NovelToon NovelToon

Cinta Dalam Dendam Dan Benci

awal mula Rayyan bertemu Miran

Rayyan, gadis yang lembut hatinya, tegar dan penyabar...

Dia gadis yang tumbuh di sebuah keluarga yang cukup terpandang di sebuah kota...

Keluarga Sadli, ya di keluarga Sadli dia tumbuh menjadi gadis yang sangat kuat, di mana dia selalu di bedakan oleh kakeknya dengan saudara sepupunya Rosa...

Di suatu pagi yang cerah, dia menyelinap keluar hanya untuk mencari udara segar..

Dia berjalan menikmati pagi yang cerah menuju sebuah lembah yang sangat indah, di mana tempat yang bisa membuat dia selalu merasa nyaman, membuang semua sesak di hatinya..

Pagi semakin beranjak menuju siang, Rayyan yang sedang asik menikmati sejuknya udara harus segera kembali ke kediaman keluarga Sadli..

"Ahhh, aku harus segera kembali ke rumah, kalau tidak pasti akan ketahuan oleh kakek" batin Rayyan..

Rayyan pun beranjak dari tempatnya untuk segera kembali pulang..

☘☘☘☘☘

Di kediaman Sadli, Gendis adik Rayyan, gadis kecil yang baru berumur 5 tahun terbangun dari tidurnya segera beranjak dari kamarnya untuk menuju ke kamar kakaknya Rayyan..

Tok tok tok...

"Kakak, kak buka pintunya kak" panggil Gendis..

Tok tok tok...

Perlahan Gendis membuka pintu kamar kakaknya yang ternyata tidak terkunci..

"Kakak, apa kakak sedang di kamar mandi?kaaaakk" panggil Gendis lagi sembari mencari kakaknya di dalam kamar..

"Kakak kok ga ada ya, hmmm tanya mama ahh" batin Gendis.

Gendis pun berlari menuju dapur, untuk mencari sang mama...

"Mama.." panggil Gendis..

"Hayy sayang, kamu sudah bangun nak, sini duduk.. Mau minum susu?" sapa mama Anna yang sedikit terkejut dengan kehadiran putri kecilnya..

"Tidak mama,.. Mama, di mana kakak? Aku pikir kakak di sini, di kamarnya kosong" tanya Gendis polos..

Deg...

Jantung mama Anna langsung berdetak cepat, dengan cepat dia menutupi kegelisahannya...

"Bukannya kakakmu belum bangun nak? Coba mama cek dulu ke kamarnya, kamu tunggu di sini dan minum susu mu ya sayang" jawab mama Anna..

"Ike, tolong buatkan Gendis susu ya, saya mau ke kamar Rayyan dulu" perintah mama Anna

Ike sang pembantu hanya menganggukan kepalanya...

Mama Anna pun langsung beranjak ke kamar Rayyan, tanpa disadari saat mama Anna akan masuk ke kamar Rayyan, Rosa terus mengamati dan tersenyum licik..

"Kena kamu Rayyan, lihat apa yang akan terjadi nanti" kata Rosa pelan..

Rosa menuju ke dapur, dia berniat akan mengadukan hal tersebut pada kakeknya...

Diwaktu yang bersamaan mama Anna yang baru masuk di kamar Rayyan hanya mendapati tempat tidur kosong putri nya..

"Di mana kamu Rayyan, kenapa kamu suka sekali pergi tanpa se ijin mama... Bagaimana kalau kakek tau, apa yang akan terjadi kepadamu.. Ya Tuhan lindungi lah putri ku" batin mama Anna khawatir sambil berjalan mondar mandir..

Di dapur, Rosa meminta dua cangkir kopi untuk paman dan kakeknya yang sedang di tempat di mana biasanya berkumpul di lantai dua..

"Ike tolong buatkan dua kopi, biar nanti aku yang nganter ke atas.." perintah Rosa..

Lagi Ike hanya menjawab dengan anggukan..

☘☘☘☘☘

Di lain tempat, Rayyan berjalan sedikit berlari agar segera sampai di rumahnya...

Namun naas, saat dia sampai di pertigaan tiba tiba datang sebuah mobil hendak berbelok ke arahnya dan sedikit menyenggol badannya hingga Rayyan terjatuh dan kepalanya terbentur batu hingga sedikit berdarah..

"Awwww, aduhhhh ga bisa hati hati apa bawa mobil... Duuuhhhh ishhh" rintih Rayyan..

"Sial, pagi pagi dah nabrak orang arghhh" kesal se orang pemuda...

Lalu dia turun mencoba melihat ke adaan gadis yang dia tabrak tadi..

"Tidak bisakah kamu berjalan lebih ketepian, lihat apa yang terjadi sekarang?" kesal pemuda itu..

Rayyan hanya menatap pemuda itu dengan tatapan sinis sambil memegangi dahinya..

