Sesampainya di depan kediaman keluarga Sadli, Rayyan membuka pintu utama rumah itu..
"Rayyan!!!" teriak Rosa
Rayyan menengok ke arah sumber suara, "Gendis, kamu masuk dulu ya, dan tolong berikan ini ke mama ok cantik" perintah Rayyan lembut sembari memberikan paper bagnya.
"Ok kakak" kata Gendis sbil menautkan telunjuk dan jempolnya berbentuk lingkaran.
Setelah Gendis masuk ke dalam, Rayyan berbalik badan daann tiba tiba dia didorong begitu saja oleh Rosa. Rayyan tersungkur...
"Kamu sudah mengabaikan ucapan ku Rayyan!!!" kata Rosa emosi
"Maksud kamu apa?" tanya Rayyan menahan sakit di lututnya.
"Sudah aku peringatkan kamu jangan pernah sekali kali kamu menemui Miran apa lagi menggodanya, apa kamu lupa?" kata Rosa menunjuk Rayyan dengan emosi.
"Aku tidak...."
Plakkk Rosa menampar wajahnya sendiri memotong pembicaraan Rayyan..
"A..apa yang kamu lakukan Rosa?" kata Rayyan terkejut mencoba memegang tangan Rosa.
Bertepatan dengan perbuatan Rosa pintu utama terbuka dan kakek tepat di ambang pintu.
"Kakek, hik hiks hiks lihat apa yang dilakukan Rayyan kepada ku kek" tangis Rosa menunjukan pipinya ke kakek.
Kakek menatap Rayyan penuh emosi..
"Rayyan tidak terima kek dengan teguran ku" adu Rosa dengan wajah di buat memelas.
"Memang apa yang dia perbuat" suara berat kakek.
"Dia bertemu secara diam diam dengan seorang pria dengan alasan pergi membeli roti gandum kek, dan aku mencoba memperingati dia tapi dia malah menamparku kek hiks hiks hiks" air mata buaya Rosa.
"Ti..ti..tidak kek, tidak seperti itu yang sebenarnya" Rayyan mencoba menjelaskan.
"Diam kamu Rayyan!!!" bentak kakek.
Rosa yamg melihat itu hanya tersenyum sinis berhasil memprovokasi sang kakek.
"Sekarang ikut kakek kamu" kata kakek sambil menyeret Rayyan dengan kasar.
"Ampunn kek, Rayyan tidak bersalah kek, bukan seprti itu kek sebenarnya.. mama.. Mama bantu Rayyan ma" tangis Rayyan berusaha lepas dari cengkeraman sang kakek..
"Ini ada apa pa, lepaskan Rayyan dulu pa, jangan seprti ini.. Ada apa Rayyan?" kata mama Anna berusaha memegangi Rayyan namun dia di tahan sama mama Sinta.
"Ayo ikut kakek sini cepat!!!" kakek terus menyeret Rayyan menuju ke kamar Rayyan.
"Kakek, sakit kek hiks hiks" isak Rayyan..
"Cepat masuk, dan jangan pernah mencoba kabur dari kamar ini!!!" kata kakek mendorong Rayyan masuk ke kamarnya dan mengunci pintu dari luar.
Kakek menuju ke hall di mana semua masih berkumpul di sana.
"Jangan pernah ada yang mencoba berani mengeluarkan dia tanpa seijin ku!!! Paham!! Ike bawa kan dia sarapan ke kamarnya lalu kunci kembali!!!" teriak kakek emosi..
"Kakek, kakak tidak bersalah..hiks hiks" tangis Gendis.
"Cucu kakek, kamu belum paham sayang.. Diam ya manis" rayu kakek.
"Tapi kek..." kata Gendis terpotong.
"Ssstt sudah, lebih baik kamu pergi bermain" kakek memotong omongan Gendis.
Rosa hanya tersenyum sinis penuh kemenangan atas apa yang telah dia lakukan, dan dia memilih pergi.
Mama Anna menatap tidak suka dengan sikap kakek yang terlalu membeda bedakan itu. Lalu dia berjalan mendekati Gendis.
