Sudah waktunya pulang.Lala berjalan sendirian menuju basement tempat kendaraannya diparkirkan.
"Vioala ...!" Terdengar ada seseorang memanggilnya.
Lala menolah ke sumber suara.
Nova ...? Mau apa dia?
Nova berjalan mendekati Lala.
"Boleh bicara sebentar?"
"Mau bicara apa? Bicara di sini saja," jawab Lala malas.
"Kamu sepertinya menghindariku, apa kamu membenciku?"
"Tidak Nov ... Aku tidak membencimu.Hanya sedikit kesal saja," jawab Lala kikuk.
"Waktu itu kamu tiba-tiba datang ke rumahku seoalah kita sudah lama dekat dan kamu juga bilang mau menungguku putus dengan pacarku.Sebenarnya itu menyinggung perasaanku," imbuhnya jujur.
"Aku minta maaf untuk itu.Aku juga minta maaf untuk pesan-pesan yang aku kirim jika itu membuatmu tidak nyaman.Maukah kamu memaafkanku?"
"Sudahlah, kita lupakan saja.Sudah ya ... Aku mau pulang." Suara Lala mulai melunak tapi dia seolah tergesa-gesa.
Lala berjalan meninggalakan Nova.
Waktu Nova berkunjung ke rumahnya dulu, Lala menemuinya karena Lala bersikap sopan sebagai tuan rumah yang baik.Lala sendiri kaget karena tidak begitu mengenal Nova.Hanya sekedar tahu nama atau sebatas atasan dan bawahan.Belum pernah sekalipun mereka ngobrol berdua.Mungkin sekedar melempar senyum saat tidak sengaja berpapasan dan itu adalah hal yang normal.Lala takut Nova menyalahartikan itu semua.
Lala tidak menyadari jika Nova berlari mengejarnya.Dia kaget tiba-tiba Nova sudah berjalan di sampingnya.
"Beri aku kesempatan La.Aku mohon ...."
"Kesempatan apa maksudmu? Aku sudah punya pacar, kamu tau itu!"
"Aku ingin dekat denganmu.Sekedar teman pun tak masalah bagiku."
Lala menghentikan langkahnya.
"Kalau kamu mau berteman denganku ayo saja.Aku tidak masalah berteman dengan siapapun,aku tidak pernah pilih-pilih.Tapi jangan menyuruhku putus dengan pacarku!" Lala menyindir Nova dengan nada bicara yang santai.
Nova tersenyum tipis.
"Ini yang aku suka darimu." Nova bicara lirih hampir tak terdengar.
"Kamu bilang apa barusan? Aku tidak dengar." Lala bertanya penuh selidik.
"Kamu tau La, aku menyukaimu.Aku jatuh cinta padamu sejak pertama kali melihatmu di sini." Nova menatap Lala serius.
"Jangan ngegombal deh Nov ... kita udah mulai berteman nih.Jangan sampai aku marah lagi sama kamu!" Lala menanggapinya dengan bercanda.
"Aku serius La, tapi aku sadar kamu sudah punya kekasih jadi aku hanya memendam perasaanku."
"Lalu kenapa sekarang kamu mengungkapkannya? Dulu aku punya pacar, sekarang pun aku juga punya pacar.Apa bedanya?"
"Karena kamu berubah La."
"Apa maksudmu?"
"Kamu tidak seperti Viola yang dulu.Gadis dengan mata yang selalu berbinar dan penuh senyum.Sekarang wajahmu murung dan tatapanmu sering kosong."
Lala menahan keterkejutannya.
Seperhatian itukah Nova padaku?
Saat ini dia lah yang menatap Nova.
"Aku mencintai mu Viola.Melihatmu bahagia walaupun tidak memilikimu sudah cukup bagiku.Aku hanya ingin kamu tahu itu."
"Kupikir kamu orangnya pendiam, tapi ternyata rayuanmu maut juga Nov." Lala menjawab sambil tertawa untuk menyembunyikan hatinya yang sebenarnya tersentuh oleh kata-kata Nova.
"Itu saja yang ingin aku katakan, terima kasih.Aku lega kamu sudah mau mendengarkan."
"Ngga masalah .... Lumayan sore-sore dapat rayuan gombal," jawab Lala santai.
"Aku harus benar-benar harus pulang sekarang.Sampai jumpa."
Lala bergegas menuju sepeda motornya.Sebenarnya dia tidak berniat pulang.Dia hanya mencari alasan agar tidak berlama-lama bicara dengan Nova.