"Ayo aku antar pulang, di mana alamat mu?" kata pemuda itu.

"Tidak perlu, saya bisa pulang sendiri" jawab Rayyan sinis..

"Tidak bisa, saya harus bertanggung jawab.. Atau kamu aku antarkan saja ke rumah sakit jika tidak mau saya antar ke rumah mu, setidaknya saya bertanggung jawab" jawab pemuda itu..

"Sudah ku bilang tidak perlu ya tidak perlu, saya masih mampu pulang sendiri" jawab Rayyan lagi..

Dengan sedikit kesal, pemuda itu menggendong Rayyan ala bridal stayl dengan mendadak..

"Ehhh apa apaan ini, cepat turunkan saya.. Anda mau ngapain, lepaskan saya" ronta Rayyan mencoba melepaskan diri sambil memukuli dada bidang pemuda itu..

Pemuda itu tidak memperdulikan Rayyan, dan tetap membawanya ke dalam mobilnya...

"Saya akan membawa mu ke rumah sakit" kata pemuda itu..

"Apaaa.... Jangan saya tidak mau kerumah sakit, turun kan saya di sini. Atau jangan jangan kamu mau menyulik saya yaa?" kata Rayyan asal..

"Menculik kamu? Kamu tidak bisakah melihat sikap tanggung jawab ku terhadap kamu?" jawab pemuda itu kesal..

Sesaat mereka saling diam..

"Turunkan saya di sini, saya bisa pulang sendiri" kata Rayyan meronta.

Ciiitttt, mobil berhenti..

"Ok kalau kamu memang berniat mau turun, silahkan.." kata pemuda itu sinis

Rayyan keluar dari mobil tersebut, tapi saat dia lihat sekelilingnya dia tersadar bahwa tempat itu jauh dari rumahnya..

Pemuda itu belum menjalankan mobil, dia yakin gadis itu akan kembali masuk ke dalam mobil sambil mengamati gadis itu dari sepion tengah mobil dia...

Dan dugaannya benar...

Sesaat terdiam, mau tidak mau Rayyan kembali masuk ke dalam mobil tersebut..

"Baiklah, antar saya di kediaman kakek Sadli di jalan mawar" kata Rayyan saat sudah berada di dalam mobil tersebut.

Pemuda itu hanya tersenyum melihat tingkah gadis itu..

"Apakah dia gadis yang di bicarakan nenek anak dari Hazar, tapi dipikir pikir kok tidak asing bagi ku? Hmmmm kenapa bisa kebetulan begini.." batin pemuda itu..

Mobil berbutar arah untuk menuju di kediaman Sadli..

☘☘☘☘☘

Sedangkan di kediaman Sadli, Rosa yang sudah membawa dua cangkir kopi menuju ke kakeknya berada...

"Selamat pagi kakek, paman.... Ini kopinya.." kata Rosa berbasa basi..

"Ahhh selamat pagi cucu kesayangan kakek, kamu benar benar mengerti sayang" puji kakek Sadli.

"Trima kasih Rosa" jawab papa Hazar ayah Rayyan.

"Paman, ngomong ngomong Rayyan kok ga kelihatan ya, tumben" tanya Rosa memancing.

"Sepertinya dia masih di kamarnya" jawab papa Hazar..

"Tapi aku lihat ke kamarnya kosong paman apa mungkin sedang ke kamar mandi ya" jawab Rosa tersenyum licik..

Papa Hazar dan kakek Sadli pun menatap Rosa bersamaan...

Kakek Sadli langsung bangkit dari duduknya, berjalan cepat menuju kamar Rayyan..

"Rayyann..! Rayyan...!" teriak kakek Sadli..

Kakek Sadli langsung membuka pintu kamar Rayyan, dan benar saja di dalam kamar tersebut kosong..

Papa Hazar yang mendapati kamar putrinya kosong pun hanya bisa megangi kepalanya dengan kedua tangannya..

"Di mana anak itu?, sudah berani membangkang dia!!" kata kakek Sadli emosi.

"Pah, tenang... Biar nanti Hazar yang urus" kata papa Hazar menenangkan..

"Kamu urus?!!, kamu sendiri tidak becus mendidik anak itu!!! Kamu urus kamu bilang?!!" jawab kakek Sadli sambil menunjuk ke arah papa Hazar..

Kakek Sadli langsung beranjak dari kamar Rayyan menuju ke lantai bawah untuk mencari Rayyan dan di ikuti papa Hazar...

"Rayyan!... Rayyan!..." teriak kakek Sadli..

Semua yang di dapur kaget mendengar teriakan kakek Sadli..

Terutama mama Anna yang sangat terkejut bahwa mertuanya sudah mengetahui bahwa Rayyan tidak berada di rumah..

Semua langsung berkumpul di hall rumah kediaman Sadli..

