Episode 4 : Home Visit

Hingga pelajaran usai, hujan masih turun dengan derasnya, seolah langit tengah menumpahkan air tiada habisnya.

Alma berjalan bersama Feni menuju tempat parkir untuk mengambil sepedanya. Feni sempat menawarkan tumpangan lagi, tapi Alma menolaknya. Alma berencana untuk mampir ke suatu tempat sebelum pulang.

Disinilah Alma sekarang, perpustakaan daerah. Dengan baju yang sedikit basah karena terkena cipratan air saat bersepeda, payung yang digunakannya tidak bisa menahan air hujan yang menciprat karena terkena hembusan angin.

Hari ini pulang lebih awal karena upacara bendera tidak dilaksanakan, membuat Alma memilih untuk pergi ke perpustakaan, mencari informasi tentang makhluk apa sebenarnya Akio itu.

Alma langsung mencari-cari buku tentang alien, tapi semua yang dilihatnya di buku, alien tidak ada yang berwujud persis serupa dengan manusia. Alma mencari buku lain yang mungkin akan memberinya petunjuk, tetap nihil.

Saat hujan reda, karena merasa usahanya tidak membuahkan hasil, Alma memilih pulang ke rumah. Jam sudah menunjukkan pukul 3, satu jam lagi Alma harus memberikan les di rumahnya.

Sehari setelah Alma mengajar les anaknya Bu RT, ternyata banyak ibu-ibu lain yang minta anaknya di les privat oleh Alma. Alhasil sekarang anak-anak itu yang datang kerumah, karena Alma tidak mungkin mendatangi ke rumah mereka satu persatu.

Sampai di rumah Alma hanya sempat mandi dan makan, karena beberapa anak yang ikut les sudah hadir.

Tak disangka, malam harinya, saat Alma tengah mengerjakan PR dari guru kimia, terdengar suara ketukan di pintu rumahnya. Bara yang sedang bermain di ruang tamu langsung berlari membukakan pintu.

" Kakak siapa?", bara mendongakkan kepalanya, menatap pria jangkung yang berdiri di depan pintu sambil membawa sebuah kantung plastik besar di tangan kanannya, dan paper bag di tangan kiri, yang bau harumnya menyeruak keluar.

Bau kopi dan juga brownies kukus, langsung menerobos masuk ke dalam rumah saat angin malam berhembus.

" Apa Alma ada?, saya teman sekelasnya".

Bara kembali menutup pintu dan berlari masuk ke dalam.

" Kok kamu lari-lari begitu, ada tamu siapa?, kenapa nggak disuruh masuk ?", Maemunah yang baru saja selesai melipat baju berjalan keluar membukakan pintu. Sedangkan Bara melanjutkan berlari menuju kamar kakaknya.

" Maaf adik siapa?", tanya maemunah saat melihat seorang anak laki-laki seumuran Alma berdiri di depan pintu.

" Saya Akio teman sekelas Alma, bibi".

Maemunah menatap Akio dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan seksama.

" Seperti pernah melihat anak ini, tapi kapan dan dimana?", batin Maemunah.

" Mari silahkan masuk, bibi panggilkan Alma sebentar".

" Maaf ini untuk bibi", Akio menyerahkan sebuah kantong plastik yang berukuran besar.

" Ini apa?, kalau mau main, tinggal main saja, tidak usah membawa buah tangan. Jadi mengurangi jatah uang jajan kamu".

" Nggak papa bibi, mohon diterima".

Terpaksa Maemunah menerima kantong itu dan masuk ke dalam, saat Maemunah meletakkan kantong di meja ruang tengah, Alma keluar dari kamar diikuti bara dibelakangnya.

Akio masuk dan melihat-lihat foto yang terpajang di dinding, saat Maemunah masuk ke dalam rumah memanggil Alma.

Semuanya foto lama, foto masa kecil Alma yang sedang di gendong Pak Sobari dan dirangkul ibunya, di depan kandang harimau, saat bertamasya di kebun binatang.

Ada juga foto Alma yang memegang piala bersama ibunya dan bara yang masih kecil berdiri didepannya, itu adalah foto saat Alma mendapat peringkat pertama kelulusan SD.

Alma menuju ruang tamu bersama ibunya, sedangkan di ruang tengah Bara langsung sibuk membongkar isi kantong ke atas meja. Matanya begitu berbinar ketika melihat berbagai macam cup cake dalam box, ada gula, telur, susu, minyak, beras dan juga mie instan.

