WARNING :
CERITA INI SEDANG DALAM PROSES REVISI YA. BEBERAPA PART KE BELAKANG AKAN BERBEDA
...****...
NOBIS
Chap 3
•
•
•
•
Krystal mematung, lututnya serasa lemas sekali. Tidak, tidak ada yang salah dengan pendengarannya, yang salah adalah mulut sialan itu yang dengan mudah mengucapkan hal-hal yang tidak masuk akal.
"Kamu gila?" Sahut Krystal sinis.
Kai hanya mengedikan kedua bahunya seolah mengatakan kepada Krystal jika dia salah berurusan dengan cowok seperti dirinya.
"Saya nggak mau! Kenapa harus pake cium-cium segala!"
Cowok itu kembali memainkan bola yang ada di tangannya, memantul-mantulkan ke tanah. Sementara ketiga temannya di belakang sudah saling tertawa meledek Krystal yang berdiri di depan mereka dengan wajah pucat pasih.
"Terserah lo sih. kalo lo nggak mau, ya gue juga nggak mau belajar sama lo!"
Krystal semakin merasa tersudutkan dengan penawaran Kai. Di satu sisi dia sangat mengharapkan tawaran Oma Yolanda, di sisi yang lainnya dia tidak mau menjadi gadis murahan yang dengan seenaknya saja mencium Kai di tengah lapangan, di antara ratusan siswa yang sedang berdiri menatap mereka kini.
"Kai." Panggil Krystal pelan, bahkan lebih seperti bisikan tapi bisa membuat cowok itu berbalik menatap dirinya. "Saya nggak mau!"
Kai tersenyum penuh kemenangan. "Oke! kalo gitu lo juga nggak bisa maksa gue!"
Kai melangkah mundur masih dengan tatapannya yang mengarah pada Krystal. Kemudian cowok itu berbalik, melempar bolanya ke arah ring, dan..
BUM!
Bola itu masuk ke dalamnya, melewati ring dan terjatuh ke tanah. Kai tersenyum penuh kemenangan, dia kembali berhasil memperlihatkan siapa dirinya di depan gadis itu, Kai juga seolah meledek Krystal jika berurusan dengan penguasa kegelapan adalah suatu kesalahan. Hanya sekali lempar dan Krystal tidak berkutik, sama seperti bola basket itu.
"Gila lo, man!" Chandra mengangkat tangannya ke arah Kai, lalu disambut oleh cowok itu dengan tepukan. "Ini baru Kai, Iblis nomor satu di sekolah!"
"Mantab!" timpal Bara.
Sean menepuk Pundak Kai dengan kekehan kecil, "Parah lo, mukanya pucet tuh. Kelewatan lo ngerjainnya."
"Biarin, biar dia tau untuk gak macem-macem sama gue!" Kai menyeringai.
Mereka berempat menoleh ke arah Krystal yang masih bergeming di tempatnya. Cewek itu menunduk seraya berpikir dengan ucapan Kai barusan.
Seharusnya Krystal memang sudah memikirkan hal ini sebelum dia berani terjun ke dalam jurang bernama Kaisar. Seharusnya dia juga sudah mengantisipasi keadaan seperti ini sebelumnya, jika berurusan dengan Kai sama saja dengan harus menuruti pemikiran konyol cowok itu.
Krystal berbalik, menjauhi empat cowok yang kini sedang menertawakannya. Satu langkah, dia berpikir lagi, mereka ngetawain saya. Dua langkah menjauh, gimana sama Oma Yolanda? Tiga langkah menjauh, kuliah saya!
Berhenti. Memejamkan mata sebentar. Menarik napas lalu berbalik, menatap Kai yang sedang menatapnya dengan seringai.
Satu langkah menuju Kai, saya gak akan kalah! Dua langkah menuju Kai, kamu nggak bisa tertawa lagi! Tiga langkah menuju Kai, ini semua demi masa depan!
