Cinta Dalam Dendam Dan Benci

Cinta Dalam Dendam Dan Benci

awal mula Rayyan bertemu Miran

Rayyan, gadis yang lembut hatinya, tegar dan penyabar...

Dia gadis yang tumbuh di sebuah keluarga yang cukup terpandang di sebuah kota...

Keluarga Sadli, ya di keluarga Sadli dia tumbuh menjadi gadis yang sangat kuat, di mana dia selalu di bedakan oleh kakeknya dengan saudara sepupunya Rosa...

Di suatu pagi yang cerah, dia menyelinap keluar hanya untuk mencari udara segar..

Dia berjalan menikmati pagi yang cerah menuju sebuah lembah yang sangat indah, di mana tempat yang bisa membuat dia selalu merasa nyaman, membuang semua sesak di hatinya..

Pagi semakin beranjak menuju siang, Rayyan yang sedang asik menikmati sejuknya udara harus segera kembali ke kediaman keluarga Sadli..

"Ahhh, aku harus segera kembali ke rumah, kalau tidak pasti akan ketahuan oleh kakek" batin Rayyan..

Rayyan pun beranjak dari tempatnya untuk segera kembali pulang..

☘☘☘☘☘

Di kediaman Sadli, Gendis adik Rayyan, gadis kecil yang baru berumur 5 tahun terbangun dari tidurnya segera beranjak dari kamarnya untuk menuju ke kamar kakaknya Rayyan..

Tok tok tok...

"Kakak, kak buka pintunya kak" panggil Gendis..

Tok tok tok...

Perlahan Gendis membuka pintu kamar kakaknya yang ternyata tidak terkunci..

"Kakak, apa kakak sedang di kamar mandi?kaaaakk" panggil Gendis lagi sembari mencari kakaknya di dalam kamar..

"Kakak kok ga ada ya, hmmm tanya mama ahh" batin Gendis.

Gendis pun berlari menuju dapur, untuk mencari sang mama...

"Mama.." panggil Gendis..

"Hayy sayang, kamu sudah bangun nak, sini duduk.. Mau minum susu?" sapa mama Anna yang sedikit terkejut dengan kehadiran putri kecilnya..

"Tidak mama,.. Mama, di mana kakak? Aku pikir kakak di sini, di kamarnya kosong" tanya Gendis polos..

Deg...

Jantung mama Anna langsung berdetak cepat, dengan cepat dia menutupi kegelisahannya...

"Bukannya kakakmu belum bangun nak? Coba mama cek dulu ke kamarnya, kamu tunggu di sini dan minum susu mu ya sayang" jawab mama Anna..

"Ike, tolong buatkan Gendis susu ya, saya mau ke kamar Rayyan dulu" perintah mama Anna

Ike sang pembantu hanya menganggukan kepalanya...

Mama Anna pun langsung beranjak ke kamar Rayyan, tanpa disadari saat mama Anna akan masuk ke kamar Rayyan, Rosa terus mengamati dan tersenyum licik..

"Kena kamu Rayyan, lihat apa yang akan terjadi nanti" kata Rosa pelan..

Rosa menuju ke dapur, dia berniat akan mengadukan hal tersebut pada kakeknya...

Diwaktu yang bersamaan mama Anna yang baru masuk di kamar Rayyan hanya mendapati tempat tidur kosong putri nya..

"Di mana kamu Rayyan, kenapa kamu suka sekali pergi tanpa se ijin mama... Bagaimana kalau kakek tau, apa yang akan terjadi kepadamu.. Ya Tuhan lindungi lah putri ku" batin mama Anna khawatir sambil berjalan mondar mandir..

Di dapur, Rosa meminta dua cangkir kopi untuk paman dan kakeknya yang sedang di tempat di mana biasanya berkumpul di lantai dua..

"Ike tolong buatkan dua kopi, biar nanti aku yang nganter ke atas.." perintah Rosa..

Lagi Ike hanya menjawab dengan anggukan..

☘☘☘☘☘

Di lain tempat, Rayyan berjalan sedikit berlari agar segera sampai di rumahnya...

Namun naas, saat dia sampai di pertigaan tiba tiba datang sebuah mobil hendak berbelok ke arahnya dan sedikit menyenggol badannya hingga Rayyan terjatuh dan kepalanya terbentur batu hingga sedikit berdarah..

"Awwww, aduhhhh ga bisa hati hati apa bawa mobil... Duuuhhhh ishhh" rintih Rayyan..

"Sial, pagi pagi dah nabrak orang arghhh" kesal se orang pemuda...

Lalu dia turun mencoba melihat ke adaan gadis yang dia tabrak tadi..

"Tidak bisakah kamu berjalan lebih ketepian, lihat apa yang terjadi sekarang?" kesal pemuda itu..

Rayyan hanya menatap pemuda itu dengan tatapan sinis sambil memegangi dahinya..

"Ayo aku antar pulang, di mana alamat mu?" kata pemuda itu.

"Tidak perlu, saya bisa pulang sendiri" jawab Rayyan sinis..

"Tidak bisa, saya harus bertanggung jawab.. Atau kamu aku antarkan saja ke rumah sakit jika tidak mau saya antar ke rumah mu, setidaknya saya bertanggung jawab" jawab pemuda itu..

"Sudah ku bilang tidak perlu ya tidak perlu, saya masih mampu pulang sendiri" jawab Rayyan lagi..

Dengan sedikit kesal, pemuda itu menggendong Rayyan ala bridal stayl dengan mendadak..

"Ehhh apa apaan ini, cepat turunkan saya.. Anda mau ngapain, lepaskan saya" ronta Rayyan mencoba melepaskan diri sambil memukuli dada bidang pemuda itu..

Pemuda itu tidak memperdulikan Rayyan, dan tetap membawanya ke dalam mobilnya...

"Saya akan membawa mu ke rumah sakit" kata pemuda itu..

"Apaaa.... Jangan saya tidak mau kerumah sakit, turun kan saya di sini. Atau jangan jangan kamu mau menyulik saya yaa?" kata Rayyan asal..

"Menculik kamu? Kamu tidak bisakah melihat sikap tanggung jawab ku terhadap kamu?" jawab pemuda itu kesal..

Sesaat mereka saling diam..

"Turunkan saya di sini, saya bisa pulang sendiri" kata Rayyan meronta.

Ciiitttt, mobil berhenti..

"Ok kalau kamu memang berniat mau turun, silahkan.." kata pemuda itu sinis

Rayyan keluar dari mobil tersebut, tapi saat dia lihat sekelilingnya dia tersadar bahwa tempat itu jauh dari rumahnya..

Pemuda itu belum menjalankan mobil, dia yakin gadis itu akan kembali masuk ke dalam mobil sambil mengamati gadis itu dari sepion tengah mobil dia...

Dan dugaannya benar...

Sesaat terdiam, mau tidak mau Rayyan kembali masuk ke dalam mobil tersebut..

"Baiklah, antar saya di kediaman kakek Sadli di jalan mawar" kata Rayyan saat sudah berada di dalam mobil tersebut.

Pemuda itu hanya tersenyum melihat tingkah gadis itu..

"Apakah dia gadis yang di bicarakan nenek anak dari Hazar, tapi dipikir pikir kok tidak asing bagi ku? Hmmmm kenapa bisa kebetulan begini.." batin pemuda itu..

Mobil berbutar arah untuk menuju di kediaman Sadli..

☘☘☘☘☘

Sedangkan di kediaman Sadli, Rosa yang sudah membawa dua cangkir kopi menuju ke kakeknya berada...

"Selamat pagi kakek, paman.... Ini kopinya.." kata Rosa berbasa basi..

