“Hah disebelah sini??? Dimana???” Tanya Lilis dengan heran.
“Iya. Disebelah sini. Disebelah rumah mu Lis.”
“Loh... sejak kapan?”
“Sejak hari ini. Bos ku dengan baik hati mengkontrakan rumah untuk ku. Dan kebetulan disebelah rumah mu.”
“Tunggu dulu... di sebelah ku bukannya ada sebuah keluarga yang tinggal. Bagaimana bisa kau tinggal disebelah...?” Lilis makin bingung.
“Mereka sudah pindah. Katanya ke tempat yang lebih bagus. Kebetulan aku cari rumah jadi ku ambil saja” ya.. memang benar keluarga yang tinggal disebelah rumah Lilis sudah pindah. Tapi itu karena William memberikan sebuah rumah yang cukup bagus. Hingga sekeluarga itu langsung pindah. Sebagai gantinya William mengambil rumah Kontrakan mereka. Dan sudah dibeli oleh William. Bahkan rumah kontrakan Lilis pun sudah dibelinya tanpa sepengetahuan Lilis.
“Oh begitu... kebetulan sekali ya...” Lilis masih agak bingung sebenarnya. Tapi ya sudahlah. Ia tak mau banyak mikir.
“Baguslah kalau ada nak Yudha. Jadi Tante titip Lilis ya... tolong jagain dan perhatikan juga si kembar ya.”
“Iya tante...” William tersenyum lembut. Hanya ke orang yang disenanginya saja maka William akan bersikap lembut dan baik. Jika orang yang tak disukainya maka William akan tidak ramah dan bersikap dingin.
“Mama.... jangan sembarangan berbicara.” Lilis agak kesal.
“Loh... kenapa? Anak-anak kamu saja sudah akrab dengan Yudha. Jadi tak apa-apa lah. Yudha juga tinggal disebelah mu. Tetangga sebelah mu Lis.”
“Terserah Mama aja deh...” Lilis nampak malas dan memutar bola matanya melihat ke arah lain.
“Ya sudah. Mama pulang ya Lis. Lain kali Mama main kemari melihat cucu-cucu Mama.”
“Iya Ma...”
Pulanglah Ibunya Lilis. Lilis mengantarkan sampai depan pintu. Dan seorang supir menjemput Bu Ajeng Ayu Hartono untuk pulang.
Kini hanya William yang masih ada dirumah Lilis.
“Kau tak pulang?” Lilis nampak lelah.
“Bentar lagi...” William masih nampak santai.
“Sebaiknya lekas lah pulang. Hari ini aku benar-benar lelah.” Lilis nampak malas.
“Lis... Rafa dan Fatar tidak kau sekolahkan kah? Umur mereka sudah cukup untuk masuk ke TK. Bagaimana kalau masuk ke sekolah elit khusus. Aku rasa akan cocok”
“Hah... sekolah elit khusus!!! Kau sudah gila ya. mungkin kelamaan di luar negeri jadi tak tahu kehidupan disini. Tuan bule yang terhormat. Sekolah elit khusus itu sangat mahal. Gaji ku dari dua pekerjaan tak akan cukup. Belum lagi bayar air, listrik, makan sehari-hari dan lain-lain. Jika ku sekolahkan disana mana sanggup aku. Aku akan menyekolahkan Rafa dan Fatar disekolah biasa saja.” Lilis nampak kesal pada Yudha.
“Aku akan membantu mu.”
“Maksud mu?” sebelah alis Lilis naik.
“Rafa dan fatar anak-anak yang pintar. Dalam sekejab aku akrab dengan mereka bisa melihat kepintaran Rafa dan Fatar.”
“Aku tak paham.”
“Lihat ini. Tadi siang kami bermain. Rafa menulis angka-angka ini. Tulisannya sangat rapi dan kau tau Lis. Ini adalah rumus Matematika. Ku tes dengan beberapa rumus lainnya. Dan ia bisa mengerjakannya. Bukankah anak biasa tak akan bisa. Bahkan Fatar dan Rafa sudah mengenal angka dan huruf dengan sangat baik. Aku pun mengajari mereka bahasa inggris. Dan kau tahu, mereka mempelajari bahasa inggris dengan mudah dan cepat memahaminya.” William memberikan coret-coretan milih Rafa.
