Menikah Tak Harus Cinta
Lala adalah seorang gadis mungil yang cantik.Tingginya 156 cm, rambutnya panjang dan kulitnya putih.Usianya sudah menginjak 29 tahun tapi wajahnya masih seperti anak ABG.Saat ini dia memiliki hubungan spesial dengan seorang pria, anak dari salah satu pengusaha kaya di kotanya bernama Juna.
Sudah empat tahun mereka menjalin hubungan mungkin sudah waktunya mereka melanjutkan ke tahap yang lebih serius.Tetapi setiap kali Lala menanyakan kapan Juna akan menikahinya pria itu tidak bisa menjawab dengan jelas.Juna selalu bilang kalau dia belum siap untuk menikah, dia masih ingin bersenang-senang dengan teman-temannya.
Kedua orang tua Lala sudah mendesak agar dia segera menikah dengan Juna mengingat usianya yang sudah tidak muda lagi.Tapi apa daya, Juna belum mau mengakhiri masa lajangnya.Lala sendiri menutupi dari kedua orang tuanya bahwa Juna belum siap untuk menikah.Setahu mereka Lala lah yang belum ingin menikah karena terlalu menikmati karirnya, bukan Juna.
Sore ini sepulang dari kerja Lala berdiam di kamarnya.Dia sibuk dengan hpnya mengirim pesan pada Juna.
"Mas, nanti malam jalan yuk ...."
"Maaf sayang, sepertinya nanti malam mas sibuk."
"Kita sudah lama ngga ketemu, apa mas ngga kangen aku?"
"Nanti sayang, kalau ada waktu mas pasti ajak kamu jalan."
Lala melemparkan hpnya ke kasur.Ada gurat kekecewaan di wajahnya.Ini sudah kesekian kalinya.Juna sering kali menolak ajakan Lala untuk sekedar makan berdua atau jalan keluar.Juna terlalu sibuk dengan dunianya.
Mungkin dia sibuk membantu usaha orang tuanya, atau sibuk mabuk-mabukan dengan teman-temannya, atau mungkin dia punya ...
Lala berdebat sendiri dengan pikirannya.
Sekian lama menjalin hubungan dengan Juna membuat Lala tahu kebiasaan buruk kekasihnya itu termasuk mabuk-mabukan.Bagi Lala apapun bisa dia toleransi asalkan Juna tidak selingkuh dengan perempuan lain.Lala bisa memaafkan jika Juna menolak bertemu dengannya dengan alasan sudah janjian dengan teman-temannya akan pergi ke klub malam.Itu sudah biasa bagi Lala.
Selama empat tahun pacaran belum pernah sekalipun Lala merayakan tahun baru bersama.Juna selalu merayakannya bersama teman-temannya.Lelaki itu lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-temannya daripada bersama Lala, kekasihnya.Lala sendiri bingung hubungan apa yang sedang dia jalani dengan Juna, tidak ada kepastian dan kejelasan.Dia merasa hubungan ini hanyalah sebuah status.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar Lala.
"Tante... buka pintu," teriak seorang anak dari balik pintu.
Itu adalah Reyhan, bocah laki-laki berumur lima tahun, anak dari kakak Lala.Segera Lala membuka pintu kamarnya.Keponakan tersayangnya pasti ingin mengajaknya bermain.Lala hanya 2 bersaudara.Kakak laki-lakinya sudah menikah dan mempunyai seorang anak yaitu Reyhan.Setelah pintu dibuka Reyhan langsung melompat ke pelukan Lala.Anak itu manja sekali kepadanya karena Lala sangat menyayanginya.Bagi Lala, Reyhan bukan hanya sekedar anak kecil, dia adalah penghibur Lala saat di rumah.
Lala lebih memilih menghabiskan waktu bersama Reyhan daripada pusing memikirkan hubungannya dengan Juna.Reyhan juga menjadi alasan Lala bisa menghindar untuk sekedar ngobrol santai dengan orang tuanya karena nanti ujung-ujungnya pasti membahas kapan Lala akan menikah.
"Tante, ayo beli burger," rengek Reyhan.
"Kamu sudah mandi?" Reyhan mengangguk.
"Kalau gitu tante mandi dulu sementara Reyhan bilang ke papa kalau Reyhan mau pergi sama tante."
