4 : Hero's Day

Happy Reading~

! : Typo bertenaran

📋Hero's Day

Sekarang tanggal 10 november, itu artinya hari ini adalah hari Pahlawan. Zyta, Karina dan Sarina memutuskan memakai baju yang sama yaitu doreng. Dan pastinya ada banyak lomba yang diadakan sekolah S.

Zyta berjalan pelan menuju kelasnya. Sesekali ia memainkan ponselnya, mengecek jam atau menjawab semua chat dari Karina maupun Sarina yang menanyakan dimana keberadaannya.

Zyta terkekeh pelan setiap menjawab pesan si kembar jikalau dia belum sampai disekolah dan masih dalam perjalanan padahal jam menunjukkan kalau sekitar 2 menit lagi jam masuk berbunyi.

Sebelum acara dimulai, para siswa diharuskan masuk kelas terlebih dahulu untuk diabsen setelahnya barulah mereka meluncur ketempat lomba yang diadakan.

Kali ini Zyta tidak mengikuti lomba-lomba yang diadakan atau bisa dibilang posisinya saat ini adalah sebagai penonton.

Zyta membuka pintu lalu menyengir kepada Karina dan Sarina juga beberapa anak yang langsung menolehkan kepalanya kearah pintu dengan ekspresi kaget, setelah mengetahui yang datang adalah Zyta, mereka berseru kesal dan kembali ke aktivitas mereka masing-masing.

Zyta berjalan menuju Karina dan Sarina lalu duduk didepan si kembar yang kebetulan tengah kosong entah kemana si empunya meja.

"Lama sekali," gerutu Karina dan Zyta hanya menyengir dan menggaruk tengkuknya lalu mengucapkan kata maaf.

"Oh ya, diluar udah rame belum?" tanya Karina dan Zyta menoleh lalu menggeleng.

"Cuman anak OSIS aja yang lagi siap-siap," ujar Zyta membuka ponselnya dan mencari salah satu permainan untuk dimainkannya sembari menunggu wali kelasnya masuk ke kelas untuk mengabsen.

"Udah mau masuk. Nekat main," ujar Karina melihat Zyta membuka salah satu game yang tengah digandrungi para muda-mudi akhir-akhir ini.

Zyta menyengir, "Cuman mau ambilin gift-nya doang, kok," jawab Zyta dan Karina hanya mengangguk-angguk meng-iya-kan sedangkan Sarina menggelengkan kepalanya.

Tak berapa lama saat Zyta baru saja akan memasuki permainan, wali kelas mereka masuk membuat Zyta mendesah kecewa lalu mengeluarkan permainannya sebelum ia sempat memenangkan satu perlombaan.

Karina dan Sarina yang melihatnya terkekeh mengejek, Zyta menoleh ke sahabat kembarnya dan mendelik kesal.

"Huh!" dengus Zyta mengalihkan pandangannya kedepan.

📋📋📋📋📋

"Lomba pertamanya apa?" tanya Zyta setelah mereka diabsen dan segera menuju lapangan dimana semua murid disuruh berkumpul.

Si kembar yang berada disisi kanan dan kirinya mengedikkan bahu tak tau. Zyta berdecak kesal membuat si kembar lagi-lagi terkekeh.

"Eh! Eh! Liat, deh. Katanya gak boleh pakai celana jeans tapi kakak kelasnya banyak yang pakai celana jeans tuh," sungut Karina menunjuk beberapa orang kakak kelas yang memakai celana jeans.

Sarina dan Zyta sama-sama mengangguk, "Tau gitu. Tadi pakai jeans aja," ujar Zyta.

"Tapi, mau gimana lagi. Peraturan tetaplah peraturan yang harus ditaati," timpal Sarina membuat kembaranya langsung menoleh kepadanya dengan kesal.

"Peraturan ada buat dilanggar," jawab Karina mengangkat dagunya kepada Sarina.

Sarina menaikkan sebelah alisnya dan juga mengangkat dagunya.

"Kata siapa? Kak Bram?" balas Sarina membahas kakak mereka yang saat ini tengah menempuh pendidikan perkuliahan.

Karina berdecih, "Ngapain juga kak Bram," ujar Karina mengalihkan pandangannya karena jawaban Sarina benar kalau ia berkata seperti itu karena kakak laki-laki mereka pernah berkata begitu kepada mereka.

Sarina kali yang berdecih, "Ucapan kak Bram kamu dengerin,"

Zyta yang berada diantara si kembar merasa tak enak, "Udah. Udah. Lebih baik kita cari tempat duduk aja daripada berantem kayak gini. Ngomongin kak Bram juga," ujar Zyta menengahi sedangkan si kembar saling mendengus dan mengalihkan pandangan mereka ke arah lain.

Zyta menghela napasnya, tidak sekali dua kali kakak beradik kembar ini bertengkar dan akan berakhir seperti ini.

Melihat kedua sahabatanya hanya diam tanpa mengidahkan perkataannya, Zyta lalu menggandeng Karina dan Sarina mencari tempat duduk yang agak dekat dengan tempat OSIS berkumpul dan beberapa siswa lainnya.

Para anggota OSIS bilang kalau setiap lomba akan diadakan ditempat yang berbeda. Lomba membaca proklamasi diadakan dilantai dua, artinya dilantai kelasnya berada. Fashion show dilantai tiga. Lomba menggambar diadakan di kelas 8-A dan lainnya.

Setelah itu, seluruh siswa segera membubarkan diri dan menuju tempat perlombaan diselenggarakan. Zyta berjalan menuju lantai 2 dimana lomba membaca proklamasi diadakan. Disana sudah berjejer rapi murid-murid yang ingin menontonnya juga termasuk murid-murid yang terpilih mewakili kelasnya membaca proklamasi.

Acarapun dimulai dan beberapa anak sudah maju untuk membaca proklamasi, sesekali mereka –para penonton- tertawa melihat tingkah pembaca proklamasi yang ada-ada saja. Karina, Sarina, dan Zyta duduk ditangga karena lantai dua penuh dengan anak-anak yang lain.

"Kar," panggil Zyta menyenggol Karina yang ada disebelahnya. Karina menoleh lalu berdehem.

"Laper," lanjut Zyta memberi kode mengajak Karina untuk ke kantin.

Karina memiringkan kepalanya bingung, "Terus?"

Zyta memutar bola matanya, "Kantin yuk," ajak Zyta akhirnya dan Karina ber-oh-ria mengerti.

"Ayoookk...," ujar Zyta menggandeng lengan Karina mengajaknya berdiri. Mau tak mau Karina mengikuti Zyta.

"Bentar. Sar, jagain tempat kita," pintah Zyta diangguki Sarina.

"Yuk!" ujar Zyta menggandeng Karina menuju kantin.

📋📋📋📋📋

Karina dan Zyta sampai dikantin tapi Zyta tak tau ingin membeli apa karena kantinpun juga baru saja buka jadi hanya ada beberapa makanan saja sedangkan Zyta sudah lapar.

"Udah, beli jajan atau roti gitu," ujar Karina duduk dikursi disebelah Zyta.

Zyta memandang beberapa makanan didepannya bingung ingin membeli yang mana, sedangkan makanan didepannya didominasi dengan jajan chiki jadi mana mungkin dapat membuatnya kenyang.

Dia ini orang Indonesia dan harus makan nasi baru merasa kenyang. Zyta merutuki dirinya karena tadi dirumah lupa untuk mengisi perutnya bahkan susu yang biasanya disiapkan sang mama hanya diminunnya setengah.

"Udah ini aja. Bu, sama es teh satu. Taruh digelas plastik, ya," ujar Karina mengambil dua roti bulat dan menyerahkannya kepada Zyta.

Zyta mengerucutkan bibirnya menerima dua roti berasa moka dan coklat itu.

"Ini tehnya," ujar bibi kantin menyerahkan teh didepan Zyta dan Zyta langsung membayarnya.

"Masih pagi udah pesen es kalian ini," ujar bibi kantin sembari menyerahkan kembalian Zyta.

"Si Karung nih, bu," ujar Zyta menyalahkan Karina yang membulatkan matanya.

"Kampret, gitu-gitu kamu ambil juga," ujar Karina tak terima sedangkan Zyta hanya menyengir.

"Kita balik dulu, bu, bye. Si Karina ku tinggal disini mau bantu-bantu katanya,"

Karina kembali membulatkan matanya lalu memukul Zyta kesal.

Bibi kantin terkekeh, "Gak papa, Rin. Ayo bantu ibu cuci piring, tapi gak ibu bayar ya," ujar bibi kantin itu menggoda Karina membuat gadis mengerucutkan bibirnya kesal.

Zyta terkekeh melihatnya, "Tuh, Kar. Sana gih bantu-bantu. Sekali-kali jadi babukan gak papa,"

"Ihhh!! ZY!!!" pekik Karina kesal.

"Udah, udah. Masih pagi buat ribut kantin aja. Sana ntar dicariin sama guru kalian," ujar bibi kantin.

"Ya udah balik dulu ya, bu," ujar Zyta melangkah meninggalkan kantin diikuti Karina.

"Loh, Kar, kok ngikut?" tanya Zyta pura-pura polos.

"Ihhhh!!! Zy!!!!"

Zyta tertawa lalu kembali berjalan diikuti Karina dibelakangnya yang tengah bersedekap kesal. Mereka kembali ke lantai dua dan sepertinya tengah berisitirahat.

"Zy!!!" panggil salah seorang teman Zyta di KIR lalu menghampirinya.

"Kenapa?" tanya Zyta saat temannya itu berada didekatnya.

"Kamu tau tadi kakak kelas yang kamu suka maju loh,"

Zyta membulatkan matanya tak percaya. Selain dengan sahabat kembarnya, ada dua orang lagi yang mengetahui kalau dia menyukai kakak kelas mereka.

"Beneran, Sis?" tanya Zyta dan teman Zyta yang bernama Siska itu mengangguk.

Siska mengelurkan ponselnya, "Tadi aku sempet foto," ujar Siska menunjukkan beberapa foto hasil jepretannya.

"Minta dong," ujar Zyta dan Siska langsung mengangguk.

"Ku kirim lewat WA, ya," Zyta mengangguk antusias.

"Udah masuk," ujar Zyta lalu segera mengunduh foto-foto kakak kelas hasil jepretan Siska.

"Makasih ya, Sis," lanjut Zyta dan Siska mengangguk.

Zyta tersenyum melihat foto jepretan Siska diponselnya, 'Kamu ganteng, kak,' batin Zyta.

🎡📋🎡TBC🎡📋🎡

Episodes
Episodes

Updated 54 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!