3 : Praja Muda Karana Incident

Happy Reading~

! : Typo bertenaran

📋Praja Muda Karana Incident

Zyta melangkah lebar terburu-buru karena ia hampir saja terlambat masuk sekolah. Itu sebabnya Zyta menggunakan seluruh tenaganya agar segera sampai masuk ke sekolah atau dia akan dihukum walau tetap diijinkan masuk tetap saja ia mendapat predikat terlambat walau hanya sekali.

Selama 14 tahun Zyta hidup, ia tidak pernah sekalipun terlambat masuk sekolah. Semboyan Zyta selama ini 'Tidak ada kata terlambat masuk sekolah'. Itulah yang selalu ditanamkan dalam kepalanya. Tapi, hari ini Zyta melakukan kesalahan. Ia terlambat bangun.

Saat mandi tadi, Zyta terus merutuki dirinya, kenapa dia menonton drama hingga malam hari. Jam setengah satu, Zyta baru saja menutup matanya dan inilah akibatnya. Zyta rasanya ingin menangis jika mengingat-ingat kesalahannya.

Kringgg...

Zyta menghembuskan nafasnya lega saat bel berbunyi dan dia sudah berada di area sekolah dan sudah menaiki tangga menuju kelasnya. Zyta menghentikan langkahnya menaiki tangga saat melihat seseorang berjalan di depannya dan dia adalah si kakak kelas.

Pipi Zyta bersemu merah dengan sendirinya padahal ia tak melakukan apapun tapi entah mengapa pipinya terasa panas seketika.

Zyta menepuk-nepuk pelan pipinya dan kembali berjalan dengan gugup juga hati-hati karena takut akan membuat kesalahan dan akan mempermalukan dirinya di depan si kakak kelas.

Zyta kembali menghentikan langkahnya dan mematung saat tanpa sengaja ia melihat kakak kelasnya melihat kearahnya saat akan menaikki satu tangga lagi. Zyta terdiam dan terus memandang kakak kelasnya itu hingga menghilang dibalik tembok.

Ia mengedipkan matanya lalu menepuk pipinya berulang kali, "Ngapain kamu disini, Zy? Ayo masuk?"

Zyta menolehkan kepalanya dan mendapati guru bahasa Indonesia berada dibelakangnya bersama salah satu guru lainnya yang Zyta tak tau namanya karena beliau mengajar di kelas 9 nanti.

Zyta menggeleng, "Gak papa, bu," jawab Zyta kepada guru yang kebetulan akan mengajar dikelasnya.

Bu Ani menganggukkan kepalanya, "Ya udah. Ayo masuk kelas. Pelajaran pertamanya ibu, kan?" Zyta mengangguk lalu berjalan beriringan dengan Bu Ani menuju kelasnya. Kelas 8-B.

📋📋📋📋📋

"Zy, kantin yuk," ajak Karina setelah jam istirahat berbunyi segera menghampiri meja Zyta tanpa merapikan mejanya lebih dahulu, alhasil Sarinalah yang akan merapikan buku-buku Karina sebelum meninggalkan kelas karena jika tidak, Karina akan mengamuk dan menyalahkan seluruh anggota kelas hanya karena bulpoinnya hilang. Entah jatuh atau diambil temannya sendiri. Padahal itu adalah kesalahan Karina sendiri yang tidak mau merapikan peralatan tulisnya.

Zyta mengangguk, "Tunggu, ya," Karina mengangguk mendengar jawaban Zyta lalu duduk dikursi depan Zyta sekalian menunggu adik kembarnya merapikan meja miliknya.

"Ayo," ajak Zyta setelah memasukkan buku-bukunya kedalam tas. Karina mengangguk lalu berjalan menuju mejanya kembali untuk menyeret adik kembarnya keluar kelas.

"AYOO!!!!!!" seru Karina penuh semangat membuat Sarina dan Zyta menggelengkan kepalanya.

Mereka saat ini perjalanan menuju kantin.

"Oh ya, Zy. Si kakak kelas ganti pin lagi," Zyta segera mengalihkan pandangannya kepada Karina saat dia tengah berbincang dengan Sarina.

Zyta menatap Karina tak percaya, "Ganti lagi," Karina mengangguk meng-iya-kan.

"Iya. Kemarin dia bilang sama anak-anak panjat kalau dia ganti nomer lagi," ujar Sarina membuka ponselnya lalu mempelihatkan sebuah nomor telepon yang berbeda dengan nomor yang dihapalnya tapi dengan nama kontak yang sama.

Zyta menghela nafasnya lalu ikut mengeluarkan ponselnya dan menyalin nomor tersebut ke ponselnya.

Karina mengelus punggung Zyta, "Sabar ya. Cobaan punya pujaan hati teroris," goda Karina membuatnya mendapatkan hadiah pukulan dilengannya. Karina tertawa melihat wajah kesal Zyta.

"Udahlah, Zy. Masih aja suka sama dia. Dia aja belum tentu suka sama kamu," ujar Sarina membuat Zyta menudukkan kepalanya memandangi ponselnya yang terpampang nomor telepon si kakak kelas.

Karina memukul kepala adik kembarnya kesal dan Sarina menganggak tangannya seolah bertanya 'kenapa'.

