Happy Or Sick
***
Secepat mungkin aku berusaha menghindar, tetapi pukulan itu melayang tepat di kepalaku. Ah… Kepalaku tiba-tiba pusing. Apa hanya sampai di sini saja batasan-ku? Aku merasa tidak lagi sanggup melawan mereka. Perasaan bersalah masih terus dan terus menghantuiku. Penglihatanku makin kabur, semuanya terlihat makin gelap dan gelap.
“Ini semua karenamu.”
“Ini semua karenamu.”
“Ini semua karenamu.”
Hanya itu yang kudengar darinya.
***
“Woyyy!!” Pukulan botol langsung mendarat tepat di wajah lelaki berumur delapan belas tahun itu. Tanpa berpikir panjang, dia langsung memarahi kakak perempuannya itu.
“Aku kan sudah bilang berulang kali padamu, jangan begadang kalau ujung-ujungnya tidak bisa bangun pagi.” Kakak lelaki itu terlihat gusar dan ganas layaknya singa yang belum diberi makan berhari-hari.
Memang sudah menjadi kebiasaannya untuk tetap begadang agar dapat menyelesaikan seluruh tugas rumah yang diberi oleh guru mapel. Harinya selalu disibukkan dengan jadwal klub badminton yang tidak ada habisnya. Belum lagi, dia harus membantu kakaknya untuk mengerjakan aktivitas di rumah. Mereka lebih sering tinggal berdua saja karena orang tua-nya sibuk mengurusi perusahaan tempat mereka bekerja yang bisa dibilang lebih dari delapan belas jam. Mereka terpaksa tinggal di apartemen sekitar dan kembali pulang saat hari libur saja. Karena itulah walau kakaknya sering bersikap kasar, tetapi dia tidak tega melihatnya melakukan ini semua sendiri.
“Kenapa kamu melihatku seperti itu? Ah… aku mengerti, sepertinya kau telah menyadari betapa cantiknya kakakmu, ini bukan?”
“Mana ada wanita cantik yang suka mengamuk seperti singa kelap—”
Belum juga selesai bicara, dia sudah mengejarnya seperti orang kesurupan.
“Daylonnn…!!! Awas kamu, ya! Sepertinya tujuh tahun aku ikut karate hanya untuk menghajarmu kali ini.”
Daylon yang bingung harus sembunyi di mana, kabur dan mengunci diri di dalam kamar mandi. Dalam diam, dia tiba-tiba mengingat apa yang terjadi di dalam mimpi. Entah kenapa dia bisa bermimpi semacam itu.
Dia tidak mengerti kenapa, tapi rasanya sangat nyata dan aku takut karena itu seperti akan terjadi. Daylon berharap hal itu tidak akan pernah dan tidak akan mungkin terjadi di dalam hidupnya.
Belum lama dia bersembunyi, tiba-tiba gagang pintu kamar mandi terlihat bergerak secara perlahan-lahan. Suara itu terdengar mengendap-endap dan semakin keras. Daylon hanya bisa menelan ludah saja dengan perasaan penuh ketakutan. Gagang pintu kamar mandi pun mulai diputar secara perlahan dan makin lama makin kencang.
“Day?? Kamu di dalam kan? Kenapa pintunya tidak bisa aku buka? Coba buka deh!” kata kakaknya tiba-tiba panik.
“Eh?!! Bentar-bentar… Pasti bohong kan? Pasti ini cuma siasat supaya Kakak bisa menangkapku.”
“Terserah aja kalau enggak percaya.”
Daylon sontak panik dan mencoba membuka pintunya berulang kali dan ternyata memang tidak bisa. Kakaknya juga mencoba mendobraknya, tetapi tidak cukup kuat untuk membukanya.
“Kamu tadi gimana pas buka pintunya? Emang enggak kerasa aneh?” Kakaknya mencoba mencari tahu penyebab kunci pintunya yang tiba-tiba macet kepada Daylon dan berusaha untuk tetap tenang.
“Tadi pintunya terbuka lebar. Aku langsung cepat-cepat menutup pintunya saat kamu mengejarku.”
“Lalu kita minta bantuan siapa? Tetangga ada yang keliatan enggak?”
Kakaknya langsung pergi keluar beberapa saat dan mencari tahu apakah ada tetangga yang bisa dimintai tolong.
Pada akhirnya, mereka terpaksa harus memanggil pemadam kebakaran untuk mengeluarkanku karena tidak ada yang bisa membantu kami saat itu. Sejak saat itu, mereka sepakat untuk tidak lagi berselisih di dalam rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Thirtyrs
Semoga gk kenapa-kenapa ya.
2022-12-16
0
•Aditya_Hariandi•
coba baca dulu
2021-10-08
2