My Boyfriend Is An Alien

My Boyfriend Is An Alien

Episode 1 First Sight

Almahyra Elshanum, nama gadis itu, berharap kelak menjadi seorang putri cantik yang berhasil, cerdas, dan beruntung. Kurang lebih seperti itulah arti nama yang diberikan oleh kedua orang tua gadis itu.

Ayah Alma, Profesor Sobari sudah meninggal dunia ketika Alma masih berusia 10 tahun, saat itu Alma masih duduk di bangku SD kelas 4, dan Alma mempunyai seorang adik kecil bernama Adnan Al Bara ( Bara ) yang baru berusia 2 tahun, sedangkan ibunya Maemunah, sejak saat di tinggal mati suaminya, memutuskan bekerja menjadi tukang cuci dan setrika baju di rumah-rumah tetangga, untuk mencukupi kebutuhan keluarga, dan membiayai anak-anaknya sekolah.

Alma lah yang setiap hari harus merawat adik kecilnya sepulang sekolah, karena sang ibu harus bekerja mencari nafkah.

Kini Alma mulai beranjak remaja, dua hari lagi usianya genap 16 tahun. Dan sejak seminggu yang lalu Alma resmi menjadi siswi dari SMA Pelita Jaya. Salah satu SMA swasta yang siswa-siswinya berasal dari golongan menengah ke atas.

Bukan hal yang aneh jika Alma bisa masuk ke sekolah tersebut. Saat kelulusan SMP, meski belajar hanya di sekolah, karena saat pulang sekolah langsung sibuk mengurus adiknya. Alma berhasil mendapat peringkat 1 paralel di sekolah, Alma mendapatkan tawaran beasiswa selama 3 tahun dari pihak yayasan yang menaungi sekolahan itu.

Awalnya Alma tidak berniat untuk melanjutkan pendidikan, mengetahui betapa susah payahnya sang ibu berjuang mencukupi kebutuhan hidup mereka.

Namun jalan hidup orang tidak pernah ada yang tahu, sekitar sebulan yang lalu, di suatu minggu pagi yang cerah, dua orang laki-laki dan seorang perempuan paruh baya, berpenampilan rapi datang bertamu ke rumah Alma.

Mereka menawarkan beasiswa pada Alma untuk sekolah di sekolahan yang berdiri di bawah naungan yayasan tempat mereka bekerja.

Bahkan Maemunah yang saat itu sedang bekerja membantu menyetrika baju di rumah bu RT, harus berlari-lari pulang kerumah saat Alma mengatakan ada tamu yang datang.

Alma dan ibunya mendengarkan maksud dan tujuan kedatangan ketiga orang tersebut. Ada secercah harapan terlihat dari raut wajah Alma saat mendengar tawaran beasiswa untuk dirinya. Namun tidak begitu pada raut wajah Maemunah, tersirat rasa khawatir dan keberatan, terlihat dari lekukan di dahinya.

" Terimakasih atas kunjungan dan tawarannya, sungguh kami sangat bersyukur atas tawaran yang diberikan".

" Tapi maaf.... bukan saya menolak".

" Mungkin.... untuk membeli seragam sekolah, tabungan saya masih cukup, tapi untuk biaya sehari-hari saya tidak yakin akan mampu".

" Jarak sekolahan dari rumah cukup jauh, harus dua kali naik angkutan umum, dan dua kali naik bus, jika untuk pulang pergi saja setiap harinya harus empat kali naik kendaraan umum , saya tidak mampu"

" Saya masih punya satu lagi anak yang masih harus di biayai juga, adiknya Alma baru kelas 2 SD".

Maemunah mencari alasan yang paling masuk akal untuk menolak tawaran beasiswa itu.

Sebenarnya Maemunah adalah putri dari keluarga kaya, tapi karena peristiwa yang terjadi dulu kala, saat Maemunah lebih memilih mengikuti sang suami bertugas di salah satu laboratorium penelitian, yang tengah melakukan penelitian tentang kehidupan alien, keluarganya yang tidak setuju dengan pernikahan mereka sejak awal menjadikan hal itu sebagai alasan.

Menganggap Maemunah membangkang dan sudah gila, karena mengikuti suaminya yang mengatakan pernah melihat alien, dan Maemunah di coret dari daftar keluarga dan sudah dianggap mati oleh keluarganya.

Karena pengalaman hidupnya yang sudah cukup banyak, sebagai seorang singgle parent, Maemunah mengubur semua hasil penelitian suaminya, dan berusaha hidup secara normal seperti masyarakat pada umumnya.

