melihat Erwin yang tampak meremehkan, Watu langsung kesal dan tanpa berkata apa-apa ia langsung mengayunkan kakinya ke wajah Erwin. namun dengan santainya Erwin menahan kaki Watu dan langsung melesatkan pukulan yang sangat kuat ke ulu hati Watu.
watu yang terkena pukulan itu langsung terhempas dan menghantam beberapa kursi dan meja di kelas itu sehingga kursi dan meja itu berhamburan bersamaan dengan Watu yang terkapar di lantai.
kedua teman Watu langsung terkejut melihat hal itu.
"kenapa si lemah sepertimu bisa memukul sekuat itu!?" ucap Songo dengan wajah yang sedikit panik.
sementara itu, para gadis yang sedang berkumpul di satu meja sebelumnya juga tampak terkejut melihat hal itu. mereka tak menyangka kalau Erwin akan melakukan perlawanan. hal itu di karenakan selama ini mereka selalu melihat Erwin di tindas dan Erwin sama sekali tidak melawan. setiap kali Erwin di tindas, hanya para gadis itulah yang selalu menghentikan Watu dan kawan-kawannya jika sudah bertindak berlebihan. dan yang paling sering membela Erwin saat di tindas adalah Santi, si gadis yang akan menjadi pacar Erwin di masa depan. namun saat ini Santi justru terlihat sedang menghindari kontak mata dengan Erwin. sedari tadi Santi sama sekali tak melirik ke arah Erwin meskipun ia sudah tahu bahwa Erwin sedang di tindas.
"hei Santi, cepat lihat itu." ucap Seli sambil menggoyang tubuh Santi dengan tangannya. "lihat, kali ini Erwin melawan mereka, dia bahkan membuat Watu terhempas cukup jauh!" ucapnya bersemangat.
"ya, benar Santi! coba lihat!" sambung temannya yang lain.
"kau akan menyesal jika tidak melihatnya." ucap temanya yang juga sedang duduk dengannya.
"hah....." Santi menghela nafas dengan malas. kemudian menoleh ke arah Erwin. "padahal tak perlu seheboh it......" perkataan Santi terhenti ketika ia menoleh pada Erwin.
matanya langsung terbelalak karena terkejut melihat aksi Erwin yang begitu lincah saat menghadapi Watu dan kawan-kawannya.
saat ini, Watu sedang berusaha bangkit dari lantai dan langsung menyuruh temannya untuk terus menyerang Erwin tanpa henti.
Erwin dengan mudahnya menghindari setiap serangan dari kedua teman Watu. ia dengan sangat lincah dan lihai menggerakkan tubuhnya untuk menghindari semua serangan yang di lancarkan kedua teman Watu padanya.
setelah beberapa saat bertarung. kedua teman Watu tampak kelelahan menghadapi Erwin.
"hah, hah, hah, apa-apaan pecundang ini!" ucap Songo dengan kesal sambil terengah-engah.
"ini sih bukan pecundang lagi namanya!" sambung Wau yang berusaha untuk mengatur nafasnya.
"aku tidak terima! sekali pecundang tetap pecundang!" ucap Watu sambil berlari ke arah Erwin.
kemudian Watu berteriak dengan keras sambil melompat ke arah Erwin dengan posisi yang hendak melayangkan tinjunya.
di saat yang sama, Erwin dengan cepat langsung memutar tubuhnya sambil melangkah ke samping untuk menghindar.
kemudian Watu mendarat ke lantai dan langsung menoleh sambil menggerakkan tubuhnya dan hendak menendang. namun dengan cepat Erwin langsung menarik baju Watu lalu maju selangkah sambil mengayunkan Watu sehingga watu terlempar ke arah Songo.
songo langsung menahan tubuh Watu, dan di saat yang bersamaan, Erwin langsung menendang Watu dengan kuat, sehingga Watu dan Songo langsung terjatuh ke lantai.
setelah menendang Watu, sebuah tendangan kuat dari Wau mengarah ke wajah Erwin. namun dengan cepat Erwin memblokir tendangan itu. akan tetapi tubuhnya sedikit terdorong ke belakang karena saking kuatnya tendangan itu.
tidak berhenti di situ, Wau tetap terus menyerang dan tak memberi kesempatan pada Erwin untuk melakukan serangan balasan.
"ehmm, apa kita perlu lapor pada guru sekarang?" ucap Seli dengan wajah khawatir sambil menggaruk pipinya dengan satu jari.