“Ini Rafa yang membuatnya.” Tanya Lilis heran.
“Iya. Dan ini tulisan Fatar. Bisa menuliskan kalimat dengan sangat baik juga. Fatar menggambarkan beberapa sketsa ini” William menunjukan tulisan Fatar juga dan beberapa gambar yang dibuat Fatar.
“Fatar membuat gambar gedung ini” Tanya Lilis lagi.
“Iya. Ini adalah gedung perusahaan tempat ku bekerja I.S. Fatar menggambar dengan sangat detail. Selain menulis dengan rapi, mereka juga bisa membaca dengan sangat baik.” William sangat kagum dengan kecerdasan Rafa dan Fatar. Ia seakan melihat dirinya dulu sewaktu kecil.
“Aku tak tahu. Kalau anak-anak ku bisa semua ini. Aku pikir mereka hanya bermain saja.” Lilis memandangi yang dibuat oleh Fatar dan Rafa.
“Jadi sekolahkan lah Rafa dan Fatar di sekolah Khusus anak pintar. Agar kemampuan mereka berkembang pesat. Kepintaran dan kehebatan mereka pasti bertambah baik.” William membujuk Lilis.
“Aku tak bisa. Uang ku tak akan sanggup.”
“Sudah ku bilang akan ku bantu Lis.”
“Caranya?? Aku tak akan meminta uang dari mu Yud...” Lilis tak mau menerima sepeser pun dari siapa pun.
“Bukan itu maksud ku. Bekerja lah ditempat aku bekerja. Disana gajinya sangat besar. Gaji mu akan cukup untuk menyekolahkan Rafa dan fatar. Bukan hanya masuk TK khusus anak Pintar. Tapi sampai mereka kuliah pun bisa.”
“Perusahaan I.S??”
“Iya.”
“Bagaimana mungkin aku bisa??”
“Bukankah ijazah S-1 mu Bisnis management. Itu akan cocok diperusahaan I.S”
“Dari mana kau tahu.?”
“Ah... itu aku tahu dari Mama mu. Tadi kami banyak cerita tentang banyak hal...” William berbohong. Sebenarnya ia tahu semuanya tentang Lilis dari informasi yang dicarinya.
“Oh... Mama ku rupanya. Tapi sebenarnya aku kuliah jurusan Bisnis karena keinginan Papa ku. Sebenarnya aku ingin mendesain pakaian. Mama ku punya Butik terkenal dan sudah banyak cabangnya. Aku pernah lihat para pekerja Mama mendesain pakaian. Aku sangat tertarik sekali. Pakaian nya sangat Indah dan mempesona.” Lilis menceritakan keinginan terpendamnya dan hobinya itu.
“Oh... jadi kau ingin jadi seorang Fashion designer” William nampak berpikir.
“Bukan... bukan seperti itu. Itu hanya sebuah keinginan. Aku sebenarnya tak mahir.”
“Sebuah keinginan bisa jadi sebuah hobi dan cita-cita. Mau ku wujudkan.”
“Ah... tak usah.”
“Serius?? Di tempat ku bekerja ada sebuah lowongan asisten seorang designer. Dia perlu seorang asisten. Sekarang masih kosong. Jika kau mau, cobalah melamar esok.”
“Esok? Tapi...”
“Kalau belum mahir.. kau bisa sambil belajar. Seorang asisten selain membantu juga ikut belajar. Nanti bakal banyak ilmu yang kau dapatkan. Tak ingin mencoba. Gajinya lumayan juga loh” William membujuk.
“Berapa gajinya?”
“Jika ingin jadi pegawai biasa dengan gelar ijazah S-1 mu kau bisa sebulan bergaji 50 juta. Dan kalau mau jadi asisten biasa seorang designer gaji mu sekitar 25-30 juta sebulan.” William menyebutkannya dengan santai.
“Hah??? Sebesar itu kah???”
“Apa menurut mu itu besar. Itu termasuk murah dan kecil. Itu hanya gaji awal bagi pekerja baru. Jika kau terus bekerja dan bertahan lama maka gaji mu akan bertambah dua kali lipat. Jika setahun lebih maka akan tiga kali lipat. Dan kalau sudah bertahun-tahun. Bisa kau bayangkan sendirikan.” Tutur kata William.
