"Ada apa memangnya pi?"
"Sebaiknya kau cepat pulang ke indonesia untuk menggantikan papi menjadi CEO. Papi sudah tua"
"Cih, umur papi aja baru 46 tahun" kesal Qian.
"Tapi papi udah gampang capek. Setidaknya bantu bantu kerjaan papi"
"Nggak mau pah, Qian belum siap"
"Ayholah boy, kamu harapan papi satu satunya. Toh nanti walaupun kamu diangkat menjadi CEO, papi juga bakal tetep kerja bantu bantu kamu"
"Ayholah pi, Qian masih pengen menikmati masa muda Qian" pemuda itu merengek.
"Tapi perusahaan membutuhkan andil kamu juga. Kamu tau kan perusahaan semakin berkembang, papi nggak bisa kalau hampir setiap hari kerja lembur nyelesaiin berkas perusahaan. Papi perlu ada yang bantu dan harapan papi satu satunya cuma kamu" pinta papi Rifqi.
"Tapi pii"
"Ayolah nak, bantu papimu. Lagi pula dengan bekerja kau juga tidak akan kehilangan masa mudamu begitu saja kan?" Mami Ara memberi sedikit dukungan pada papi Rifqi.
Qian sudah tak bisa berkata kata lagi jika yang meminta maminya sendiri.
"Baiklah Mi, tapi beri waktu Qian satu bulan buat nyelesaiin urusan Qian disini" pintanya yang diangguki mami Ara dan papi Rifqi.
1 bulan kemudian,
Hari ini tepat hari kepulangan Qian ke tanah air.
Ia telah menyiapkan segala barang barang yang akan ia bawa ke indonesia.
Tidak banyak, hanya satu koper saja.
Ia tau pasti semua kebutuhannya sudah disiapkan sang papi.
Ia melangkahkan kakinya keluar dari apartemen miliknya dengan menarik sebuah koper.
Ia menuju lobi apartemen itu, ia sudah disambut oleh seorang pria yang ia yakini adalah utusan sang papi.
Pria itu segera mengambil alih koper Qian. Mereka segera menuju landasan udara.
Qian menaiki jet pribadi milik sang papi.
Ia mendesahkan napasnya pelan saat jet itu mulai lepas landas. Jujur saja, rasanya begitu berat meninggalkan kota itu.
Namun disisi lain ia merindukan keluarganya. Sang papi pun juga membutuhkan bantuan nya.
Setelah menempuh perjalanan selama 20 jam, Qian menapakan kakinya di bandara soekarno-hatta.
Senyumnya tersungging saat kembali menghirup udara yang telah 4 tahun lamanya ia tinggalkan.
Kakinya melangkah dengan menyeret sebuah koper dengan sebuah kacamata hitam bertengger dimatanya.
Ia sudah dijemput oleh orang suruhan sang papi.
Beberapa menit kemudian,
mobil yang ditumpangi Qian sudah memasuki gerbang mansion mewah itu.
Qian keluar dari mobil, bibirnya tersungging senyum tipis saat melihat mami, papi beserta sang adik telah menyambutnya didepan pintu mansion itu.
Qian memeluk sang mami yang begitu ia rindukan. Mami Ara menangis haru dipelukan sang anak lelakinya yang sudah ditunggu kepulangannya sejak 4 tahun lalu.
Pelukannya terlepas, ia beralih memeluk sang papi. Seseorang yang membuatnya berada dinegara ini dengan waktu secepat ini.
Sang papi menepuk nepuk punggung sang putra.
"Papi bangga padamu boy" ucap sang papi.
Pelukan itu terlepas, Qian menatap sang adik yang juga menatapnya dengan mata berkaca kaca.
Sang adik masih diam terpaku menatap manik sang kakak yang begitu ia rindukan selama ini.
Qian merentangkan tangannya pada sang adik.
Dengan cepat Nana segera memeluk sang kakak. Ia menumpahkan segala rindunya selama ini dengan air matanya.
"Kakak kenapa pulangnya lama sekali, Nana kangen" ucapnya sambil tersedu sedu dipelukan itu.
"Inikan kakak udah pulang, masak nangis sih" Qian membelai kepala sang adik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
reza indrayana
Mampir Thor...👍🏻👍👍🏻💛💙💛😘😘😘
2023-12-06
0
Febri Ana
lanjuutt
2023-11-28
1
Rapa Rasha
tetep lanjut
2023-01-21
0