WARNING :
CERITA INI SEDANG DALAM PROSES REVISI YA. BEBERAPA PART KE BELAKANG AKAN BERBEDA
****
NOBIS
Chap 4
•
•
•
•
"LO PACARAN SAMA KAI?" Luna sedikit berteriak saat menanyakan itu di tengah kantin, membuat Krystal menutup kedua telinganya dengan telapak tangan.
"Kamu bisa nggak sih nanyanya pelan-pelan."
"Nggak bisa! Dan nggak akan pernah bisa!" Luna menarik napasnya lalu menghembuskan kembali. "Karena ini berita paling mengejutkan yang pernah gue denger selama sekolah di sini!"
Krystal menurunkan tangannya saat dirasa Luna sudah tak seheboh tadi.
"Dari sekian banyak cewek, kenapa bisa lo yang jadi pacarnya Kai?"
"Saya nggak pacaran kok." Tangannya mengambil botol air mineral lalu meminumnya.
Baru beberapa saat yang lalu saat Kai memproklamirkan hubungan mereka, satu sekolah sudah dibuat heboh. Betul saja, ada banyak pasang mata yang terus melihat ke arahnya, bahkan tak sedikit yang mulai bergosip membicarakannya.
"Ini Kai sendiri yang bilang loh! Masa lo masih mau ngelak sih?"
"Kamu jangan percaya sama dia."
"Gimana nggak mau percaya, faktanya lo berdua udah ciuman di tengah lapangan." Luna menyipit, menghadap ke arah Krystal. "Dan berita ini udah menyebar ke seluruh murid."
Krystal menghela napas frustasi, kemudian menutup botol minumnya, dan sedikit menghentakan itu di atas meja. Cewek itu memejamkan matanya sebentar kemudian menelungkupkan wajahnya di atas tangan.
"Baru kemaren gue bilang, lo jangan sampe terpesona sama Kai, dan sekarang lo malah jadian sama dia."
"Saya enggak." Sahut Krystal dengan suara teredam dari balik tangan.
Luna mendengkus jengkel. "Enggak-enggak tapi lo ciuman sama dia. Gue aja sampe kaget lihatnya tadi, apalagi yang lain?"
"Saya harus gimana dong?"
Luna tampak berpikir sambil mengusap-usap dagunya. Jika dipikir-pikir tidak ada salahnya Krystal berpacaran dengan Kai. Bukankah itu menguntungkan. Kita ambil sisi baiknya saja, pasti tidak akan ada siswa yang berani menyentuh Krystal. Luna yakin itu.
Lagi pula, siapa yang berani menganggu pacarnya Kaisar?
"Nasi udah jadi bubur, Krys. Kalo menurut gue, nggak apa-apa sih lo pacaran sama dia. Lagian ... biarpun Kai ngeselin, tapi dia itu ganteng, keren, sexy, cewek satu sekolah juga pada ngebet banget pengen jadi pacarnya."
Gadis itu mengangkat kepala, menatap Luna dengan tampang memelas. "Saya gak bener-bener minta dia buat jadi pacar saya, Lun."
"Beneran juga gak apa-apa." Kata Luna enteng, lalu bibirnya tersenyum jahil. Menatap Krystal sambil menggeser tubuhnya sedikit mendekat. "Eh tapi-tapi, gue penasaran. Gimana sih, Krys rasanya dicium sama Kai? Enak nggak?"
Refleks Krystal langsung menyentuh bibirnya. Tiba-tiba saja debaran dalam jantungnya kembali menggila, dan ia merasakan aliran darahnya memanas seketika. Krystal malu.
"Saya gak mau bahas itu."
"Ih kenapa? Penasaran banget gue, kasih tau dong."
"Lun.."
"Manis apa manis banget rasa bibirnya? Duh ... lo tau gak sih, tadi lo itu ciuman sama Kai lama banget. Mau gue kasih tau video-nya gak?"
Krystal menggeleng kesal. Dia yakin jika wajahnya sekarang sudah memerah padam karena saking malunya. Jelas saja, dia dan Kai berciuman di tengah lapangan dan menjadi sorotan banyak murid, dan lebih parah lagi berita itu sudah sampai ke telinga para guru.
"Luna ... aku malu." Selanjutnya hanya gelak tawa dari mulut Luna yang bisa Krystal dengar.
Jika saja dia bisa memutar waktu, seharusnya Krystal tidak perlu menuruti permintaan Kai saat itu. Ada banyak cara untuk membuat Kai mau belajar dengannya tanpa harus mencium cowok itu di tengah lapangan.
Benar-benar memalukan. Hampir semua murid di sekolah melihat Kai melumaat bibirnya sangat dalam. Krystal pun kini masih terbayang-bayang adegan itu. Bahkan, dia masih bisa merasakan sentuhan bibir Kai di atas bibirnya.
Krystal mendesah, sesuatu dalam dirinya berdetak tak beraturan. Mungkin dia telah salah membiarkan dirinya terjun ke dalam jurang bernama Kai.
"Udah-udah, lo rileks aja sekarang. Lo lihat tuh," Luna mengedikan kepalanya sambil menoleh pada sekumpulan murid-murid yang sedang menatapnya. "Ambil sisi baiknya, semua orang jadi kenal lo sekarang?"
Krystal meringis takut. "Kok saya malah takut ya?"
"Apaan yang mau lo takutin sih? Siapa di sekolah ini yang berani sama Kai? Cari gara-gara sama ceweknya, sama aja cari gara-gara sama Kai."
Krystal terdiam, mengalihkan perhatiannya pada botol air mineral yang tadi dia minum. Kepalanya tidak bisa berpikir apapun saat ini, ditambah Luna selalu berbicara hal-hal yang tidak mungkin.
Dan hal tidak mungkin itu diperkuat saat ada segerombolan kakak kelas menuju mejanya. Wajah mereka terlihat tidak suka, dan yang lebih parah ...
"Heh, cupu!"
Byurr
Belum sempat Krystal menoleh, tiba-tiba seember air sudah membasahi seluruh tubuhnya, puncak kepala sampai dengan rok sekolahnya basah semua. Rasa dingin menyeruak masuk sampai ke kulit-kulit tubuh Krystal.
Inilah awal masalahnya dimulai.
"Lo apa-apaan sih!" Luna berteriak marah.
"Gue nggak ada urusannya sama lo! Urusan gue cuma sama temen lo yang kecentilan ini!"
Cewek berambut panjang dengan wajah putih bersih yang baru saja menyiram Krystal itu menatap ke arahnya dengan mata menyalang. Krystal tidak mungkin tidak mengenalinya. Cewek itu termasuk ke dalam cewek populer dan cantik di sekolah, ketua klub pecinta Kai atau bisa dibilang Kai Lovers.
"Elo, cewek nerd yang nggak tahu diri! Lo punya kaca kan di rumah! Lihat dong muka-muka kayak lo itu nggak ada pantes-pantesnya sama Kai!"
Cewek dengan name tag bertuliskan Jesslyn itu melipat kedua tangannya, sementara di belakangnya sudah ada lima orang cewek yang Krystal tahu juga termasuk ke dalam klub pecinta Kai.
Wajah basah Krystal perlahan berubah menjadi pucat. Selama dia bersekolah di sini, hal yang paling Krystal hindari adalah untuk tidak berurusan dengan cewek-cewek itu.
"Gue saranin lo jauh-jauh dari Kai, sebelum cewek-cewek di sekolah ini ngebuat lo nyesel!"
"Kamu salah paham." Krystal berdiri takut-takut. "Saya sama Kai-"
"Udah deh, lo semua nggak ada kerjaan banget sih! Lagian emang kenapa kalo Krystal pacaran sama Kai, cowoknya aja nggak ribet!" Sela Luna.
"Lun, udah. Jangan kayak gini, banyak yang lihatin kita." Krystal berbisik di telinga Luna. Namun Luna seperti tidak mendengar ucapan Krystal, cewek itu malah semakin menyudutkan Jesslyn dengan kata-katanya.
