Saat pulang sekolah, Alma yang tengah mengayuh sepeda melihat si anak laki-laki, teman sekelas yang duduk di belakangnya. Masuk ke dalam mobil pribadi, yang pintunya di bukakan oleh pak supir.
" Benar-benar laki-laki yang dingin, arogan dan juga misterius, bahkan setelah di bukakan pintu mobil dia tidak menatap pada si supir, apalagi mengucapkan terimakasih", gumam Alma sambil menggelengkan kepalanya melihat sikap teman sekelasnya itu.
Sesampainya di rumah, Alma langsung mengambil piring dan mengisinya dengan nasi, sayur kangkung, dan juga kerupuk hingga penuh menutupi piring.
" Capek banget ya kak?", Bara yang sedang main di depan rumah tetangga memilih pulang saat melihat Alma mengayuh sepeda menuju rumah.
Alma hanya mengangguk, karena saat ini mulutnya penuh dengan nasi dan kerupuk.
" Kak... kemarin kakak bilang mau nyari uang tambahan buat beli HP pintar, apa masih pengen?", Alma kembali mengangguk dan meraih gelas berisi air putih dan meminumnya hingga tandas.
" Alhamdulillah, akhirnya kenyang juga". Alma mengelus perutnya yang kini sudah penuh terisi nasi.
" Apa ada yang nawari kamu pekerjaan buat kakak?", Alma bertanya pad Bara sambil mencuci piring bekas makan nya. Itulah kebiasaan yang diterapkan oleh maemunah pada kedua anaknya, agar menjadi anak yang rajin dan tidak menjadi pemalas.
" Ibu RT tadi kesini, beliau bilang anaknya yang masuk SMP minta ikut Les matematika, apa kak Alma mau mengajar privat anaknya Bu RT?".
" Ya sudah, sekarang kita ke rumah Bu RT, kita terima tawarannya", Alma begitu semangat mencari penghasilan sendiri untuk membeli smartphone, agar bisa masuk grup kelas, dan tidak ketinggalan berita.
***
Pagi hari saat Alma baru sampai di parkiran sekolah dan tengah mengatur nafas setelah bersepeda jauh, salah satu teman sekelas Alma mendekatinya.
" Baru sampai juga ya Al?", Feni yang juga baru saja memarkir motornya menyapa Alma.
Bahkan Feni yang mengendarai motor saja dianggap dari kalangan miskin, dan tidak banyak teman yang bergaul dengannya, lalu apa kabarnya Alma yang hanya naik sepeda pemberian. Mungkin Alma akan masuk ke dalam golongan biangnya fakir miskin.
" Dari rumah jam berapa Al?, bukankah rumah kamu ngelewatin rumahku ya?, kemarin pas aku sampai rumah, aku lihat kamu bersepeda ngelewatin depan rumahku".
" Memangnya rumahmu dimana?", Alma balik bertanya.
" Jalan Pattimura No 8 ". Alma mengangguk tanda paham.
" Padahal rumahnya cukup besar dan bagus, tapi kenapa Feni di golongkan dari keluarga miskin, lalu seperti apa rumah-rumah mereka yang tergolong dari keluarga kaya?", Alma kembali bergumam dalam hatinya.
" Woy....!"
tepukan di lengan membuatnya tersadar dari lamunan." Eh, rumahku masih 3 kilometer dari rumah kamu, dari Jalan Diponegoro masih masuk gang, jauh ke dalam ", jawab Alma sambil berjalan bersama dengan Feni menuju kelas mereka.
" Al, yang duduk di belakang kamu itu, siapa namanya?, kelihatan cool banget", Feni berbisik di dekat telinga Alma.
" Namanya si Chuun", Jawa Alma asal. Feni mengangguk-anggukan kepalanya, percaya begitu saja dengan yang Alma katakan.
Padahal Alma sendiri tidak tahu siapa nama anak laki-laki itu, saat datang kemarin, hingga pulang sekolah, dia sama sekali tidak melepas jaket hitamnya, jadi tidak bisa membaca name tag yang ada di seragam sekolahnya.
Sebenarnya "chuun' adalah bahasa Korea yang artinya 'dingin', Alma hanya asal saja menamainya si chuun' yang artinya 'si dingin', nama yang menurut Alma sesuai dengan sikap dan perilaku anak itu yang sangat dingin.
Alma langsung duduk di bangkunya, sudah banyak teman-teman yang datang lebih awal, karena memang sebentar lagi bel masuk berbunyi. Tapi 'si dingin' belum menampakkan batang hidungnya. Dan ternyata bukan hanya kemarin maupun hari ini. Sudah seperti rutinitas, anak itu selalu datang tepat saat bel masuk berbunyi. Dan lagi-lagi dia tidak pernah berinteraksi dengan anak-anak yang lain.
Sudah lima hari, sejak kemunculan anak itu, belum pernah ada yang diajaknya berbicara, beberapa yang berusaha mendekatinya dan mengajaknya bicara, namun tidak pernah di tanggapi nya. Satu-satunya kalimat yang pernah terdengar dari mulutnya adalah permintaan maaf nya pada pak guru, saat pertama kali masuk kelas.