Bara langsung menikmati cup cake coklat yang sangat lembut, beralih mengambil cup cake dengan toping pelangi, dan terus mencicipi tanpa ada yang menegur, karena Ibu dan kakaknya sedang menemui tamu di depan.

" Malam-malam begini kenapa ke rumah?, apa ada yang penting?". Alma duduk di seberang meja, tepat berhadapan dengan Akio, Maemunah duduk di samping putrinya.

Akio hanya menatap Alma sekilas, kemudian mengeluarkan tiga cup kopi siap minum dan juga sekotak brownies kukus di atas meja.

Maemunah nampak heran dengan sikap Akio sejak tadi , " bahkan anak ini membawa kopi dan kue sendiri, apa dia tahu bagaimana keadaan perekonomian keluarga kami?", batin Maemunah.

" Silahkan dinikmati, maaf saya bawa kopi sendiri, di luar udara cukup dingin, jadi saya membelinya saat menuju kesini tadi, jika ngobrol sambil minum kopi tentu akan membuat lebih hangat", Alma begitu terkejut dengan kalimat Akio yang begitu sopan santun dan ramah.

Tidak seperti Akio yang Alma kenal selama ini, pendiam, dingin, jutek, angkuh dan sombong.

" Apa karena aku melihatnya berubah wujud saat di dalam air sehingga malam-malam begini dia repot-repot datang ke rumah", Alma tersadar dari lamunan saat Akio menyodorkan kopi dihadapannya.

Setelah menerima dan menyesap kopi pemberian Akio, Alma memberi kode pada ibunya agar masuk ke dalam. Mengira jika, dari tadi Akio belum mau mengatakan tujuan kedatangannya, karena merasa kurang nyaman dengan keberadaan ibunya.

Maemunah pun beranjak dan hendak masuk ke dalam rumah, namun justru Akio menghentikan langkahnya.

" Maaf bibi, kalau tidak keberatan, saya mau bibi tetap disini, sebagai saksi".

Maemunah mengernyitkan dahinya, " saksi?", ulang Maemunah, takut salah dengar. Kemudian kembali duduk di kursi seperti semula.

" Saya ke sini mau mengantar ini", Akio mengeluarkan amplop coklat tebal dari dalam jaketnya, kemudian meletakkan amplop coklat itu di meja tepat didepan Alma.

" Alma dan saya kedepannya punya proyek, dan Alma sudah menandatangani surat perjanjiannya kemarin. Sesuai yang tertulis di surat perjanjian, ini untuk Alma".

Degup jantung Alma semakin tidak menentu, meski Alma sudah membaca surat perjanjian itu dengan seksama, namun sebenarnya Alma tidak benar-benar mengharapkan akan mendapatkan uang sebesar 75 juta sebagai subsidi tutup mulutnya. Karena Alma akan tetap diam meski uang itu tidak pernah didapatkannya. Bagi Alma yang penting dia masih bisa hidup dan nyawanya tidak dilenyapkan, itu sudah cukup.

" Maaf sebelumnya, proyek apa yang sedang kalian kerjakan bersama, kalian berdua masih sangat muda".

" Kamu tidak melakukan hal yang aneh-aneh kan Al?"

Alma masih terdiam dan sibuk dengan pikirannya sendiri, mempertimbangkan akan menerima uang sebanyak itu, atau tidak. Dan langsung tersentak ketika ibunya menepuk lengan tangannya, menyadarkan Alma dari lamunannya.

" Iya kenapa Bu?".

" Alma nggak pernah melakukan hal-hal aneh, ibu tenang saja".

" Ini memang kesepakatan bersama, dan ini buat ibu semuanya, terserah mau ibu gunakan untuk apa. Ibu pasti lebih bisa mengaturnya".

Alma mendorong amplop coklat itu kehadapan ibunya. Alma sendiri merasa plong, akhirnya bisa membuat keputusan, dan semoga keputusannya tepat.

Maemunah mengambil amplop itu dengan tangan gemetar. " Berapa banyak uang di dalam kantong itu, hingga kantong itu mengembung", pikir Maemunah sambil mengintip isi amplop, ada begitu banyak gambar Soekarno Hatta berdesakan di dalam amplop itu.

" Nanti Alma jelaskan sama ibu semuanya".

Akio menatap Alma tajam, membuat Alma merasa takut.

" Ibu simpan amplop itu dulu, Alma mau bicara sama Akio berdua".

