Mau tak mau bang Vino mengiyakan permintaan sang adik.
Vino pun menggendong sang adik dari lantai tiga dengan melewati tangga.
"Vio berat ya bang?" Tanyanya sambil mengalungkan tangannya dileher sang kakak.
"Berat gimana, enteng gini. Nanti kalau udah nikah makannya harus banyak biar tambah gede. Liat tuh badanmu kecil kayak triplek gini"
Vio memukul bahu sang kakak
"Abang mah buly Vio terus" cebiknya yang membuat sang kakak terkekeh.
Setelah sampai lantai dasar, Vio dibuat terkesiap dengan dekorasinya.
"Kapan ruangan ini dihias? Perasaan tadi sore belum?" Pikirnya.
"Ayho cepet jalan, malah bengong" Kia mengingatkan sahabatnya.
Kini Vio diapit antara Vino dan Kia.
Langkah Vio terhenti ketika melihat seseorang yang sangat ia kenal dengan baju yang senada dengan miliknya duduk diantara rombongan itu.
Kia dan Vio saling beroandangan
Pikiran mereka hanya tertuju pada laki laki itu.
"Kok ada bosku kak?" Tanyanya iseng pada sang kakak berharap mendapat jawaban pasti.
"Bos mana?" Sang kakak mengernyitkan dahi nya.
"Itu lo, motif baju batiknya juga sama kayak rok ku"
"Loh, itukan emang calon kamu"
Mata Vio membulat sempurna begitupun dengan Kia.
Mereka berdua kembali berpandangan.
"Omg, yang bener aja" ucap Vio kaget.
"Wah rejeki nomplok Vi"celetuk Kia.
"Kalian ngapain pada bengong, buruan kesana" sang abang mulai kesal dengan dua wanita itu.
Mata Qian juga terpaku dengan gadis di depannya.
Tatapan mata Vio dan Qian bertemu.
"Jadi calon gua cewek ini?" Batin Qian berteriak meronta ronta.
"Omg, mimpi apa gua semalem" Vio tak henti hentinya bergumam dalam hatinya.
"Papa," lirihnya menatap sang papa meminta penjelasan.
Sang papa mengangguk pertanda mengiyakan apa yang ada dikepala sang putri.
Senyum Vio tambah melebar saja
Acara dimulai,
Papi Rifqi mengatakan maksud dan tujuannya datang ke rumah Vio.
"Jadi kapan pernikahan anak anak akan diadakan?" Tanya papa Rico.
"Bagaimana jika 3 hari lagi?"
"What?!" Semua terpekik kaget, terutama keluarga Vio. Sedangkan keluarga Rifqi nampak santai karna mereka sudah breefing bersama dan menyiapkan segalanya jauh sebelum lamaran diadakan.
"Bukankah itu terlalu cepat? Lalu bagaimana persiapan nya?"
"Persiapannya sudah beres, hanya tinggal cincin pernikahan dan maharnya" ucap papi Rifqi santai.
Papa Rico mengangguk mengerti
"Kalau masalah itu biar dicari calon pengantinnya sendiri saja" ucap papa Rico yang diangguki semua orang.
"Kalian ada permintaan lain?" Tanya papi Rifqi pada Qian dan Vio yang sama sama masih terbengong.
"Tidak"jawab Qian.
"Ada!" Vio berucap.
"Aku ingin acaranya diadakan tertutup, aku hanya ingin mengundang beberapa temanku saja" pinta Vio.
Papi Rifqi mengangguk,
"Qian juga meminta hal yang sama"
Saat nya acara inti dimulai,
Vio dan Qian disuruh berdiri ditempat yang sudah disediakan.
Qian disuruh mengucapkan kalimat yang sudah diajarkan papi Rifqi dari rumah tadi.
"Ehemm" papi Rifqi memberi kode sang putra agar cepat buka suara.
Qian menghela napasnya, ia ingin menetralkan kegugupan yang datang tiba tiba.
"Saya Arqian Yulandres ingin meminta padamu maukah kamu, Viona Adira untuk saya pinang ke pernikahan bersama saya, Hidup selamanya dan menjadi ibu dari anak anak saya?" ucap Qian jelas.
Vio masih terbengong,
"Ehemm" kini papa Rico lah yang berdehem membuat lamunan Vio buyar seketika.
"eh gimana jawabnya?" bisik Vio pada sang sahabat Kia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Rapa Rasha
iya mau itu jawabannya
2023-01-22
1
Rita Saputri
vio terlalu terpesona oleh qian jd lemot 😁😁
2021-12-27
0
Rita Saputri
bisa aja kia 😁
2021-12-27
0