Hari berlalu dengan cepat.Ini sudah 14 hari setelah pertemuan terakhir Lala dengan Juna.Sampai saat ini, Lala tidak menerima kabar apapun dari Juna.Gadis itu gelisah, berkali-kali membuka pesan masuk di hpnya tapi tidak ada satupun pesan dari Juna.Lala menghembuskan nafasnya pelan.
Walaupun sudah tahu akan seperti ini jadinya, dia tetap saja merasa kecewa.Dia terlalu naif berharap Juna datang ke rumah beserta kedua orang tuanya untuk melamarnya.Tapi sepertinya itu tidak akan terjadi.
Siang ini Lala sudah ada janji dengan Anjani, teman Lala sejak kecil.Dari tk, sd, smp bahkan sma selalu bersama.Bedanya Anjani sudah menikah dan memiliki anak.Dulu mereka adalah tetangga sebelum Anjani pindah mengikuti suaminya.Sekarang rumah keduanya berjauhan sehingga mereka jarang bertemu.Mereka janjian akan jalan-jalan ke mall.Anjani mengajak serta anaknya sementara Lala akan mengajak Reyhan.Puas mengitari mall, mereka istirahat di cafetaria sementara anak-anak bermain di playground.
"Gimana hubunganmu dengan Juna?" Anjani mulai berbicara.
Sedikit banyak Anjani memgetahui seluk beluk hubungan Lala dengan Juna.Mereka berdua dulu sangat dekat sebelum jarak memisahkan.
"Ngga tau An, semakin hari aku semakin tidak yakin."
"Tapi kalian masih berhubungan kan?"
"Entahlah, ini rumit.Akhir-akhir ini dia sering menghindar bahkan sudah dua minggu aku tidak mendapat kabar darinya." Lala berbicara tanpa ekspresi sambil terus mengawasi anak-anak bermain.
"Aku merasa dia punya wanita lain," imbuhnya dengan tatapan hampa.
Anjani menatap sahabatnya itu iba.Ia dapat melihat kekosongan di wajahnya.
"Apa kamu pernah melihatnya? Maksudku Juna bersama orang lain?"
"Tidak, aku belum pernah melihatnya.Aku juga tidak punya bukti.Tapi firasatku tidak mungkin salah.Kamu tahu maksudku kan? Firasat seorang perempuan?!" tegasnya.
Anjani terdiam beberapa saat.Dia ingin mengatakan sesuatu tapi ragu.
"La, aku ingin mengatakan sesuatu," Anjani memutuskan untuk bicara.
"Ini mungkin akan menyakitimu tapi aku harus memberitahumu," imbuhnya.
"Kenapa serius gitu? Kamu mau bicara apa? Jangan membuatku takut!"
"Beberapa waktu yang lalu aku beserta suami dan anakku liburan di pantai.Di sana aku melihat Juna.Kupikir dia bersamamu jadi aku mendekatinya bermaksud untuk menyapa.Ternyata dia bersama orang lain, seorang perempuan."
Anjani akhirnya menceritakan semuanya.
"Apa kamu yakin tidak salah lihat?"
"Mana mungkin aku salah? Aku bahkan sempat berbincang sebentar dengannya.Kupikir mungkin perempuan itu hanya teman atau saudaranya tapi melihat kedekatan mereka aku yakin mereka lebih dari itu."
"Kenapa kamu tidak segera memberitahuku?" Lala mencoba tenang walau hatinya bergemuruh tidak menentu.
"Aku sempat berpikir kalau kamu dan Juna sudah tidak bersama.Aku juga takut akan melukai perasaanmu."
Anjani meraih tangan Lala, mengelusnya bermaksud untuk menguatkannya.Dia tahu apa yang Lala rasakan saat ini.
"Aku memang kaget Anjani, tapi aku tidak apa-apa.Aku sudah cukup lama curiga akan hal ini, kamu tidak perlu khawatir." Lala menepuk pelan tangan Anjani sambil mencoba tersenyum.
"Apa tidak lebih baik kamu memikirkan kembali hubungan kalian?"