Dan langkah selanjutnya, Krystal semakin dekat dengan Kai, sementara cowok itu mengerutkan dahinya bingung, kemana wajah pucat Krystal yang tadi dia lihat, cewek itu berjalan yakin ke arahnya seolah akan menelannya hidup-hidup.
Krystal berhenti di depan Kai, mata mereka bertemu saling membalas tatapan sengit.
"Kamu harus tepatin ucapan kamu."
Kai terlihat bingung, dia tidak mengerti dengan kata-kata Krystal barusan. Yang kini Kai tahu, dengan sangat tiba-tiba Krystal menarik pundaknya, kemudian berjinjit lalu menempelkan bibirnya di atas bibir Kai dengan cara yang sangat amatiran.
Kai terbelalak. Kaget, tentu saja. Dia tidak pernah menduga jika Krystal benar-benar akan menciumnya, sebenarnya Kai hanya bermaksud membuat Krystal menyerah untuk memaksanya belajar bersama, namun di luar perkiraannya, Krystal malah berhasil menciumnya.
Gadis itu mencium bibirnya, menekannya dengan mata terpejam. Bukan ciuman yang memabukan, atau seperti *******-******* yang sering dia lakukan dengan gadis lain, namun Kai merasa terkejut karena yang menciumnya adalah Krystal, gadis kutu buku yang sangat tidak populer di sekolahnya.
"Gila, man.. gue nggak salah liat kan, si cupu nyium Kai duluan." Chandra heboh sendiri di belakang mereka.
Sean berdecak. "Tuh anak bego banget sih."
"Siapa?"
Sean mengedikkan bahunya. Lalu pergi dari sana meninggalkan Chandra dan Bara yang melotot heboh melihat pemandangan di depannya.
Sementara itu, Krystal memejamkan mata sangat erat, darahnya terpompa cepat hingga kini dia merasakan seluruh tubuhnya memanas. Krystal tidak bisa berpikir apa pun, bahkan dia sudah tidak lagi mendengar suara keterkejutan seluruh murid yang berada di pinggir lapangan, yang bisa Krystal dengar hanyalah deru nafas Kai yang menerpa wajahnya dan suara debaran jantung miliknya yang berdetak sangat cepat.
Setelah beberapa detik, Krystal akhirnya melepaskan bibirnya dari bibir Kai, lalu melangkah mundur menjauhi cowok itu. Krystal menunduk, lebih memilih menatap sepatu kets-nya. Tubuh Krystal masih terasa panas, dan darahnya seakan mengalir dengan cepat. Tidak hanya itu, Krystal juga merasa jika debaran jantungnya berdetak tidak beraturan dari sebelumnya, membuat nafas Krystal ikut tercekat.
Masih ada satu langkah lagi untuk membuat Kai kalah. Krystal harus meminta cowok itu untuk menjadi pacarnya. Apakah harus? Krystal meringis, lalu perlahan bibirnya berucap,
"J—jadi ... jadi pacar saya!"
Kai masih bergeming, dia terlalu kaget dengan aksi Krystal barusan. Sangat di luar dugaan gadis kutu buku seperti Krystal bisa melakukan itu. Dan sekarang apa? Krystal benar-benar menuruti kemauan Kai untuk mengatakan kalimat itu setelahnya.
Ada ratusan siswa yang kini melihat mereka berdua, Krystal sadar jika dia sudah mempermalukan dirinya sendiri, tapi ini bukan saat yang tepat untuk memikirkan itu, dipikirannya hanya satu, yaitu beasiswa.
Dan juga cowok di depannya ini.
"Lo tahu gimana cara ciuman yang bener?" Kai bersuara membuat Krystal mengangkat wajahnya. Kernyitan di dahi pertanda dia tidak mengerti dengan ucapan Kai. "Yang lo lakuin tadi itu cuma bisa dibilang 'nempelin bibir'"
"Saya udah cium kamu!" Sahut Krystal. "Terus sekarang kamu masih mau nolak belajar bareng sama saya? Kamu juga udah janji bakalan nepatin ucapan kamu!"