☘☘☘☘☘

Di lain tempat, di dalam mobil..

Rayyan dan pemuda itu sudah memasuki kawasan jalan mawar.

"Stopp, cukup sampai di sini, sudah sampai" kata Rayyan berbohong..

"Emang kamu pikir saya tidak tau kediaman keluarga Sadli itu di mana?" jawab pemuda itu dengan ketus.

"Mampus aku jika dia sampai mengantar aku sampai ke rumah" batin Rayyan.

Tak beberapa lama mereka berdua sampai di kediaman keluarga Sadli..

"Ayooo turun, aku akan menjelaskan kepada keluargamu" kata pemuda itu..

"Ehhh jangan, cukup sampai di sini, sya tidak apa apa kok terima kasih" cegah Rayyan..

"Tidak, saya akan tetap mengantarmu sampai ke dalam" jawab pemuda itu.

"Aku mohon jangan, jika kamu ikut masuk akan jadi masalah buat aku... Aku mohon" kata Rayyan memohon..

Namun sayang, pemuda itu acuh tak memperdulikan omongan Rayyan..

Dia keluar dari mobilnya dan berputar untuk membuka kan pintu untuk Rayyan.

Tok tok tok..

Rayyan mengetuk pintu utama di kediaman keluarga Sadli.

Keluarga Sadli yang sedang berkumpul di hall rumah pun serempak menatap pintu yang di ketuk...

Dan munculah Rayyan di ikuti pemuda itu...

"Rayyan,..." panggil mama Anna terkejut

Tidak hanya mama Anna yang terkejut, yang lain pun terkejut terutama Rosa.

"Sayang, bukan kah itu Miran? Pemuda yang sering kamu bicarakan itu?" tanya mama Sinta berbisik ke Rosa.

"Benar mah, itu Miran... Di mana mereka bertemu ya? Kenapa mereka datang bersamaan? Ada hubungan apa?" jawab Rosa geram..

Semua menatap ke arah Miran dan Rayyan..

Mama Anna menghampiri Rayyan..

"Rayyan... Kamu dari mana saja?.. Ini... Ini dahi kami kenapa sayang?" tanya mama Anna khawatir..

Rayyan diam saja sambil menatap kakeknya yang terlihat sangat murka..

"Bukan kah anda Miran? Rekan bisnis kita pah?" tanya papa Bram mencoba mengalihkan...

Kakekk seketika mengamati pemuda didepannya itu..

"Benar, kebetulan sekali" kata kakek Sadli.

"Lebih baik ajak nak Miran untuk ngopi bersama, mari nak Miran silahkan masuk" ajak papa Bram..

Miran hanya mengangguk, dan berjalan mengikuti papa Bram dan Kakek Sadli yang sudah berjalan terlebih dulu.

Saat melewati Rosa, Rosa pun mencoba tersenyum semanis mungkin di depan Miran...

Tapi sayang Miran hanya melewatinya tanpa memperdulikan Rosa, melirik pun tidak...

"Ike... Tolong siapkan kopi untuk tamu" perintah Rosa..

Mama Anna membawa Rayyan ke kamar Rayyan..

"Kamu tidak apa apa kan sayang?" tanya mama Anna

"Tidak apa apa ma" jawab Rayyan sambil duduk di pinggir tempat tidurnya.

"Rayyan, kenapa kamu keluar tanpa ijin lagi sayang? Sudah berapa kali mama ingatkan untuk tidak membuat masalah di rumah ini" kata mama Anna kawatir..

"Ma, Rayyan hanya keluar mencari udara sejuk untuk menenangkan hati dan pikiran Rayyan sebentar ma.. Tapi gara gara pemuda itu Rayyan pulang terlambat" jelas Rayyan..

"Tapi sekarang kamu dalam masalah besar sayang, lihat kakekmu begitu murka mengetahui kamu meninggalkan rumah" kata mama Anna sambil memeluk Rayyan.

"Maafin Rayyan ma" jawab Rayyan membalas pelukan sang mama..

Di ruang tamu keluarga Sadli, sudah berkumpul empat pria di sana yaitu kakek Sadli, papa Hazar, papa Bram dan Miran..

"Saya di sini hanya untuk menjelaskan bahwa saya tidak sengaja menabrak salah satu putri dari keluarga ini... Saya mohon maaf" kata Miran mengawali.

"Ahhh sudahlah, yang penting tidak terjadi sesuatu yang serius, hmmm ngmong ngomong nak Miran, bagaimana dengan kerja sama bisnis kita" kata kakek Sadli menimpali..

"Nanti akan saya tunjukan kontrak kerja sama kita, dan proposal semua perinciannya di sana, nanti bisa kita bahas saat bertemu di kantor" jawab Miran..

Saat sedang asik membahas soal proyek kerja sama perusahaan..

Rosa masuk dan membawa empat cangkir kopi..