Maemunah pun masuk kedalam dengan membawa amplop itu.

" Tenang saja, saya nggak akan cerita yang sebenarnya, akan saya cari alasan yang tepat dan masuk akal, biar ibu percaya", dari tatapan matanya, Alma mengerti jika Akio melarangnya menceritakan tentang kejadian itu pada siapapun.

" Tapi satu pertanyaan, apa hanya saya yang tahu tentang hal ini?".

Akio mengangguk. " Sebenarnya ayahmu juga tahu, tapi dia sudah tiada", batin Akio.

" Karena urusan sudah selesai, saya pulang sekarang", Akio langsung berdiri dan keluar dari rumah itu. Alma mengantarnya sampai di pintu rumah, karena memang sudah malam dan udara di luar sangat dingin, sedangkan Alma hanya mengenakan kaos dan celana hitam berbahan tipis.

Maemunah langsung keluar saat tahu teman Alma sudah pulang. " Ayo cepat ceritakan sama ibu, proyek apa yang sedang kalian kerjakan, sampai kamu mendapatkan bayaran sebanyak itu?".

" Apa kamu tahu, di dalam amplop itu ada uang sejumlah....".

" 75 juta", Alma memotong kalimat Maemunah. Membuat Maemunah melongo.

" Jadi kamu tahu berapa banyak uang di dalam amplop itu?".

" 75 juta itu sangat banyak Alma, jadi apa yang sedang kalian kerjakan?".

" Kamu tida ikut-ikutan hal yang nggak bener kan Al?". Maemunah sangat khawatir jika putrinya terjerumus ke hal-hal yang tidak benar.

Maemunah pernah mendengar dari salah satu tetangga, jika beberapa siswi dari Pelita Jaya, bersedia menjadi wanita simpanan, bahasa kekiniannya menjadi sugar baby dari para om-om hidung belang. Hanya demi mendapatkan kehidupan mewah dan bergelimang materi. Maemunah tidak mau anaknya terjerumus dan ikut-ikutan tidak bener seperti itu.

" Ibu percaya kan sama Alma?. Alma nggak akan pernah melakukan hal yang aneh-aneh dan mempermalukan ibu".

" Alma ngantuk Bu, sudah malam, mau tidur dulu, ibu juga istirahat ya, ".

" Saat ada waktu luang, Alma akan ceritakan hal yang sedang Alma kerjakan dengannya".

Alma langsung masuk kamar dan mengunci pintu kamarnya. Untuk memberi jawaban pada ibunya, Alma tidak boleh sembarangan bicara. Harus dipikirkan terlebih dahulu. Mencari alasan yang tepat dan masuk akal.

" Huffft...." Alma menghela nafas panjang.

" Kenapa waktu itu aku membuka mata saat di dasar kolam, seharusnya aku terus merem sampai muncul dipermukaan", Alma menyesali apa yang dilakukan nya kala itu.

" Sebenarnya siapa Akio itu, apa dia alien?, atau siluman?, mungkinkah mutan?".

" Kenapa di jaman modern seperti sekarang ini masih ada hal seperti itu, aaaahhhh.....".

Alma mengacak-acak rambutnya merasa kacau.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

mutan adalah: organisme atau karakter genetik baru yang timbul atau dihasilkan dari suatu contoh mutasi, yang umumnya merupakan perubahan urutan DNA genom atau kromosom suatu organisme. Ini adalah karakteristik yang tidak akan diamati secara alami dalam spesimen.