"Aku tahu, aku memang sedang berpikir untuk mengakhirinya, bahkan sebelum kamu memberi tahu masalah ini."
"Aku benar-benar minta maaf jika apa yang ku katakan membuatmu terluka, tapi kupikir kamu berhak tau."
"Tidak Anjani, aku justru sangat berterima kasih padamu."
Anjani tahu saat ini Lala sedang menahan diri agar tidak menangis.Sejak kecil mereka bersama jadi dia tahu kalau Lala adalah gadis cengeng apalagi untuk masalah sebesar ini.
"Kalau kamu mau menangis, menangislah.Kita berdua tahu ini tidak mudah untuk diterima."
Anjani dapat melihat kalau perempuan di depannya ini hanya mencoba untuk tegar.
Hari menjelang malam.Mereka berpisah dan pulang ke rumah masing-masing.Selama di perjalanan Reyhan mengoceh tanpa henti sementara Lala hanya diam saja.Sesampai di rumah pun Reyhan setia mengikuti Lala sampai ke kamarnya.
"Tante ... Dari tadi Reyhan ngomong kenapa Tante diam saja? Tante dengerin Reyhan ngga sih?" Anak itu mulai merengek.
"Iya Rey ... Tante dengar! Tante hanya capek makanya Tante diam."
Lala duduk di tempat tidurnya.Entah kenapa air mata yang dari tadi dia tahan akhirnya menetes juga.
"Kenapa Tante menangis? Apa reyhan nakal?" Bocah itu mendekati Lala dan bertanya dengan polosnya.
Lala tidak memjawab, dia justru memeluk Reyhan dengan erat.Saat ini dia butuh tempat bersandar untuk meluapkan emosinya.Setelah beberapa saat dia melepaskan pelukannya dan menatap wajah Reyhan kemudian tersenyum.
"Terima kasih ya Rey ... Udah nemenin Tante ... mungkin mata Tante iritasi karena soflens yang Tante pakai." Lala mencari alasan.
Reyhan sudah sering melihatnya memakai soflens jadi dia akan mengerti alasan itu.
"Kirain Tante nangis karena Reyhan," Bocah ini sungguh polos.
"Bukan ... Reyhan kan anak pinter, mana mungkin bikin Tante nangis.Sekarang Reyhan pergi dulu, Tante capek mau istirahat."
Anak itu mengangguk kemudian pergi.
Lala mengunci kamarnya.Apalagi yang dia lakukan selain menangis.Sebenarnya dia sudah lama bisa merasakan adanya perempuan lain di antara dia dengan Juna.Lala menyesali betapa bodohnya dia selama ini diam saja tidak berani bertanya karena takut Pangeran Tampannya itu akan marah sudah menuduhnya tanpa bukti.
Selain itu, Juna juga pasti akan menyangkalnya.Jadi dia hanya memendamnya dalam hati.Betapa Lala berusaha menutup mata dan telinga atas semua yang Juna lakukan.Dia maafkan semuanya dengan dalih cinta.
Tapi sekarang sudah lain cerita.Lala mendengar sendiri dari orang yang melihat langsung Juna bersama perempuan lain.Bagi Lala tidak ada toleransi untuk perselingkuhan.Dia tidak bisa terima jika cintanya dibagi dengan perempuan lain.Dia yakin Anjani tidak berbohong karena tidak ada untungnya bagi Anjani.Mungkin ini adalah salah satu tanda kalau Lala harus membuat keputusan yang tepat.
Tinggal 14 hari saja untuk melihat keseriusan Juna.Apakah pangeran tampannya itu akan datang datang melamarnya atau sekedar memberikan tanggal kapan akan melamarnya atau justru menghilang tanpa kabar seperti yang biasa dia lakukan.Kali ini Lala tidak boleh goyah.Dia harus bisa membulatkan tekad seandainya Juna tiba-tiba datang tanpa merasa bersalah seolah tidak terjadi apa-apa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
endang rahayu
Mantap thorrr critamu...
2022-10-14
0