Benar-benar laki-laki yang misterius, sekaligus menarik, karena kebanyakan dari gadis berlatar belakang keluarga yang kaya seperti teman-teman Alma akan dibuat tertarik oleh laki-laki tinggi, tampan dan bersikap cool, juga misterius seperti itu.
Namun jum'at siang hari, saat kelas Alma mengikuti kegiatan olahraga renang di kolam yang ada di gedung olahraga. Akhirnya semua siswa tahu siapa nama 'si dingin' yang sebenarnya.
Setelah melakukan pemanasan, Pak Bayu, wali kelas sekaligus guru olahraga memberi contoh loncat paku. Satu persatu siswa di panggil dan menempati starting block ( pijakan balok ).
" Akio Toyoda, Almahyra Elshanum, Alzex Rudiarto, Boy Hendarto, Daniel Antoni. Berbaris sejajar di pijakan, saat bapak meniup peluit, kalian langsung loncat ke dalam kolam, mengerti?".
" Mengerti...!", jawab mereka kompak. Dan saat pak Bayu meniup peluit, mereka berlima langsung meloncat ke dalam kolam sedalam 4 meter itu.
Si dingin alias Akio yang pertama muncul di permukaan, langsung menepi ke pinggiran kolam, semua teman perempuan sekelas Alma langsung bertepuk tangan dan terpesona pada Akio, apalagi saat melihat bentuk tubuh Akio yang sudah berbentuk diusia muda. Really perfect.....
Semua murid mendapatkan jatah sekali loncatan, namun saat muncul di permukaan wajah Alma tampak begitu pucat, hingga Pak Bayu mempersilahkan Alma untuk beristirahat di UKS sekolah.
Alma pun mengganti baju renangnya dengan seragam sekolah. Untung di SMP juga ada olahraga renang, jadi Alma sudah mempunyai baju renang sejak SMP, Alma berhasil membeli baju renang setelah menabung selama dua bulan.
Feni yang kini cukup dekat dengan Alma menemani Alma ke UKS usai Alma berganti baju.
" Kamu sakit Al?, takut ketahuan udah bohong sama aku, tentang nama ' dia ' ya ?".
Alma hanya mengangguk asal, tapi buru-buru menarik tangan Feni sebagai pegangan menuju UKS. Karena dirinya sudah merasa sangat tidak nyaman berada di sana. Feni pun tidak membahas lebih lanjut melihat wajah Alma yang semakin pucat.
Masih dengan wajah nya yang pucat. Alma langsung menelan 2 butir tablet yang diberikan oleh petugas kesehatan di UKS. Dan merebahkan diri di atas kasur/ bed.
" Aku tinggal ya Al, sebentar lagi giliran ku melakukan loncatan", Alma mengangguk sambil berterimakasih pada Feni.
" Apa yang aku lihat tadi?, kenapa matanya menyala merah, dan telinganya berubah menjadi panjang seperti kelinci saat di dalam air tadi, apa aku hanya berhalusinasi?", Alma masih sedikit shock dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya tadi, saat di dalam kolam renang.
" Apa Akio mempunyai kelainan pada tubuhnya, atau aku yang salah lihat karena sedang tidak sehat?". Alma tidak bisa tidur meski sudah meminum obat.
Dan semakin terkejut ketika orang yang sedang berada dalam pikirannya tiba-tiba muncul dari balik tirai.
" Kenapa membuka mata di dalam air?, apa kamu tidak mendengarkan instruksi pak Bayu agar memejamkan mata saat di dalam air?". Kalimat terpanjang yang pernah Alma dengar dari mulut Akio.
Alma semakin terkejut karena ternyata Akio menyadari jika dirinya melihat perubahan wujud Akio di dasar kolam.
" Bisa tetap diam dan jaga rahasia?".
Alma masih menatap Akio tanpa berkata sepatah katapun.
Sebenarnya Akio sendiri merasa bingung kenapa dirinya bisa lepas kontrol dan berubah wujud karena masuk ke dalam air, mungkin karena kolam yang cukup dalam, dan tekanan air yang cukup kuat, membuat tubuhnya bereaksi berlebihan.
" Kamu masih kaget dan nggak percaya dengan apa yang kamu lihat?".
" Baca ini di rumah, dan buatlah keputusan yang tepat".
" Tanda tangani jika kamu setuju". Akio menyerahkan selembar kertas yang terlihat seperti sebuah perjanjian. Alma langsung melipat dan menyimpannya ke dalam saku bajunya.
Tak lama kemudian Feni kembali menghampiri Alma ke UKS, dan menawarkan tumpangan mengantar Alma pulang.
" Wah...., entah ada angin apa, tiba-tiba si Chun menghampiriku dan memintaku mengantarkanmu pulang, Daebak...! ".
Feni menyampaikan apa yang terjadi di gedung olahraga tadi. Bahkan teman-teman perempuan yang lain, sampai begitu penasaran dengan apa yang Akio katakan pada Feni.
" Pengen tahu aja... apa tahu banget???", hanya itu kalimat yang keluar dari mulut Feni saat dirinya di interogasi oleh teman-temannya yang begitu penasaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Santi Rahma
masih lnjut semoga seru semngat
2022-09-20
1