Tiba-tiba Mamanya muncul.
“Hey... Kalian berdua kenapa belum tidur??? Lagi bahas apa?” Tanya Lilis kepada kedua anak kembarnya.
Fatar dengan cepat menutup HP Mamanya yang dipegang nya. Dan diganti kemode Game. Jadi seolah-olah ia sedang main Game.
“Gak apa-apa Mama. Rafa sedang memberitahukan Fatar untuk berhenti bermain Game” Rafa dengan otak cerdasnya segera memberikan alasan.
“Sini berikan HP Mama.” Lilis meminta HP nya.
“Baik Ma.” Fatar menyerahkannya.
Dilihat Lilis permainan Plant Zombie yang muncul dilayar HP nya. segera di close dan dimatikan HP nya.
“Sudah Malam. Ayo Kita tidur ya..” Lilis tersenyum kepada kedua malaikat kecil nya.
“Ya Ma...” Jawab si kembar bersamaan.
Lilis tidur bersama kedua anaknya. Ia sengaja membeli kasur tidur yang lebih besar agar ia dan anak-anaknya bisa tidur bersama. Maklum rumah nya hanya ada satu ruang kamar tidur. Jadi mereka berbagi tempat tidur.
***
Pagi hari nya.
Lilis sudah sibuk didapur. Menyiapkan sarapan seperti biasanya untuk si kembar dan diri nya juga.
Si kembar yang baru selesai mandi dan sudah pakaian rapi pun keluar dan menemui Mamanya.
“Mama...” Sapa Fatar.
“Pagi Ma...” Rafa menyapa juga.
“Pagi juga sayang....” Lilis tersenyum lalu menata sarapan yang sudah dibuatnya diatas meja kecil mereka.
Kini ketiganya sarapan bersama dengan tenang.
“Mama harus segera berangkat kerja. Kalian baik-baik ya dirumah seperti biasanya.” Lilis memberi pesan seperti biasanya.
“Iya Mama. Tenang saja” Jawab si kecil Rafa.
Saat Lilis bekerja, si kembar Rafa dan Fatar di rumah saja. Lilis kadang memberi pesan tetangganya untuk memperhatikan anak-anak nya yang dirumah saja. Bahkan ia meminta bibi May yang tinggal disebarang rumah untuk menjaga anak-anak nya. dan berpesan jika ada apa-apa segera hubungi dirinya.
Lilis bahkan memberikan sejumlah uang ke bibi May karena selama ini membantu Lilis menjaga si kecil. Tapi bibi May tak pernah mau menerima uang tersebut dan mengembalikannya. Kata bibi May karena ia hidup sebatang kara tak punya anak dan tak punya siapa pun jadi baginya anak-anak Lilis adalah suatu hal menggembirakan baginya agar ia tak kesepian.
“Kalau ada-apa segera minta tolong bibi May ya... atau hubungi Mama dari HP bibi May.” Pesan Lilis kembali.
“Iya Mama” kini sang Fatar yang menjawab.
“Oh iya masalah sekolah bagaimana. Mau Mama sekolah kan masuk TK?” Lilis memandang kedua anaknya.
“Nanti saja Mama. kami belum mau sekolah” jawab Fatar.
“Tapi Mama rasa sudah waktunya kalian bersekolah” Lilis sudah memutuskan untuk mendaftarkan anak-anak nya ke sebuah TK.
“Mama. boleh Rafa bertanya.” Rafa memandang sang Mama.
“Iya sayang. Katakanlah.”
“Papa kami siapa Ma? Dan ada dimana dia sekarang?” Rafa menatap Mama nya dengan penuh harapan agar kali ini Mama nya mau menceritakan tentang Papa nya.
“Mama....” Lilis bingung menjawabnya. Pasalnya ia pun tak tahu siapa Papa dari anak-anaknya.
“Iya Ma. Papa kami siapa. Ayo ceritakan Ma?” si kecil Fatar pun bertanya.
“Mama dan Papa sudah lama berpisah sayang...” Itulah jawaban yang selalu diceritakan nya ke anak-anaknya.
“Kami tahu Ma... tapi siapa Papa kami? Siapa namanya? Apa pekerjaannya? Dimana Papa sekarang?” Rafa bertanya kembali.
“Papa kalian...”
“Kami ingin tahu tentang Papa... karena selama ini Mama tak begitu mau menceritakan tentang Papa” Fatar pun mulai menanyakan hal yang sama.