Rosa mencoba mencari perhatian Miran, dia dengan sengaja memberikan langsung kopi tersebut kepada Miran..

"Silahkan Miran, ini kopinya... Ini saya buatkan khusus buat kamu" kata Rosa dengan senyum manisnya...

Miran hanya menganggukan kepalanya tanpa memperdulikan Rosa..

Rosa pun memberikan kopi yang lainnya ke pada sang kakek, ayah dan pamannya...

Lalu di duduk tepat di depan Miran sambil terus menatap Miran tanpa berkedip dan terus tersenyum menggoda.

Miran yang merasa terus di awasi oleh Rosa pun merasa risih, segera dia meminum kopi tersebut dan langsung berpamitan..

"Eghmmmm, lebih baik saya permisi, saya ada urusan yang harus saya urus... Sekali lagi saya mohon maaf atas kejadian tadi, dan saya ucapkan terima kasih atas kopinya" pamit Miran..

"Ahhh iya nak Miran, sama sama sampai bertemu lagi di kantor nanti" jawab kakek Sadli...

Sebenarnya papa Hazar sedari tadi mengamati gerak gerik Miran, entah mengapa dia ada sesuatu yang mengganjal di hatinya...

Rosa yang melihat Miran akan beranjak pergi, mencoba mencegah Miran.

"Hmmm, maaf Miran, tidak bisakah kamu ikut sarapan bersama kami. Karena sebentar lagi kami akan sarapan bersama" kata Rosa dengan centil.

"Maaf saya sedang ada urusan lain, trima kasih" jawab Miran dingin..

Miran pun meninggalkan kediaman Sadli..

karya pertama ku, mohon bantuan dari para reader untuk like dan komen sarannya..

semoga suka☺☺☺

nasib di anak tirikan

Di dapur kediaman keluarga Sadli, para kaum wanita berkumpul untuk menyiapkan sarapan pagi bersama..

"Anna, belum cukuplah putri mu itu membuat masalah terus dalam keluarga ini?" kata mama Sinta.

"Sinta, lebih baik kamu urusi saja urusan mu" jawab mama Anna kesal...

"Lihattt, mama sama anak sama aja kelakuannya, tidak bisa di kasih hati" kata mama Sinta memancing keributan..

"Maaf tante, bagaimanapun saya, saya akan selalu salah di mata kakek, karena saya tau hanya Rosa cucu kesayangan kakek.. Sekalipun Rosa melakukan kesalahan pun akan dilemparkan ke saya" jawab Rayyan sedikit emosi..

"Ya karena Rosa memang pantas mendapatkan itu semua, emang seperti kamu yang suka membangkang!!" jawab mama Rosa mengejek..

"Kamu ya...!!!" kata mama Anna tertahan.

"Sudah ma, jangan di tanggepin.. Maafin Rayyan mah" kata Rayyan menenangkan sang mama..

Waktu sarapan pun tiba, dimana semua anggota keluarga sudah berkumpul di meja makan..

Rayyan baru datang sambil tersenyum menyapa anggota keluarga yang lain, dan mengambil posisi di samping sang adik..

"Rayyan!!!... Lebih baik kamu makan di dapur, saya tidak berselera satu meja dengan mu!!" kata kakek yang mengejutkan semua di sana...

Yang lain menatap kakek Sadli dan Rayyan secara bergantian..

"Selamat menikmati" kata Rayyan beranjak dari kursinya...

Arga kakak Rosa sepupu Rayyan mencoba menyusul Rayyan, karena tak suka dengan sikap kakeknya itu.

"Arga, kamu jangan kemana mana, tetap di tempatmu" kata kakek Sadli tegas..

Saat Arga akan tetap bangkit dari duduknya, tiba tiba tangannya di tahan oleh sang mama..

"Mahhh..." kata Arga memohon..

Mama Sinta hanya menggeleng sebagai isyarat untuk mematuhi kata kata kakeknya..

"Aku mau menyusul kakak makan di dapur" tiba tiba Gendis membuka suara..

"Sayang, tetap di sini ya, biar mama yang menyusul kakak mu" kata mama Anna..

Namun, tangan ditahan oleh papa Hazar dengan dan papa Hazar yang bangkit dari bangkunya lalu menganggukan kepalanya sebagai isyarat kepada istrinya..

"Selamat menikmati" kata papa Hazar meninggalkan ruang makan tersebut..

Kakek Sadli menatap kepergian putra sulungnya tersebut dengan sedikit kesal...

Sementara yang lain tetap melanjutkan makannya..

Papa Hazar menuju ke arah dapur, namun dia melihat di tangga Rayyan duduk sambil menangis dan dia menghampiri Rayyan dan duduk di sampingnya..

"Kenapa papa tidak ikut makan?" tanya Rayyan yang sedikit terkejut melihat sang papa menyusulnya..