"Jangan dengerin omongannya si Sisik, Zy," ujar Karina yang merasa bersalah dan mendapat pukulan dari Sarina cukup kencang. Sekalian balas dendam, itu pikir Sarina.

Zyta tersenyum kecil, "Gak papa, kok. Udah ah, yuk lanjut jalannya," ujar Zyta berjalan mendahului kedua sahabatnya yang saling pandang sebentar lalu menghembuskan nafasnya setelah itu menyusul Zyta yang sudah cukup jauh.

📋📋📋📋📋

Hari ini adalah hari Kamis, artinya hari ini adalah hari dimana siswa-siswi sekolah W harus mengikuti kegiatan wajib 'Pramuka'. Setelah bel berbunyi para murid-murid segera keluar dari kelas mereka masing-masing dan segera meletakkan tas dan bawaan mereka di area lapangan terdekat dan setelah itu mereka langsung berbaris menurun regu mereka masing-masing.

Upacara pembukaan sudah selesai dan mereka langsung diarahkan ketempat-tempat yang telah ditentukan untuk mendapatkan materi.

Zyta dan regunya mengikuti salah satu pembinanya menuju tempat yang agak teduh juga nyaman dan pemberian materipun dimulai.

Sejak tadi, pandangan Zyta tak fokus kepada kakak pembinanya tepatnya sesekali ia mencari keberadaan si kakak kelasnya yang entah berada dimana.

Sarina menyenggol lengan Zyta setelah kakak pembina mereka pergi entah untuk apa, "Apa?" tanya Zyta kapada Sarina yang ada disebelahnya.

"Cari apa, sih? Dari tadi celingak-celinguk mulu,"

Zyta tersenyum canggung dan terkekeh, "Biasa," jawabnya lalu diangguki oleh Sarina.

"Zy, Zy, disana," bisik Karina yang sejak tadi menyimak pembicaraan Sarina dan Zyta.

Ia mengisyaratkan dengan dagunya saat mengetahui keberadaan si kakak kelasnya. Zyta mengikuti arah pandang Karina dan benar si kakak kelasnya tengah mendapat materi dari salah satu kakak pembina.

Zyta menghela napasnya entah untuk apa , tapi, yang pasti ia sudah senang karena mengetahui keberadaan si kakak kelas.

Tak terasa waktu berjalan cepat dan sekarang sudah waktunya jam pulang. Para siswa-siswi kembali menuju lapangan untuk upacara penutupan.

Zyta kembali mengedarkan pandangannya untuk kembali mencari keberadaan si kakak kelas tapi tak kunjung ditemukannya. Zyta juga menoleh ke kanan dan kirinya yang entah bagaimana regunya bersebelah dengan regu laki-laki kakak kelas yang Zyta tak kenali.

Tak berapa lama upacara penutupanpun dimulai. Zyta kembali fokus kepada upacara penutupan sambil sesekali mengedarkan pandangannya kesekeliling, mungkin saja ia dapat menemukan keberadaan kakak kelasnya itu.

Zyta mengadahkan kepalanya dan menutup matanya menahan rasa pegal dikakinya karena dia tak bisa atau tak terbiasa berdiri dalam waktu lebih dari 5 menit. Kakinyapun sejak tadi terus digerakkannya untuk menghilangkan rasa pegal yang menjalar.

Karina yang berada di depannyapun juga tak jauh berbeda dengannya bahkan sampai mendumal tanpa henti.

Zyta menurunkan kepalanya lalu menoleh dan mendapati keberadaan kakak kelasnya yang tak jauh darinya dan sekarang disebelahnya bukan lagi kakak kelas regu laki-laki melainkan regu putri adik kelasnya.

Zyta tersenyum saat mendapati keberadaan si kakak kelas. Zyta terlalu fokus pada kakak kelasnya hingga rasa pegal yang tadi sempat dirasakannya hilang entah kemana.

Ia mengerutkan dahinya saat melihat si kakak kelas tengah berbincang dengan adik kelasnya itu yang tak dia ketahui siapa namanya tapi yang ia ingat dari pembicaraan anak-anak sekelasnya kalau anak itu termasuk anak yang cukup nakal.

Zyta merasa kesal sendiri dibuatnya. Karena jarak yang tak cukup jauh, Zyta mendengar beberapa pembicaraan mereka yang membahas tentang gelang yang digunakan si kakak kelas dan si kakak kelas itu menanggapinnya.

Hati Zyta merasa gelisah saat sebuah pemikiran melintas dikepalanya. Darimana gelang itu? Dan dari siapa? Apa milih pacar si kakak kelasnya itu?

Sesegera mungkin Zyta mengalihkan pandangannya kearah lain dan juga menulikan pendengarannya. Ia merapalkan doa semoga saja upacara penutupan ini segera selesai.

Tanpa Zyta ketahui, Karina dan Sarina juga ikut mendengar pembicaraan si kakak kelas itu dengan adik kelas mereka. Si kembar ini sangat mengerti apa yang tengah dipikirkan Zyta karena mereka juga memikirkan hal yang sama.

Itulah cinta dalam diam milik Zyta. Dekat tak pernah bahkan hanya sekedar mengobrol.

🎡📋🎡TBC🎡📋🎡

Terpopuler

Comments

Rani

Rani

mampir

2021-11-01

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 54 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!