Cinta Lalitha
**** Selamat Membaca*****
Di suatu perumahan elit hiduplah sebuah keluarga yang sangat bahagia. Pak Burhan Ilyas 48 tahun dan istrinya yang bernama Esti Riana 45 tahun, mereka adalah pasangan suami istri yang sangat kaya. Pak Burhan adalah pemilik salah satu perusahaan yang ternama yaitu PT. Hanilyas Gemilang. Dan juga sudah membuka beberapa kantor cabangnya.
Mereka mempunyai seorang anak perempuan yang bernama Nindi Ariska usia 23 tahun. Nindi merupakan putri tunggal dari Pak Burhan dan Bu Esti. Nindi adalah gadis yang sangat pintar. Dan Nindi juga yang akan menjadi penerus usaha dari Pak Burhan.
Sejak kecil, Nindi sudah menunjukkan kemampuan yang sangat hebat. Bahkan hingga SMU pun, dia selalu menjadi juara di sekolahnya. Meski Nindi adalah anak dari orang kaya tapi dia tidak pernah menyombongkan kekayaan dari orang tuanya. Dia sangat lembut dan baik kepada orang di sekitarnya. Dia selalu berteman dengan siapa saja dan tidak pernah membedakan temannya karena status sosialnya. Nindi bukan hanya pintar tapi dia juga sangat cantik. Semua teman suka pada Nindi.
Ketika dia lulus SMU, Nindi melanjutkan ke salah satu perguruan tinggi di luar negeri. Dia mengambil jurusan Manajemen Bisnis. Nindi pun sudah lulus skripsinya dan dia pun akan melaksanakan wisuda.
Pagi ini, dia memberikan kabar kepada ayah dan bundanya tentang hari pelaksanaan wisudanya.
kring....kring....kring...
" Assalamualaikum Pi, " salam Nindi pada ayahnya.
" Walaikumsalam anak kesayangan Papi. Papi kangen sekali sama kamu. Gimana kabar kamu disana? Apakah baik-baik saja?, " ucap Pak Burhan.
" Alhamdulillah Nindi baik, Pi. Papi dan Mami gimana kabarnya? Nindi juga kangen sama Papi dan Mami, " jawab Nindi.
" Alhamdulillah Papi dan Mami sehat, " jawab ayah Nindi.
" Syukurlah kalau Papi dan Mami sehat. Oh iya yah, saya telepon Papi karena mau kasih tau kalau Nindi sudah lulus kuliahnya dan hari Sabtu ini Nindi akan diwisuda. Apakah Papi dan Mami bisa hadir di acara wisuda Nindi?, " ucap Nindi.
" Alhamdulillah...Papi dan Mami sangat senang mendengarnya dan sangat bangga sama kamu nak. Papi dan Mami pasti akan menghadiri acara istimewa anak kesayangan Papi. Gak mungkin Papi dan Mami tidak datang. Ini kan hari istimewa yang paling Papi dan Mami tunggu. Papi dan Mami akan segera berangkat kesana ya nak, " jawab Pak Burhan.
" Terima kasih, Pi. Nindi sangat bahagia sekali karena Papi dan Mami bisa datang kesini. Oh iya Pi, Mami kemana?," ucap Nindi.
" Mami kamu masih di kamar mandi, " jawab Pak Burhan.
" Ya sudah. Salam buat Mami ya, Pi. " ucap Nindi.
" Iya nak. Nanti akan Papi sampaikan salamnya buat Mami. " jawab Pak Burhan.
" Terima kasih, Pi. Kalau begitu Nindi tutup dulu teleponnya ya, Pi. Karena Nindi mau ke kampus dulu, " ucap Nindi.
" Iya nak. Jaga dirimu disana dan jaga lupa jaga kesehatan. " ucap Pak Burhan.
" Iya, Pi. Nindi akan selalu ingat pesan Papi dan Mami. Assalamualaikum, " ucap Nindi.
" Walaikumsalam, " jawab Pak Burhan.
Nindi pun menutup teleponnya. Pak Burhan senyum-senyum sendiri karena sangat senangnya mendengar kabar kalau anaknya satu-satunya telah lulus kuliah.
Mami Esti (ibunya Nindi) heran melihat suaminya yang senyum-senyum sendiri.
" Papi kenapa ya? Kok tiba-tiba senyum-senyum sendiri, " kata Mami Esti dalam hati.
Lalu dia pun berjalan menghampiri suaminya yang berada di atas tempat tidur.
" Pi....Papi..." kata Mami Esti sambil menepuk bahu suaminya.
Seketika itu Pak Burhan kaget dan melihat ke arah istrinya.