"Mana mungkin papa bisa makan di sana,melihat putri kesayangan papa tidak makan bersama di sana" jawab papa Hazar sedikit tersenyum...

"Maafkan Rayyan pah, semua karena Rayyan" kata Rayyan memeluk papanya..

"Ga apa apa sayang, papa mengerti" jawab papa Hazar memeluk sang putri..

"Kenapa kakek tidak pernah menganggap aku pah, aku selalu di bedakan dengan Rosa" tanya Rayyan terisak..

"Sabar ya sayang, kakek sayang sama putri papa ini.. Hanya caranya yang berbeda.. Sudah jangan menangis lagi, nanti mawar papa ini jadi jelek" kata papa Hazar melonggarkan pelukannya dan tersenyum menghibur sang putri..

"Papa, aku sangat menyayangi mu pa" kata Rayyan kembali memeluk papanya

"Papa juga sangat sayang sama putri papa ini" kata papa Hazar sambil mencium kening Rayyan...

Rayyan sangat bersukur memiliki seorang papa yang sangat menyayanginya, selalu mengerti dia..

☘☘☘☘☘

Saat semua sudah kembali ke aktifitas masing masing, Rayyan ingin memasuki kamarnya..

Tiba tiba tangannya ditarik seseorang dengan kasar..

Rosa menarik tangan Rayyan begitu kasar menyeretnya ke dalam kamarnya..

"Hehhh kenapa kamu bisa bertemu dengan Miran!!!" tanya Rosa kasar..

"Apa cuma aku yang benar benar tidak mengenali pria tadi?... Lagian kamu pasti sudah tau alasannya kenapa aku bisa bersama pria tadi.." jawab Rayyan kesal..

"Aku ingetin kamu ya, jangan pernah coba coba kamu deketin Miran.. Karena Miran hanya milikku, kekasih ku.. Aku mencintai dia" ancam Rosa..

"Hehhh Rosa, kamu mau pacaran sama dia, mau cinta dia atau apalah aku tidak peduli... Silahkan kamu ambil, aku tidak tertarik dengan pria macam dia" balas Rayyan..

"Lihat saja kamu!!!" tunjuk Rosa di depan muka Rayyan..

Rayyan pun pergi keluar dari kamar Rosa dan langsung masuk kekamarnya...

"Apa bagusnya dengan pria tadi, sangat arogant dan sombong" batin Rayyan..

☘☘☘☘☘☘

Di dalam mobil, Miran mencoba menghubungi sang nenek..

"Hallo nek, apa kabarmu nek?" tanya Miran saat panggilan teleponnya di angkat oleh sang nenek..

"Kabar ku baik baik saja Miran" jawab sang nenek..

"Nenek, aku membawakan kabar baik untukmu.. Sebentar lagi semua akan terbalaskan nek, nenek tak perlu lagi bersedih" kata Miran.

"Sungguh Miran??? Kamu adalah singa nenek yang hebat" jawab sang nenek dengan senyum sinisnya...

"Ok nek, nanti akan aku kabari kembali" kata Miran lagi..

"Baik cucu nenek" jawab sang nenek dan mengakhiri panggilan teleponnya..

"Sadli, kini saatnya giliranmu untuk merasakan apa yang pernah aku rasakan selama ini" batin nenek tersenyum sinis..

Miran telah sampai di kantornya dan di sambut oleh Riyan sang asisten sekaligus dianggap saudara oleh Miran karena sedari kecil mereka telah hidup bersama..

"Miran, dari mana saja kamu? Kenapa baru sampai?" tanya Riyan..

"Sepertinya rencana kita sudah mulai titik terang" kata Miran..

"Maksud kamu?" tanya Riyan..

"Aku sudah bertemu dengan putri Hazar" jawab Miran..

Riyan terkejut sambil menganga dan hanya menganggukan kepala pelan..

"Atur semua, akan aku buat mereka juga merasakan apa yang aku dan nenek rasakan selama ini" kata Miran tersenyum sinis..

"Kamu sudah yakin Miran?" tanya Riyan..

"Kamu meragukan ku?" tanya Miran dengan tatapan dingin..

"Ok...ok...jangan kesal seperti itu" kata Riyan..

Siang itu Miran dengan Kakek Sadli yang di ikuti oleh papa Bram dan papa Hazar kembali bertemu di ruang meeting mereka...

Miran memberikan beberapa berkas terkait dengan kontrak kerja sama mereka kepada kakek...

Kakek tersenyum dan langsung saja menanda tangani berkas tersebut tanpa membaca secara seksama..

Setelah meeting selesai, mereka saling berjabat tangan tanda kesepaktan atas kerja sama mereka..

"Papa yakin akan melakukan semua ini? Apa tidak terlalu berlebihan pah? Ini sangat beresiko?" kata papa Hazar mengingatkan sang papa..

