan pengembang mesin waktu. jadi jika pamanya melanjutkan proyek itu berarti harusnya proyek itu sudah menjadi proyek ilegal.
bagi Erwin saat ini, tidak mungkin ada perusahaan mau melakukan kerjasama dengan proyek ilegal seperti itu. dan lagi di perusahaan itu tidak mungkin bisa menyembunyikan ruang proyek, karena jika ada pasti sudah di curigai oleh banyak orang.
setelah Erwin masuk ke dalam gedung, ia membuka ponselnya dan melihat petunjuk untuk masuk ruangan proyek pamannya itu.
"paman benar-benar kehabisan ide sampai membuatkan cara masuk ke ruangan itu. ia bahkan menyuruhku untuk tidak sembarangan bertanya pada pegawai di sini." ucap Erwin yang memasuki sebuah lift.
di dalam lift itu hanya ada Erwin seorang diri, lalu Erwin mengeluarkan sebuah kartu berlogo burung, namun tak di ketahui burung apa, dan Erwin mendekatkan kartu itu pada tombol lift. setelah itu tiba-tiba muncul cahaya hijau yang melakukan scanning terhadap kartu itu.
"wah, tidak ku sangka, apa mungkin ini cara masuk ke ruang khusus yang tersembunyi?" ucap Erwin dengan kagum.
apa yang di katakan oleh Erwin benar, kartu itu adalah alat khusus yang bisa membawa lift turun ke ruang bawah tanah yang menjadi sebuah ruangan rahasia yang hanya bisa di kunjungi oleh orang-orang tertentu.
"kebanyakan orang pasti hanya menekan tombol, jadi lift ini tidak akan membawa mereka ke bawah. dengan cara ini mereka bisa membuat orang-orang tidak mencurigai mereka, sungguh menarik." ucap Erwin sambil tersenyum saat ia merasa liftnya bergerak ke bawah.
saat ini Erwin sudah berada di ruangan tersebut, dan setelah berjalan-jalan sebentar ia pun bertemu dengan pamannya di sebuah ruangan khusus berkat bantuan seseorang yang ada di ruangan itu.
note: sebelumnya paman Erwin sudah memberi tahu Erwin untuk bertanya pada orang di ruang rahasia saja.
setelah bertemu pamannya, paman Erwin yang bernama Eledar Aksa itu mulai menjelaskan tentang mesin waktu kepadanya.
mesin waktu buatan pamannya itu sudah banyak memakan korban meninggal dunia. hal itulah menjadi salah satu alasan pemerintah menghentikan penelitian itu secara paksa. namun semangat Eledar tidak pudar hanya karena hal itu. ia terus melanjutkan proyek nya meskipun harus menjadi proyek ilegal.
"ini terakhir kalinya aku akan bertanya!" ucap Eledar dengan nada serius sambil menatap Erwin. lanjutnya, "apa kau yakin ingin menjadi subjek percobaan yang ke 92?"
"ya, aku sudah siap!" jawab Erwin dengan lantang karena saat ini ia percaya bahwa semua teori pamannya itu sudah sempurna.
"kalau begitu kita mulai uji cobanya sekarang!" tegas Eledar sambil menatap Erwin yang kini sudah memakai sebuah helm khusus.
"ya, silahkan di lanjutkan!" balas Erwin.
"helm itu akan mengekstrak semua ingatanmu, lalu semua ingatanmu sampai hari ini akan di kirim ke masa lalu. jika kau berhasil menembus waktu, tolong ingat janjimu dan beritahu aku yang di masa lalu bahwa teori ku sampai saat ini sudah benar!" ucap Eledar yang kemudian mengaktifkan semua fungsi mesinnya.
"baiklah! aku pasti akan menepati janjiku!" ucap Erwin sambil mengangguk.
tak butuh waktu lama, Erwin pun seolah kehilangan kesadarannya, dan tiba-tiba.....
~WHOOSS~
perlahan Erwin membuka matanya. ia melihat sosok yang tampak buram di hadapannya. bersamaan dengan sosok itu ia juga mendengar suara yang samar-samar.
setelah pandangan Erwin sudah normal, Erwin pun terkejut dan bola matanya melebar melihat situasi yang ada di sekitarnya.
lalu Erwin melihat tangan dan kakinya serta baju yang di pakainya saat ini.
sekali lagi, Erwin kembali terkejut. ia lalu berdiri perlahan sambil melihat-lihat dirinya yang saat ini sedang menggunakan seragam SMA nya. ia saat ini merasa takjub sekaligus senang karena berhasil kembali ke masa lalu yang ia inginkan, yaitu tahun 2224 yang merupakan satu tahun sebelum kematian Santi.
sementara itu, pria yang pertama kali di lihat oleh Erwin itu hanya menatap Erwin dengan bingung dan kesal karena Erwin tampak mengabaikan dirinya.
pria itu adalah Rimo, dan saat ini, Rimo dan kedua temannya itu sedang menghajar Erwin.