"Ayok sayang, kita ke kamar dari pada di sini bersama orang yang tidak pernah punya perasaan!!!" kata mama Anna sambil menatap kakek dengan tajam.
Sesampainya di depan kamar Rayyan.
"Rayyan, sayang kamu tidak apa apa nak?" tanya mama Anna dari balik pintu.
"Hiks..hiks mama, Rayyan tidak bersalah ma. Rosa berbohong ma?" tangis Rayyan
"Sudah nak, sabar ya mama akan berbicara sama papa kamu dulu, kamu beristirahatlah dulu" kata mama Anna menenangkan..
"Iya ma" jawab Rayyan pelan.
☘☘☘☘☘
Drrttt...drrtttt...drrrtttt
Ponsel Riyan bergetar ada panggilan masuk.
"Miran, nenek menelfon" kata Riyan sekilas melihat Miran.
Miran hanya mengangguk..
"Hallo nek" Riyan menerima telfon tersebut
"Hallo Riyan, bilang ke Miran kami semua sedang dalam perjalanan menuju kota Y" suara di seberang sana..
"Baik nek, nanti aku sampaikan" jawab Riyan sambil mengakhiri telfon.
"Miran..., nenek kembali ke kota ini" kata Riyan menyampaikan pesan dari nenek
"Hmmm baiklah, jangan sampai ke pulangan nenek terdengar oleh masyarakat dulu. Aku ga mau semua rencana ku semua gagal" jawab Miran..
"Baik Miran, akan aku urus. Lalu apa rencana kamu selanjutnya" tanya Riyan sembari memarkirkan mobilnya di parkiran hotel.
Miran dan Riyan turun dari mobil dan menuju ke kamar mereka masing masing.
Saat akan menuju ke kamarnya, Miran tiba tiba berbalik dan berfikir hendak ke cafe terlebih dulu.
Tok..tok..tok
"Riyan!!!" panggil Miran.
Ceklekk... Suara pintu dibuka..
"Ada apa Miran?" tanya Riyan di ambang pintu.
"Aku mau ke cafe depan dulu, jika ada yang mencari suruh tunggu sebentar" kata Miran berpamitan.
"Ok... Aku mau istirahat dulu capek.. Kalo ada apa apa telfon aku" jawab Riyan.
Miran hanya menganggukan kepala lalu pergi keluar menuju ke cafe.
Sesampainya di cafe, saat hendak menuju ke tempat pemesanan tanpa sengaja dia menyenggol seseorang.
"Awww panas" kata gadis itu sambil mengibas ngibaskan bajunya yang tertumpah kopi yang dia pegang.
"Upsss, maaf maaf nona" kata Miran.
Mendengar suara yang tidak asing bagi dia, Rosa langsung mendongak terkejut siapa yang menabrak dia..
"Unting tadi aku ga jadi marah marah. Hampir aja..." batin Rosa
"Aku ganti kopi kamu, silahkan cari tempat duduk terlebih dahulu nanti aku bawakan kopi ganti mu" kata Miran dingin.
"Hmmm baik, trimakasih" Rosa dengan sedikit centil..
Tidak menunggu lama, kopi yang Miran pesan pun jadi dan dia mengantarkan salah satu kopinya ke sang pemilik.
"Ini kopinya, maaf atas kejadian tadi.. Dan saya permisi" kata Miran tanpa bas basi.
"Ehhh tunggu dulu Miran, bisa kita bicara sebentar" kata Rosa dengan tersenyum
"Eghmmm maaf saya ingin segera kembali" jawab Miran menolak.
"Saya mohon Miran, temani saya di sini hanya untuk mengobrol dan kita belum berkenalan" kata Rosa dengan senyum sok manisnya..
Miran tampak berfikir sambil mengamati wajah gadis tersebut yang tampak tak asing bagi dia.
"Baiklah hanya 10 menit" kata Miran menyetujui
"Yess akhirnya mau juga, ada kemajuan.. Kamu tidak akan lepas dari ku Miran" batin Rosa sambil tersenyum senyum.
"Eghmmm Miran, bolehkah saya bertanya?" Rosa mengawali percakapan.