“Yud... itu perusahaan atau apa? Kenapa gaji karyawan sangat besar... untuk pemula saja sudah cukup besar. Bagaimana kalau jadi pegawai tetap. Bisa kaya raya.” Mulut Lilis sudah terbuka lebar saking kagetnya.
“Tak heran jika gaji karyawan segitu. Perusahaan I.S sangat besar dan terkenal. Cabangnya saja sudah sampai mendunia masuk ke jaringan international. Dibidang penjualan, pakaian, makanan, tas, hotel, resort, perumahan, dan lain-lain. Bahkan dunia hiburan juga. Bukan kah perusahaan Hartono adalah saingan dari perusahaan I.S” Mata William menajam.
“Oh... benarkah?? Aku tak tahu akan hal itu. Dan tak menyangka kalau I.S adalah perusahaan yang sangat besar.”
“Jadi bagaimana??” Ucap William.
“Kau tertarik untuk bekerja sama dengan I.S?? bekerja diperusahaan I.S??? Kata William kembali.
“Aku...”
“Kenapa masih bingung Lis. Ini demi anak-anakmu kan. Coba ku tanya sekarang berapa gajimu sebagai pelayan restoran dan gaji di cafe minuman?” Tanya William.
“Aku bekerja direstoran sudah cukup lama. Dulu sebulan sekitar 1-3 juta. Itu harga yang lumayan banyak bagi ku. Apalagi restoran tempat ku bekerja adalah restoran VIP yang terkenal digolongan atas. Kalau sekarang gaji ku sebulan 5 juta. Sedangkan dicafe awalnya sebulan 600 ribu tapi sekarang sekitar 1 hingga 2 juta gitulah tergantung lembur juga.”
“Lihatkan... gajimu saja dibawah perusahaan I.S. clening servis diperusahaan I.S saja sebulan bisa bergaji 5 juta. Itu baru clening servis. Bagaimana lagi kalau bagian lain.”
“Wow... Bisa kubayangkan. Sedangkan kau sendiri , berapa gaji mu Yud?? Maaf kalau aku bertanya. Seharusnya tak perlu kutanya lagi.”
“Kau mau tahu gaji ku berapa sebulan...?” Jawab William. Dan membuat Lilis semakin penasaran.
Didalam hati William : “Sebaiknya tidak ku katakan pendapatan ku sebulan. Dia bisa pingsan. Sebaiknya kusebutkan gaji Jack saja hehehe...”
William tertawa kecil. Lilis nampak kesal.
“Hey... kenapa kau diam... dan apa yang lucu.” Tanya Lilis.
“Baiklah. Ternyata kau penasaran juga ya...”
“Tidak. Bukan begitu.”
“Benar...?? Baik. Akan ku katakan. Gaji ku sebulan biasanya 150-200 juta. Tapi kalau lembur maka akan lebih lagi.”
“Apa!!! 150 juta sampai 200 juta sebulan... itu belum termasuk lembur... kau yakin gajimu segitu?”
“Hahaha... tentu saja Nona Lilis.” William terkekeh melihat ekspresi Lilis.
“Bagaimana bisa sangat jauh dari diri ku??? Kau serius Yud??? Gak sedang bohong kan” Mata Lilis menyipit ke arah William.
“Aku tak bohong...” sebenarnya pendapatan William bisa bermilyar-milyar sebulan. Karena ia adalah Bosnya. Ditambah tugas rahasianya lagi.
“Amazing...” Lilis gak habis pikir.
“Jadi gimana? Tertarik bergabung ke I.S?” William menatap Lilis.
“Aku Mau...” Lilis pun langsung mengiyakannya. Dia berpikir, masa depan anak-anaknya akan lebih baik nanti kedepannya.
Tiba-tiba lampu padam. Mati listrik.
“Hah... mati Listrik. Gimana ini?” Ucap Lilis.
Dan tiba-tiba. Bruk.....
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Ma'e Dina
masih ada lowongan gk jadi cleaning service mau jg lah 5 juta lho😂😂
2022-02-11
4
Vheyha Enzho Mongkareng
Cleaning servis ajaa 5jt + lembur lagi,,Buka Lowongan enggak yaaaa🤔🤔🤔🤔🤔
2021-09-28
2
Maisya 😍😍😍😍
jadi cs pun aku mau..5jt lain lembur...
cara ngelamar nya gmn ya?!
2021-09-25
7