Episode 5 : Kecewa

Sejak saat itu, malam dimana Akio bertamu ke rumah Alma, mereka berdua tetap saling diam dan tidak menyapa sama sekali meski setiap hari bertemu di sekolah, dan duduk berdekatan.

Memang semua warga sekolah tahu, jika Akio tidak pernah berkomunikasi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Namun justru itu sangat menguntungkan bagi Alma, setidaknya Alma tidak perlu membahas kejadian di kolam lagi.

Sudah cukup setelah menandatangani surat perjanjian dan menerima subsidi tutup mulut. Urusan dengan Akio dianggap tamat.

Namun siang ini, saat mengikuti pelajaran olah raga, semua dibuat takjub oleh Akio. Hari ini jadwal olahraga adalah lari maraton 100 meter, dan saat Akio di panggil untuk berlari bersama dengan beberapa teman yang lain, Akio seolah berlari seperti kuda, begitu cepat.

" Seharusnya jika tidak mau ketahuan tentang jati dirinya, setidaknya dia berpura-pura lemah, atau cukup mengimbangi kecepatan yang lain. Jika dia masih bersikap berbeda dari yang lain, bukankah itu akan membuat orang lain curiga, penasaran, dan akhirnya akan mencari informasi tentang dirinya, nanti kalau ada yang tahu kebenarannya, terus aku yang dijadikan kambing hitam, menyebalkan", batin Alma, sambil mengusap wajahnya kasar.

Seperti halnya hari kemarin saat pembahasan pelajaran kimia di kelas, bahkan Akio berani berdebat dengan guru kimia tentang teori atom. Seolah ia lebih mengerti di banding guru yang mengajar.

Usai pelajaran olahraga, Alma berniat langsung pulang, karena olahraga adalah pelajaran terakhir di hari jum'at.

Siang ini cuaca begitu terik, matahari yang hampir mencapai puncak membuat kepala terasa pusing.

Di tengah perjalanan, Alma sengaja mempercepat laju sepeda, berharap bisa segera sampai di rumah, karena kepala sungguh terasa pusing tersengat panas matahari.

Saat Alma sedang mengayuh sepedanya dengan cepat, sebuah mobil BMW seri X, warna hitam berhenti mendadak di depannya, membuat Sari harus menghentikan kayuhannya.

Kaca pintu mobil bagian belakang terbuka, dan menampakkan sosok pemilik mobil yang berwajah dingin.

" Apa lagi sih mau anak ini?", batin Alma.

" Kenapa masih bersepeda?, apa 75 juta masih kurang untuk mencukupi kebutuhan hidup keluargamu, sampai kamu tida bisa membeli motor dengan uang itu?", pertanyaan Akio membuat Alma membelalakkan matanya.

" Kenapa?, apa mau kamu minta lagi uang itu?".

" Tenang masih utuh di dalam amplop, ibuku simpan di tempat yang aman".

" Takut sewaktu-waktu si pemilik menanyakannya, seperti saat ini".

" Aku mau pulang, tolong beri jalan".

Alma menghindari mobil BMW itu, dan kembali mengayuh sepedanya dengan cepat.

Sepanjang perjalanan Alma terus mengumpat sendiri, dengan apa yang dilakukan Akio barusan.

" Seharusnya jika nggak ikhlas ngasih subsidi tutup mulut, ya nggak usah ngasih".

" Lagian duit sebanyak itu, tentu saja ibu akan takut menggunakannya barang selembar saja".

" Pakai berbohong pada ibuku sedang mengerjakan proyek bersama, bikin aku pusing harus ngomong apa sama ibu".

" Aku harus bilang apa?, masa aku harus berbohong gara-gara si pria dingin itu".

Alma memarkirkan sepedanya di samping rumah, dan langsung masuk ke dalam rumah lewat pintu samping.

Sepertinya ada tamu di rumah, terdengar suara orang ngobrol dari ruang tamu. Dan pintu masuk pun terbuka lebar.

Alma diam-diam mendengarkan percakapan ibunya dengan tamu laki-laki yang ada di ruang tamu, ternyata seorang pria yang menyukai ibunya. Setahu Alma, pria itu sudah datang beberapa kali ke rumah.

Laki-laki ramah, seorang guru SD, duda beranak satu, dan sangat baik pada bara dan Alma, sementara itu penilaian Alma dari sikap pria itu.