"Silahkan" jawab Miran singkat
"Ada hubungan apa kamu sama Rayyan?," tanya Rosa
"Rayyan??, ada hubungan apa kamu sama Rayyan?" Miran balik bertanya.
"Aku anak dari pamannya" jawab Rosa.
"Oohhhh, kami tidak ada hubungan apa apa" Miran sambil memainkan ponselnya.
"Miran, boleh kah sesekali aku mengajakmu keluar, hanya sekedar makan siang mungkin?" kata Rosa tersenyum
"Hmmm kita lihat aja nanti... Hmmm maaf siapa nama kamu?" tanya Miran
"Aku Rosa Miran, kenapa Miran?" Rosa sedikit penasaran.
"Hmmm tidak apa apa, aku hanya mau berpamitan saja. Saya harus segera kembali.. Permisi" pamit Miran.
"Ehhh tapi Miran, tunggu dulu.." cegah Rosa berdiri dan berpura pura tersandung kakinya sendiri saat dia mau mencegah Miran.
Reflek Miran menangkap tubuh Rosa.
Tatapan mereka bertemu, Miran merasa jengah terhadapa Rosa namun berbeda dengan Rosa yang ke PDan dengan kejadian ini.
"Hmmm maaf Miran, awww aduhhh kaki ku" Rosa berpura pura keseleo.
"Kamu tidak apa apa?" tanya Miran..
"Sepertinya aku susah berjalan, maukah kamu mengantar ku pulang Miran?" Kata Rosa sambil sedikit memeluk Miran.
"Hmmmmm duhhh.... baiklah" jawab Miran ragu.
Rosa tersenyum senang, rencana dia berhasil
Miran menggendong Rosa menuju ke mobilnya yang sebelumnya Miran ambil dulu Mobilnya di hotel..
Rosa dengan sengaja memeluk Miran, dan menatap wajah dingin Miran..
Sesampainya di rumah keluarga Sadli, Miran kembali menggendong Rosa masuk kedalam.
Mama Sinta yang baru saja keluar dari dapur terkejut melihat Rosa digendong Miran.
Di lantai dua, tanpa sengaja Rayyan juga melihat kejadian itu dan Rosa pun menyadarinya lalu dia dengan sengaja bergelayut manja kepada Miran sambil tersenyum tapi Rayyan cuek dan kembali ke kamarnya.
"Rosa, kamu ada apa nak?" tanya mama Sinta.
Miran menurunkan Rosa dan mendudukannya ke sofa.
"Maaf tante, ini tadi Rosa terkilir saat sedang berada di cafe" jelas Miran menerangkan
"Ya ampuunnn sayang kamu tidak apa apa?" tanya Mama Sinta melihat ke arah anaknya.
"Ada apa ini!!!" suara dingi kakek.
"Tidak apa apa kakek, Rosa hanya terkilir dan Miran mengantarkanku pulang, karena kami tadi sedang bertemu di cafe.. Iya kan Miran" terang Rosa sambil menggandeng tangan Miran.
Miran yang merasa tangannya di pegang langsung menghindar dengan berpura pura melihat jam di tangannya..
"Maaf semuanya, saya harus segera kembali.. Permisi" pamit Miran.
"Terima kasih nak Miran, sering seringlah main kesini..." kata mama Sinta.
"Mungkin lusa saya ingin datang kembali kesini untuk bertemu dengan tuan Sadli jika berkenan" kata Miran.
"Boleh, saya tunggu kedatangannya" jawab kakek..
Miran beranjak pergi meninggalkan kediaman keluarga Sadli.
"Kakek, ku ingi menikah dengan Miran, restui lah kami kek.." rayu Rosa.
"Jangan jangan yang dimaksud Miran tadi mau melamar kamu sayang??" kata mama Sinta kegirangan.
"Ahh benar juga, jangan jangan Miran akan melamar aku" batin Rosa senyum senyum sendiri.
"Sudah.. Sudah kita lihat saja besok apa yamg akan dia katakan" kakek menyadarkan mereka berdua..
Akhirnya mereka kembali ke kamar masing masing. Jari ini Rosa sedang berbunga bunga dengan apa yang dipikirannya..
semoga suka,..
jangan like dan komentarny ya, terimakasih ☺☺☺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments