My Boyfriend Is An Alien
Almahyra Elshanum, nama gadis itu, berharap kelak menjadi seorang putri cantik yang berhasil, cerdas, dan beruntung. Kurang lebih seperti itulah arti nama yang diberikan oleh kedua orang tua gadis itu.
Ayah Alma, Profesor Sobari sudah meninggal dunia ketika Alma masih berusia 10 tahun, saat itu Alma masih duduk di bangku SD kelas 4, dan Alma mempunyai seorang adik kecil bernama Adnan Al Bara ( Bara ) yang baru berusia 2 tahun, sedangkan ibunya Maemunah, sejak saat di tinggal mati suaminya, memutuskan bekerja menjadi tukang cuci dan setrika baju di rumah-rumah tetangga, untuk mencukupi kebutuhan keluarga, dan membiayai anak-anaknya sekolah.
Alma lah yang setiap hari harus merawat adik kecilnya sepulang sekolah, karena sang ibu harus bekerja mencari nafkah.
Kini Alma mulai beranjak remaja, dua hari lagi usianya genap 16 tahun. Dan sejak seminggu yang lalu Alma resmi menjadi siswi dari SMA Pelita Jaya. Salah satu SMA swasta yang siswa-siswinya berasal dari golongan menengah ke atas.
Bukan hal yang aneh jika Alma bisa masuk ke sekolah tersebut. Saat kelulusan SMP, meski belajar hanya di sekolah, karena saat pulang sekolah langsung sibuk mengurus adiknya. Alma berhasil mendapat peringkat 1 paralel di sekolah, Alma mendapatkan tawaran beasiswa selama 3 tahun dari pihak yayasan yang menaungi sekolahan itu.
Awalnya Alma tidak berniat untuk melanjutkan pendidikan, mengetahui betapa susah payahnya sang ibu berjuang mencukupi kebutuhan hidup mereka.
Namun jalan hidup orang tidak pernah ada yang tahu, sekitar sebulan yang lalu, di suatu minggu pagi yang cerah, dua orang laki-laki dan seorang perempuan paruh baya, berpenampilan rapi datang bertamu ke rumah Alma.
Mereka menawarkan beasiswa pada Alma untuk sekolah di sekolahan yang berdiri di bawah naungan yayasan tempat mereka bekerja.
Bahkan Maemunah yang saat itu sedang bekerja membantu menyetrika baju di rumah bu RT, harus berlari-lari pulang kerumah saat Alma mengatakan ada tamu yang datang.
Alma dan ibunya mendengarkan maksud dan tujuan kedatangan ketiga orang tersebut. Ada secercah harapan terlihat dari raut wajah Alma saat mendengar tawaran beasiswa untuk dirinya. Namun tidak begitu pada raut wajah Maemunah, tersirat rasa khawatir dan keberatan, terlihat dari lekukan di dahinya.
" Terimakasih atas kunjungan dan tawarannya, sungguh kami sangat bersyukur atas tawaran yang diberikan".
" Tapi maaf.... bukan saya menolak".
" Mungkin.... untuk membeli seragam sekolah, tabungan saya masih cukup, tapi untuk biaya sehari-hari saya tidak yakin akan mampu".
" Jarak sekolahan dari rumah cukup jauh, harus dua kali naik angkutan umum, dan dua kali naik bus, jika untuk pulang pergi saja setiap harinya harus empat kali naik kendaraan umum , saya tidak mampu"
" Saya masih punya satu lagi anak yang masih harus di biayai juga, adiknya Alma baru kelas 2 SD".
Maemunah mencari alasan yang paling masuk akal untuk menolak tawaran beasiswa itu.
Sebenarnya Maemunah adalah putri dari keluarga kaya, tapi karena peristiwa yang terjadi dulu kala, saat Maemunah lebih memilih mengikuti sang suami bertugas di salah satu laboratorium penelitian, yang tengah melakukan penelitian tentang kehidupan alien, keluarganya yang tidak setuju dengan pernikahan mereka sejak awal menjadikan hal itu sebagai alasan.