"Ahhh selamat pagi cucu kesayangan kakek, kamu benar benar mengerti sayang" puji kakek Sadli.

"Trima kasih Rosa" jawab papa Hazar ayah Rayyan.

"Paman, ngomong ngomong Rayyan kok ga kelihatan ya, tumben" tanya Rosa memancing.

"Sepertinya dia masih di kamarnya" jawab papa Hazar..

"Tapi aku lihat ke kamarnya kosong paman apa mungkin sedang ke kamar mandi ya" jawab Rosa tersenyum licik..

Papa Hazar dan kakek Sadli pun menatap Rosa bersamaan...

Kakek Sadli langsung bangkit dari duduknya, berjalan cepat menuju kamar Rayyan..

"Rayyann..! Rayyan...!" teriak kakek Sadli..

Kakek Sadli langsung membuka pintu kamar Rayyan, dan benar saja di dalam kamar tersebut kosong..

Papa Hazar yang mendapati kamar putrinya kosong pun hanya bisa megangi kepalanya dengan kedua tangannya..

"Di mana anak itu?, sudah berani membangkang dia!!" kata kakek Sadli emosi.

"Pah, tenang... Biar nanti Hazar yang urus" kata papa Hazar menenangkan..

"Kamu urus?!!, kamu sendiri tidak becus mendidik anak itu!!! Kamu urus kamu bilang?!!" jawab kakek Sadli sambil menunjuk ke arah papa Hazar..

Kakek Sadli langsung beranjak dari kamar Rayyan menuju ke lantai bawah untuk mencari Rayyan dan di ikuti papa Hazar...

"Rayyan!... Rayyan!..." teriak kakek Sadli..

Semua yang di dapur kaget mendengar teriakan kakek Sadli..

Terutama mama Anna yang sangat terkejut bahwa mertuanya sudah mengetahui bahwa Rayyan tidak berada di rumah..

Semua langsung berkumpul di hall rumah kediaman Sadli..

☘☘☘☘☘

Di lain tempat, di dalam mobil..

Rayyan dan pemuda itu sudah memasuki kawasan jalan mawar.

"Stopp, cukup sampai di sini, sudah sampai" kata Rayyan berbohong..

"Emang kamu pikir saya tidak tau kediaman keluarga Sadli itu di mana?" jawab pemuda itu dengan ketus.

"Mampus aku jika dia sampai mengantar aku sampai ke rumah" batin Rayyan.

Tak beberapa lama mereka berdua sampai di kediaman keluarga Sadli..

"Ayooo turun, aku akan menjelaskan kepada keluargamu" kata pemuda itu..

"Ehhh jangan, cukup sampai di sini, sya tidak apa apa kok terima kasih" cegah Rayyan..

"Tidak, saya akan tetap mengantarmu sampai ke dalam" jawab pemuda itu.

"Aku mohon jangan, jika kamu ikut masuk akan jadi masalah buat aku... Aku mohon" kata Rayyan memohon..

Namun sayang, pemuda itu acuh tak memperdulikan omongan Rayyan..

Dia keluar dari mobilnya dan berputar untuk membuka kan pintu untuk Rayyan.

Tok tok tok..

Rayyan mengetuk pintu utama di kediaman keluarga Sadli.

Keluarga Sadli yang sedang berkumpul di hall rumah pun serempak menatap pintu yang di ketuk...

Dan munculah Rayyan di ikuti pemuda itu...

"Rayyan,..." panggil mama Anna terkejut

Tidak hanya mama Anna yang terkejut, yang lain pun terkejut terutama Rosa.

"Sayang, bukan kah itu Miran? Pemuda yang sering kamu bicarakan itu?" tanya mama Sinta berbisik ke Rosa.

"Benar mah, itu Miran... Di mana mereka bertemu ya? Kenapa mereka datang bersamaan? Ada hubungan apa?" jawab Rosa geram..

Semua menatap ke arah Miran dan Rayyan..