"hei sial*n!! apa kau tak mendengar ku dari tadi hah!?" bentak Rimo sambil menarik kerah baju Erwin dengan kasar.
Erwin terkejut ketika melihat Rimo melakukan hal itu padanya. namun Erwin berhenti terkejut dan langsung berseringai sambil menatap Rimo dengan tatapan tajam.
Rimo tak terima dengan tindakan Erwin yang terlihat ingin melawan, sehingga Rimo langsung melayangkan tinjunya ke wajah Erwin.
lalu Erwin dengan cepat menahan tinju itu dengan telapak tangannya, namun pukulan itu tak bisa di tahannya sehingga tangannya kesakitan dan wajahnya tetap kena hantaman tinju Rimo.
Erwin terdorong ke belakang dan hidungnya mengeluarkan darah.
"si*l, tubuhku di masa ini benar-benar lemah! padahal tubuhku di masa depan bisa menahan pukulan seperti itu, tapi di sini tidak bisa!" batin Erwin.
"oh! kau benar-benar mau melawanku ya?" ucap Rimo dengan nada angkuh dan meremehkan.
"tchi, sepertinya satu-satunya yang bisa ku andalkan sekarang hanyalah tehnik bertarung, bukan kekuatan!" ucap Erwin dalam hati dan tanpa basa-basi langsung memutar tubuhnya dengan cepat dan langsung melontarkan tendangan tepat ke ulu hati Rimo.
"siapa pun pasti kesakitan jika ulu hatinya kena serangan seperti itu." batin Sagit yang kemudian bergerak maju dengan cepat sambil meraih rambut Rimo dan menariknya sambil mengangkat lutut kakinya.
hal itu membuat kepala Rimo menghantam lutut Erwin.
kedua teman Rimo yang melihat hal itu tak diam saja, mereka langsung menyerang Erwin, namun Dangan cepat Erwin melayangkan tendangan pada kemalu*n dan ulu hati mereka.
mereka bertiga pun hanya bisa tersungkur di tanah sambil menatap Erwin dengan tatapan yang tidak percaya.
"ba.... bagaimana mungkin dia sekuat ini?"
"padahal selama ini dia selalu kita tindas! tapi kenapa hari ini dia berbeda?"
"apa selama ini kau menyembunyikan kemampuanmu kepar*t!" bentak Rimo yang masih menahan sakit sambil tersungkur.
melihat reaksi mereka, Erwin pun tersenyum licik.
"dasar orang bodoh! jika kalian berani menyentuhku lagi, akan ku kuliti kalian!" ucap Erwin dengan tatapan yang mengancam.
setelah itu Erwin pun berlalu dari tempat itu.
ketika Erwin memasuki kelasnya, yaitu kelas XI IPA, ia langsung berpapasan dengan Santi Astina pacarnya yang akan mati setahun kemudian.
saat itu, keduanya berpapasan dalam jarak yang sangat dekat, dan Erwin yang melihat Santi tampak baik-baik saja, iapun langsung memeluk Santi dengan ekspresi yang tampak sangat sedih dan menderita karena rasa kehilangan.
"hentikan!" bentak Santi yang berusaha lepas dari pelukan erat Erwin, dan setelah ia berhasil lepas dari pelukan Erwin, ia langsung menampar Erwin dengan sekuat tenaga.
~PLAK!!~
"apa yang kau lakukan!? dasar lancang!?" bentak Santi lagi dengan ekspresi yang sangat marah.
melihat reaksi Santi seperti itu membuat Erwin terkejut bukan main. matanya terbelalak menatap Santi. sementara itu para siswa di kelas yang melihat kejadian itu menjadi gaduh dan mulai mengutuk dan mencibir Erwin.
saat itu pun Erwin tersadar akan satu hal penting yang ia lupakan.
"aku lupa saat ini aku belum punya hubungan apapun dengan Santi." ucap Erwin dalam hati dengan ekspresi yang masih terkejut.
Kalau ada yang minat baca karya saya yang lainnya bisa cek di profil author ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Your name
Hadirr
2021-12-20
2
oi_mikasa
keren
2021-10-30
2
oi_mikasa
keren
2021-10-30
3