Menganggap Maemunah membangkang dan sudah gila, karena mengikuti suaminya yang mengatakan pernah melihat alien, dan Maemunah di coret dari daftar keluarga dan sudah dianggap mati oleh keluarganya.
Karena pengalaman hidupnya yang sudah cukup banyak, sebagai seorang singgle parent, Maemunah mengubur semua hasil penelitian suaminya, dan berusaha hidup secara normal seperti masyarakat pada umumnya.
Kekhawatiran Maemunah karena ternyata Alma menuruni kecerdasan dari ayahnya, membuat Maemunah khawatir jika Alma juga akan mengalami nasib yang sama seperti ayahnya, yang di lenyapkan oleh sekelompok orang tak dikenal.
Namun melihat Alma yang cerdas dan berpotensi bisa membawa nama baik sekolah, salah satu bapak-bapak dari yayasan yang bertamu di sana menawarkan untuk meminjamkan motornya.
Namun lagi-lagi Maemunah beralasan.
" Motor itu kan bisa jalan kalau ada bahan bakarnya Pak, itu juga butuh biaya", ucap maemunah kembali menolak secara halus.
" Kalau begitu pakai sepeda saja, saya ada sepeda yang tidak terpakai di rumah. Kalau Alma tidak keberatan pulang pergi naik sepeda, maka besok akan saya berikan sepeda yang ada dirumah saya untuk Alma".
Kini ganti ibu-ibu paruh baya yang menawarkan bantuannya.
Alma menatap ibunya dengan penuh harap, keinginannya tiba-tiba muncul, untuk bisa melanjutkan pendidikan dan kelak bisa memperoleh pekerjaan yang bagus agar bisa membahagiakan ibu dan adiknya, membuatnya berharap agar ibunya menyetujui tawaran itu.
Setelah berdiskusi cukup lama, dan begitu banyak pertanyaan yang diajukan oleh Maemunah perihal kemungkinan- kemungkinan yang akan terjadi, akhirnya Maemunah setuju dengan tawaran yang diberikan agar putrinya melanjutkan pendidikannya.
" Kamu harus bisa menjaga diri, sekolahmu yang baru cukup jauh dari rumah".
" Ibu harap kamu juga bisa bergaul dan mendapatkan teman yang baik di sana".
Begitu pesan yang di katakan Maemunah pada putri sulungnya.
***
Menjadi seorang gadis cantik yang terlahir dari keluarga miskin memang kerap memposisikan Alma pada keadaan yang kurang menguntungkan dalam kehidupannya.
Beberapa teman perempuan yang berasal dari keluarga kaya dan terhormat terlihat tidak menyukai keberadaannya.
Sampai hari ini Alma belum berhasil mendapatkan teman dekat di kelasnya. Temannya yang dulu satu SMP dengan Alma berada di kelas yang berbeda.
Dikelas baru langsung di buat grup chatt kelas, dan semua murid baru langsung masuk grup, kecuali Alma dan seorang lagi murid yang sampai hari ini belum pernah masuk kelas.
Alma memang satu-satunya murid yang tidak memiliki smartphone. Jangankan smartphone..., untuk membayangkan memiliki HP jadul ( jaman dulu) saja Alma tidak pernah. Karena itulah Alma sering ketinggalan informasi.
Kelas Alma berada di lantai dua. Terdapat dua pintu masuk dan banyak jendela kaca yang tingginya setinggi dada orang dewasa, membuat suasana kelas bisa terlihat jika ada orang yang berjalan di luar kelas.
Total ada 40 siswa di kelas, tapi entah mengapa ada seorang teman yang belum juga masuk kelas sejak awal kegiatan MOS. Dan menyisakan bangku kosong di belakang tempat duduk Alma. Bangku paling belakang dan dekat dengan jendela. Penataan bangku di kelas Alma memang sendiri-sendiri, jadi tidak membuat Alma terlalu mencolok dan terlihat selalu sendirian.
Wali kelas pernah memberi informasi jika anak tersebut sedang berada di luar kota karena ada keluarganya yang meninggal.
" Mungkin bagi mereka orang-orang kaya, memang semudah itu untuk meminta ijin tidak masuk kelas selama seminggu, padahal kan sayang, sekolahnya bayar mahal", batin Alma.
