balas dendam dimulai

Dua hari berlalu, Miran ingat akan janjinya dengan kakek Sadli.

"Hallo nenek, sebentar lagi akan aku jalankan rencana itu" kata Miran.

"Bagus nak, untuk sementara kamu pergi dulu bersama Riyan..." kata nenek.

Miran langsung memutuskan panggilan telefonnya.

"Riyan, ayo kita ke kediaman Sadli" ajak Miran.

"Sekarang?" Riyan mencoba meyakinkan.

"Iya, ini sudah waktunya" kata Miran sambil berjalan menuju ke mobilnya...

"Kamu yakin Miran?" skali lagi Riyan memastikan dan menjalankan mobilnya menuju ke kediaman Sadli.

"Yaaa aku yakin, semakin cepat lebih baik" jawab Miran serius.

Riyan hanya menoleh menatap Miran sepintas lalu kembali fokus kedepan.

☘☘☘☘☘

Di kediaman Sadli sendiri, Rosa begitu antusias dengan hari ini. Hingga dia mengeluarkan hampir semua isi lemarinya untuk mencari pakaian atau gaun apa pun itu yang menurutnya paling bagus.

"Kenapa semua isi lemari ini ga ada yang bagus si!!" gerutu Rosa sambil mencoba sati persatu pakaiannya.

Cukup lama Rosa memilih pakaian yang cocok, hingga dia memilih sebuah gaun berwarna merah maroon yang menurut dia sangat cocok. Lalu dia berdandan secantik mungkin, menata rambutnya sedemikian rupa. Rosa terus menyunggingkan senyumnya membayangkan tamu istimewa akan datang hari ini.

"Bram, Hazar.. Kalian jangan pergi ke kantor dulu" perintah kakek sebelum menikmati sarapan paginya..

"Memang ada apa pah?" tanya papa Bram.

"Nanti Miran ingin bertamu ke sini, jadi kalian berdua jangan pergi dulu" jawab kakek.

"Ada urusan apa pah?" papa Hazar penasaran.

"Entah lah, tapi dia ingin berjumpa dengan papa, jadi papa mau kalian mendampingi papa" kakek menjelaskan lalu memulai sarapannya.

Rayyan hanya mendengarkan saja percakapan ketiga pria dewasa itu tanpa ingin tau, karena bagi dia ini bukan urusan dia. Hanya saja dia merasa tumben Rosa tidak ikut makan bersama.

Tidak lama kemudian Miran dan Riyan sudah sampai di depan kediaman Sadli,..

Tok..tok...tok..

Mendengar suara ketukan Neni salah satu ART keluarga Sadli membuka pintunya.

"Selamat pagi, anda mencari siapa?" tanya Nani sopan.

"Saya ingin bertemu dengan tuan Sadli" jawab Miran.

"Ohh iya, silahkan masuk dulu. Akan saya sampaikan ke tuan Sadli" Nani mempersilahkan masuk.

Belum sempat mencari kakek, kakek sudah turun dan memberi kode Nani untuk segera kembali ke dapur.

"Selamat datang nak Miran, mari silahkan kita bicarakan di atas saja" kakek menyapa Miran.

Mendengar sang kakek berbicara dengan Miran, Rosa segera keluar kamar dan bertemu dengan Miran.

"Haii Miran, selamat pagi." sapa Rosa dengan senyum semanis mungkin.

Miran yang disapa hanya mengangguk, hanya Riyan yang tersenyum manis dengan Rosa dan terpesona dengan kecantikan Rosa.

Rosa akhirnya menuju ke dapur, saat melihat Nani membuatkan kopi Rosa langsung menata kopi itu dinampan.

"Biarkan saya yang mengantar kopinya" kata Rosa sambil berlalu meninggalkan dapur menuju ruang keluarga.

Rosa terus tersenyum dengan manisnya, dia berkhayal bahwa dia akan dilamar oleh Miran.

"Silahkan ini kopinya" tawar Rosa saat memberikan kopi tersebut kepada Miran, di sana sudah ada papa Bram dan papa Hazar untuk mendengarkan apa maksud Miran.

Rosa keluar dari ruangan tersebut dan bersembunyi dibalik tembok untuk menguping pembicaraan mereka.

"Begini tuan Sadli, sebelum saya minta maaf sudah mengganggu kalian semua dipagi hari ini" kata Miran mengawali.

"Tidak apa apa nak Miran, silahkan sampaikan apa maksud tujuan kamu" jawab papa Bram

"Saya kesini bermaksud ingin meminang salah satu putri dari keluarga Sadli" kata Miran.

Papa Bram, papa Hazar dan kakek kaget saling berpandangan bingung, karena setahu mereka kedua putri dari keluarga Sadli tidak ada yamg dekat dengan Miran. Rosa yang mendengar itu langsung kaget, tangannya langsung reflek menutup mulutnya yang menganga. Rosa merasa sangat senang karena dia berfikir Miran benar benar melamarnya. Lalu dia segera pergi ke dapur.

"Putri kami di sini ada dua, siapa yang kamu maksud" tanya papa Hazar akhirnya membuka suara.

"Saya menginginkan Rayyan, jika diperkenankan lusa saya akan datang kembali bersama wali saya" jawab Miran.

"Rayyan? Tapi, setahu saya kalian tidak dekat sama sekali apa lagi memiliki hubungan" papa Hazar bertanya kembali yang lain hanya mendengarkan sambil bingung.

"Yaaa, saya tertarik dengan Rayyan saat pertama kali saya bertemu dengannya" alasan Miran.

"Kami sebagai orang tua di sini tidak bisa memutuskannya, biarkannlah nanti Rayyan yang akan memutuskannya" jawab papa Hazar.

"Baiklah kalau begitu, saya paham.. Seperti yang saya ucapkan tadi saya akan kembali lusa bersama wali saya untuk melamar secara baik dan benar, demikian saya permisi terlebih dahulu.."Miran berdiri dan di ikuti Riyan untuk keluar pergi menuju kekantor mereka.

Kakek, papa Bram dan papa Hazar terdiam.

"Ini kesempatan pa bagi keluarga kita memiliki menantu seperti Miran" kata papa Bram, kakek dan papa Hazar hanya menatap Papa Bram.

"Rayyan tidak akan menikah,!!!" suara kakek tiba tiba.

Papa Bram dan Hazar langsung menatap kakek dengan bingung.

"Maksud papa?" papa Hazar penasaran dengan kata kata kakek.

"Iya, bukan Rayyan.. Tapi Rosa yang akan bersama Miran" jawab kakek..

"Tapi pa, papa dengar sendiri, Miran menginginkan Rayyan kita hanya tinggal menanyakan Rayyan mau atau tidak" protes papa Hazar

Papa Bram yang mendengar itu sedikit tidak suka dengan papa Hazar, karena bagi dia memiliki menantu seperti Miran sangat menguntungkan.

"Tidak, yang menjadi pengantin wanitanya tetap Rosa, memangnya kamu pikir apa yang bisa di andalkan dari Rayyan, gadis yang kau besarkan hanya gadis pembangkang pembuat masalah keluarga ini" kata kakek dingin.

Papa Hazar lalu bangkit meninggalkan ruang keluarga.

"Bram, panggil anak dan istrimu" perintah kakek..

Bram meninggalkan kakek untuk memanggil anak dan istrinya. Tidak butuh waktu lama mereka kemabali menghampiri kakek.

"Kalian dengarkan, Miran kemari untuk meminang salah satu putri dari keluarga Sadli, jadi kamu Rosa bersiaplah karena lusa Miran akan kemari membawa keluarganya untuk melamar secara resmi" kata kakek.

"Tapi pah, yang Miran mau Rayyan bukan Rosa apa itu tidak jadi masalah?" kata papa Bram.

Rosa yang mendengar penuturan papanya merasa geram, kenapa yang di pilih Rayyan bukan dirinya.

"Saya kepala keluarga di sini, dan saya berhak menentukan siapa pengantin wanitanya, dan saya mau Rosa yang menjadi pengantin wanitanya" kata kakek tegas.