Kekhawatiran Maemunah karena ternyata Alma menuruni kecerdasan dari ayahnya, membuat Maemunah khawatir jika Alma juga akan mengalami nasib yang sama seperti ayahnya, yang di lenyapkan oleh sekelompok orang tak dikenal.

Namun melihat Alma yang cerdas dan berpotensi bisa membawa nama baik sekolah, salah satu bapak-bapak dari yayasan yang bertamu di sana menawarkan untuk meminjamkan motornya.

Namun lagi-lagi Maemunah beralasan.

" Motor itu kan bisa jalan kalau ada bahan bakarnya Pak, itu juga butuh biaya", ucap maemunah kembali menolak secara halus.

" Kalau begitu pakai sepeda saja, saya ada sepeda yang tidak terpakai di rumah. Kalau Alma tidak keberatan pulang pergi naik sepeda, maka besok akan saya berikan sepeda yang ada dirumah saya untuk Alma".

Kini ganti ibu-ibu paruh baya yang menawarkan bantuannya.

Alma menatap ibunya dengan penuh harap, keinginannya tiba-tiba muncul, untuk bisa melanjutkan pendidikan dan kelak bisa memperoleh pekerjaan yang bagus agar bisa membahagiakan ibu dan adiknya, membuatnya berharap agar ibunya menyetujui tawaran itu.

Setelah berdiskusi cukup lama, dan begitu banyak pertanyaan yang diajukan oleh Maemunah perihal kemungkinan- kemungkinan yang akan terjadi, akhirnya Maemunah setuju dengan tawaran yang diberikan agar putrinya melanjutkan pendidikannya.

" Kamu harus bisa menjaga diri, sekolahmu yang baru cukup jauh dari rumah".

" Ibu harap kamu juga bisa bergaul dan mendapatkan teman yang baik di sana".

Begitu pesan yang di katakan Maemunah pada putri sulungnya.

***

Menjadi seorang gadis cantik yang terlahir dari keluarga miskin memang kerap memposisikan Alma pada keadaan yang kurang menguntungkan dalam kehidupannya.

Beberapa teman perempuan yang berasal dari keluarga kaya dan terhormat terlihat tidak menyukai keberadaannya.

Sampai hari ini Alma belum berhasil mendapatkan teman dekat di kelasnya. Temannya yang dulu satu SMP dengan Alma berada di kelas yang berbeda.

Dikelas baru langsung di buat grup chatt kelas, dan semua murid baru langsung masuk grup, kecuali Alma dan seorang lagi murid yang sampai hari ini belum pernah masuk kelas.

Alma memang satu-satunya murid yang tidak memiliki smartphone. Jangankan smartphone..., untuk membayangkan memiliki HP jadul ( jaman dulu) saja Alma tidak pernah. Karena itulah Alma sering ketinggalan informasi.

Kelas Alma berada di lantai dua. Terdapat dua pintu masuk dan banyak jendela kaca yang tingginya setinggi dada orang dewasa, membuat suasana kelas bisa terlihat jika ada orang yang berjalan di luar kelas.

Total ada 40 siswa di kelas, tapi entah mengapa ada seorang teman yang belum juga masuk kelas sejak awal kegiatan MOS. Dan menyisakan bangku kosong di belakang tempat duduk Alma. Bangku paling belakang dan dekat dengan jendela. Penataan bangku di kelas Alma memang sendiri-sendiri, jadi tidak membuat Alma terlalu mencolok dan terlihat selalu sendirian.

Wali kelas pernah memberi informasi jika anak tersebut sedang berada di luar kota karena ada keluarganya yang meninggal.

" Mungkin bagi mereka orang-orang kaya, memang semudah itu untuk meminta ijin tidak masuk kelas selama seminggu, padahal kan sayang, sekolahnya bayar mahal", batin Alma.

Kini Alma merasa dirinya hampir menyerah untuk mendapatkan teman dekat. Tidak ada seorangpun yang berminat menjadi teman Alma. Padahal sudah seminggu mereka bersama.

Hari ini hari Senin, hari pertama akan dimulai kegiatan belajar mengajar sesungguhnya di kelas.

Kegiatan pagi ini adalah upacara bendera, sekaligus penutupan kegiatan MOS ( Masa orientasi siswa), secara resmi, yang dilakukan oleh bapak kepala sekolah.