Sudah beberapa hari ini Lala pulang ke rumah agak malam.Entah dia mampir ke rumah Anjani, Riris, atau temannya yang lain atau sekedar jalan-jalan ke mall untuk menghabiskan waktu.Ketika di rumah dia akan semakin teringat Juna yang tidak kunjung ada kabarnya jadi dia akan pergi kemana saja selain rumah.Dia akan pulang jika Reyhan sudah telfon merengek memintanya pulang dan bermain.Lala tidak bisa menolak permintaan keponakan yang sangat disayangi itu.
* * * *
Sampai lah Lala di Mall X.Yang dia tuju pertama kali adalah toilet karena dia ingin melepas seragamnya.Seluruh pegawai di Plaza Z, tempatnya bekerja memakai seragam.Dari General manager sampai cleaning servis tidak terkecuali.Lala mengganti seragamnya dengan pakaian kasual.Dia memakai celana jeans, atasan tanktop berwarna dusty dan ditutup dengan outer berwarna biru pastel senada dengan celananya.
Lala berjalan mengitari mall itu sendirian, kemudian berhenti di sebuah outlet sepatu karena melihat ada sepatu yang menarik perhatiannya.Akhirnya dia membelinya walaupun sudah memiliki banyak sepatu di rumah.Selesai di sana Lala bermaksud ke food court untuk membeli minuman kekinian favoritnya sekalian membelikan jajanan untuk Reyhan.
Saat sedang memilih menu tak sengaja matanya melihat sepasang kekasih sedang makan agak jauh dari tempatnya duduk sekarang.Si laki-laki duduk membelakangi Lala jadi tidak terlihat wajahnya.Sementara si perempuan duduk menghadap ke arah Lala.Perempuan itu cukup cantik dan rambutnya juga panjang seperti Lala.Terlihat laki-laki itu beberapa kali menyuapi kekasihnya.
"Dasar lebay..!" Lala menggerutu.Dia tidak sadar jika Juna juga sering begitu terhadapnya.
"Bikin iri saja!" kali ini dia mendengus.
Andai saja itu aku dan Mas Juna, pasti akan sangat menyenangkan.
Dia terus memperhatikan pasangan itu sembari menunggu pesanannya datang.Entah kenapa mereka berdua menarik perhatian Lala.
Tak berapa lama pasangan itu sudah selesai makan.Pesanan Lala juga sudah datang.Pasangan itu berdiri dari duduknya.Si laki-laki berdiri menggeser kursinya mendekati si perempuan dan menggandeng tangannya.Lala merasa sangat tidak asing dengan laki-laki ini.Sekarang mereka berdua berdiri menghadap ke arah Lala hanya saja mereka berdua sibuk bermesraan hingga tidak sadar dari tadi ada sepasang mata yang mengawasi.
Mata yang sekarang ini panas, menahan agar tidak ada air mata yang menetes.Lala menutup mulutnya dengan tangannya.Wajahnya merah padam, hidungnya kembang kempis menahan tangis.
Ternyata laki-laki itu adalah Juna.Sosok yang sangat dia puja dan rindukan setiap hari.Lala terpaku di tempatnya.Kakinya gemetar karena begitu syok melihat dengan jelas kekasihnya bersama perempuan lain.Dia tidak sanggup melangkah mendekati Juna untuk meminta penjelasan atau menangkap basah mereka berdua.
Lala segera mengeluarkan hpnya.Dia merekam semua adegan itu dengan tangan gemetar, adegan dimana Juna menggandeng tangan perempuan itu dan perempuan itu bergelayut manja di lengan kekar Juna.
Melihat pasangan itu melangkah.Lala segera mematikan kamera handphone nya.Langkah mereka semakin dekat dengan Lala.Gadis itu bingung harus bagaimana.Dia tidak berani berdiri dan menghadang kemudian mencaci mereka.Dia terlalu pengecut.Lala takut akan menangis di depan mereka berdua dan itu justru membuat Lala terlihat lemah.
Saat jarak mereka tinggal beberapa meter saja Lala tiba-tiba jongkok pura-pura membenahi tali sepatunya.Rambutnya yang panjang terurai menutupi wajahnya hingga Juna tidak mengenalinya.Setelah pasangan itu tidak terlihat lagi Lala kembali duduk seperti semula.Tidak bisa digambarkan bagaimana perasaannya saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Herning Guntari
sedihhh
2021-11-02
1
Sri Suprapti
fisualnya dong tur
2021-11-02
1
Nita L.
terima kasih, terus baca ya kalau nanti aku up lagi
2021-09-04
1