"Tapi bagaimana dengan kakak?" tanya papa Bram

"Biar nanti papa yang bicara, kalian jangan buka mulut persoalan ini paham!!!" ucap kakek dingin.

"I..i..iya kek Rosa mengikuti apa yang kakek mau" kata Rosa yang sebenarnya ke girangan dengan keputusan kakek..

"Apa yang papa lakukan? Kenapa papa mengambil keputusan seperti itu!!" kata papa Hazar tiba tiba..

Semua yang berada di sana terkejut tiba tiba paap Hazar berada di antara mereka.

"Hazar, apa kamu mau mengambil resiko dengan kelakuan putri kamu yang suka menyebabkan masalah hahh?!! Ini sudah keputusan ku tidak bisa diganggu gugat lagi!"kakek mulai emosi.

Papa Hazar langsung pergi meninggalkan ruang keluarga dna menuju ke kamar. Saat sampai di kamar ternyata istrinya sedang berada di sana.

"Pa, kamu kenapa?" tanya mama Anna terkejut.

"Tidak apa apa" jawab singkat papa Hazar.

"Jangan bohong pa?" mama Anna curiga.

Papa Hazar menatap mama Anna, dia ragu akan menceritakan apa yang terjadi. Papa Hazar takut istrinya tersinggung.

"Tadi Miran kesini" papa Hazar diam sesaat..

"Lalu!" mama Anna penasaran

"Dia menginginkan salah satu putri dari keluarga kita yaitu Rayyan" papa Hazar terdiam.

"Lalu yang menjadi masalah apa pa, kita tinggal memberi tahu Rayyan dia mau atau tidak? Biar mama yang menemui Rayyan" jawab mama Anna tersenyum dan akan beranjak ke kamar Rayyan

"Jangan beritahu Rayyan, karena papa menginginkan Rosa menjadi pengantin wanitanya bukan Rayyan" jawab papa Hazar cepat untuk mencegah sang istri.

Mama Anna mematung seketika mendengar penjelasan suaminya. Lalu dia membalikan badan menatap suaminya dengan wajah kesal dan bingung.

"Tidak bisa begitu, yang Miran mau putri kita pa" kata mama Anna dengan nada jengkel.

"Iya ma, papa tau, papa juga sudah mencoba ngomong sama papa. Tapi papa tetap pada keputusannya" jelas papa Hazar.

Mama Anna langsung terduduk di samping suaminya tidak habis pikir dengan mertuanya, sebegitu bencinya dengan Rayyan.

"Atau karena Rayyan bukan putri kandungmu jadi papa seperti ini?" kata mama Anna tiba tiba sambil menahan air matanya.

Papa Hazar langsung menoleh dan memeluk istrinya.

"Jangan bicara seperti itu ma, Rayyan tetap akan menjadi putri ku apapun ke adaannya" jawab papa Hazar menenangkan istrinya.

"Tapi tidak dengan papa" jawab mama sinis dengan air mata berlinang.

Papa Hazar diam hanya memeluk istrinya. Di luar kamar papa Arga dengar semua percakapan papa Hazar dan mama Anna.

"Jadi, Rayyan bukan putri kandung paman?" batin Arga lalu pergi meninggalkan tempat itu.

"Rayyan?? Mau kemana?" tanya Arga saat melihat Rayyan keluar dari kamarnya.

"Kak Arga, cuma ingin jalan jalan kedepan sebentar kak" jawab Rayyan.

"Mari aku antar, kamu tidak akan di perbolehkan keluar sama kakek jika sendirian" Arga menawarkan.

"Hmmmm emangnya kakak ga sibuk?" tanya Rayyan.

Arga hanya menggelengkan kepalanya

"Ayoo ikut aku" ajak Arga sambil menggandeng tangan Rayyan.

Rayyan melihat tangannya yang di gandeng oleh Arga dan mengikuti Arga. Saat sudah sampai di hall depan rumah mereka bertemu dengan Rosa.