Tapi meski sebaik apapun pria itu, Alma tidak ingin punya ayah tiri. Alma takut jika ibunya menikah lagi, maka semua kenangan tentang ayahnya akan semakin menghilang.

Dan Alma tidak mau melupakan semua kenangan bersama ayahnya sekecil apapun itu. Meski mungkin para ibu-ibu tetangga banyak yang menilainya sebagai seorang putri yang egois, karena tidak pernah menyukai laki-laki manapun yang mendekati ibunya.

" Jadi apa anak-anak boleh saya ajak juga?", Alma bisa mendengar pertanyaan ibunya pada pria itu, dengan jelas.

" Tentu saja boleh, saya juga akan mengajak putra saya untuk ikut, biar lebih ramai", jawaban pria itu membuat Alma memutuskan untuk keluar dan ikut ngobrol dengan mereka.

" Loh, kapan kamu pulang Al?", Maemunah yang duduk hanya berjarak sejengkal dengan laki-laki itu langsung berdiri dan menghampiri Alma yang keluar dengan wajah ditekuk.

" Sudah sejak lima menit yang lalu, masa ibu nggak lihat Alma menuntun sepeda tadi, kan Alma lewat depan rumah".

" Pasti lagi asyik ngobrol sama....", Alma menatap laki-laki itu dengan tajam.

" Beliau Pak Sobri, namanya hampir sama dengan nama mendiang ayah kamu kan?, ayo beri salam sama pak Sobri", Maemunah membimbing tangan Alma untuk bergerak ke depan dan menyalami Sobri.

" Wah sekarang sudah SMA ya, putra bapak juga sekolah di Pelita Jaya, kelas 11 IPS 1, apa Alma kenal sama putra bapak?, namanya Zayn Mikael ".

Alma langsung menggelengkan kepalanya. " Maaf nggak pernah denger nama itu".

Mendengar jawaban Alma, Maemunah langsung mencubit tangan putrinya itu.

" Ooh...mungkin Zayn jarang bermain-main ke wilayah kelas 10, jadi Alma nggak kenal".

" Tapi besok saat kita makan diluar, akan bapak kenalkan sama Zayn", ujar Sobri.

" Makan diluar?", Alma mengernyitkan dahi, meminta penjelasan dari ibunya.

" Pak Sobri mengajak kita makan malam di luar besok, kan malam Minggu, pas liburan akhir pekan, jadi kamu dan Bara ikut, nanti Zayn juga akan ikut bersama kita".

Alma semakin marah, kecewa dengan sikap ibunya, yang mengiyakan ajakan laki-laki itu begitu saja, tanpa meminta persetujuan Alma terlebih dahulu.

Alma langsung menatap ibunya dan berkata lirih. " Ibu dan bara saja yang pergi, besok Alma harus mengerjakan proyek bersama Akio, mumpung akhir pekan, jadi maaf Alma nggak bisa ikut". Alma membuang muka dan masuk kedalam rumah.

Alma terpaksa berbohong, agar tidak diminta untuk pergi makan malam diluar bersama laki-laki yang bernama Sobri dan putranya, sepertinya ibunya menyukai laki-laki itu, bahkan dia mengatakan namanya mirip mendiang ayahnya. Hal sepele, tapi itu menyakiti hati Alma, karena belum apa-apa ibu sudah menyama-nyamakan laki-laki itu dengan ayahnya.

***

Esok harinya, tepat jam 4 sore, Pak Sobri datang lagi kerumah bersama putranya yang bernama Zayn. Ternyata wajah putranya sangat mirip dengan pak Sobri, tapi selama Alma sekolah di Pelita Jaya, memang belum pernah melihat Zayn sekalipun.

" Alma, kenalkan ini Zayn, putra pak Sobri", Maemunah meminta Alma untuk berkenalan dengan Zayn.

Alma.

Zayn.

mereka berdua bersalaman dengan ekspresi yang sama-sama di tekuk.

" Maaf saya harus pergi sekarang karena sudah ada janji dengan teman saya". Alma langsung berniat untuk pergi dari rumah. Dengan alasan akan mengerjakan proyek bersama Akio. Tapi tentu saja itu hanya sebuah alasan.

Sebenarnya sore ini tujuan Alma yang sebenarnya mau pergi ke rumah sahabatnya, Sean. Sahabat sejak masih kecil, hingga kini sudah sama-sama remaja.

" Apa nggak bisa di tunda sampai besok mengerjakan proyek nya Al?".

" Nggak bisa Bu, kan hasilnya sudah Alma serahkan sama ibu semuanya".

Alma pun pergi dari rumah mengenakan sweater rajut berwarna marun, celana baggy hitam dan membawa tote bag hitam.

Zayn hanya menatap kepergian Alma dengan tatapan yang tidak biasa.

Alma terus berjalan, tanpa menengok kebelakang. Tidak mau moodnya semakin rusak melihat bibir ibunya yang terus menyunggingkan senyuman sejak pagi. Saking bahagianya mau pergi makan di luar dengan laki-laki yang bernama Sobri itu.

" Sean...Sean...Sean....", Alma berteriak dari depan rumah Sean. Tak lama kemudian Sean langsung membukakan pintu dan menarik Alma masuk ke dalam rumahnya, kemudian kedua gadis itu saling berpelukan untuk melepas kerinduan.

" Aku kira kamu sudah lupa sama aku setelah menjadi siswi di Pelita Jaya. Gimana-gimana awal sekolah disana, cerita-cerita dong Al".

" Sepengetahuan ku, cowok-cowok di Pelita Jaya keren-keren banget ya Al?".

Sean memang sahabat Alma yang paling dekat sejak masih kecil, mereka berdua sekelas sejak TK, namun Sean melanjutkan SMA di sekolah yang berbeda.

Seandainya Sean tahu Alma melanjutkan sekolah di Pelita Jaya, pasti Sean akan mendaftar di sana juga. Namun liburan kelulusan Sean mengunjungi orang tuanya yang tinggal di Swiss, dan tidak tahu jika Alma memperoleh beasiswa di Pelita Jaya.

" Kamu itu, nggak berubah-ubah, masih tetep bahasanya cowok....terus ".

" Gimana kabar uncle dan aunty di Swiss?".

Alma duduk di sofa ruang tengah.

Rumah Sean besar dan berlantai dua, tapi Sean tinggal hanya bersama supir dan pembantunya saja, karena orang tuanya tinggal di Swiss.

" Mom dan dad baik-baik saja, mom juga kirim salam buat kamu, dan....sebentar, aku ambilkan oleh-oleh yang aku siapkan spesial buat kamu". Sean lari ke kamar dan keluar dengan membawa paper bag untuk Alma.

" Wah... repot-repot pakai bawa oleh-oleh segala, tapi thanks ya Se...", Alma mengeluarkan isi paper bag, ternyata syal rajut berwarna putih, sangat indah.

" Gimana...., cantik kan?", Alma menganggukkan kepalanya cepat, kemudian Sean mencoba memakaikan syal rajut itu di leher Alma.

" Ini bisa kamu gunakan jika kamu merasa kedinginan".

" Tapi kalau boleh tahu, ada apa gerangan tiba-tiba kamu datang kemari?", selidik Sean.

" Apa aku nggak boleh main kesini tiba-tiba?".

" Kan sudah lama banget kita nggak ketemu, sejak sekolah di tempat yang berbeda, dan kita di sibukkan dengan urusan kita masing-masing".

" I miss you so much my best friend".

Sean percaya begitu saja dengan ucapan Alma. Padahal bukan itu alasan utama kedatangan Alma di rumah Sean. Alma hanya butuh tempat bersembunyi, untuk menghilangkan rasa kekecewaan terhadap ibunya, dan juga agar tidak ikut makan malam diluar dengan keluarga laki-laki yang disukai ibunya.