"tidak perlu! kita lihat saja dulu!" ucap Santi dengan tatapan yang menunjukkan bahwa dirinya sedang penasaran untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Mia, cepat tutup pintu kelas!" lanjut Santi memerintah Mia tanpa menoleh.
lalu Mia pun langsung mengangguk dan langsung berjalan ke arah pintu.
"Dian, cepat tutup gorden kelas sekarang!" perintah Santi lagi, dan Dian langsung melakukan apa yang Santi perintahkan.
"sepertinya kau benar-benar tertarik pada Erwin ya." ucap Seli dengan nada menggoda.
kemudian Santi menoleh pada Seli dengan tatapan tajam.
"aku bukannya tertarik padanya! hanya saja, jika Erwin memang sekuat itu, akan lebih baik jika ia segera memberi pelajaran pada Watu dan kawan-kawannya. dengan begitu mereka takkan berani lagi mengganggu Erwin." jelas Santi yang kemudian kembali menoleh pada Erwin.
saat ini, tampak Erwin sudah menumbangkan Wau.
Wau tampak terkapar di lantai, dirinya saat ini tidak pingsan, namun ia sudah sangat kelelahan dan kehabisan stamina untuk berdiri.
kakinya sudah letih, sehingga saat dia ingin berdiri kakinya malah gemetar dan tak bisa menahan bobot tubuhnya.
sementara itu, Watu dan Songo berdiri di depan Wau seolah melindungi Wau dari Erwin yang tampak masih semangat-semangatnya.
"sepertinya lebih baik ku akhiri saja perkelahian tak berguna ini!" ucap Erwin sambil berseringai dengan ekspresi yang meremehkan Watu dan kedua temannya itu.
kemudian Erwin langsung maju dengan sangat cepat dan langsung menghajar Watu dan Songo dengan cara yang cukup sadis sehingga keluar darah di mulut dan hidung mereka. tidak hanya itu, wajah Watu saat ini memiliki banyak memar, dan dari kepalanya mengalir darah yang kemungkinan nya karena ada goresan di kepalanya akibat serangan Erwin.
"bukankah itu sudah terlalu berlebihan?" ucap Seli dengan mimik yang sedikit takut sambil menggigit jarinya dengan pelan.
"ya, kurasa ini memang sudah cukup!" ucap Santi yang kemudian langsung berdiri dan berjalan mendekati Erwin yang tengah menghajar Watu.
ketika Erwin hendak melakukan pukulan selanjutnya, Santi tiba-tiba datang dan berdiri di depan Erwin untuk menghentikan Erwin yang ingin terus menghajar Watu.
"sudah cuku....."
ucapan Santi terhenti karena Erwin tak sempat menahan tinjunya dan malah langsung mengenai wajah Santi hingga Santi terjatuh ke lantai.
melihat hal itu, teman-teman Santi langsung terkejut karena melihat Santi yang terkena pukulan Erwin.
"hei! apa-apaan kau ini! apa kau tak melihat Santi hah?!" ucap Seli dengan suara keras.
Erwin yang melihat Santi terjatuh di lantai langsung terkejut dan tampak sedikit panik. ia langsung mengulurkan tangannya untuk membangun Santi berdiri. namun, saat ia menunduk untuk membantu Santi, ia justru langsung di tampar oleh Santi.
"ma..... maaf, aku tidak sengaja." ucap Erwin sambil memegang pipinya dengan ekspresi panik.
"beraninya kau memukuli wajahku!" bentak Santi sambil menampar wajah Erwin sebanyak tiga kali.
Erwin hanya membiarkan Santi menamparnya, karena ia tahu bahwa tinjunya tidak sebanding dengan tamparan Santi.
setelah itu Santi langsung melayangkan tinjunya pada Erwin karena terbawa emosi.
wajah Erwin berhasil di tepis oleh tinju itu. Kemudian Erwin menatap ke bawah sambil pasang ekspresi menyesal.
"hmpp! sebaiknya hentikan perkelahian bodoh kalian! dia juga sudah tidak sanggup melawanmu!" ucap Santi yang berusaha menenangkan diri. setelah itu Santi berjalan melewati Erwin dengan ekspresi yang amat kesal.
Kalau ada yang minat baca karya saya yang lainnya bisa cek di profil author ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
M⃠
mampir nih bang, folback balik ke karyaku jg
2021-10-19
0
🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™
hadir othor.. salken dari Takdir 🙏
2021-10-09
1
Neyna 🎭🖌️
like semangat up ya thor 💪😉
2021-10-04
1