Happy Reading~
! : Typo Bertebaran
📋Unexpectedly
Setelah bel istirahat berbunyi Zyta dan si kembar segera meluncur ke kantin untuk mengisi perut mereka dan agar lebih dahulu dilayani karena pasti kantin akan ramai.
Zyta dan Karina langsung memasuki dapur kantin sedangkan Sarina bertugas membeli minum dan membayar pesanan mereka nanti.
"Bu, pesen mie goreng sama telur mata sapi satu," ujar Zyta memesan mie goreng dan telur untuknya makan siang hari ini.
"Aku juga tapi gak pake telur terus tambah sambelnya dua sendok," ujar Karina membuat Zyta menatapnya tak percaya.
"Itu perut nanti gak papa tuh?" tanya Sarina mewakili pertanyaan Zyta yang baru saja akan dikeluarkannya.
Karina menyengir lalu menggeleng cepat, "Aku gak ikut-ikut kalau kamu kenapa-kenapa," ujar Sarina dan Karina mengacungkan dua ibu jarinya tetap dengan cengirannya.
"Biar kumasukin sendiri aja, bu," ujar Zyta mengambil alih mangkuk berisi mie miliknya, hal yang samapun dilakukan oleh si kembar.
Mereka bertiga sering memasukkan mie mereka sendiri ke dalam plastik atau terkadang memasak sendiri karena sangking seringnya memesan di ibu kantin ini dan ibu kantinpun sampai terbiasa dengan tingkat ke tiga gadis muda ini.
"Dah selesai," seru Karina setelah mencampurkan mienya dengan dua sendok sambal lalu memasukkannya kedalam plastik.
"Udah yuk. Bye, bu," ajak Zyta menuju tempat mereka biasa tempati jika jam istrahat dimulai.
Dilantai dua, di depan laboratorium biologi, tempat dimana Zyta mengikuti ekstrakurikuler KIR.
"Hah~ Nyamannya," ujar Zyta mendudukkan dirinya sembarangan lalu menutup matanya dan menikmati angin yang berhembus cukup kencang.
"Udah, yuk makan," ujar Sarina diangguki Zyta dan Karina.
"Eh tau gak.. katanya si Dev...," ujar Karina yang akan bergosip terpotong karena matanya tak sengaja melihat kakak kelas yang disukai Zyta menaikki tangga bersama dengan beberapa temannya.
Zyta dan Sarina yang duduk membelakangi Karina mengerutkan dahinya bingung. Karina yang melihat kebingungan dimata Zyta dan Sarina langsung mengisyaratkan dengan matanya menuju si kakak kelas yang berjalan menuju kamar mandi yang bersebelahan dengan laboratorium biologi.
Sarina dan Zyta menolehkan kearah pandangan Karina. Zyta membulatkan matanya saat menolehkan kepalanya dan mendapati kakak kelasnya disana.
Zyta segera mengalihkan kembali pandangannya saat matanya tak sengaja menatap mata si kakak kelas. Pipinya seketika memerah dan terasa panas bahkan jantungnya berdegup dengan kencang. Zyta memakan mie dengan perlahan karena merasa gugup.
"Dia balik. Dia balik," ujar Karina saat melihat si kakak kelas kembali dengan temannya lalu melewati mereka dan memasuki perpustakaan.
"Dia masuk perpus," ujar Karina membuat Zyta menghembuskan napasnya lega karena dia juga mendengar pintu perpustakaan dibuka.
Sarina berpindah tempat duduk disebelah Karina membuat Zyta membulatkan matanya.
"Kok...," ujar Zyta terpotong saat melihat si kembar yang membulatkan matanya bersamaan juga suara pintu dibelakangnya yang dibuka.
Zyta menutup matanya mencoba mengontrol rasa gugupnya.
"Boleh gabung?" ujar suara dibelakang Zyta.
Si kembar saling pandang lalu mengeluarkan senyum lebar meng-iya-kan permintaan si kakak kelas.
"Duduk. Duduk kak," ujar Karina tersenyum penuh arti kepada Zyta yang mendelik kesal.
Saat ini Zyta dibuat mati kutu. Zyta tak tau apa yang harus dilakukannya. Gugup. Bingung. Itulah yang dirasakan Zyta saat ini. Seolah-olah semua yang akan dilakukannya akan membawanya kedalam keadaan yang bodoh.
Zyta meneguk ludahnya dan mencoba mengontrol degup jantungnya sambil berusaha bersikap biasa saja. Seolah tidak terjadi hal yang penting. Penting sekali malahan ini, jerit hati Zyta.
"Punya siapa? Minta, ya?"
"Iya, kak. Ambil aja," ujar Karina lalu diangguki oleh Sarina.
Si kembar lagi-lagi tersenyum penuh arti saat mereka tak sengaja berpandangan dengan Zyta.
"Balik, yuk," ujar salah satu teman si kakak kelas dan diangguki si kakak kelas.
"Loh, udah mau balik, kak?" tanya Karina dan diagguki kakak kelas itu.
"Ya udah deh kak, bye," ujar Karina melambaikkan tangannya kepada si kakak kelas begitupun Sarina.
