Selesai makan siang Lala dan Riris berjalan menuju ruang kerja masing-masing.
"Ris, tadi sewaktu makan kok aku ngerasa ada yang ngeliatin ya, kamu tau ngga?"
"Kamu kan cantik La, udah biasa kan ada yang ngeliatin kamu."
"Iya juga sih," Lala menjawab dengan polosnya.
"Nah itu tau, pake nanya lagi."
"Tapi yang tadi beda Ris, aku ngerasa kayak bener-bener ada yang ngawasin aku."
"Iya-iya tau, tadi Nova ngawasin kamu terus sampai ngga kedip."
"Di mana? Kok aku ngga tau?"
"Mana kamu bisa tau, orang dia duduk di belakang kamu.Tuh, orang kalau udah naksir baru ngeliat punggungnya aja bisa ngga kedip apalagi ngeliat mukanya."
"Apa sih kamu Ris, semua cowok yang belum nikah kamu bilang naksir sama aku."
"Nova kayaknya serius naksir sama kamu kali La, buktinya dia pernah ke rumahmu sekedar ingin ketemu padahal dia tau kamu sudah punya pacar."
"Sssttttt ... Jangan keras-keras ngomongnya, nanti ada yang dengar.Lagian itu cuma main doang bukan apa-apa."
"Tapi si Nova itu rumahnya jauh dari rumahmu,udah beda kabupaten, beda kota di bela-belain datang kerumahmu demi apa coba?"
"Ya kali aja dia lagi ngga ada kerjaan."
"Aku kasih tau ya Viola sahabatku, kekasihmu si pangeran tampan yang jarak rumahnya tidak sampai sepuluh menit aja ngga pernah main ke rumahmu, ini Si Nova yang jarak rumahnya puluhan kilo mungkin ratusan kamu bilang ngga ada kerjaan.Coba deh La, buka mata sama pikiran kamu!"
"Deg!"
Lagi-lagi kalimat Riris seperti membangunkan Lala dari mimpi.Memang menyakitkan tapi apa yang dikatakan Riris benar.Meskipun jarak rumah Juna dan Lala cukup dekat, Juna jarang sekali mendatangi Lala di rumahnya.Setiap kali mereka berkencan Juna lebih memilih untuk mengajak Lala bertemu di suatu tempat daripada menjemputnya di rumah.
Riris berlalu menuju ruang kerjanya.Lala duduk terdiam di kursinya memikirkan apa yang baru saja dikatakan sahabatnya itu.Kemudian Lala teringat beberapa bulan yang lalu saat Nova tiba-tiba datang ke rumahnya.
Flash back on
Seorang laki-laki memakai jaket abu-abu sudah berdiri di depan rumah Lala.Di sampingnya terparkir motor sport terbaru yang harganya cukup mahal, berwarna merah.
"Nova ... Kok kamu bisa sampai sini?" tanya Lala kaget.
"Iya, iseng aja ngga ada kerjaan."
"Rumah kamu jauh lho, bisa-bisa nya iseng sampai sejauh ini."
"Udah beberapa hari kamu ngga kerja, aku kangen sama kamu."
"Aku kan ambil jatah cuti Nov, lagian kangen-kangen kayak orang pacaran aja."
"Emang itu yang aku harapakan, kamu jadi pacarku." Nova menjawab datar tanpa ekspresi, sementara pipi Lala memerah.
Lala sudah sering digombali banyak lelaki tetapi tetap saja wajahnya memerah setiap kali ada yang merayunya.Meskipun begitu dia tidak pernah menanggapi serius semua rayuan itu.Baginya hanya ada satu pangeran tampan di hatinya.Ya, hanya Juna lah yang bisa mengisi hatinya tapi tidak bisa mengisi hari-harinya.
"Aku sudah punya pacar tau!"
"Iya ... aku tau, aku rela nunggu kamu putus dengan pacarmu."
"Wah ... Kamu doa'in aku yang jelek-jelek."
"Bukan mendoakan, tapi selama janur kuning belum melengkung aku masih ada harapan."
Setelah ngobrol beberapa saat Nova pamit pulang.Tak berapa lama ada pesan masuk di hp Lala.
"Kalau kamu putus dengan pacarmu datanglah padaku.Kalau kamu tidak mau, aku yang akan datang padamu.Aku akan menerima mu apapun keadaanmu.Aku berjanji padamu."
Begitu isi pedan dari Nova.Entah kenapa Lala justru kesal setelah membaca pesan tersebut.
"Apa-apaan ini! Aku tidak kenal dekat denganya,bahkan belum pernah bicara sekalipun di tempat kerja tiba-tiba datang ke rumah bilang kangen dan sekarang menungguku putus dengan pacarku.Memangnya dia pikir dia siapaku!" Lala uring-uringan sendiri melampiaskan kekesalannya.
Flash back off
Sejak saat itu Lala sebisa mungkin menghindari Nova.Dia masih kesal setiap kali teringat isi pesan dari Nova.Lala tidak tahu kalau Nova diam-diam tetap memperhatikannya.
* * * *
Sore hari setibanya di rumah, Lala menerima telfon dari kekasih hatinya.
"Sayang... nanti malam kita ketemu ya, aku kangen banget sama kamu."
Betapa girangnya hati Lala saat ini.Segera dia menjawabnya.
"Iya mas."
"Mas tunggu di tempat biasa ya ... "
"Mas ngga jemput aku dirumah aja?"
"*Ngga usah sayang... K*ita kan perginya malam-malam.Ngga enak nanti jadi omongan tetangga."
"Oke mas, i miss you."
"Miss you too honey."
Lala sudah tidak sabar akan bertemu Pangeran Tampannya malam ini.Matanya berbinar, wajahnya ceria, penuh senyum seperti orang yang baru saja jatuh cinta padahal ini sudah tahun ke empatnya bersama Juna.
Malam harinya Lala berangkat menemui Juna di tempat mereka biasa bertemu.Lala berangkat dengan mengendarai motor maticnya.Walaupun keluarganya memiliki mobil tapi Lala terbiasa mengendarai motor.Sampailah Lala di cafe tempat dia dan Juna janjian.Selesai memarkirkan motornya Lala berniat langsung masuk ke dalam cafe tetapi kemudian dia mendengar suara yang sangat familiar.
"Sayang ...."
Lala menoleh ke sumber suara, rupanya Juna sudah menunggunya.Lala berlari ke arah Juna kemudian memeluknya.Juna membalas pelukan itu dengan hangat.Mereka bak sejoli ABG yang sedang dimabuk cinta.Setelah melepaskan pelukan mereka saling tatap kemudian tersenyum bersamaan.Tidak bisa diungkapkan betapa Lala sangat mencintai pria ini.
"Aku sangat merindukanmu Mas."
"Aku juga merindukanmu Sayang." Juna menjawab sambil mencubit hidung Lala yang mancung.
"Ayo kita masuk."
Juna menggandeng tangan Lala mengajaknya masuk ke dalam cafe.
Inilah Arjuna Wibawa atau Juna, dia adalah pribadi yang hangat.Wajahnya yang tampan, badan yang tinggi atletis ditambah harta yang melimpah membuat Juna menjadi sosok lelaki yang hampir sempurna di mata banyak wanita termasuk Lala.Betapa Lala sangat terhipnotis oleh ketampanan Juna hingga tidak bisa melihat bahwa Juna sudah mengabaikannya selama ini.
Selesai makan sejoli itu melanjutkan ngobrol di taman belakang kafe tersebut.
"Mas ... kenapa kamu jarang sekali ke rumah? Bapak ibu sering menanyakanmu."
"Aku sibuk sayang, sekarang aku fokus membantu salah satu usaha ayah."
"Bapak ibu terus menanyakan kapan kita akan menikah."
"Jangan bahas itu Sayang, nanti kalau sudah waktunya pasti aku akan menikahimu."
"Tapi kapan mas? Sudah empat tahun dan jawabanmu masih sama!" Lala mulai ketus.
"Sabar Sayang, nanti aku pasti menikahimu."
"Aku butuh kepastianmu mas, ibu mendesak akan menjodohkanku dengan anak salah satu sahabatnya!"
Juna hanya diam saja.Raut mukanya berubah.
"Kenapa diam saja Mas? Apa kamu akan membiarkanku menikah dengan orang lain?!"
Lala sudah tidak bisa menahan kesabarannya.
"Iya ... iya ... Aku mendengarmu! Kenapa kamu selalu bahas ini sih?!" Juna menjawab dengan nada suara yang mulai meninggi.
"Karena aku sudah lelah Mas, aku sudah lelah menunggumu, aku lelah dengan janji-janjimu,aku lelah selalu kau abaikan.Aku lelah denganmu!" Lala menjawab dengan suara bergetar dan air mata yang mengalir di pipinya.
Juna menatap wajah kekasihnya itu dan tak bisa berbuat apa-apa.Bagaimanapun juga dia mencintai wanita ini.
"Kalau kamu memang tidak ingin menikahiku, kenapa kamu selalu menolak untuk mengakhiri hubungan ini?" Suara Lala mulai pasrah.
"Sudahlah Viola, jangan dibahas lagi! Lebih baik kita pulang.Setiap kali kita ketemu pasti akhirnya seperti ini ...."
"Iya ... Kamu benar Mas, selalu kamu menghindar dan pergi seperti pengecut!" jawab Lala tegas sambil menyeka air matanya.
"Aku memberimu waktu satu bulan.Jika selama sebulan ini kamu tidak bisa memberikan kepastian kapan akan menikahiku, mungkin aku benar-benar akan menikah dengan orang lain!"
Lala berlalu pergi sementara Juna hanya diam terpaku di tempatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Srikurniaw Slametdwiy
skenario hidup yg kujalani Yo ngono iku,akhire nikah mbi wong Lio..nikah tanpa cinta Alhamdulillah wis jalan 17thn
2021-11-15
4