"Hahahaha papa yakin, dengan kerja sama dengan Miran kita akan mendpatkan keuntungan yang lebih besar lagi" jawab kakek percaya diri..

Papa Hazar hanya diam, dia tidak bisa lagi membantah. Namun dia tetap merasa curiga terhadap Miran...

☘☘☘☘☘

Hari terus berjalan, Miran dan Riyan pergi menuju ke kediaman sang nenek di kota x, hampir sebulan dia pergi meninggalkan sang nenek..

Sesampainya di depan rumah, Miran langsung turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah..

"Nenek, aku sangat merindukan mu nek" kata Miran sambil memeluk sang nenek dari belakang saat nenek sedang berdiri di gazebo..

"Ahhh Miran cucu nenek, kau membuat nenek terkejut" jawab sang nene.

Lalu Miran menyalimi sang nenek dan mencium tangannya...

"Kamu istirahat terlebih dahulu, baru nanti kita bicara lagi" kata nenek sambil mengusap kepala Miran..

"Baik nek" jawab Miran dan berlalu meninggalkan nenek..

"Riyan....! Bagaimana?? Apa semua berjalan semestinya?" tanya nenek

"Sampai saat ini semua berjalan baik nek" kata Riyan..

"Bagus, pastikan Miran jangan sampai menggunakan hatinya, jangan sampai dia menjadi lemah" ucap nenek..

"Baik nek" jawab Riyan mengangguk..

☘☘☘☘☘

"Mei..., kenapa kamu di kamar ku?" tanya Miran terkejut melihat Mei berada di kamarnya terlihat sangat seksi mengenakan baju tidur dengan belahan dada yang rendah..

"Miran... Kamu sudah sampai?, aku menunggumu sejak tadi... Apa kamu sudah makan?" kata Mei senang melihat Miran akhirnya sampai di rumah...

"Sudah tadi di kantor, aku mau istirahat. Bisakah kamu meninggalkan aku" pinta Miran..

"Baiklah, selamat istirahat Miran" kata Mei dan langsung mencium pipi Miran..

Miran acuh dengan kelakuan Mei, dia langsung berbaring ketempat tidurnya mencoba untuk tidur..

Sebelum benar benar keluar dari kamar Miran, Mei menatap Miran yang berbaring di tempat tidur nya dengan lengan sebelah kanan di atas kepalanya..

"Kamu tidak pernah berubah Miran, tapi sampai kapan pun hati ku hanya untuk mu" batin Mei dan langsung menutup pintu kamar Miran..

#mudah mudahan suka 🙏🙏🙏

jangan lupa tinggalkan jejak ya ☺☺☺

bertemu lagi

Sore hari nya, ketika Miran selesai mandi pintu kamarnya di ketuk oleh seseorang...

Tok..tok...tok...

"Pintu tidak dikunci"jawab Miran sambil mengenakan kaosnya..

"Miran.." sapa nenek

"Ehhh iya nek, ada apa?" tanya Miran

"Ini.." kata nenek sembari memberikan sebuah cincin...

"Cincin...? Milik siapa nek?" tanya Miran sembari menerima dan mengamati cincin tersebut..

"Cincin peninggalan ibu mu nak" kata nenek..

Miran terdiam mengamati cincin tersebut, ada rasa sedih, sesak dan benci yang dia rasakan saat ini...

"Miran, lihatlah cincin itu nak... Cincin ini adalah saksi bisu di mana saat ibu mu disiksa hingga akhir hidupnya ditinggal begitu saja tanpa belas kasihan" kata nenek memprovokasi..

"Cincin ini lah pemberian dari ayah mu dulu saat dia meminang ibu mu... Hiksss...hiksss.." kata nenek mulai menangis..

"Letakan cincin ini didadamu nak agar kamu bisa merasakan bagaimana kejamnya mereka kepada kedua orang tuamu dulu, dan ingatlah slalu apa tujuan mu sekarang... Jangan sampai kamu lemah... Jika kamu mulai merasa lemah, letak kan cincin ini di dadamu agar kau ingat betapa kejamnya mereka" kata nenek sambil menunutun tangan Miran yang memegang cincin ke arah dada Miran..

Miran memejam kan mata saat cincin itu berada di dadanya, merasakan gemuruh di dadanya, benci, sakit hati dam kesedihan bercampur jadi satu dan mengingat semua yang nenek katakan..

Nenek meninggalkan Miran sendirian di kamarnya yang sedang terdiam karena semua omongan yang dia ucapkan...

"Miran, segeralah kamu menyelesaikan semuanya, balaskan dendam nenek kepada mereka" kata nenek sebelum menutup pintu nya..

Miran masih terdiam, dia benar benar mulai emosi mengingat semua yang di katakan neneknya..

Miran mengambil sebuah tali, dan memasukan tali tersebut ke cincin itu untuk dijadikan kalungnya agar dia tak lupa apa tujuannya saat ini...