Zyta menghembuskan nafasnya dengan berat, seolah-olah apa yang baru saja dilaluinya sangat berat. Pandangan Zyta jatuh pada si kakak kelas yang berjalan meninggalkan gedung tempat laboratorium berada.
Didalam jarak yang berdekatanpun Zyta tak tau apa yang akan dilakukannya. Hanya bisa diam dan acuh tak acuh. Zyta yakin hal itu pasti akan mempersulitnya.
Terkadang Zyta merasa iri dengan Karina dan Sarina, walaupun Sarina terkenal pendiam dan dingin tapi sebenarnya gadis itu sama supelnya dengan kakaknya.
Karina. Mudah dekat dengan orang baru dan juga pembicara yang baik, jadi mudah bagi mereka untuk berbicara dengan orang yang baru mereka kenal. Tidak seperti dirinya yang sudah pendiam, pemalu, dan susah berdekatan dengan orang baru.
Zyta menundukkan kepalanya dan kembali melanjutkan makannya. Tak dihiraukan apa yang tengah dibahas oleh si kembar hingga sehebot itu memasuki pendengarannya.
📋📋📋📋📋
"Dok?"
"Dokter?"
"Dokter Zyta?!"
Zyta tersentak dari lamunannya tentang dirinya beberapa tahun yang lalu saat dia masih menempuh pendidikan menegah pertama.
Zyta berdehem dan menatap suster didepannya yang diingatnya salah satu suster milik Alex.
"Ini rekap medis para pasien yang lain, dok. Dan ini rekap medis pasien di kamar 219 dari dokter Alex,"
Zyta menganggukkan kepalanya menerima beberapa map berisi kertas-kertas yang harus Zyta cek secara teliti sebelum dikirimnya ke dapur rumah sakit.
"Terima kasih," suster itu mengangguk lalu melangkah meninggalkan ruangan Zyta setelah Zyta mengijinkannya untuk pergi.
Zyta menghembuskan nafasnya berat. Sudah 7 tahun terlewati dan Zyta dengan gilanya masih saja mengingat si kakak kelasnya itu. Waktu yang cukup lama bagi Zyta.
Memendam cinta dalam diamnya.
Semua hal sudah Zyta lakukan. Mulai dari mencari beberapa informasi dari sahabat-sahabatnya yang jikalau bertemu dengan si kakak kelas atau paling parahnya Zyta hampir saja nekat ingin meretas akun sekolahnya hanya untuk mendapatkan data pribadi si kakak kelas.
Selama 7 tahun ini bahkan Zyta terus menolak jika ada yang ingin menjadikannya kekasih bahkan sampai mengajaknya menikah.
Entahlah, Zyta tak tau mengapa tapi berat jika ia mengingat masih menyukai, ah tidak, bahkan sudah mencintai si kakak kelasnya itu.
Setiap kali mengingatnya terkadang Zyta merasa kesal sendiri. Si kakak kelasnya tau jika ia menyukai pria itu tapi si kakak kelas itu acuh tak acuh padanya membuatnya kesal dan sedih secara bersamaan.
Jika tengah sendiri terkadang Zyta memikirkan betapa bodohnya dia bisa menyukai si kakak kelas dan terkadang pula Zyta berpikir jika rasa sukanya ini hanya obsesi semata.
Zyta takut jika ternyata memang benar jika perasaannya ini hanyalah sebuah obsesi. Zyta tak ingin itu.
Tapi apa boleh buat? Zyta tak mendapat kesempatan untuk membuktikannya.
Dan jikapun diberi kesempatan, Zyta akan menggunakannya dengan sebaik mungkin kesempatan itu.
Zyta mengalihkan pandangannya kearah luar dan tak diduganya ternyata hari mulai petang dan itu artinya jam kerjanya sudah lewat cukup lama.
Zyta membereskan kertas-kertas dimejanya dan meletakkannya serapi mungkin kedalam laci juga tak luput ia merapikan beberapa alat medis yang dia letakkan sembarangan dimeja kerjanya.
Seharian ini Zyta harus menangani beberapa pasien yang datang hanya untuk menjadikannya dokter pribadi progam diet mereka. Walaupun Zyta ingin lebih dari itu tapi sebagai dokter ia harus tetap bekerja seprofesional mungkinkan?
Zyta mematikkan lampu ruangannya sebelum meninggalkan ruang kerjanya, "Para suster-suster cantik, saya duluan," ujar Zyta menggoda para suster-suster yang membantunya juga dokter Alex bekerja saat melewati mereka yang di-iya-kan oleh para suster itu.
Sudah menjadi hal biasa jika Zyta sering sekali menggoda para suster layaknya seorang penggoda wanita walaupun diapun juga seorang wanita tapi Zyta senang melakukannya dan terkadangpun para suster juga menanggapi godaannya.
Zyta berjalan cepat menuju parkiran. Sebelum ia pulang ke rumah ada tempat yang ingin dikunjunginya, jadi Zyta harus segera sampai ditempat itu sebelum tempat itu penuh sesak.
Ada beberapa informasi yang harus Zyta dapatkan.
🎡📋🎡TBC🎡📋🎡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments