Hari ini sangat cerah, langit biru dengan segerombolan awan putih yang indah, membuat sinar matahari tak begitu menyengat di kulit manusia.
Sebuah mobil putih masuk melewati gerbang besar utama Pesantren At-Taubah, Mobil mewah itu rupa nya sudah di tunggu semua keluarga ndalem sejak pagi.
Mobil tersebut terus berjalan masuk, hingga akhirnya berhenti tepat di depan rumah utama. Rumah yang masih berdiri tegak dengan design kuno tersebut tetap indah di pandang, karena rumah tersebut tetap bersih dan sangat terawat.
"Assalamu'alaikum" Ucap seorang wanita yang baru saja keluar dari mobil mewah tersebut.
"Mbak Safeeya" Salsa lamgsung berlari kecil, memeluk kakak sulung nya yang tinggal jauh dengan nya.
"Kebiasaan gak jawab salam" Tepuk Safeyaa di pundak Salsa
"Kangen, mbak"
untuk sejenak mereka saling berpelukan, mencoba menghilangkan semua rindu yang tersimpan di dalam jiwa. Setelah itu, safeeya masuk ke dalam rumah utama yang di tinggali oleh Akbar, Ali dan Bilal.
"Ayo masuk, mbak. Langsung istirahat saja" Ucap karin
"Dimana Fathur, rin?" Tanya safeeya
"Fathur lagi sekolah, mbak"
Fathur (Adik Akbar, anak Karin dan Hamish yang ke dua)
"Mbak, Salsa tinggal sebentar ya"
"Mau kemana?" Tanya safeeya
"Ada acara bayangkari, mbak. Ini sudah mepet waktu nya"
"Baiklah ibu bayangkari, kamu hati-hati ya, sal"
Salsa mencium tangan safeeya, ia harus pergi untuk acara bayangkari yang tidak bisa di tinggalkan. Begitu seorang istri Abdi negara, apalagi saat ini Angga sudah menjadi Kepala Kapolda.
"Terus yang lain kemana ini?"
"Mbak Tika masih bantuin Orang lahiran, mbak. Kalau mbak frisca masih keluar sama Mas Umar" Jawab Hanum
"Lalu dimana Khadijaku?" Tanya Safeeya saat ia tak melihat Khadijah di dalam rumah.
"Khadijah di sini umi Safeeya"
Semua menoleh ke arah belakang, bibir semua orang tersenyum saat melihat gadis cantik yang masih berdiri di ambang pintu dengan senyuman yang begitu sangat menawan. Gigi gingsul Khadijah menambah kecantikan nya. Sungguh sempurna Tuhan menciptakan nya.
"Khadijah, ayo salim dulu sama Abi Rasyid" Titah Usman lembut sambil tersenyum
Rasyid (Suami Safeeya)
Khadijah langsung sigap, mencium semua punggung tangan para tetua yang ada di sana.
"Kemana mas Akbar sama yang lain?" Tanya hamish sambil mengelus kepala Khadijah
"Mas Akbar masih di kampus, abi Hamish. Kalau mas Ali sama mas Bilal di suruh mas Akbar geledah kamar santriwati, karena ada yang kehilangan tadi" Terang nya sambil menatap Hamish.
"Sudah, sudah. Aku kangen sama Khadijah, biar sama aku dulu" Safeeya berjalan mendekat ke arah Khadijah lalu menuntun Khadijah masuk ke dalam ruang tengah. Sedangkan para laki-laki duduk di ruang tamu, meminum kopi sambil mengobrol santai.
"Umi ada hadiah buat kamu" Ucap safeeya saat baru saja duduk di sofa ruang tengah.
"Ya sudah, Kalian berdua ngobrol saja dulu. Aku sama Hanum mau siapin makanan dulu ya" Pamit karin.
Safeeya mengangguk sambil tersenyum, menandakan setuju dengan apa yang di katakan oleh karin.
Safeeya sangat bersemangat membuka koper kecil yang baru saja di bawakan oleh santriwati. Ia memperlihatkan semua oleh-oleh yang ia belikan khusus untuk Khadijah.
"Ini semua untuk Khadijah, umi?" Tanya Khadijah saat melihat tumpukan gamis yang baru saja di keluarkan lelah safeeya.
"Tidak sayangku, ini gamis seragam buat acara Khoul minggu depan. Yang ini buat kamu sayang, ini khusus" Safeeya membuka sebuah plastik baru, warna nya sama-sama putih, namun entah mengapa gamis tersebut di sendirikan.
"Itu apa, umi?" Tanya Khadijah saat Safeeya hanya mengeluarkan satu baju dari dalam plastik, padahal di dalam plastik itu seperti nya masih ada kain nya. Khadijah bertanya memastikan bahwa itu bukan setelan gamis nya.
"Ini gamis cowok" Safeeya buru-buru memasukkan kembali plastik itu ke dalam koper "Umi juga belikan kamu mukena, sebentar ya, umi cari dulu." Ucap nya yang masih sibuk membongkar koper.
Khadijah masih setia duduk di sana, lalu tak lama satu-persatu anggota keluarga datang. Kini semua sudah ada di sana, kecuali Salsa dan Angga yang masih bekerja mengabdikan diri kepada negara.
Safeeya langsung mengeluarkan kembali baju-baju yang ia bawa dari pulau seberang, baju ini memang sengaja Safeeya siapkan Jauh-jauh hari, karena sudah sangat lama sekali ia tak berkunjung ke tanah kelahiran nya.
"Satu plastik sudah satu setel sama pasangan ya" Jelas Safeeya saat membagikan plastik yang berisikan baju berwarna putih tersebut.
"Makasih mbak safeeya" Ucap Frisca
"Iya, adik ku sayang. Hamzah masih suka marah-marah?" Goda nya
"Tidak, mbak. Istilah anak zaman sekarang, mas Hamzah sudah bucin, Hehehe"
Para wanita ini duduk sambil bercanda ria, bercerita ke sana kemari tak ada habis nya. sedangkan di ruang tamu, perbincangan para laki-laki ini seperti nya lebih bermutu. Para tetua memberikan nasehat kepada tiga laki-laki dewasa yang harus memulai belajar mengurus pesantren.
"InsyaAllah, Akbar akan terus berusaha Abi Rasyid. Terima kasih atas ilmu nya"
"Sama-sama Akbar, kamu harus sesukses Abi kamu. Mas Hamish"
"Tapi alangkah baik nya, Akbar mau menikah dulu" Ucap Usman "Banyak yang melobi saya memberikan beberpa calon istri untuk Akbar"
"Iya, Akbar. Sudah dua puluh lima tahun, sudah S2. Sudah waktu nya menikah" Sambung Hamzah
"Kalau misal kamu ada wanita yang membuat hati mu bergetar, sini bisik-bisik Abi Umar. Jangan takut, tak dukung" Tatapan Umar mengarah ke Hamish, seolah ia ingin mengingatkan Hamish tenang nya dulu dengan Karin.
"Jangan takut, bilang saja Akbar" sambung Hamzah
"Tunggu jawaban sholat istikharah nya Akbar, jika memang terbaik. Nanti Akbar akan kasih tau semua orang" Ucap Akbar penuh dengan ketegasan.
"Bilal juga mau kalau di nikah kan, Abi" Celetuk Bilal
"Nikah nya urut, gak boleh Salipan" jawab Usman
Salipan artinya sama saja dengan di gak boleh dahului.
"Kalau begitu cepat nikah, mas" Ali menyenggol lengan Akbar yang duduk di sebelah nya. "Kalau mas Akbar gak nikah-nikah. Kami juga gak nikah-nikah"
"Hahaha... " Ya begitulah Ali dan Bilal, slalu membuat perbincangan serius mendadak menjadi lucu.
"Oh iya, Syid. Rafa jadi pulang besok?"
"Iya, mas Hamish" Jawab rasyid "InsyaAllah besok pagi sudah sampai di bandara Juanda"
"Akhirnya, setelah enam tahun di Kairo. Akbar bisa ketemu sama Rafa lagi"
"Alhamdulillah, sudah hampir empat tahun dia gak pernah pulang, gak sia-sia sekarang Rafa pulang membawa prestasi yang membanggakan" Ucap Hamish
"Iya, mas. Rencana nya pesantren mau langsung tak serahkan kepada Rafa, setelah Rafi meninggal, aku menggantungkan semua harapan ku kepada Rafa"
"Yang sabar, mas Rasyid" Ucap Usman "Rafi meninggal saat dia berumur satu setengah tahun. InsyaAllah dia akan menunggu mas Rasyid dan mbak safeeya di pintu surga"
"Aamiin Yaa Allah" Jawab Rasyid, tak terasa air mata nya menetes.
Suasana mendadak hening, namun gak lama kemudian Ali berseru "Kapan kita makan nya? aku sudah lapar sekali"
Semua orang kini kembali tertawa, semua tau bahwa Ali hanya ingin mengalihkan suasana yang tiba-tiba menjadi sedih karena Rasyid ingat kepada anak nya, Rafi.
Kini semua orang tengah menikmati hidangan yang sejak kemarin sudah di siapkan untuk menyambut Safeeya. Sejak dulu, keluarga ini sangat akur. Allah tidak mengizinkan orang tak baik masuk merusak nya, mereka semua tetap akur, tak saling menyakiti atau menjatuhkan. Semua tak meributkan tahta ataupun popularitas. Mereka berjalan di jalan masing-masing sesuai dengan keahlian yang mereka punya.
**Bersambung...
Semangat 💯
Ini love nya masih belum lima ratus, jadi sedih author 😥**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Ummi Alfa
Dari judulnya apa ini kisah perjuangan Cakra untuk mendapatkan Khadijah atau cerita tentang pernikahan Raffa dan Khadijah.
Penasaran ......
2024-02-23
0
Ayu Senjja
aku baru baca novel ini .novel lanjud kah novel yg pertama yg mna?
2021-10-25
0
Marisa
lnjut thor
2021-08-22
0