" Mami ini bikin Papi jantungan aja sih, " ucap Pak Burhan.
" Habisnya dari tadi Mami lihat Papi kok senyum-senyum sendiri sih. Memang ada sesuatu yang buat Papi bahagia ya. Ada apa sih Pi? Mami jadi penasaran, " ucap Mami Esti.
" Hmmm....kasih tau gak ya?? Hehehe..." jawab Pak Burhan.
" Kasih tau dong Pi. Kenapa sih Papi kok jadi main rahasia-rahasiaan sama Mami sih, " ucap Mami Esti.
" Hmmm... Memang Mami beneran pingin tau?, " ucap Pak Burhan.
" Iya dong Pi. Ayo cepetan kasih tau Mami! " ucap Mami Esti.
" Iya...iya... Papi kasih tau. Begini Mi. Barusan anak kita Nindi telepon ayah. Dan dia mengatakan kalau..." ucap Pak Burhan.
Pak Burhan pun berhenti berbicara untuk membuat Mami Esti semakin penasaran.
" Kalau apa Pi? Kok ngomongnya berhenti sih Pi, " tanya Mami Esti.
" Iya ..Iya...Barusan Nindi anak kita telepon. Dia kasih kabar kalau dia sudah lulus kuliahnya dan Sabtu ini dia akan diwisuda, Mi". ucap Pak Burhan.
" Alhamdulillah Pi. Mami juga senang dengar kabar ini. Kita datang kan Pi?," ucap Mami Esti.
" Papi sangat bangga sama anak kita Nindi. Dia bisa menyelesaikan studinya dengan tepat waktu. Papi berharap nantinya Nindi bisa menggantikan papi untuk memimpin perusahaan. Karena Nindi adalah satu-satunya penerus papi, " ucap Pak Burhan pada Bu Esti.
" Mami yakin kalau Nindi bisa meneruskan papi. Tapi apakah tidak terlalu cepat kalau Nindi harus gantikan papi?, " jawab Bu Esti.
" Untuk sementara Nindi akan papi amanahi untuk memimpin di kantor cabang Mi. Dan papi sangat sangat yakin kalau Nindi bisa sukses memimpin perusahaan. " ucap Pak Burhan.
" Amin...semoga Nindi bisa ya Pi. " sahut Bu Esti.
" Oh iya Mi. Papi punya rencana mau adakan acara untuk syukuran kelulusan Nindi dan papi akan mengundang rekan kerja papi. Dan disana nanti akan papi umumkan kalau Nindi akan menjadi pimpinan perusahaan cabang kita. Gimana menurut mami?, " ucap Pak Burhan.
" Mami setuju Pi. Apapun itu, mami akan dukung papi selama itu yang terbaik untuk anak kita Nindi, " ucap Bu Esti sambil tersenyum.
" Kalau begitu papi akan pesan tiket untuk kita berangkat menghadiri acara wisuda Nindi dan sekaligus mempersiapkan acara penyambutan Nindi, " ucap Pak Burhan.
" Iya Pi. Oh iya, sekarang sebaiknya kita sarapan dulu. Karena tadi sudah disiapkan bibi di meja makan. Sayang kalau makanannya dingin. Papi kan juga harus berangkat kerja kan. " ajak Bu Esti.
" Iya mi. Ayo kita sarapan, " jawab Pak Burhan.
Mereka pun menuju ke ruang makan untuk sarapan pagi bersama. Meski hanya berdua tanpa Nindi, mereka sangat bahagia. Terpancar di wajah mereka sebuah kebahagiaan akan kelulusan Nindi.
Beberapa menit kemudian, mereka pun selesai sarapan pagi. Pak Burhan pun bersiap-siap untuk berangkat ke kantor.
" Mi, papi berangkat ke kantor dulu ya. Assalamualaikum, " ucap Pak Burhan sambil mencium kening Bu Esti.
" Walaikumsalam. Hati-hati di jalan ya Pi, " jawab Bu Esti sambil mencium tangan Pak Burhan.
" Iya Mi, " jawab Pak Burhan.
Pak Burhan pun berangkat ke kantor dengan diantar oleh sopir pribadinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Helen Apriyanti
mmpir thorr bca mrsthon... sprtiny seru ni novel ny yuk bca lg hee
2022-10-02
0
Sugiarti Syamsuddin
hay mom, singgah di novelku yuk, ❤SALAH KAH AKU JADI ISTRIMU❤
2021-10-06
0
Linda Imala
Orang tua pasti bahagia dengar anaknya lulus kuliah ☺
2021-09-16
1