Episodes
1 Episode 1 First Sight
2 Episode 2 Perubahan
3 Episode 3 : Surat Perjanjian
4 Episode 4 : Home Visit
5 Episode 5 : Kecewa
6 Episode 6 : Stay Overnight
7 Episode 7 : Rahasia Terkuak
8 Episode 8 : Balas Budi
9 Episode 9 : Dunia Yang Berbeda
10 Episode 10 : Pengakuan
11 Episode 11 : Ritual Unik
12 Episode 12 : Perjanjian Akio & Bara
13 Episode 13 : Ke Rumah Akio
14 Episode 14 : Posesif
15 Episode 15 : Penasaran
16 Episode 16 : Melewati Batasan
17 Episode 17 : Lolos Seleksi
18 Episode 18 : Malem Mingguan di rumah
19 Episode 19 : Secret Wedding
20 Episode 20 : Jakarta i'm coming
21 Episode 21 : It's Time to Fight
22 Episode 22 : Tamu Jauh
23 Episode 23 : The Winner
24 Episode 24 : My Hubby is My Hero
25 Episode 25 : Perubahan
26 Episode 26 : Keindahan Alam
27 Episode 27 : Cita-cita ?
28 Episode 28 : Perjalanan Pulang
29 Episode 29 : Ide Cemerlang
30 Episode 30 : Gara-Gara Kamu !
31 Episode 31 : Stalker
32 Episode 32 : Kabar Tak Terduga
33 Episode 33 : Malaikat Tak Bersayap
34 Episode 34 : Prioritas Utama
35 Bab 35 : Kawan Lama
36 Episode 36 : Kembali Muda
37 Episode 37 : Siapa Namanya?
38 Episode 38 : Sahabat Jadi Saudara
39 Episode 39 : Keguguran
40 Episode 40 : Kasih Ibu Sepanjang Masa
41 Episode 41 : Bagaimana Baiknya?
42 Episode 42 : Cinta Tulus
43 Episode 43 : VVIP
44 Episode 44 : Feeling Lucky
45 Episode 45 : Spontan
46 Episode 46 : Back to Home
47 Episode 47 : Kerinduan
48 Episode 48 : Prioritas
49 Episode 49 : Membuka Pikiran
50 Episode 50 : Check Up
51 Episode 51 : Wajah Berseri-seri
52 Episode 52 : Back to Jakarta
53 Episode 53 : Pria Misterius
54 Episode 54 : Si Penguntit
55 Episode 55 : Malam Ini Tak Ingin Aku Sendiri
56 Episode 56 : Nightmare
57 Episode 57 : One Week in Kazakhstan
58 Episode 58 : Surat Cinta untuk Akio
59 Episode 59 : Pengakuan
60 Episode 60 : Lepas Kontrol
61 Episode 61: Siang Terakhir di Jakarta
62 Episode 62 : Salam Perpisahan
63 Episode 63 : Pesan Terakhir
64 Episode 64 : Biarkan Sendiri Dulu
65 Episode 65 : Kejutan Menguntungkan
66 Episode 66 : Banyak Hadiah
67 Episode 67 : Hari Keberuntungan
68 Episode 68 : Berbeda Pemikiran
69 Episode 69 : Holiday
70 Episode 70 : Perjalanan Menuju Vila
71 Episode 71 : Orang Asing
72 Episode 72 : Kisah Perjalanan Panjang
73 Episode 73 : Dimana Alma?
74 Episode 74 : Menyambut Kedatangan Tamu
75 Episode 75 : Rasa Tidak Nyaman
76 Episode 76 : Keadaan Tak Memihak
77 Episode 77 : Insiden 1
78 Episode 78 : Kembali Bersatu
79 Episode 79 : Kejutan
80 Episode 80 : Perawatan Kecantikan
81 Episode 81 : Kantor Polisi
82 Episode 82 : Pindah Kelas
83 Episode 83 : Say Goodbye
84 Episode 84 : Pagi yang Penuh Cerita
85 Episode 85 : Bisa Membuat Salah Paham
86 Episode 86 : Ngantuk Berat
87 Episode 87 : Perjuangan
88 Episode 88 : Juara Bertahan
89 Episode 89 : Masalah Baru
90 Episode 90 : Insiden 2
91 Episode 91 : Girls Time 1
92 Episode 92 : Negosiasi
93 Episode 93 : Cita-Cita Bara
94 Episode 94 : Pemanasan
95 Episode 95 : Kegiatan Akhir Pekan
96 Episode 96 : Biang Kerok
97 Episode 97 : Arem-arem VS Kimbab
98 Episode 98 : Insiden 3
99 Episode 99 : Berjuang Lolos dari Maut
100 Episode 100 : Alien
101 Episode 101 : UU Mengenai Alien
102 Episode 102 : End
103 Episode 103 : Pedih
104 Episode 104 : Hadirnya Penyemangat Hidup
105 Episode 105 : Finally
106 Karya baru
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Episode 1 First Sight
