Feni kembali merangkul Alma menuju tempat parkir, suasana sudah sepi, karena semua murid sudah bubar sejak setengah jam yang lalu.
Hanya ada sepeda Alma dan motor Feni yang tersisa di parkiran.
" Peluk yang erat, biar nggak jatuh", Feni menuntun tangan Alma melingkar di perutnya untuk berpegangan. Alma memang masih terlihat pucat dan lemas.
" Aku lihat pagi tadi kamu masih baik-baik saja, tapi kenapa saat keluar dari kolam, tiba-tiba mukamu berubah pucat pasi?".
" Apa kamu mengidap aquaphobia?".
" Atau..... thalassophobia ?", Feni terus bertanya sepanjang perjalanan, mengajak Alma berbicara, untuk memastikan jika Alma tidak pingsan.
" Aku tidak punya fobia apa-apa, hanya sedikit lelah, dan shock", gumam Alma.
Feni terus melajukan motornya menuju jalan Diponegoro, seperti yang Alma ceritakan kemarin, dimana rumahnya berada.
" Shock?, memangnya kamu liat apa?".
Alma hanya menggelengkan kepalanya, " tidak ada yang aneh", jawabannya singkat.
" Nggak lihat apa-apa kok bisa shock", gerutu Feni. Namun Alma memilih diam dan tidak berniat untuk menjelaskan apapun.
Setelah mengikuti petunjuk arah yang dilakukan Alma untuk belok kanan, belok kiri dan jalan terus, mereka sampai di rumah Alma. Feni hanya melongo melihat rumah Alma yang lebih mirip rumah tua yang reyot.
"Jika di pakai untuk syuting film horor pasti dapet banget nih feel nya", batin Feni.
Rumah tua yang cukup luas, halamannya pun cukup luas dengan pagar keliling besi yang sudah berkarat, terlihat beberapa bagian rumah yang rusak, dan dinding rumah yang terlihat usang karena material kayu yang sudah terlihat lapuk, dan cat kusam yang mengelupas.
Alma menyuruh Feni ikut masuk dan mampir ke dalam rumah.
Di ruang tamu yang luas dan terdapat banyak jendela kaca, hanya ada kursi kayu dengan dudukan dan sandaran busa yang juga sudah kusam.
Alma mengeluarkan segelas air putih dan satu sisir pisang mas, hasil memetik di pekarangan samping rumah, " maaf hanya ada itu, silahkan di nikmati".
Feni menatap suguhan untuk dirinya, " bahkan untuk membeli gula dan teh saja tidak mampu, lalu apa yang dimakannya setiap hari?", batin Feni.
" Maaf ya, cuma ada nasi dan sayur bening, apa mau makan siang?".
Feni langsung menggelengkan kepalanya, " Nggak usah repot, santai dan duduk saja, kamu kan lagi sakit, aku nanti makan dirumah saja, biasanya ibu marah kalau aku makan di luar tanpa sepengetahuannya".
" Aku makan ini saja", Feni memotek sebuah pisang dari tandannya.
Dalam hati, Feni langsung mematahkan argumen ibunya yang selalu menyuruhnya makan teratur dan bergizi, jangan lupa minum vitamin dan juga susu, belajar giat , ikut les dan privet sebanyak-banyaknya, dan kurangi melakukan hal-hal yang tidak penting.
Kata ibunya, saingan di SMA Pelita Jaya itu bukan anak-anak sembarangan, hidup mereka pasti di penuhi dengan belajar, membaca buku, les privat dan istirahat cukup. Karena teman yang lain memang tidak harus capek-capek bekerja membersihkan rumah dan melakukan kegiatan melelahkan lainnya. Jika mau bersaing dengan mereka harus melakukan semuanya dengan sempurna.
Awalnya Feni setuju dengan pendapat ibunya, tapi saat melihat keadaan Alma, semua argumen itu langsung di patahkan begitu saja.
Alma si gadis jenius setiap hari makan seadanya, lebih sering kelelahan karena harus bersepeda ke sekolah dengan jarak yang cukup jauh.
Bahkan Feni yakin bahan belajar Alma hanya penjelasan dari guru dan bacaan yang di bacanya di perpustakaan. Keadaan ekonominya tidak memungkinkan dirinya untuk mengikuti les tambahan. Feni yakin seratus persen.