"Lo semua tuh toxic tau gak! Gak suka banget ngelihat orang seneng! Pada kenyataannya, Krystal udah jadi ceweknya Kai. Lo gak bisa macem-macem sama dia!"
Jesslyn berdecak kesal. Kata-kata Luna barusan menancap tepat sasaran. "Lo bisa diem gak sih! Gue nggak ada urusannya sama lo! Lagian nih ya, Kai mana mungkin mau sama temen lo kalo dia nggak nyerahin dirinya buat Kai! Murahan banget!"
Luna merasa amarahnya mulai tersulut. Dia tahu bagaimana sifat Krystal, dan apa yang diucapkan Jesslyn barusan sangat tidak masuk akal menurutnya. Krystal bukan tipe cewek yang seperti itu, bahkan untuk melihat segerombolan laki-laki saja cewek itu ketakutan, apa lagi harus menyerahkan diri.
"Udah Lun, udah." Krystal menahan lengan Luna. Jika diteruskan seperti ini, mungkin akan semakin besar masalahnya. Apalagi jika harus menyangkut ruang BP, Krystal sangat anti dengan ruangan itu.
"Nggak bisa Krys, mereka udah kelewatan!"
"Apa! Emang kenyataannya kan, temen lo aja nggak ngelak tuh! Dia pecun, mukanya doang dikalem-kalemin, tapi sebenernya suka ngebuka kaki lebar-lebar buat semua cowok." Sahut cewek berambut sebahu dengan anting besar di telinganya.
"Kalo murahan ya murahan aja!" Sahut satunya lagi.
Luna tidak bisa membiarkan ini. Amarahnya semakin besar, dia bersiap ingin menjambak rambut Jesslyn, tangannya sudah mengarah tepat namun belum sempat meraih itu sebuah suara menginterupsi pergerakan Luna.
"Hei kalian! Pada ngapain di situ!" Mereka menoleh, guru kedisplinan sudah berdiri di ambang pintu kantin dengan penggaris panjang yang membuat semua murid bergidik ketakutan.
"Bubar-bubar, kembali ke kelas masing-masing. Waktu istirahat sudah habis ini!" Luna mencebik kesal, jika tidak ada guru mungkin dia sudah berhasil merontokkan rambut Jesslyn barusan.
• • •
"Basah semua Lun." Keluh Krystal sambil mengelap seragam sekolahnya.
Mereka berdua saat ini sedang berada di dalam kamar mandi sekolah untuk membersihkan seragam Krystal yang tadi disiram oleh Jesslyn. Bajunya benar-benar basah hingga tembus memperlihatkan dalaman Krystal.
"Gue cari seragam dulu deh di koperasi, lo tunggu disini aja ya?"
Krystal mengangguk. "Makasih ya, Lun."
"Iya, kayak sama siapa aja."
Tak lama, Luna keluar dari kamar mandi. Di sana hanya tersisa Krystal sendirian, dia menatap pantulan wajahnya yang berada di dalam cermin. Krystal menghela napas pelan. Seluruh tubuhnya basah kuyup, mulai dari rambut, sampai pada rok sekolahnya. Dia terlihat sangat mengenaskan. Belum ada beberapa hari Krystal menyandang status sebagai kekasih—tidak sungguhan—dari seorang cowok bernama Kaisar, tapi dia sudah sesial ini.
Krystal tidak pernah membayangkan akan menjadi sosok yang paling diperbincangkan di sekolah. Apalagi harus terkenal dalam waktu yang begitu singkat. Semua murid perempuan mulai mencibirnya, mengatakan jika wajahnya saat ini hanyalah topeng untuk menutupi kebusukannya. Banyak pula yang menganggap Krystal telah menggoda Kai. Ingin rasanya dia berteriak menyangkal semua itu, tapi dia bisa apa?
Krystal mendesah dengan mata terpejam berat. Dia terlalu sibuk dengan berbagai macam pikiran di kepalanya, hingga tanpa sadar jika pintu kamar mandi telah dibuka dan dikunci dari dalam oleh seseorang.
"Gue mau ngomong sama lo!"
Krystal terlonjak kaget dengan mata terbuka lebar. Dari pantulan kaca, dia bisa melihat sosok tegap dengan wajah mengeras sedang menatapnya tajam. Krystal memutar tubuhnya seketika.
"Kai?" Ujarnya gugup. "Kamu tau kan ini kamar mandi cewek? Kalo kamu cari kamar mandi cowok, itu ada di sebelah."
"Gue tahu, maka itu gue ke sini!" Kai melangkah semakin dekat membuat Krystal mengambil satu langkah mundur untuk membuat jarak antara dirinya dan Kai.
"K-kamu mau apa?"
"Ngomong! Sama lo!" Krystal semakin mundur saat dia melihat sorot mata Kai yang terlihat menyeramkan. "Oma gue bilang apa sama lo?"
Krystal berdiri merapat pada dinding di belakang punggungnya ketika Kai mengunci pergerakan tubuhnya dengan kedua tangan cowok itu berada di kedua sisi kepala Krystal.
"Ngomong apa yang kamu maksud?" Dia menelan ludahnya dengan susah payah. "Kai ... ini bahaya, kalo ada guru yang tahu kamu masuk ke sini nanti kamu dihukum."
"Gak ada yang berani ngehukum gue!" Wajah Kai semakin memerah. "Sekarang bilang sama gue, lo ngomong apa ke Oma? Pasti lo yang minta Oma buat nyabut warisan gue kan?"
Krystal menutup mulutnya dengan kedua tangan. Terkejut. Kedua matanya mengerjap polos. "Kok bisa?"
Kai melongo. "Apa lo bilang?"
"Kok bisa Oma nyabut warisan kamu?" Ulangnya dengan polos.
Oma? Krystal memanggil Omanya dengan sebutan Oma?
"Shit!" Kai menggeram, mengusap wajahnya kasar. Sampai di sini, Kai tau jika dia tidak bisa meremehkan gadis tu. "Jangan pura-pura gak tau, pasti lo kan yang kasih ide kayak gitu ke Oma?"
"Enggak kok."
Tangan Kai memukul tembok yang ada di samping Krystal, hingga membuat gadis itu berjengit kaget. "Mau lo apa sih?"
"Belajar sama kamu, kan Saya udah bilang dari kemarin."
Sial. Rasanya Kai tidak bisa berkutik melawan keluguan Krystal. Bisa-bisanya gadis cupu itu membalas ucapannya tanpa rasa takut seperti itu.
"Kai."
"Lo tahu, apapun yang Oma sama lo rencanain, gue gak akan ngebiarin itu!" Kai tersenyum miring.
"Kamu mau apa?" Tanya Krystal saat tangan Kai mulai menyentuh pipinya. Seketika itu juga jantung Krystal bertalu-talu, tubuhnya memanas.
"Ngebuat lo nyerah!"
Dan kecupan Kai di ujung bibir Krystal membuat cewek itu semakin terbakar. Di kamar mandi berdua dengan Kai, dan Krystal tidak tahu apa yang akan terjadi jika seluruh murid di sekolah ini tahu bahwa Kai dan dirinya sedang berduaan di dalam kamar mandi.
"Lo akan nyerah! Ya kan ... pacar?" Kalimat penuh penekanan yang Kai ucapkan menjadi penutup pertemuan mereka di dalam kamar mandi.
Lalu bunyi pintu yang ditutup kasar menjadi alarm penyadar Krystal atas keterkejutan dirinya yang dicium oleh Kai secara mendadak.
• • •
hai . . . terima kasih sudah mampir. jangan lupa jadiin nobis sebagai cerita favorite kalian ya, dan tekan like serta berikan komentar . . .
jika suka dengan ceritanya, tolong beri rating lima bintang ya genksss . . .
love you all
❤ ❤ ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
bu anto
halahhh..si bang kai udah ketagihan tuh kris
2023-10-20
0
Indarini Rini
baca lagi cerita kak anna
2023-07-07
0
😍wike😍
lnjut
2021-12-31
0