"Kakak, Miran melamarku lusa dia akan datang kembali bersama keluarganya" kata Rosa memeluk kakaknya dan melirik Rayyan.

"Waaahh ternyata adik kecil kakak sudah tumbuh dewasa sekarang yaa.. Selamat ya" kata Arga tersenyum.

"Terimakasih kakak, ehhh kakak mau kemana dengan dia?" tanya Rosa sambil melirik Rayyan.

"Kami mau keluar sebentar ada urusan bersama Rayyan" jawab Arga lembut.

"Ooohhhhh" kata Rosa.

"Ya udah kakak tinggal dulu ya, semoga semu lancar sampai hari H ya" ucap Arga ke adiknya.

"Terimakasih kakak" kata Rosa dengan gembiranya dan pergi meninggalkan Arga dam Rayyan.

Rayyan yang mendengar itu sedikit terkejut, karena setahu dia Rosa dan Miran tidak pernah dekat sama sekali terlebih melihat sikap Miran yang angkuh, dingin.

"Ayo Rayyan, jadi tidak untuk jalan keluar?" kata Arga mengagetkan Rayyan.

"Hahhhh...ehhh i..iya jadi" Rayyan yang tersadar dari lamunannya.

semoga suka, maaf jika masih banyak kesalahan masih dalam pembelajaran ☺☺☺

jangan lupa like dan komen ya, terima kasihh

Episodes
1 awal mula Rayyan bertemu Miran
2 nasib di anak tirikan
3 bertemu lagi
4 salah paham
5 balas dendam dimulai
6 kebencian yang ditanam
7 firasat
8 kekacauan
9 awal penderitaan
10 dibuang seperti sampah
11 terpuruk
12 Rayyan di paksa nikah dan Rosa bahagia
13 rencana yang gagal
14 kehilangan Rayyan dan Miran
15 ternyata selamat
16 Rayyan menembak Miran
17 ketahuan
18 masuk kerumah musuh dan menjadi kacau
19 di luar rencana dan Miran baru tahu
20 Rosa mencari informasi
21 munculnya sebuah perasaan tanpa disadari
22 Informasi untuk Rosa
23 hancurnya perasaan seorang ibu
24 menyangkal mencintainya
25 pengakuan yang tertunda
26 Jebakan Rosa
27 pengakuan Miran
28 kerjasama
29 Mia
30 Rayyan mengetahuinya
31 Arga akan menikahi Rayyan
32 Rayyan memilih Arga
33 Miran bimbang
34 Rayyan meninggalkan Arga.
35 Gendis ingin menyatukan Rayyan dan Miran
36 balas dendam yang sudah terencana
37 karena kalajengking
38 Miran dan Arga merebutkan Rayyan
39 emosi Miran ke Mei
40 Gendis membantu Miran
41 Miran menginginkan Rayyan kembali
42 kakek menolak Miran
43 kesalah pahaman Rayyan dengan Miran
44 usaha Miran
45 Miran menceraikan Mei
46 Miran menculik Rayyan
47 Arga menahan Mei
48 gagal kabur
49 mengakui telah jatuh cinta
50 penjelasan Miran
51 kepergian Rayyan lagi
52 Arga ditembak
53 penyitaan
54 kekecewaan Gendis
55 masa lalu kakek Sadli dan nenek Aisah.
56 berantem di depan umum
57 pernikahan atau kematian
58 penyerangan
59 menerima lamaran
60 hari terakhir Rayyan
61 pernikahan Miran dan Rayyan
62 di permalukan.
63 penembakan
64 kabar bahagia
65 menyusup
66 penyerangan
67 Rayyan diculik
68 Rayyan kembali.
69 sebuah pesan untuk nenek Aisah.
70 memaksa untuk bertemu Rayyan
71 pertemuan Arga dan Rayyan
72 Arga kacau
73 sebuah kejutan.
74 cari masalah.
75 kerjasama
76 menginap
77 rencana lain
78 kabar berita
79 rencana dijalankan.
80 rencana memishkan Miran dan Rayyan
81 tekad Rayyan
82 kecurigaan Riyan.
83 sebuah surat.
84 titipan untuk papa Hazar
85 Miran dituduh
86 kritis
87 jadi pendonor
88 kritis
89 sebuah surat
90 bersama mencari kebenaran
91 kekecewaan Gendis
92 apa tujuannya
93 ingin jujur
94 mencari surat itu
95 kembali sadar
96 pengakuan papa Hazar.
97 ternyata papa Hazar tau
98 akhirnya keluarga Sadli tau Miran pendonor itu
99 surat perceraian
100 terbelenggu dalam masalah
101 Miran putra papa Hazar
102 Miran dan Rayyan tau
103 akhir bahagia
Episodes

Updated 103 Episodes

1
awal mula Rayyan bertemu Miran
2
nasib di anak tirikan
3
bertemu lagi
4
salah paham
5
balas dendam dimulai
6
kebencian yang ditanam
7
firasat
8
kekacauan
9
awal penderitaan
10
dibuang seperti sampah
11
terpuruk
12
Rayyan di paksa nikah dan Rosa bahagia
13
rencana yang gagal
14
kehilangan Rayyan dan Miran
15
ternyata selamat
16
Rayyan menembak Miran
17
ketahuan
18
masuk kerumah musuh dan menjadi kacau
19
di luar rencana dan Miran baru tahu
20
Rosa mencari informasi
21
munculnya sebuah perasaan tanpa disadari
22
Informasi untuk Rosa
23
hancurnya perasaan seorang ibu
24
menyangkal mencintainya
25
pengakuan yang tertunda
26
Jebakan Rosa
27
pengakuan Miran
28
kerjasama
29
Mia
30
Rayyan mengetahuinya
31
Arga akan menikahi Rayyan
32
Rayyan memilih Arga
33
Miran bimbang
34
Rayyan meninggalkan Arga.
35
Gendis ingin menyatukan Rayyan dan Miran
36
balas dendam yang sudah terencana
37
karena kalajengking
38
Miran dan Arga merebutkan Rayyan
39
emosi Miran ke Mei
40
Gendis membantu Miran
41
Miran menginginkan Rayyan kembali
42
kakek menolak Miran
43
kesalah pahaman Rayyan dengan Miran
44
usaha Miran
45
Miran menceraikan Mei
46
Miran menculik Rayyan
47
Arga menahan Mei
48
gagal kabur
49
mengakui telah jatuh cinta
50
penjelasan Miran
51
kepergian Rayyan lagi
52
Arga ditembak
53
penyitaan
54
kekecewaan Gendis
55
masa lalu kakek Sadli dan nenek Aisah.
56
berantem di depan umum
57
pernikahan atau kematian
58
penyerangan
59
menerima lamaran
60
hari terakhir Rayyan
61
pernikahan Miran dan Rayyan
62
di permalukan.
63
penembakan
64
kabar bahagia
65
menyusup
66
penyerangan
67
Rayyan diculik
68
Rayyan kembali.
69
sebuah pesan untuk nenek Aisah.
70
memaksa untuk bertemu Rayyan
71
pertemuan Arga dan Rayyan
72
Arga kacau
73
sebuah kejutan.
74
cari masalah.
75
kerjasama
76
menginap
77
rencana lain
78
kabar berita
79
rencana dijalankan.
80
rencana memishkan Miran dan Rayyan
81
tekad Rayyan
82
kecurigaan Riyan.
83
sebuah surat.
84
titipan untuk papa Hazar
85
Miran dituduh
86
kritis
87
jadi pendonor
88
kritis
89
sebuah surat
90
bersama mencari kebenaran
91
kekecewaan Gendis
92
apa tujuannya
93
ingin jujur
94
mencari surat itu
95
kembali sadar
96
pengakuan papa Hazar.
97
ternyata papa Hazar tau
98
akhirnya keluarga Sadli tau Miran pendonor itu
99
surat perceraian
100
terbelenggu dalam masalah
101
Miran putra papa Hazar
102
Miran dan Rayyan tau
103
akhir bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!