Kai menyeringai. Mempermainkan Krystal memang memiliki keseruan tersendiri, cewek itu terlalu polos, tidak seperti cewek-cewek yang sering mengejarnya.
"Gue selalu nepatin omongan gue!"
"Terus?"
Kai melangkah maju, membuat saraf-saraf di tubuh Krystal bangun. Melihat Kai dengan seringai di wajahnya seperti itu, membuat Krystal semakin ketakutan. Dia makin merasa terpojok dengan tatapan Kai yang seolah sedang mengulitinya.
"Gue cuma mau kasih lo contoh, gimana cara ciuman yang bener!"
Krystal terbelalak, menampilkan ekspresi bingung. Setelahnya, yang Krystal tau kini tangan Kai meraih tengkuknya lalu menempelkan bibirnya.
Kai mencium Krystal dengan lembut, memberi kecupan-kecupan kecil pada bibir cewek itu sebelum mengulum bibir atas dan bibir bawahnya bergantian.
Krystal terkejut bukan main. Ini pertama kalinya dia merasakan bibir seorang cowok bergerak di atas bibirnya, terlebih, bibir yang sedang mengulum bibirnya kini adalah milik seorang Kaisar Wira Atmadja, cowok penguasa dan paling menakutkan di sekolah. Krystal benar-benar tidak bisa mengontrol diri, dan tanpa sadar, matanya pun ikut terpejam.
Seharusnya sekarang dia mendorong Kai, menapar pipinya lalu menjauhi cowok itu dan pergi dari sana. Namun alih-alih melakukan hal itu, Krystal malah berdiri mematung tanpa respon apa pun.
Sementara di sisi lain, Kai masih terus ******* bibir Krystal dengan pelan dan lembut. Dia merasa aneh sendiri, sebelumnya Kai tidak pernah melakukan kelembutan pada wanita manapun, tapi saat bibir Krystal menempel tepat di atas bibirnya, seolah milik Krystal adalah yang paling rapuh sehingga dia harus memperlakukannya dengan lembut dan pelan.
Detik berikutnya, Kai melepaskan tautan mereka dan Krystal membuka mata. Cewek itu bisa melihat wajah Kai yang tersenyum dengan seringai yang tak pernah lepas dari wajahnya.
Krystal menutup bibirnya dengan kedua tangan dan menatap Kai lekat-lekat menunggu Kai mengatakan sesuatu, mungkin seperti kata maaf, tapi itu tidak akan terjadi.
"Oke ... kita pacaran!"
Krystal terbelalak. Bukan ini yang ingin dia dengar, namun dengan santainya Kai mengatakan kalimat itu. Selanjutnya yang bisa dia dengar adalah suara teriakan murid-murid di pinggir lapangan yang sejak tadi memperhatikan mereka. Ada beberapa yang tidak suka—tentu saja gadis-gadis yang menyukai Kai—dan beberapa lagi terkejut karena tidak menyangka cewek beasiswa seperti Krystal bisa menjadi kekasih dari cowok sepopuler Kai.
"Kamu ..."
Cowok itu menatap Krystal lebih dekat, sangat dekat hingga membuat Krystal melangkah mundur kebelakang.
"Kita lihat siapa yang bakalan nyerah lebih dulu."
Dan detik itu Krystal benar-benar merasa dunia ini berhenti berputar.
• • •
hai . . . terima kasih sudah mampir. jangan lupa jadiin nobis sebagai cerita favorite kalian ya, dan tekan like serta berikan komentar . . .
jika suka dengan ceritanya, tolong beri rating lima bintang ya genksss . . .
love you all
❤ ❤ ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
ninanu
Krystal ini lugu sekali
2023-03-05
0
princess rindu
aku suka part ini😋😋😋
2022-08-21
0
on 🎧 ve
Kai gile bener loe 😂
2022-08-13
1