Bismillah Cinta

Bismillah Cinta

Episode 1

Dua puluh tahun berlalu, kini generasi penerus pesantren At-Taubah sudah mulai beranjak dewasa.

Anak tertua di pesantren ini adalah Akbar, dia tumbuh menjadi sosok laki-laki yang gagah, ber karisma dan tentu saja aura nya membuat siapa saja langsung menyukai nya. Akbar yang bijaksana walau kadang sifat karin juga terlihat yaitu sedikit bar-bar, namun ia bisa pemimpin dan membimbing para sepupu nya. Sehingga mereka sampai saat ini tetap akur dan saling menyayangi.

Akbar sangat menyayangi Khadijah, tidak, tidak. Bukan hanya akbar, semua orang menyayangi Khadijah. Khadijah? tentu masih ingat dengan nama tersebut bukan. Khadijah Alifsyah, Dia adalah kebanggaan dan juga kehormatan di pesantren At-Taubah. Khadijah tumbuh menjadi wanita dewasa dengan sifat keibuan, walau sejak kecil dia sudah terbiasa di kawal oleh saudara-saudara nya, Khadijah tetap tumbuh menjadi wanita mandiri yang tak suka menggantungkan apapun kepada para sepupu nya.

Jangan lupa kan Ali dan Bilal yang slalu bersama-sama, seperti Hamzah dan Umar dulu. Ali dan Bilal juga mewarisi klakuan bar-bar Umar dan Hamzah, Seorang gus dengan wajah tampan, dan mempunyai tatapan yang tajam berhasil menjadi pentolan di pesantren ini.

"Kau masih belum kapok, ya!" Seru Ali, anak Hamzah

"Mau di bikin babak belur?" Sambung Bilal, anak Umar.

Lalu ada Ali dan Bilal kini berada di depan sebuah bangunan, bangunan tersebut berada di paling depan sendiri. Karena itulah Ali dan Bilal berjaga di sana karena Khadijah tengah mengajar ngaji anak-anak kecil.

"Saya hanya ingin memberikan hadiah kepada Ning Khadijah, Gus"

Laki-laki yang masih kuliah semester satu itu berdiri tegak, seolah tak peduli ia berhadapan dengan siapa.

"Nama mu Cakra kan? yang kemarin di hukum sama Gus Akbar?" Tanya Ali sambil berjalan dua langkah, sehingga ia sangat dekat dengan pemuda itu.

"Iya, gus. Saya Cakra" Jawabnya tanpa ada rasa takut walau sudah ditatap tajam oleh Ali

"Sudah, sudah" Bilal mendorong tubuh Cakra, sehingga Cakra mundur beberapa langkah

"Pergi dari sini, kau jangan pancing amarah kami yang sedang puasa"

"Baiklah, gus. Ini mohon di Terima, saya belikan coklat untuk Ning Khadijah"

"Bawa kembali coklat itu, Khadijah gak boleh makan coklat!" Seru Ali

"Cepat pergi atau ku hajar kowe" Gertak Bilal sambil melotot.

Cakra pergi dengan kecewa, sedangkan Ali dan Bilal sangat kesal sekali dengan Cakra. Sejak enam bulan yang lalu, sejak Cakra masuk menjadi mahasiswa di Universitas Basmallah milik Hamish, pemuda itu jatuh cinta kepada Khadijah.

Awal mula saat upacara tujuh belas Agustus yang di gelar dan di laksanakan seluruh santri dan santriwati pesantren, beberapa mahasiswa juga ikut. Khadijah yang bertugas menjadi protokol upacara membuat hati Cakra berdesir mendengar suara nya.

Sejak saat itu,cakra terus memperhatikan Khadijah, karena Khadijah juga kuliah semester tujuh.

Brukkkk

Cakra jatuh tersandung pot bunga besar di pinggir lapangan karena mata nya tak berkedip melihat makhluk Tuhan yang begitu sangat cantik sekali. Berjalan dengan sangat anggun, dengan dress yang menyapu jalan.

"Apa kamu gak apa-apa?" Tanya Khadijah, ikut berlari melihat suatu kejadian, ia tak tau bahwa perhatian yang ia berikan saat ini menggerakan hati Cakra.

Mahasiswa yang ada di sana juga ikut menggerubungi, apalagi saat Khadijah memanggil mereka untuk meminta pertolongan.

"Ayo tolongin dia"

Beberapa mahasiswa mencoba mencari sesuatu yang bisa mengangkat Cakra dari dalam selokan yang lumayan dalam.

"Ini kenapa bisa gak di tutup" Khadijah sungguh khawatir sekali, ya begitulah jika seseorang mempunyai jiwa keibuan.