Mama Anna menghampiri Rayyan..

"Rayyan... Kamu dari mana saja?.. Ini... Ini dahi kami kenapa sayang?" tanya mama Anna khawatir..

Rayyan diam saja sambil menatap kakeknya yang terlihat sangat murka..

"Bukan kah anda Miran? Rekan bisnis kita pah?" tanya papa Bram mencoba mengalihkan...

Kakekk seketika mengamati pemuda didepannya itu..

"Benar, kebetulan sekali" kata kakek Sadli.

"Lebih baik ajak nak Miran untuk ngopi bersama, mari nak Miran silahkan masuk" ajak papa Bram..

Miran hanya mengangguk, dan berjalan mengikuti papa Bram dan Kakek Sadli yang sudah berjalan terlebih dulu.

Saat melewati Rosa, Rosa pun mencoba tersenyum semanis mungkin di depan Miran...

Tapi sayang Miran hanya melewatinya tanpa memperdulikan Rosa, melirik pun tidak...

"Ike... Tolong siapkan kopi untuk tamu" perintah Rosa..

Mama Anna membawa Rayyan ke kamar Rayyan..

"Kamu tidak apa apa kan sayang?" tanya mama Anna

"Tidak apa apa ma" jawab Rayyan sambil duduk di pinggir tempat tidurnya.

"Rayyan, kenapa kamu keluar tanpa ijin lagi sayang? Sudah berapa kali mama ingatkan untuk tidak membuat masalah di rumah ini" kata mama Anna kawatir..

"Ma, Rayyan hanya keluar mencari udara sejuk untuk menenangkan hati dan pikiran Rayyan sebentar ma.. Tapi gara gara pemuda itu Rayyan pulang terlambat" jelas Rayyan..

"Tapi sekarang kamu dalam masalah besar sayang, lihat kakekmu begitu murka mengetahui kamu meninggalkan rumah" kata mama Anna sambil memeluk Rayyan.

"Maafin Rayyan ma" jawab Rayyan membalas pelukan sang mama..

Di ruang tamu keluarga Sadli, sudah berkumpul empat pria di sana yaitu kakek Sadli, papa Hazar, papa Bram dan Miran..

"Saya di sini hanya untuk menjelaskan bahwa saya tidak sengaja menabrak salah satu putri dari keluarga ini... Saya mohon maaf" kata Miran mengawali.

"Ahhh sudahlah, yang penting tidak terjadi sesuatu yang serius, hmmm ngmong ngomong nak Miran, bagaimana dengan kerja sama bisnis kita" kata kakek Sadli menimpali..

"Nanti akan saya tunjukan kontrak kerja sama kita, dan proposal semua perinciannya di sana, nanti bisa kita bahas saat bertemu di kantor" jawab Miran..

Saat sedang asik membahas soal proyek kerja sama perusahaan..

Rosa masuk dan membawa empat cangkir kopi..

Rosa mencoba mencari perhatian Miran, dia dengan sengaja memberikan langsung kopi tersebut kepada Miran..

"Silahkan Miran, ini kopinya... Ini saya buatkan khusus buat kamu" kata Rosa dengan senyum manisnya...

Miran hanya menganggukan kepalanya tanpa memperdulikan Rosa..

Rosa pun memberikan kopi yang lainnya ke pada sang kakek, ayah dan pamannya...

Lalu di duduk tepat di depan Miran sambil terus menatap Miran tanpa berkedip dan terus tersenyum menggoda.

Miran yang merasa terus di awasi oleh Rosa pun merasa risih, segera dia meminum kopi tersebut dan langsung berpamitan..

"Eghmmmm, lebih baik saya permisi, saya ada urusan yang harus saya urus... Sekali lagi saya mohon maaf atas kejadian tadi, dan saya ucapkan terima kasih atas kopinya" pamit Miran..