Setelah cukup merasa tenang, Miran keluar dari kamarnya menuju ruang keluarga di mana semua keluarganya berkumpul di sana..

"Riyan, ayo kita kembali ke kota Y sekarang!!" kata Miran dengan wajah kakunya..

Riyan yang merasa disebut nama nya hanya melongo..

"Ahhh iya, aku siapkan dulu mobilnya" kata Riyan tersadar..

"Nenek Miran pergi dulu, nanti Miran kasih kabar selanjutnya.." kata Miran pelan berpamitan sambil berlutut di depan neneknya yang sedang duduk

Nenek hanya menganggukan kepalanya..

Miran bangkit dan menganggukan kepalanya kepada keluarganya yang lain...

"Miran, tak bisakah kamu bermalam di sini? Aq merindukan mu Miran.." kata Mei memelas di depan Miran..

"Maaf Mei, aku tidak bisa aq ada urusan penting" jawab Miran pergi meninggalkan Mei..

"Sudahlah nak, kamu bersabarlah dulu.. Setelah semua slesai dia akan kembali kepada mu" jawab mama Eni..

"Tapi mah hiks...hiks...hiks" jawab Mei sambil menangis..

Nenek hanya menatap Mei dan mama Eni lalu meninggalkan mereka berdua menuju ke kamarnya..

"Ira, kamu tolong bilang ke Samsul untuk besok pagi pagi sekali bersiap siap kita kembali ke kota Y dan kamu tolong beri tahu sama yang lain agar bersiap siap..." kata nenek saat bertemu sama Ira asistenya di depan kamarnya..

"Baik bu" jawab Ira.

☘☘☘☘☘

Esok harinya di kediaman keluarga Sadli seperti hari biasanya semua penghuni rumah tersebut sibuk terutama para kaum perempuannya untuk menyiapkan sarapan...

"Ike, stok roti gandum sudah habis, bisakah kamu pergi keluar untuk membelinya?" tanya mama Anna..

"Ahhh, biarkan Rayyan aja ma yang keluar pergi membelinya" kata Rayyan tiba tiba.

"Ok lahh, jangan lama lama ya sudah hampir jam sarapan" kata mama Anna..

"Siap mama, muaachhhh" kata Rayyan sambil mencium sang mama..

"Kakak, aku ikut" kata Gendis..

"Ok, kita ambil jaket dulu.. Letss goo" kata Rayyan semangat..

"Lets goo.." jawab Gendis menggandeng tangan kakaknya..

Semua tersenyum melihat kelakuan Rayyan dengan sang adik kecuali mama Sinta..

Setelah sampai di pusat perbelanjaan di kota Y, Rayyan dan Gendis berjalan sambil bergandengan tangan...

Saat Rayyan sedang asik membeli roti gandum yang di butuhkan, tanpa disadari Gendis memisahkan diri mengikuti tukang balon...

Gendis mengejar tukang balon menjauh dari keberadaan sang kakak..

Saat dia sadari, Gendis kebingungan dan mulai menangis...

"Kakak... Kakak..., kamu di mana hiks... Hikss... Kakak" tangis Gendis sambil terus berjalan tanpa arah.

Rayyan telah selesai berbelanja, saat dia membalikkan badan Rayyan bingung melihat adiknya yang tidak ada di dekatnya...

Rayyan panik dan mencoba mencari...

"Gendis... Gediss!! Kamu di mana? Gendis..." teriak Rayyan memanggil adiknya...

Rayyan terus berkeliling mencari keberadaan adiknya, dia bingung dan takut...

"Gendiss kamu di mana, duuhhh gimana ini, ya Tuhann tolong aku" batin Rayyan sambil terus mencari...

Di lain tempat, di mana saat ini Gendis duduk di pinggiran sebuah bangku taman yang tak jauh dari pusat perbelanjaan..

"Kakak, aku takutt hiks... Hiksss" Gendis terus menangis...

☘☘☘☘☘

Pada saat itu Miran yang baru saja selesai membeli sarapannya bersama Riyan tak sengaja melihat anak kecil duduk sendirian di bangku taman sambil menangis...

"Riyan, lihat anak itu.. Coba kita dekati kasihan" kata Miran menunjuk ke arah anak itu.

"Ayok" jawab Riyan..

Miran berjalan mendekat menuju keberadaan anak itu mencoba untuk menolong..

"Halooo adik manis, kenapa kamu menangis? Siapa nama kamu?" tanya Miran lembut..

"Hiksss...hiksss nama ku Gendis om" jawab Gendis terisak...

"Kamu sama siapa di sini kenapa menangis?" tanya Miran lagi berjongkok di depan Gendis..

"Aku kesini sama kakak, tapi aku terpisah saat aku mengekar tukang balon" jawab Gendis...