Kini Alma merasa dirinya hampir menyerah untuk mendapatkan teman dekat. Tidak ada seorangpun yang berminat menjadi teman Alma. Padahal sudah seminggu mereka bersama.
Hari ini hari Senin, hari pertama akan dimulai kegiatan belajar mengajar sesungguhnya di kelas.
Kegiatan pagi ini adalah upacara bendera, sekaligus penutupan kegiatan MOS ( Masa orientasi siswa), secara resmi, yang dilakukan oleh bapak kepala sekolah.
Alma langsung masuk kelas dan menyenderkan kepalanya di meja usai mengikuti upacara bendera, sambil matanya sesekali menatap langit biru melalui jendela kaca di kelasnya. Rasa lelah setelah bersepeda sejauh 7 km, di tambah berdiri selama satu jam mengikuti upacara bendera, membuat energi Alma seperti terkuras habis.
Untung Alma duduk di bangku yang dekat dengan AC, jadi bisa ngadem setelah berpanas-panasan.
Namun belum cukup lama Alma mengistirahatkan badannya, bapak Bayu, sang wali kelas sudah masuk ke dalam kelas dan menyapa semua murid di kelas itu.
" Selamat pagi anak-anak!"
" Selamat bergabung menjadi anggota keluarga besar SMA Pelita Jaya".
" Bapak harap kelas ini bisa menjadi kelas yang solid dan unggul dari kelas yang lainnya....".
Di pertengahan kalimat Pak Bayu, tiba-tiba terdengar ketukan di pintu, dan masuklah seorang anak laki-laki berperawakan tinggi, mengenakan seragam putih abu-abu yang tertutup jaket hitam dan paras yang sangat tampan, namun wajahnya begitu dingin, tanpa ekspresi dan terlihat angkuh.
"..... karena ada murid berprestasi yang masuk di kelas ini", pak Bayu menyelesaikan kalimatnya yang terpotong.
" Maaf pak saya terlambat", ucap anak itu, namun Pak Bayu hanya mengangguk, dan justru langsung mempersilahkannya duduk di bangku yang kosong, tanpa menegur, ataupun menanyakan alasan keterlambatannya.
Semua mata langsung tertuju pada anak laki-laki yang sedang berjalan menuju bangku yang berada di barisan paling belakang, tepat di belakang Alma.
" Alma... bapak harap kamu bisa membantu, dan menularkan kecerdasan kamu pada teman-teman yang lain".
Alma yang sedang melirik ke anak laki-laki yang duduk di belakangnya langsung kaget, namun mengangguk dengan cepat, karena Pak Bayu sedang menatap ke arahnya.
" Bagus, kalau begitu selamat menjalani masa-masa awal SMA, yang kalau di kebanyakan lagu, katanya, masa-masa yang paling indah, semoga keindahan itu memang benar adanya".
Pak Bayu pergi meninggalkan kelas dan suasana kelas langsung riuh, teman-teman yang tadinya masa bodoh dengan Alma kini menatap kearahnya, ada juga yang mengajak Alma berkenalan, dan bertutur manis padanya. Berbanding terbalik dengan sikap mereka seminggu yang lalu...
Tentu saja Alma merasa bahagia dan dengan suka cita menerima perkenalan dan ajakan pertemanan dari teman-teman sekelasnya, meski dalam hatinya merasa miris. " Apa mereka tiba-tiba berprilaku baik, karena ada maunya, setelah pak Bayu mengatakan jika diriku adalah murid berprestasi", pikir Alma.
Namun tidak dengan anak laki-laki yang duduk di belakangnya. Dia benar-benar pendiam dan irit bicara, tidak bersosialisasi dengan teman yang lain, dan anehnya nafasnya terdengar memburu, " mungkin tadi dia habis lari-lari karena terlambat", hanya itu yang terlintas di benak Alma.
Guru mata pelajaran pertama masuk ke dalam kelas, pelajaran fisika di pagi yang panas dan melelahkan, seketika membuat suasana kelas kembali hening.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Agustina RS
Novel pertama author dengan genre fantasi, semoga bisa menghibur dan bermanfaat 🙏
2021-08-28
3