"Ahhh iya nak Miran, sama sama sampai bertemu lagi di kantor nanti" jawab kakek Sadli...

Sebenarnya papa Hazar sedari tadi mengamati gerak gerik Miran, entah mengapa dia ada sesuatu yang mengganjal di hatinya...

Rosa yang melihat Miran akan beranjak pergi, mencoba mencegah Miran.

"Hmmm, maaf Miran, tidak bisakah kamu ikut sarapan bersama kami. Karena sebentar lagi kami akan sarapan bersama" kata Rosa dengan centil.

"Maaf saya sedang ada urusan lain, trima kasih" jawab Miran dingin..

Miran pun meninggalkan kediaman Sadli..

karya pertama ku, mohon bantuan dari para reader untuk like dan komen sarannya..

semoga suka☺☺☺

Terpopuler

Comments

Me

Me

apa nggak takut kk, buat cerita yang mirip dengan drama terkenal di Turki. ntar dituntut

2022-04-08

2

Amat Kings

Amat Kings

aq nyimak dulu hehehe

2022-03-15

1

lihat semua
Episodes
1 awal mula Rayyan bertemu Miran
2 nasib di anak tirikan
3 bertemu lagi
4 salah paham
5 balas dendam dimulai
6 kebencian yang ditanam
7 firasat
8 kekacauan
9 awal penderitaan
10 dibuang seperti sampah
11 terpuruk
12 Rayyan di paksa nikah dan Rosa bahagia
13 rencana yang gagal
14 kehilangan Rayyan dan Miran
15 ternyata selamat
16 Rayyan menembak Miran
17 ketahuan
18 masuk kerumah musuh dan menjadi kacau
19 di luar rencana dan Miran baru tahu
20 Rosa mencari informasi
21 munculnya sebuah perasaan tanpa disadari
22 Informasi untuk Rosa
23 hancurnya perasaan seorang ibu
24 menyangkal mencintainya
25 pengakuan yang tertunda
26 Jebakan Rosa
27 pengakuan Miran
28 kerjasama
29 Mia
30 Rayyan mengetahuinya
31 Arga akan menikahi Rayyan
32 Rayyan memilih Arga
33 Miran bimbang
34 Rayyan meninggalkan Arga.
35 Gendis ingin menyatukan Rayyan dan Miran
36 balas dendam yang sudah terencana
37 karena kalajengking
38 Miran dan Arga merebutkan Rayyan
39 emosi Miran ke Mei
40 Gendis membantu Miran
41 Miran menginginkan Rayyan kembali
42 kakek menolak Miran
43 kesalah pahaman Rayyan dengan Miran
44 usaha Miran
45 Miran menceraikan Mei
46 Miran menculik Rayyan
47 Arga menahan Mei
48 gagal kabur
49 mengakui telah jatuh cinta
50 penjelasan Miran
51 kepergian Rayyan lagi
52 Arga ditembak
53 penyitaan
54 kekecewaan Gendis
55 masa lalu kakek Sadli dan nenek Aisah.
56 berantem di depan umum
57 pernikahan atau kematian
58 penyerangan
59 menerima lamaran
60 hari terakhir Rayyan
61 pernikahan Miran dan Rayyan
62 di permalukan.
63 penembakan
64 kabar bahagia
65 menyusup
66 penyerangan
67 Rayyan diculik
68 Rayyan kembali.
69 sebuah pesan untuk nenek Aisah.
70 memaksa untuk bertemu Rayyan
71 pertemuan Arga dan Rayyan
72 Arga kacau
73 sebuah kejutan.
74 cari masalah.
75 kerjasama
76 menginap
77 rencana lain
78 kabar berita
79 rencana dijalankan.
80 rencana memishkan Miran dan Rayyan
81 tekad Rayyan
82 kecurigaan Riyan.
83 sebuah surat.
84 titipan untuk papa Hazar
85 Miran dituduh
86 kritis
87 jadi pendonor
88 kritis
89 sebuah surat
90 bersama mencari kebenaran
91 kekecewaan Gendis
92 apa tujuannya
93 ingin jujur
94 mencari surat itu
95 kembali sadar
96 pengakuan papa Hazar.
97 ternyata papa Hazar tau
98 akhirnya keluarga Sadli tau Miran pendonor itu
99 surat perceraian
100 terbelenggu dalam masalah
101 Miran putra papa Hazar
102 Miran dan Rayyan tau
103 akhir bahagia
Episodes

Updated 103 Episodes

1
awal mula Rayyan bertemu Miran
2
nasib di anak tirikan
3
bertemu lagi
4
salah paham
5
balas dendam dimulai
6
kebencian yang ditanam
7
firasat
8
kekacauan
9
awal penderitaan
10
dibuang seperti sampah
11
terpuruk
12
Rayyan di paksa nikah dan Rosa bahagia
13
rencana yang gagal
14
kehilangan Rayyan dan Miran
15
ternyata selamat
16
Rayyan menembak Miran
17
ketahuan
18
masuk kerumah musuh dan menjadi kacau
19
di luar rencana dan Miran baru tahu
20
Rosa mencari informasi
21
munculnya sebuah perasaan tanpa disadari
22
Informasi untuk Rosa
23
hancurnya perasaan seorang ibu
24
menyangkal mencintainya
25
pengakuan yang tertunda
26
Jebakan Rosa
27
pengakuan Miran
28
kerjasama
29
Mia
30
Rayyan mengetahuinya
31
Arga akan menikahi Rayyan
32
Rayyan memilih Arga
33
Miran bimbang
34
Rayyan meninggalkan Arga.
35
Gendis ingin menyatukan Rayyan dan Miran
36
balas dendam yang sudah terencana
37
karena kalajengking
38
Miran dan Arga merebutkan Rayyan
39
emosi Miran ke Mei
40
Gendis membantu Miran
41
Miran menginginkan Rayyan kembali
42
kakek menolak Miran
43
kesalah pahaman Rayyan dengan Miran
44
usaha Miran
45
Miran menceraikan Mei
46
Miran menculik Rayyan
47
Arga menahan Mei
48
gagal kabur
49
mengakui telah jatuh cinta
50
penjelasan Miran
51
kepergian Rayyan lagi
52
Arga ditembak
53
penyitaan
54
kekecewaan Gendis
55
masa lalu kakek Sadli dan nenek Aisah.
56
berantem di depan umum
57
pernikahan atau kematian
58
penyerangan
59
menerima lamaran
60
hari terakhir Rayyan
61
pernikahan Miran dan Rayyan
62
di permalukan.
63
penembakan
64
kabar bahagia
65
menyusup
66
penyerangan
67
Rayyan diculik
68
Rayyan kembali.
69
sebuah pesan untuk nenek Aisah.
70
memaksa untuk bertemu Rayyan
71
pertemuan Arga dan Rayyan
72
Arga kacau
73
sebuah kejutan.
74
cari masalah.
75
kerjasama
76
menginap
77
rencana lain
78
kabar berita
79
rencana dijalankan.
80
rencana memishkan Miran dan Rayyan
81
tekad Rayyan
82
kecurigaan Riyan.
83
sebuah surat.
84
titipan untuk papa Hazar
85
Miran dituduh
86
kritis
87
jadi pendonor
88
kritis
89
sebuah surat
90
bersama mencari kebenaran
91
kekecewaan Gendis
92
apa tujuannya
93
ingin jujur
94
mencari surat itu
95
kembali sadar
96
pengakuan papa Hazar.
97
ternyata papa Hazar tau
98
akhirnya keluarga Sadli tau Miran pendonor itu
99
surat perceraian
100
terbelenggu dalam masalah
101
Miran putra papa Hazar
102
Miran dan Rayyan tau
103
akhir bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!