Alma langsung masuk kelas dan menyenderkan kepalanya di meja usai mengikuti upacara bendera, sambil matanya sesekali menatap langit biru melalui jendela kaca di kelasnya. Rasa lelah setelah bersepeda sejauh 7 km, di tambah berdiri selama satu jam mengikuti upacara bendera, membuat energi Alma seperti terkuras habis.

Untung Alma duduk di bangku yang dekat dengan AC, jadi bisa ngadem setelah berpanas-panasan.

Namun belum cukup lama Alma mengistirahatkan badannya, bapak Bayu, sang wali kelas sudah masuk ke dalam kelas dan menyapa semua murid di kelas itu.

" Selamat pagi anak-anak!"

" Selamat bergabung menjadi anggota keluarga besar SMA Pelita Jaya".

" Bapak harap kelas ini bisa menjadi kelas yang solid dan unggul dari kelas yang lainnya....".

Di pertengahan kalimat Pak Bayu, tiba-tiba terdengar ketukan di pintu, dan masuklah seorang anak laki-laki berperawakan tinggi, mengenakan seragam putih abu-abu yang tertutup jaket hitam dan paras yang sangat tampan, namun wajahnya begitu dingin, tanpa ekspresi dan terlihat angkuh.

"..... karena ada murid berprestasi yang masuk di kelas ini", pak Bayu menyelesaikan kalimatnya yang terpotong.

" Maaf pak saya terlambat", ucap anak itu, namun Pak Bayu hanya mengangguk, dan justru langsung mempersilahkannya duduk di bangku yang kosong, tanpa menegur, ataupun menanyakan alasan keterlambatannya.

Semua mata langsung tertuju pada anak laki-laki yang sedang berjalan menuju bangku yang berada di barisan paling belakang, tepat di belakang Alma.

" Alma... bapak harap kamu bisa membantu, dan menularkan kecerdasan kamu pada teman-teman yang lain".

Alma yang sedang melirik ke anak laki-laki yang duduk di belakangnya langsung kaget, namun mengangguk dengan cepat, karena Pak Bayu sedang menatap ke arahnya.

" Bagus, kalau begitu selamat menjalani masa-masa awal SMA, yang kalau di kebanyakan lagu, katanya, masa-masa yang paling indah, semoga keindahan itu memang benar adanya".

Pak Bayu pergi meninggalkan kelas dan suasana kelas langsung riuh, teman-teman yang tadinya masa bodoh dengan Alma kini menatap kearahnya, ada juga yang mengajak Alma berkenalan, dan bertutur manis padanya. Berbanding terbalik dengan sikap mereka seminggu yang lalu...

Tentu saja Alma merasa bahagia dan dengan suka cita menerima perkenalan dan ajakan pertemanan dari teman-teman sekelasnya, meski dalam hatinya merasa miris. " Apa mereka tiba-tiba berprilaku baik, karena ada maunya, setelah pak Bayu mengatakan jika diriku adalah murid berprestasi", pikir Alma.

Namun tidak dengan anak laki-laki yang duduk di belakangnya. Dia benar-benar pendiam dan irit bicara, tidak bersosialisasi dengan teman yang lain, dan anehnya nafasnya terdengar memburu, " mungkin tadi dia habis lari-lari karena terlambat", hanya itu yang terlintas di benak Alma.

Guru mata pelajaran pertama masuk ke dalam kelas, pelajaran fisika di pagi yang panas dan melelahkan, seketika membuat suasana kelas kembali hening.

Terpopuler

Comments

Agustina RS

Agustina RS

Novel pertama author dengan genre fantasi, semoga bisa menghibur dan bermanfaat 🙏

