**** Selamat Membaca*****
Di suatu perumahan elit hiduplah sebuah keluarga yang sangat bahagia. Pak Burhan Ilyas 48 tahun dan istrinya yang bernama Esti Riana 45 tahun, mereka adalah pasangan suami istri yang sangat kaya. Pak Burhan adalah pemilik salah satu perusahaan yang ternama yaitu PT. Hanilyas Gemilang. Dan juga sudah membuka beberapa kantor cabangnya.
Mereka mempunyai seorang anak perempuan yang bernama Nindi Ariska usia 23 tahun. Nindi merupakan putri tunggal dari Pak Burhan dan Bu Esti. Nindi adalah gadis yang sangat pintar. Dan Nindi juga yang akan menjadi penerus usaha dari Pak Burhan.
Sejak kecil, Nindi sudah menunjukkan kemampuan yang sangat hebat. Bahkan hingga SMU pun, dia selalu menjadi juara di sekolahnya. Meski Nindi adalah anak dari orang kaya tapi dia tidak pernah menyombongkan kekayaan dari orang tuanya. Dia sangat lembut dan baik kepada orang di sekitarnya. Dia selalu berteman dengan siapa saja dan tidak pernah membedakan temannya karena status sosialnya. Nindi bukan hanya pintar tapi dia juga sangat cantik. Semua teman suka pada Nindi.
Ketika dia lulus SMU, Nindi melanjutkan ke salah satu perguruan tinggi di luar negeri. Dia mengambil jurusan Manajemen Bisnis. Nindi pun sudah lulus skripsinya dan dia pun akan melaksanakan wisuda.
Pagi ini, dia memberikan kabar kepada ayah dan bundanya tentang hari pelaksanaan wisudanya.
kring....kring....kring...
" Assalamualaikum Pi, " salam Nindi pada ayahnya.
" Walaikumsalam anak kesayangan Papi. Papi kangen sekali sama kamu. Gimana kabar kamu disana? Apakah baik-baik saja?, " ucap Pak Burhan.
" Alhamdulillah Nindi baik, Pi. Papi dan Mami gimana kabarnya? Nindi juga kangen sama Papi dan Mami, " jawab Nindi.
" Alhamdulillah Papi dan Mami sehat, " jawab ayah Nindi.
" Syukurlah kalau Papi dan Mami sehat. Oh iya yah, saya telepon Papi karena mau kasih tau kalau Nindi sudah lulus kuliahnya dan hari Sabtu ini Nindi akan diwisuda. Apakah Papi dan Mami bisa hadir di acara wisuda Nindi?, " ucap Nindi.
" Alhamdulillah...Papi dan Mami sangat senang mendengarnya dan sangat bangga sama kamu nak. Papi dan Mami pasti akan menghadiri acara istimewa anak kesayangan Papi. Gak mungkin Papi dan Mami tidak datang. Ini kan hari istimewa yang paling Papi dan Mami tunggu. Papi dan Mami akan segera berangkat kesana ya nak, " jawab Pak Burhan.
" Terima kasih, Pi. Nindi sangat bahagia sekali karena Papi dan Mami bisa datang kesini. Oh iya Pi, Mami kemana?," ucap Nindi.
" Mami kamu masih di kamar mandi, " jawab Pak Burhan.
" Ya sudah. Salam buat Mami ya, Pi. " ucap Nindi.
" Iya nak. Nanti akan Papi sampaikan salamnya buat Mami. " jawab Pak Burhan.
" Terima kasih, Pi. Kalau begitu Nindi tutup dulu teleponnya ya, Pi. Karena Nindi mau ke kampus dulu, " ucap Nindi.
" Iya nak. Jaga dirimu disana dan jaga lupa jaga kesehatan. " ucap Pak Burhan.
" Iya, Pi. Nindi akan selalu ingat pesan Papi dan Mami. Assalamualaikum, " ucap Nindi.
" Walaikumsalam, " jawab Pak Burhan.
Nindi pun menutup teleponnya. Pak Burhan senyum-senyum sendiri karena sangat senangnya mendengar kabar kalau anaknya satu-satunya telah lulus kuliah.
Mami Esti (ibunya Nindi) heran melihat suaminya yang senyum-senyum sendiri.
" Papi kenapa ya? Kok tiba-tiba senyum-senyum sendiri, " kata Mami Esti dalam hati.
Lalu dia pun berjalan menghampiri suaminya yang berada di atas tempat tidur.
" Pi....Papi..." kata Mami Esti sambil menepuk bahu suaminya.
Seketika itu Pak Burhan kaget dan melihat ke arah istrinya.
" Mami ini bikin Papi jantungan aja sih, " ucap Pak Burhan.
" Habisnya dari tadi Mami lihat Papi kok senyum-senyum sendiri sih. Memang ada sesuatu yang buat Papi bahagia ya. Ada apa sih Pi? Mami jadi penasaran, " ucap Mami Esti.
" Hmmm....kasih tau gak ya?? Hehehe..." jawab Pak Burhan.