Didalam hati Lilis : “Bagaimana Mama ceritakan tentang Papa ke kalian nak... siapa Papa kalian pun Mama tidak tahu. Tak mungkin Mama cerita kalau diperkosa oleh Papa kalian kan”
Karena tidak ada jawaban dari Lilis dan ia hanya diam saja. Cuma memasang wajah sendu yang nampak sedih. Si kembar pun kembali bertanya.
“Mama apa sesulit itu menceritakan tentang Papa?” Rafa menatap Mamanya.
“Apakah Papa menyakiti Mama?” Fatar pun menatap ke Mamanya.
“Sudah ya... kita tak usah bicarakan lagi ya. sudah waktunya Mama berangkat kerja. Kalian baik-baik ya dirumah.” Lilis mencium pipi kedua anaknya dan bergegas pergi kerja.
Kini si kembar tinggal berdua saja dirumah.
“Lihat kan kak, Mama tak pernah mau menceritakan tentang Papa” Fatar memandang sang Kakak.
“Kalau begitu kita coba cari sendiri saja. Ayo cepat habiskan makan nya dan bersihkan piring kotor. Sebentar lagi bibi May pasti datang.” Rafa menyuruh adiknya cepat menghabiskan makanannya.
“Baik.”
***
Ditempat kerja nya Lilis melayani para tamu restoran yang memesan makanan.
“Maaf Nona saya mau pesan makanan menu A” salah seorang tamu memberi pesanannya.
“Baik” Lilis mencatat pesanan tamu tersebut.
Tamu tersebut memperhatikan Lilis. Ia melihat Lilis sungguh sangat cantik dan memiliki tubuh yang sangat bagus.
“Nama anda siapa Nona kalau boleh saya tau?”
“Maaf tuan. Saya permisi dulu. Pesanan anda akan segera tiba.” Lilis hendak pamit. Tapi tangan nya di cegah tamu tersebut.
“Hay Nona. Saya bertanya dengan sopan tapi kenapa anda malah mau pergi. Anda tahu siapa saya. Saya adalah Alex. Manager mu pasti kenal dan tahu siapa saya sebenarnya.” Ia yang bermaksud ingin menggoda Lilis agak tersinggung karena Lilis bersikap cuek kepada nya.
“Maaf tuan. Saya tidak bermaksud seperti itu” Lilis jadi bingung.
Dimas Pratama yang melihatnya langsung menolong Lilis.
“Maaf tuan ada yang bisa saya bantu?” Dimas memberi kode ke Lilis agar segera pergi. Lilis pun segera paham dan ia pun langsung menggunakan kesempatan itu.
“Ah... tidak apa-apa.” Jawab tamu tadi yang agak kesal.
“Baik. Kalau begitu saya permisi” Dimas tersenyum ke tamu tersebut dan lalu pamit undur diri.
Dibelakang dapur setelah Lilis memberikan pesanan tamu ke pihak dapur, ia berpapasan dengan Dimas.
“Terima Kasih Dimas.”
“Sama-sama. Seperti biasa kau selalu digoda tamu ya”
“Ya begitulah”
“Nama nya orang cantik ya susah juga ya Lis” goda Dimas
“Kau ini ada saja”
“Tapi memang benar kok. Kau sangat cantik” Dimas tersenyum ke Lilis. Ia sebenarnya sudah lama memendam rasa sukanya ke Lilis.
“Oke. Terima kasih hehe...” Lilis hanya bisa terkekeh.
“Habis ship kerja disini seperti biasa akan kerja di cafe minuman ya kan Lis”
“Iya. Seperti biasanya. Tamu yang tadi kau saja ya Dim yang mengantarkan pesananya kalau sudah siap. Aku ada janji dengan Tania”
“Tania sahabat mu yang juga pemilik restoran ini”
“Iya. Kau kan sudah cukup lama juga kenal nya kan.”
“Iya. Karena berteman dengan mu maka nya aku bisa kenal dengannya. Oh iya apa kabar si kembar sekarang? Sudah lama aku tak main ke rumah mu”
“Rafa dan fatar baik saja. Anak-anak yang baik dan pintar. Mereka berdua sehat.” Lilis tersenyum saat memikirkan anak-anak nya.