2021-08-28

3

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 First Sight
2 Episode 2 Perubahan
3 Episode 3 : Surat Perjanjian
4 Episode 4 : Home Visit
5 Episode 5 : Kecewa
6 Episode 6 : Stay Overnight
7 Episode 7 : Rahasia Terkuak
8 Episode 8 : Balas Budi
9 Episode 9 : Dunia Yang Berbeda
10 Episode 10 : Pengakuan
11 Episode 11 : Ritual Unik
12 Episode 12 : Perjanjian Akio & Bara
13 Episode 13 : Ke Rumah Akio
14 Episode 14 : Posesif
15 Episode 15 : Penasaran
16 Episode 16 : Melewati Batasan
17 Episode 17 : Lolos Seleksi
18 Episode 18 : Malem Mingguan di rumah
19 Episode 19 : Secret Wedding
20 Episode 20 : Jakarta i'm coming
21 Episode 21 : It's Time to Fight
22 Episode 22 : Tamu Jauh
23 Episode 23 : The Winner
24 Episode 24 : My Hubby is My Hero
25 Episode 25 : Perubahan
26 Episode 26 : Keindahan Alam
27 Episode 27 : Cita-cita ?
28 Episode 28 : Perjalanan Pulang
29 Episode 29 : Ide Cemerlang
30 Episode 30 : Gara-Gara Kamu !
31 Episode 31 : Stalker
32 Episode 32 : Kabar Tak Terduga
33 Episode 33 : Malaikat Tak Bersayap
34 Episode 34 : Prioritas Utama
35 Bab 35 : Kawan Lama
36 Episode 36 : Kembali Muda
37 Episode 37 : Siapa Namanya?
38 Episode 38 : Sahabat Jadi Saudara
39 Episode 39 : Keguguran
40 Episode 40 : Kasih Ibu Sepanjang Masa
41 Episode 41 : Bagaimana Baiknya?
42 Episode 42 : Cinta Tulus
43 Episode 43 : VVIP
44 Episode 44 : Feeling Lucky
45 Episode 45 : Spontan
46 Episode 46 : Back to Home
47 Episode 47 : Kerinduan
48 Episode 48 : Prioritas
49 Episode 49 : Membuka Pikiran
50 Episode 50 : Check Up
51 Episode 51 : Wajah Berseri-seri
52 Episode 52 : Back to Jakarta
53 Episode 53 : Pria Misterius
54 Episode 54 : Si Penguntit
55 Episode 55 : Malam Ini Tak Ingin Aku Sendiri
56 Episode 56 : Nightmare
57 Episode 57 : One Week in Kazakhstan
58 Episode 58 : Surat Cinta untuk Akio
59 Episode 59 : Pengakuan
60 Episode 60 : Lepas Kontrol
61 Episode 61: Siang Terakhir di Jakarta
62 Episode 62 : Salam Perpisahan
63 Episode 63 : Pesan Terakhir
64 Episode 64 : Biarkan Sendiri Dulu
65 Episode 65 : Kejutan Menguntungkan
66 Episode 66 : Banyak Hadiah
67 Episode 67 : Hari Keberuntungan
68 Episode 68 : Berbeda Pemikiran
69 Episode 69 : Holiday
70 Episode 70 : Perjalanan Menuju Vila
71 Episode 71 : Orang Asing
72 Episode 72 : Kisah Perjalanan Panjang
73 Episode 73 : Dimana Alma?
74 Episode 74 : Menyambut Kedatangan Tamu
75 Episode 75 : Rasa Tidak Nyaman
76 Episode 76 : Keadaan Tak Memihak
77 Episode 77 : Insiden 1
78 Episode 78 : Kembali Bersatu
79 Episode 79 : Kejutan
80 Episode 80 : Perawatan Kecantikan
81 Episode 81 : Kantor Polisi
82 Episode 82 : Pindah Kelas
83 Episode 83 : Say Goodbye
84 Episode 84 : Pagi yang Penuh Cerita
85 Episode 85 : Bisa Membuat Salah Paham
86 Episode 86 : Ngantuk Berat
87 Episode 87 : Perjuangan
88 Episode 88 : Juara Bertahan
89 Episode 89 : Masalah Baru
90 Episode 90 : Insiden 2
91 Episode 91 : Girls Time 1
92 Episode 92 : Negosiasi
93 Episode 93 : Cita-Cita Bara
94 Episode 94 : Pemanasan
95 Episode 95 : Kegiatan Akhir Pekan
96 Episode 96 : Biang Kerok
97 Episode 97 : Arem-arem VS Kimbab
98 Episode 98 : Insiden 3
99 Episode 99 : Berjuang Lolos dari Maut
100 Episode 100 : Alien
101 Episode 101 : UU Mengenai Alien
102 Episode 102 : End
103 Episode 103 : Pedih
104 Episode 104 : Hadirnya Penyemangat Hidup
105 Episode 105 : Finally
106 Karya baru