"Di mana terakhir kamu sama kakakmu?" tanya Miran lagi

"Kenapa kakaknya ceroboh sekali.." batin Miran..

"Tadi kakak sedang beli roti gandum" jawab Gendis...

"Mari kakak bantu cari kakakmu, dann jangan lagi panggil om ok..." kata Miran tersenyum

Gendis hanya mengangguk..

"Ayokk, jangan menangis lagi.. Nanti kakak belikan balon" rayu Miran sambil menggandeng tangan Gendis..

"Beneran kak? Horeee ayok" jawab Gendis girang..

Miran pun berjalan beriringan dengan Gendis dan di ikuti Riyan di belakangnya..

"Duhh Gendis kamu di mana? Apa aku telfon mama ya, tapi nanti kalo mama tau pasti mama jadi khawatir.. Duhh gimana ini" kata Rayyan berbicara sendiri sambil berjalan mencari cari Gendis kebingungan..

Dari kejauhan Rayyan melihat sang adik di gandeng oleh seorang pria, dia berhenti sejenak mengamati siapa pria itu tampak tak asing bagi dia...

Saat ingat siapa pria tersebut Rayyan langsung mengambil langkah seribu menghampiri sang adik..

"Heiii!!! Lepasin adik saya" teriak Rayyan sedikit berlari..

"Kakak..." teriak Gendis kegirangan...

"Lihat nih kak, aku dibeliin balon sama kakak ganteng ini" kata Gendis memamerkan balonnya..

Rayyan hanya tersenyum melihat adiknya, lalu mengalihkan pandangan sinisnya ke pria di depannya..

"Apa yang kamu lakukan kepada adik ku? Ijin dulu sebelum kamu membawanya, atau jangan jangan kamu mau menculik dia dengan iming iming balon ini hahh!!" kata Rayyan emosi..

"Ehhh tunggu dulu, jangan asal nuduh kamu... Aku menemukan adik ini di bangku taman sana sambil menangis... Kakak macam apa kamu bisa seceroboh begini... Masih untung bertemu sama aku, kalau bertemu dengan orang jahat bagaimana?" kata Miran tak kalah emosi..

Riyan yang berada di samping Miran pun memcoba menenangkan mereka berdua..

"Sudah... Sudahh.. Tidak enak dilihat... Masih bisa dibicarakan baik baik.." kata Riyan..

"Untung untung, yang ada aku sial bertemu kamu" kata Rayyan tanpa mendengarkan omongan Riyan..

"Apa kamu bilang, bukannya terimakasih malah menuduh yang tidak tidak.. Riyan ayo kita kembali ke penginapan dulu.." kata Miran mengakhiri perdebatan..

Miran pun pergi meninggalkan Rayyan dan adiknya..

"Kakak, kenapa kakak marah marah sama kakak ganteng itu" kata Gendis.

"Kamu harus hati hati sama orang itu sayang" kata Rayyan sambil berjongkok mensejajarkan dirinya.

"Tapi kak, kakak ganteng itu benar, dia yang menolong aku untuk mencari kakak" jelas Gendis.

"Udah ayokk pulang, sudah ditunggu mama nanti kesiangan muachh...." kata Rayyan sekilas mencium kening adiknya.

Tanpa disadari Rayyan, dari tadi dia sedang diamati oleh seseorang diseberang jalan..

"Sialan Rayyan, awas kamu ya beraninya bertemu dengan Miran.. Lihat aja nanti apa yang akan aku lakukan" batin orang itu..

☘☘☘☘☘

Di dalam mobil, Miran masih sedikit emosi..

"Sialan, sudah ditolong malah menuduh yang tidak tidak!!!" kata Miran..

"Sabar Miran, inget dengan rencanamu" Riyan mencoba mengingatkan.

"Bertemu dengan dia sangat menyebalkan, bukannya berkesan.. Keras kepala sekali gadis itu" keluh Miran.

"Hahahaha" Riyan menertawakan Miran..

"Ingat ga, waktu aku datang ke kantor terlambat beberapa hari yang lalu?" kata Miran..

"Hmmmm... Iya iya aku ingat, lalu?" kata Riyan..

"Aku datang terlambat karen aku menolong dia yang tidak sengaja aku tabrak, ehhhh malah dia nuduh aku mau menculik" jelas Miran..

"Hahahahaha lalu apa yang kamu lakukan??" tanya Riyan.

"Saat aku turunkan dia, dia memang langsung turun tapi tidak lama kemudian dia masuk dengan wajah yang memerah hahaha" Miran menceritakan kejadiannya.

"Hahaha, aku pikir langsung kamu tinggal." ledek Riyan.

"Mana mungkin.." jawab Miran.

Riyan hanya mengangguk menanggapi perkataan Miran..

semoga sukaa ☺ selamat membaca.

jangan lupa like dan komen ya.. terimakasih..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!