“Manisnya” Dimas memperhatikan wajah manis Lilis yang sedang tersenyum. Sungguh cantik wanita yang disampingnya ini.
“Siapa?” Kata Lilis. Ia menoleh ke Dimas.
“Anak-anak mu.” Dimas memberi alasan. Padahal senyum Lilis yang di lihatnya sangat manis.
“Oh... oke. Gue pergi dulu ya Dim. Titip kerjaan ku sebentar.” Lilis pamitan dan melambaikan tangannya.
“Ok.” Dimas tersenyum sambil melihat Lilis yang semakin menjauh pergi.
***
Lilis punya janji siang ini makan bersama Tania di sebuah cafe baru.
Saat Lilis sampai Tania sudah sampai duluan rupanya. Dan menu makanan pun sudah dipesannya duluan.
“Hai Tan... sudah lama ya. Maaf tadi kerjaan ku banyak” Lilis duduk di kursi yang ada didekat Tania.
“Ok. Gak masalah. Udah ku pesankan duluan makanannya. Sekalian juga ku pesankan untuk mu Lis.” Tania tersenyum menyambut sahabat nya
“Terima kasih. Ada apa siang ini minta janji ketemuan disini?” tanya Lilis.
“Orang tua ku ingin menjodohkan ku Lis... Aku tak suka dan ingin menolaknya. Kau tahu kan aku, jika tak suka maka tak akan mau.” Tania menjelaskan alasannya.
“Kenapa tidak dicoba dulu. Misalnya kenalan dulu atau bertemu dulu dengan yang akan dijodohkan dengan mu Tan”
“Aku tidak mau pokoknya Lis”
“Lalu apa hubungan nya dengan ku sekarang.”
“Kau gantikan aku untuk menemui Pria itu bagaimana??” Pinta Tania.
“Hah? Gantikan? Aku tidak mau.” Lilis menolak.
“Ayolah Lis... Tolong aku. Please. Kali ini saja.” Tania memohon.
“Kenapa tidak kau saja yang temui lalu menolak langsung?”
“Papa ku pasti akan marah besar Lis... dan Mama ku pasti akan memarahi ku juga. Kau tau kan kedua orang tua ku sangat keras.”
“Hadeh... ini bikin ribet” Lilis merasa ini bikin pusing.
“Ayolah Lis. Please. Kau temui dan buat hal apa saja yang buat dia tidak suka. Mungkin saja setelah itu Pria itu memutuskan perjodohan itu.” Tania memberi usul.
“Kalau kebalikannya gimana?” Lilis bertanya.
“Kebalikan gimana?”
“Kalau Pria itu akhir nya suka dengan ku bagaimana?” Lilis jadi kwatir.
“Oh iya juga ya. kau sangat cantik gini pasti dia bisa jatuh hati padamu. Tapi...” Tania berheni berkata.
“Tapi apa?” Lilis mengkerutkan keningnya.
“Tapi kalau pun dia jatuh cinta padamu pun gak masalah hehehe..” Tania terkekeh.
“Sialan kau... sahabat macam apa kau ini” Lilis sedikit kesal.
“Ayolah Lis. Jarang-jarang aku minta bantuan. Terserah padamu nanti gimana menghadapi Pria itu. Ok”
“...” Lilis masih ragu.
“Lis... Please.” Tania terus memohon.
Luluh juga akhirnya Lilis. Dan ia pun menganggukan kepala nya. Tania pun memeluk Lilis dan mengucapkan terima kasih.
Mereka selesai makan. Tania ingin membawa Lilis ke sebuah Butik untuk menemui Pria itu.
Didepan pintu tak sengaja Lilis bertabrakan dengan seseorang.
“Aduh... maaf” Kata Lilis ke orang tersebut. Dan betapa kaget nya setelah ia melihat orang tersebut.
“Kau...”
Bersambung...
Kakak-kakak readers semua jangan lupa Like dan komen ya. Di klik juga Vote dan Favoritenya ya kak untuk mendukung Author biar bisa semangat untuk up ceritanya. Makasih untuk yang udah mampir ke novel saya ini :) :) :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Anisatul Azizah
jangan mau Lis, please.. tar yg dijodohin ternyata cogan tajir melintir, Tania jd berubah haluan musuhin kamu
2021-10-08
1
Lovely
Dari tragedi jadi nama, Oke asik
2021-09-01
6
Aquilaliza
Semangat kak💪
2021-08-26
3