"Horeee .... " Anak itu berlari kegirangan menuju kamar papanya di lantai dua rumah mereka.
Senyum Reyhan selalu bisa membuat Lala melupakan masalahnya.
* * * *
Lala sudah berada di ruang kerjanya.Dia adalah kepala bagian personalia di sebuat pusat perbelanjaan di kotanya.
"Kusut amat mukanya Neng."
Terdengar suara Riris mengalihkan perhatian Lala dari layar komputer di depannya.Lala melihat kepala Riris menyembul dari balik pintu.Riris adalah teman baik Lala selama bekerja di tempat ini.Usianya baru 24 tahun tapi dia sudah menikah dan mempunyai seorang anak.
"Apa sudah jam makan siang?" tanya Lala sambil melirik jam di tangannya.
"Iya, makanya aku mau ngajakin kamu ke kantin."
Lala segera beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju kantin bersama Riris.
"La, kamu ada masalah lagi?"
"Tau lah Ris, Mas Juna semakin hari semakin sulit ku ajak jalan."
"Bukannya dari dulu dia memang jarang mengajak kamu jalan?"
Lala menoleh menatap sahabatnya itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, sementara Riris hanya mengangkat bahunya tanpa merasa bersalah.
"Aku benar kan? sebenarnya apa yang kamu harapkan dari laki-laki seperti itu?"
"Aku mencintainya Ris, kamu tahu aku sangat sulit untuk jatuh cinta."
Lala mengingat kembali bagaimana kisah cintanya kandas bersama Theo.Dia memerlukan waktu hingga hampir dua tahun sampai akhirnya bisa move on dan akhirnya jatuh cinta dengan Juna.
"Coba bukalah matamu La, selama empat tahun pacaran dia lebih banyak mengabaikanmu.Kalian paling ketemu hanya sebulan sekali, dia juga jarang sekali mengirim pesan sekedar menanyakan kabarmu, aku benarkan?" Riris mulai sewot.
"Tapi dia tidak mau putus denganku.Setiap kali aku meminta untuk mengakhiri hubungan ini dia selalu menolak.Bukankah itu tandanya dia ingin mempertahankan aku?"
"Dengarkan aku Viola, kalau Pangeran Tampanmu itu benar-benar mencintaimu dia pasti segera menikahimu tanpa kau minta!"
Lala terdiam mendengar kata-kata Riris.Selama ini hanya Riris yang mengerti benar bagaimana pasang surut hubungannya dengan Juna.Lala terbiasa menceritakan masalahnya pada Riris tanpa ada yang ditutup-tutupi.Sementara Riris adalah sahabat yang ceplas ceplos, berani mengatakan apapun pendapatnya baik atau buruk walaupun mungkin menyinggung perasaaan akan tetap dia katakan.
Tidak terasa mereka sudah sampai di kantin khusus karyawan.Selesai memilih makanan Lala mengedarkan pandangan mencari kursi yang kosong agar mereka bisa duduk dan makan.
"Itu Ris, sebelah Deni dan teman-temannya masih kosong kita bisa duduk di sana."
"Oke, kita ke sana." Mereka berdua berjalan beriringan.
"Den, boleh gabung ya ... " Lala menyapa Deni sekaligus meminta ijin duduk satu meja dengan mereka.
Deni adalah seorang cleaning servis.Dia juga sedang makan bersama teman-temannya team cleaning servis.
"Iya, silahkan La .... "
"Gimana kerjaan kalian? ada keluhan?"
"Seperti biasanya La, ngga ada masalah," Deni menjawab pertanyaan Lala tanpa ada rasa canggung sedikitpun.
Begitulah akhirnya mereka makan siang sambil ngobrol santai.Walaupun Lala mempunyai jabatan yang cukup tinggi dia tidak malu untuk berteman dengan siapapun.Lala meminta teman-temannya memanggil namanya saja di luar jam kerja tanpa embel-embel 'Bu' di depannya.Mungkin karena itu dia sangat disukai di lingkungan kerjanya selain karena kecantikannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
MAKAN TU CINTA...
2023-07-19
0
Sulaiman Efendy
LO AZA GOBLOK MAU BERTAHAN DGN PRIA YG GK ADA KOMITMEN APAPUN TTG HUBUNGN KALIAN,,
2023-07-19
0
Reader
kredit kali aaah
2021-11-05
1