Terpopuler

Comments

Emak Femes

Emak Femes

Halo
mamak mampir disini

2021-09-08

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 First Sight
2 Episode 2 Perubahan
3 Episode 3 : Surat Perjanjian
4 Episode 4 : Home Visit
5 Episode 5 : Kecewa
6 Episode 6 : Stay Overnight
7 Episode 7 : Rahasia Terkuak
8 Episode 8 : Balas Budi
9 Episode 9 : Dunia Yang Berbeda
10 Episode 10 : Pengakuan
11 Episode 11 : Ritual Unik
12 Episode 12 : Perjanjian Akio & Bara
13 Episode 13 : Ke Rumah Akio
14 Episode 14 : Posesif
15 Episode 15 : Penasaran
16 Episode 16 : Melewati Batasan
17 Episode 17 : Lolos Seleksi
18 Episode 18 : Malem Mingguan di rumah
19 Episode 19 : Secret Wedding
20 Episode 20 : Jakarta i'm coming
21 Episode 21 : It's Time to Fight
22 Episode 22 : Tamu Jauh
23 Episode 23 : The Winner
24 Episode 24 : My Hubby is My Hero
25 Episode 25 : Perubahan
26 Episode 26 : Keindahan Alam
27 Episode 27 : Cita-cita ?
28 Episode 28 : Perjalanan Pulang
29 Episode 29 : Ide Cemerlang
30 Episode 30 : Gara-Gara Kamu !
31 Episode 31 : Stalker
32 Episode 32 : Kabar Tak Terduga
33 Episode 33 : Malaikat Tak Bersayap
34 Episode 34 : Prioritas Utama
35 Bab 35 : Kawan Lama
36 Episode 36 : Kembali Muda
37 Episode 37 : Siapa Namanya?
38 Episode 38 : Sahabat Jadi Saudara
39 Episode 39 : Keguguran
40 Episode 40 : Kasih Ibu Sepanjang Masa
41 Episode 41 : Bagaimana Baiknya?
42 Episode 42 : Cinta Tulus
43 Episode 43 : VVIP
44 Episode 44 : Feeling Lucky
45 Episode 45 : Spontan
46 Episode 46 : Back to Home
47 Episode 47 : Kerinduan
48 Episode 48 : Prioritas
49 Episode 49 : Membuka Pikiran
50 Episode 50 : Check Up
51 Episode 51 : Wajah Berseri-seri
52 Episode 52 : Back to Jakarta
53 Episode 53 : Pria Misterius
54 Episode 54 : Si Penguntit
55 Episode 55 : Malam Ini Tak Ingin Aku Sendiri
56 Episode 56 : Nightmare
57 Episode 57 : One Week in Kazakhstan
58 Episode 58 : Surat Cinta untuk Akio
59 Episode 59 : Pengakuan
60 Episode 60 : Lepas Kontrol
61 Episode 61: Siang Terakhir di Jakarta
62 Episode 62 : Salam Perpisahan
63 Episode 63 : Pesan Terakhir
64 Episode 64 : Biarkan Sendiri Dulu
65 Episode 65 : Kejutan Menguntungkan
66 Episode 66 : Banyak Hadiah
67 Episode 67 : Hari Keberuntungan
68 Episode 68 : Berbeda Pemikiran
69 Episode 69 : Holiday
70 Episode 70 : Perjalanan Menuju Vila
71 Episode 71 : Orang Asing
72 Episode 72 : Kisah Perjalanan Panjang
73 Episode 73 : Dimana Alma?
74 Episode 74 : Menyambut Kedatangan Tamu
75 Episode 75 : Rasa Tidak Nyaman
76 Episode 76 : Keadaan Tak Memihak
77 Episode 77 : Insiden 1
78 Episode 78 : Kembali Bersatu
79 Episode 79 : Kejutan
80 Episode 80 : Perawatan Kecantikan
81 Episode 81 : Kantor Polisi
82 Episode 82 : Pindah Kelas
83 Episode 83 : Say Goodbye
84 Episode 84 : Pagi yang Penuh Cerita
85 Episode 85 : Bisa Membuat Salah Paham
86 Episode 86 : Ngantuk Berat
87 Episode 87 : Perjuangan
88 Episode 88 : Juara Bertahan
89 Episode 89 : Masalah Baru
90 Episode 90 : Insiden 2
91 Episode 91 : Girls Time 1
92 Episode 92 : Negosiasi
93 Episode 93 : Cita-Cita Bara
94 Episode 94 : Pemanasan
95 Episode 95 : Kegiatan Akhir Pekan
96 Episode 96 : Biang Kerok
97 Episode 97 : Arem-arem VS Kimbab
98 Episode 98 : Insiden 3
99 Episode 99 : Berjuang Lolos dari Maut
100 Episode 100 : Alien
101 Episode 101 : UU Mengenai Alien
102 Episode 102 : End
103 Episode 103 : Pedih
104 Episode 104 : Hadirnya Penyemangat Hidup
105 Episode 105 : Finally