" Ya sudah aku pamit pulang dulu, kamu istirahat ya biar cepet pulih".
Sepeninggal Feni dari rumahnya, Alma membuka lipatan kertas yang ada dalam saku bajunya. Kertas pemberian Akio tadi di UKS.
Ternyata benar, setelah Alma membaca dan memahami isi surat itu, tidak lain isinya adalah perjanjian, bahwa Alma harus merahasiakan apa yang dilihatnya di dasar kolam.
Jika menyetujui dan menandatangani surat perjanjian itu, Alma akan memperoleh subsidi sebesar 75 juta, sebagai tanda terimakasih karena Alma bersedia merahasiakan identitas Akio yang sebenarnya.
Namun Alma kembali melipat kertas itu dan memasukkannya kedalam tas.
Alma berusaha untuk memejamkan mata dan beristirahat di kamarnya.
***
Pagi ini hujan turun dengan deras. Sudah dua hari Alma beristirahat di rumah, sabtu dan minggu memang sekolah libur. Alma merasa dirinya sudah kembali sehat dan bugar.
Dengan membawa payung di tangan kanan dan plastik berisi sepatu dan kaos kaki di tangan kiri, Alma kembali berangkat ke sekolah melewati jalan becek yang masih sepi . Berjalan seorang diri menuju halte bus terdekat. Karena sepeda miliknya di tinggal di sekolahan jumat kemarin.
Dari balik kabut yang masih pekat muncul sosok pria tampan yang menutupi kepalanya dengan jas hujan berwarna hitam. Dia berjalan menuju ke arah Alma. Akio...
Setelah melewati jalan sempit, Akio menyuruh Alma masuk kedalam mobilnya yang terparkir di tepian jalan.
Pak supir melajukan mobil BMW seri X dengan pelan sesuai perintah tuan nya.
" Apa sudah kamu tanda tangani surat perjanjian itu?". Akio bertanya dengan pandang lurus kedepan, tanpa menatap ke arah Alma.
" Belum, masih ada yang perlu saya tanyakan sebelum menandatangani perjanjian itu".
" Apa kamu manusia?", tanya Alma to the points.
" Apa harus di jawab?" .
" Kamu tidak takut aku lenyapkan jika tidak bisa ber kompromi?.
Mendengar kalimat Akio, seketika detak jantung Alma berdentum dengan hebatnya.
" Lenyapkan ?", dengan nada gemetar, Alma mengulang kata-kata Akio sambil menelan salivanya merasa ngeri.
Semudah itu pemuda di sampingnya mengatakan kalimat yang mengerikan.
" Ya, jika kau tidak mau menandatangani perjanjian tutup mulut, maka satu-satunya jalan kau harus ku lenyapkan".
Dari awal Akio memang berencana akan melenyapkan Alma, setuju atau tidak dengan isi surat perjanjian, hasil akhirnya adalah nyawa Alma taruhannya.
Karena tidak boleh ada yang mengetahui siapa Akio sebenarnya.
Alma langsung mengambil kertas perjanjian dan pulpen, dari dalam tas ranselnya, dan menandatangani surat perjanjian itu dengan cepat, tak lagi mengajukan pertanyaan.
Akio sempat memperhatikan gantungan kunci yang ada di tas Alma, Akio ingat jika gantungan pahatan batu berbentuk bintang bulan itu adalah miliknya yang diberikan pada manusia yang dulu pernah menyelamatkan nyawanya.
Seorang ilmuwan yang merawatnya saat Akio terdampar di bumi.
Delapan tahun lalu UFO yang di kendalikan Akio mengalami kerusakan karena berbenturan dengan meteoroid dan merusak sistem operasi UFO, sehingga UFO mengalami gesekan dengan atmosfir bumi, dan memunculkan percikan api, membakar mesin UFO, dan UFO jatuh, tertarik gravitasi bumi.
Beruntung Akio bertemu dengan manusia yang baik hati , profesor Sobari yang merawat dan mengajarinya bahasa manusia. Dan juga cara hidup di planet bumi.
Akio adalah salah satu makhluk luar angkasa (alien) yang berwujud sangat mirip dengan manusia, Akio berasal dari planet Mesier yang berada di galaksi Andromeda.
IQ mahluk dari planet Mesier memang diatas rata-rata IQ manusia di bumi, proses penuaan mahluk Mesier juga lebih lamban dari pada manusia. Umur mahluk Mesier bisa mencapai ribuan tahun. Tapi perkembang biakan makhluk Mesier cukup lambat, karena proses pembuahan yang membutuhkan waktu bertahun-tahun.
" Siapa nama ayahmu?", Kini mata Alma dan Akio saling bertemu, namun Alma langsung membuang pandangan keluar kaca mobil.
" Kalau kamu tidak menjawab pertanyaan ku, apa aku perlu menjawab pertanyaan kamu?", Alma masih membuang muka.
" Pak Sobari, apa kau putri pak Sobari?", Alma begitu terkejut saat Akio menggenggam erat lengan Alma dan mengguncang-guncang tubuhnya. Apalagi Akio tahu siapa nama mendiang ayahnya. Alma semakin takut.
" Bagaimana bisa kamu mengenal ayahku?".
Mobil berhenti persis di depan pintu gerbang sekolah.
Akio langsung turun dari mobil dan pergi meninggalkan Alma yang masih duduk terpaku di dalam mobil mewah itu.
" Ayahnya sudah mati karena berusaha menyelamatkan ku, tidak mungkin aku melenyapkan nyawa dari putri orang yang menyelamatkan hidupku", hati Akio berkecamuk tak menentu, sambil berjalan cepat meninggalkan mobil.
" Nona, tuan muda memang jarang berbicara, mohon maaf kalau sikapnya terlihat arogan, dan dingin", pak supir membukakan pintu untuk Alma.
Alma turun dari mobil dan menerima payung dari pak Supir. Setelah mengucapkan terimakasih dan menyuruh pak supir kembali masuk ke mobil .
Di bawah guyuran hujan di pagi hari, Alma memasuki gerbang sekolah yang menjulang tinggi, tidak ada upacara bendera hari ini, karena hujan deras. Alma langsung menuju tempat parkir melihat keberadaan sepedanya.
" Masih berada di sana, lagian siapa yang mau mengambil sepeda itu?, semua murid disini adalah anak orang kaya. Mungkin uang jajan mereka bisa untuk membeli sepeda yang lebih bagus dari sepada itu", Alma kembali melanjutkan berjalan menuju kelasnya.
Ternyata suasana kelas masih sepi, belum banyak teman sekelas yang berangkat. Dan Akio...., entah pergi kemana anak itu,
" sebenarnya siapa dia, bisa mengenal mendiang ayahku,"
Sikap Akio si pria dingin yang misterius, benar-benar menyita perhatian semua orang, termasuk Alma.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Aquaphobia : (phobia air adalah ketakutan yang berlebihan dan tidak masuk akal terhadap air )".
Thalassophobia : ( lebih berpusat pada badan air yang tampak luas, gelap, dalam, dan berbahaya. Orang-orang yang menderita fobia ini mungkin tidak terlalu takut dengan air, melainkan takut dengan apa yang bersembunyi di bawah permukaannya).
Meteoroid adalah : batu-batuan luar angkasa yang berukuran kecil dan melayang bebas serta bergerak dengan cepat. Rata-rata meteoroid berukuran tidak lebih besar dari asteroid atau sekitar batu kerikil yang ada di Bumi. ... Lalu, meteoroid akan masuk ke dalam lapisan atmosfer dengan kecepatan 70 km/detik.
Galaksi Andromeda : (nama lain, Messier 31 dan NGC 224) adalah sebuah galaksi spiral yang berjarak kira-kira 2,5 juta tahun cahaya dari bumi. Galaksi ini merupakan salah satu galaksi di luar galaksi Bima Sakti yang dapat dilihat dengan mata telanjang pada malam yang cerah, tanpa bulan, dan tanpa polusi cahaya.
© copy by wikipedia.org
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
bubur ayam
ini satu satunya phobia yang aku punya...
2023-03-07
0
Ida Firdaus
menarik
2021-12-21
1
Teteh Lia
nunggu Kaka author na up..😚
2021-08-29
1