2
Episode 2 Perubahan
3
Episode 3 : Surat Perjanjian
4
Episode 4 : Home Visit
5
Episode 5 : Kecewa
6
Episode 6 : Stay Overnight
7
Episode 7 : Rahasia Terkuak
8
Episode 8 : Balas Budi
9
Episode 9 : Dunia Yang Berbeda
10
Episode 10 : Pengakuan
11
Episode 11 : Ritual Unik
12
Episode 12 : Perjanjian Akio & Bara
13
Episode 13 : Ke Rumah Akio
14
Episode 14 : Posesif
15
Episode 15 : Penasaran
16
Episode 16 : Melewati Batasan
17
Episode 17 : Lolos Seleksi
18
Episode 18 : Malem Mingguan di rumah
19
Episode 19 : Secret Wedding
20
Episode 20 : Jakarta i'm coming
21
Episode 21 : It's Time to Fight
22
Episode 22 : Tamu Jauh
23
Episode 23 : The Winner
24
Episode 24 : My Hubby is My Hero
25
Episode 25 : Perubahan
26
Episode 26 : Keindahan Alam
27
Episode 27 : Cita-cita ?
28
Episode 28 : Perjalanan Pulang
29
Episode 29 : Ide Cemerlang
30
Episode 30 : Gara-Gara Kamu !
31
Episode 31 : Stalker
32
Episode 32 : Kabar Tak Terduga
33
Episode 33 : Malaikat Tak Bersayap
34
Episode 34 : Prioritas Utama
35
Bab 35 : Kawan Lama
36
Episode 36 : Kembali Muda
37
Episode 37 : Siapa Namanya?
38
Episode 38 : Sahabat Jadi Saudara
39
Episode 39 : Keguguran
40
Episode 40 : Kasih Ibu Sepanjang Masa
41
Episode 41 : Bagaimana Baiknya?
42
Episode 42 : Cinta Tulus
43
Episode 43 : VVIP
44
Episode 44 : Feeling Lucky
45
Episode 45 : Spontan
46
Episode 46 : Back to Home
47
Episode 47 : Kerinduan
48
Episode 48 : Prioritas
49
Episode 49 : Membuka Pikiran
50
Episode 50 : Check Up
51
Episode 51 : Wajah Berseri-seri
52
Episode 52 : Back to Jakarta
53
Episode 53 : Pria Misterius
54
Episode 54 : Si Penguntit
55
Episode 55 : Malam Ini Tak Ingin Aku Sendiri
56
Episode 56 : Nightmare
57
Episode 57 : One Week in Kazakhstan
58
Episode 58 : Surat Cinta untuk Akio
59
Episode 59 : Pengakuan
60
Episode 60 : Lepas Kontrol
61
Episode 61: Siang Terakhir di Jakarta
62
Episode 62 : Salam Perpisahan
63
Episode 63 : Pesan Terakhir
64
Episode 64 : Biarkan Sendiri Dulu
65
Episode 65 : Kejutan Menguntungkan
66
Episode 66 : Banyak Hadiah
67
Episode 67 : Hari Keberuntungan
68
Episode 68 : Berbeda Pemikiran
69
Episode 69 : Holiday
70
Episode 70 : Perjalanan Menuju Vila
71
Episode 71 : Orang Asing
72
Episode 72 : Kisah Perjalanan Panjang
73
Episode 73 : Dimana Alma?
74
Episode 74 : Menyambut Kedatangan Tamu
75
Episode 75 : Rasa Tidak Nyaman
76
Episode 76 : Keadaan Tak Memihak
77
Episode 77 : Insiden 1
78
Episode 78 : Kembali Bersatu
79
Episode 79 : Kejutan
80
Episode 80 : Perawatan Kecantikan
81
Episode 81 : Kantor Polisi
82
Episode 82 : Pindah Kelas
83
Episode 83 : Say Goodbye
84
Episode 84 : Pagi yang Penuh Cerita
85
Episode 85 : Bisa Membuat Salah Paham
86
Episode 86 : Ngantuk Berat
87
Episode 87 : Perjuangan
88
Episode 88 : Juara Bertahan
89
Episode 89 : Masalah Baru
90
Episode 90 : Insiden 2
91
Episode 91 : Girls Time 1
92
Episode 92 : Negosiasi
93
Episode 93 : Cita-Cita Bara
94
Episode 94 : Pemanasan
95
Episode 95 : Kegiatan Akhir Pekan
96
Episode 96 : Biang Kerok
97
Episode 97 : Arem-arem VS Kimbab
98
Episode 98 : Insiden 3
99
Episode 99 : Berjuang Lolos dari Maut
100
Episode 100 : Alien
101
Episode 101 : UU Mengenai Alien
102
Episode 102 : End
103
Episode 103 : Pedih
104
Episode 104 : Hadirnya Penyemangat Hidup
105
Episode 105 : Finally
106
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!