Beberapa mahasiswi menertawai Cakra, namun Cakra yang ada di dalam selokan hanya bisa diam saja. Ia mendongak menatap Khadijah yang bediri di atas sana. Tetap cantik walau di lihat dari bawah sekalipun. Mata nya hitam, bibir tipis berwarna merah muda, punggung tangan putih bersih dan bau nya sangat wangi, hidung Cakra bisa mencium nya walau ia sedang di dalam selokan yang bau.

"Hei, ayo ulurkan tangan mu" Teriak seseorang yang tak lain adalah Akbar

Cakra kaget, saat dosen nya itu meneriaki nya.

"Engge, gus" Cakra tersadar, ia langsung mengulurkan tangan nya, Akbar pun langsung mengangkat nya dan akhirnya Cakra berhasil keluar dari dalam selokan.

"Mas Akbar, ini selokan nya kok gak di tutup"

"kemarin baru di bersihkan, dek dijah" Jawab Akbar penuh kelembutan, "Kamu masuk ke kelas saja, ya."

Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang meneriaki nama Khadijah, Khadijah pun tau itu suara siapa.

"Dek dijah" Ucap Bilal yang membelah kerumunan.

"Apa?" Jawab Akbar sambil melotot ke arah Bilal

"Kamu gak apa-apa, dek dijah?" Tanya Ali

"Yang jatuh dia, bukan Dek dijah" jawab Akbar

Bilal membuang nafas nya kasar, membuang semua kecemasan nya. "Ku kira dek dijah"

"Sudah semua nya bubar" Suara Akbar tegas, membuat beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang masih berkerumun langsung berbalik dan menjauh dari keributan kecil ini.

"Dek dijah masuk ke kelas ya, biar ini si urus sama Mas Ali dan Mas Bilal"

"Ya sudah, dijah pergi dulu. Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam"

"Warahmatullahi wabarakatuh" Ucap Cakra dengan tatapan masih sama.

Akbar pun baru menyadari, bahwa mahasiswa baru yang membuat keributan ini memandangi Khadijah terus.

"Kau lihat apa?" Bilal mendorong bahu Cakra.

"Ohh, tidak Gus"

"Kembali, ganti baju mu setelah itu kembali ke sini lagi" Titah Akbar

"Enggeh, Gus. Asalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Dan sejak saat itulah, Cakra memberanikan diri nya untuk mendekati Khadijah, hati nya tergerak untuk mendekati bidadari di hati nya itu, ia yakin Khadijah sangat baik sekali.

Finally, Akbar memutuskan agar Ali dan Bilal menjaga Khadijah saat kuliah dan mengajar ngaji di TPQ milik Khadijah. Padahal, sejak masuk kuliah, Akbar sudah membebaskan Khadijah jika beraktivitas di dalam lingkungan pesantren, tapi kedatangan Cakra membuat tugas Bilal dan Ali bertambah. Awal nya Ali, Bilal dan juga Akbar akan mengawal Khadijah jika Khadijah pergi ke luar pesantren, tapi sekarang tidak lagi.

"Percuma saja kau mengejar Ning Khadijah, dia itu sudah di jodohkan sama anak nya Bu nyai Safeeya. Nama nya Gus Rafa, dia jadi kyai di pulau seberang"

"Apa kau tau waktu acara perjodohan nya?" Tanya Cakra kepada teman sekamar nya

"Tidak, tapi semua orang tau itu"

"Itu hanya gosip, aku tak peduli. Aku akan mengejar nya. Untuk hasil nya aku serahkan kepada Allah. Yang penting aku udah usaha dan terus berdoa" Cakra langsung beranjak pergi, merasa kesal dengan teman nya itu.

"Dasar Sinting!"

Ya begitulah Cakra, dia tak akan menyerah dan akan terus memperjuangkan Khadijah. Dia tak peduli dengan kata orang bahwa Khadijah akan di nikahkan dengan Rafa, anak safeeya. Cakra tak peduli walau Khadijah lebih tua tiga tahun darinya. Tak peduli, sama sekali!

Terpopuler

Comments

Ummi Alfa

Ummi Alfa

Hm...sepertinya seru nih, ceritanya walau aku belum baca novel sebelumya tapi aku yakin ceritanya menarik.🤗

2024-02-23

0

Bunga Syakila

Bunga Syakila

menyimak

2022-04-26

0

eL_

eL_

ada lanjutannya juga?? tp lmyn lupa2 ingat juga cerita nya. kalo gak salah Alif & Nadia kan?

2022-01-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!