106 Karya baru
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Episode 1 First Sight
2
Episode 2 Perubahan
3
Episode 3 : Surat Perjanjian
4
Episode 4 : Home Visit
5
Episode 5 : Kecewa
6
Episode 6 : Stay Overnight
7
Episode 7 : Rahasia Terkuak
8
Episode 8 : Balas Budi
9
Episode 9 : Dunia Yang Berbeda
10
Episode 10 : Pengakuan
11
Episode 11 : Ritual Unik
12
Episode 12 : Perjanjian Akio & Bara
13
Episode 13 : Ke Rumah Akio
14
Episode 14 : Posesif
15
Episode 15 : Penasaran
16
Episode 16 : Melewati Batasan
17
Episode 17 : Lolos Seleksi
18
Episode 18 : Malem Mingguan di rumah
19
Episode 19 : Secret Wedding
20
Episode 20 : Jakarta i'm coming
21
Episode 21 : It's Time to Fight
22
Episode 22 : Tamu Jauh
23
Episode 23 : The Winner
24
Episode 24 : My Hubby is My Hero
25
Episode 25 : Perubahan
26
Episode 26 : Keindahan Alam
27
Episode 27 : Cita-cita ?
28
Episode 28 : Perjalanan Pulang
29
Episode 29 : Ide Cemerlang
30
Episode 30 : Gara-Gara Kamu !
31
Episode 31 : Stalker
32
Episode 32 : Kabar Tak Terduga
33
Episode 33 : Malaikat Tak Bersayap
34
Episode 34 : Prioritas Utama
35
Bab 35 : Kawan Lama
36
Episode 36 : Kembali Muda
37
Episode 37 : Siapa Namanya?
38
Episode 38 : Sahabat Jadi Saudara
39
Episode 39 : Keguguran
40
Episode 40 : Kasih Ibu Sepanjang Masa
41
Episode 41 : Bagaimana Baiknya?
42
Episode 42 : Cinta Tulus
43
Episode 43 : VVIP
44
Episode 44 : Feeling Lucky
45
Episode 45 : Spontan
46
Episode 46 : Back to Home
47
Episode 47 : Kerinduan
48
Episode 48 : Prioritas
49
Episode 49 : Membuka Pikiran
50
Episode 50 : Check Up
51
Episode 51 : Wajah Berseri-seri
52
Episode 52 : Back to Jakarta
53
Episode 53 : Pria Misterius
54
Episode 54 : Si Penguntit
55
Episode 55 : Malam Ini Tak Ingin Aku Sendiri
56
Episode 56 : Nightmare
57
Episode 57 : One Week in Kazakhstan
58
Episode 58 : Surat Cinta untuk Akio
59
Episode 59 : Pengakuan
60
Episode 60 : Lepas Kontrol
61
Episode 61: Siang Terakhir di Jakarta
62
Episode 62 : Salam Perpisahan
63
Episode 63 : Pesan Terakhir
64
Episode 64 : Biarkan Sendiri Dulu
65
Episode 65 : Kejutan Menguntungkan
66
Episode 66 : Banyak Hadiah
67
Episode 67 : Hari Keberuntungan
68
Episode 68 : Berbeda Pemikiran
69
Episode 69 : Holiday
70
Episode 70 : Perjalanan Menuju Vila
71
Episode 71 : Orang Asing
72
Episode 72 : Kisah Perjalanan Panjang
73
Episode 73 : Dimana Alma?
74
Episode 74 : Menyambut Kedatangan Tamu
75
Episode 75 : Rasa Tidak Nyaman
76
Episode 76 : Keadaan Tak Memihak
77
Episode 77 : Insiden 1
78
Episode 78 : Kembali Bersatu
79
Episode 79 : Kejutan
80
Episode 80 : Perawatan Kecantikan
81
Episode 81 : Kantor Polisi
82
Episode 82 : Pindah Kelas
83
Episode 83 : Say Goodbye
84
Episode 84 : Pagi yang Penuh Cerita
85
Episode 85 : Bisa Membuat Salah Paham
86
Episode 86 : Ngantuk Berat
87
Episode 87 : Perjuangan
88
Episode 88 : Juara Bertahan
89
Episode 89 : Masalah Baru
90
Episode 90 : Insiden 2
91
Episode 91 : Girls Time 1
92
Episode 92 : Negosiasi
93
Episode 93 : Cita-Cita Bara
94
Episode 94 : Pemanasan
95
Episode 95 : Kegiatan Akhir Pekan
96
Episode 96 : Biang Kerok
97
Episode 97 : Arem-arem VS Kimbab
98
Episode 98 : Insiden 3
99
Episode 99 : Berjuang Lolos dari Maut
100
Episode 100 : Alien
101
Episode 101 : UU Mengenai Alien
102
Episode 102 : End
103
Episode 103 : Pedih
104
Episode 104 : Hadirnya Penyemangat Hidup
105
Episode 105 : Finally
106
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!