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Episode 1 First Sight
2
Episode 2 Perubahan
3
Episode 3 : Surat Perjanjian
4
Episode 4 : Home Visit
5
Episode 5 : Kecewa
6
Episode 6 : Stay Overnight
7
Episode 7 : Rahasia Terkuak
8
Episode 8 : Balas Budi
9
Episode 9 : Dunia Yang Berbeda
10
Episode 10 : Pengakuan
11
Episode 11 : Ritual Unik
12
Episode 12 : Perjanjian Akio & Bara
13
Episode 13 : Ke Rumah Akio
14
Episode 14 : Posesif
15
Episode 15 : Penasaran
16
Episode 16 : Melewati Batasan
17
Episode 17 : Lolos Seleksi
18
Episode 18 : Malem Mingguan di rumah
19
Episode 19 : Secret Wedding
20
Episode 20 : Jakarta i'm coming
21
Episode 21 : It's Time to Fight
22
Episode 22 : Tamu Jauh
23
Episode 23 : The Winner
24
Episode 24 : My Hubby is My Hero
25
Episode 25 : Perubahan
26
Episode 26 : Keindahan Alam
27
Episode 27 : Cita-cita ?
28
Episode 28 : Perjalanan Pulang
29
Episode 29 : Ide Cemerlang
30
Episode 30 : Gara-Gara Kamu !
31
Episode 31 : Stalker
32
Episode 32 : Kabar Tak Terduga
33
Episode 33 : Malaikat Tak Bersayap
34
Episode 34 : Prioritas Utama
35
Bab 35 : Kawan Lama
36
Episode 36 : Kembali Muda
37
Episode 37 : Siapa Namanya?
38
Episode 38 : Sahabat Jadi Saudara
39
Episode 39 : Keguguran
40
Episode 40 : Kasih Ibu Sepanjang Masa
41
Episode 41 : Bagaimana Baiknya?
42
Episode 42 : Cinta Tulus
43
Episode 43 : VVIP
44
Episode 44 : Feeling Lucky
45
Episode 45 : Spontan
46
Episode 46 : Back to Home
47
Episode 47 : Kerinduan
48
Episode 48 : Prioritas
49
Episode 49 : Membuka Pikiran
50
Episode 50 : Check Up
51
Episode 51 : Wajah Berseri-seri
52
Episode 52 : Back to Jakarta
53
Episode 53 : Pria Misterius
54
Episode 54 : Si Penguntit
55
Episode 55 : Malam Ini Tak Ingin Aku Sendiri
56
Episode 56 : Nightmare
57
Episode 57 : One Week in Kazakhstan
58
Episode 58 : Surat Cinta untuk Akio
59
Episode 59 : Pengakuan
60
Episode 60 : Lepas Kontrol
61
Episode 61: Siang Terakhir di Jakarta
62
Episode 62 : Salam Perpisahan
63
Episode 63 : Pesan Terakhir
64
Episode 64 : Biarkan Sendiri Dulu
65
Episode 65 : Kejutan Menguntungkan
66
Episode 66 : Banyak Hadiah
67
Episode 67 : Hari Keberuntungan
68
Episode 68 : Berbeda Pemikiran
69
Episode 69 : Holiday
70
Episode 70 : Perjalanan Menuju Vila
71
Episode 71 : Orang Asing
72
Episode 72 : Kisah Perjalanan Panjang
73
Episode 73 : Dimana Alma?
74
Episode 74 : Menyambut Kedatangan Tamu
75
Episode 75 : Rasa Tidak Nyaman
76
Episode 76 : Keadaan Tak Memihak
77
Episode 77 : Insiden 1
78
Episode 78 : Kembali Bersatu
79
Episode 79 : Kejutan
80
Episode 80 : Perawatan Kecantikan
81
Episode 81 : Kantor Polisi
82
Episode 82 : Pindah Kelas
83
Episode 83 : Say Goodbye
84
Episode 84 : Pagi yang Penuh Cerita
85
Episode 85 : Bisa Membuat Salah Paham
86
Episode 86 : Ngantuk Berat
87
Episode 87 : Perjuangan
88
Episode 88 : Juara Bertahan
89
Episode 89 : Masalah Baru
90
Episode 90 : Insiden 2
91
Episode 91 : Girls Time 1
92
Episode 92 : Negosiasi
93
Episode 93 : Cita-Cita Bara
94
Episode 94 : Pemanasan
95
Episode 95 : Kegiatan Akhir Pekan
96
Episode 96 : Biang Kerok
97
Episode 97 : Arem-arem VS Kimbab
98
Episode 98 : Insiden 3
99
Episode 99 : Berjuang Lolos dari Maut
100
Episode 100 : Alien
101
Episode 101 : UU Mengenai Alien
102
Episode 102 : End
103
Episode 103 : Pedih
104
Episode 104 : Hadirnya Penyemangat Hidup
105
Episode 105 : Finally
106
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!