" Kasih tau dong Pi. Kenapa sih Papi kok jadi main rahasia-rahasiaan sama Mami sih, " ucap Mami Esti.
" Hmmm... Memang Mami beneran pingin tau?, " ucap Pak Burhan.
" Iya dong Pi. Ayo cepetan kasih tau Mami! " ucap Mami Esti.
" Iya...iya... Papi kasih tau. Begini Mi. Barusan anak kita Nindi telepon ayah. Dan dia mengatakan kalau..." ucap Pak Burhan.
Pak Burhan pun berhenti berbicara untuk membuat Mami Esti semakin penasaran.
" Kalau apa Pi? Kok ngomongnya berhenti sih Pi, " tanya Mami Esti.
" Iya ..Iya...Barusan Nindi anak kita telepon. Dia kasih kabar kalau dia sudah lulus kuliahnya dan Sabtu ini dia akan diwisuda, Mi". ucap Pak Burhan.
" Alhamdulillah Pi. Mami juga senang dengar kabar ini. Kita datang kan Pi?," ucap Mami Esti.
" Papi sangat bangga sama anak kita Nindi. Dia bisa menyelesaikan studinya dengan tepat waktu. Papi berharap nantinya Nindi bisa menggantikan papi untuk memimpin perusahaan. Karena Nindi adalah satu-satunya penerus papi, " ucap Pak Burhan pada Bu Esti.
" Mami yakin kalau Nindi bisa meneruskan papi. Tapi apakah tidak terlalu cepat kalau Nindi harus gantikan papi?, " jawab Bu Esti.
" Untuk sementara Nindi akan papi amanahi untuk memimpin di kantor cabang Mi. Dan papi sangat sangat yakin kalau Nindi bisa sukses memimpin perusahaan. " ucap Pak Burhan.
" Amin...semoga Nindi bisa ya Pi. " sahut Bu Esti.
" Oh iya Mi. Papi punya rencana mau adakan acara untuk syukuran kelulusan Nindi dan papi akan mengundang rekan kerja papi. Dan disana nanti akan papi umumkan kalau Nindi akan menjadi pimpinan perusahaan cabang kita. Gimana menurut mami?, " ucap Pak Burhan.
" Mami setuju Pi. Apapun itu, mami akan dukung papi selama itu yang terbaik untuk anak kita Nindi, " ucap Bu Esti sambil tersenyum.
" Kalau begitu papi akan pesan tiket untuk kita berangkat menghadiri acara wisuda Nindi dan sekaligus mempersiapkan acara penyambutan Nindi, " ucap Pak Burhan.
" Iya Pi. Oh iya, sekarang sebaiknya kita sarapan dulu. Karena tadi sudah disiapkan bibi di meja makan. Sayang kalau makanannya dingin. Papi kan juga harus berangkat kerja kan. " ajak Bu Esti.
" Iya mi. Ayo kita sarapan, " jawab Pak Burhan.
Mereka pun menuju ke ruang makan untuk sarapan pagi bersama. Meski hanya berdua tanpa Nindi, mereka sangat bahagia. Terpancar di wajah mereka sebuah kebahagiaan akan kelulusan Nindi.
Beberapa menit kemudian, mereka pun selesai sarapan pagi. Pak Burhan pun bersiap-siap untuk berangkat ke kantor.
" Mi, papi berangkat ke kantor dulu ya. Assalamualaikum, " ucap Pak Burhan sambil mencium kening Bu Esti.
" Walaikumsalam. Hati-hati di jalan ya Pi, " jawab Bu Esti sambil mencium tangan Pak Burhan.
" Iya Mi, " jawab Pak Burhan.
Pak Burhan pun berangkat ke kantor dengan diantar oleh sopir pribadinya.
***** Selamat Membaca *****
Beberapa hari kemudian. Tepatnya di hari Jumat sore. Pak Burhan dan dan Bu Esti sudah bersiap untuk berangkat ke tempat Nindi. Semua barang sudah terpaking di dalam koper.
" Mi, apakah sudah tidak ada yang ketinggalan?, " tanya Pak Burhan.
" Mami rasa semua sudah masuk dalam koper kok Pi." jawab Bu Esti.
" Tiketnya apakah mami bawa?, " lanjut tanya Pak Burhan.
" Tiketnya sudah mami masukkan tas, Pi. " jawab Bu Esti.
Pak Imran sopir pribadi Pak Burhan pun datang menghampiri.
" Bapak dan ibu apakah sudah siap? Kopernya bawa dan saya masukkan mobil dulu ya pak." ucap Pak Imran.
" Kami sudah siap pak. Terima kasih ya pak, " jawab Pak Burhan.
Koper Pak Burhan dan Bu Esti pun dimasukkan ke dalam bagasi mobil. Lalu mereka pun segera masuk ke dalam mobil.
" Apakah sudah tidak ada yang ketinggalan pak?, " tanya Pak Burhan.
" Insyaallah semua sudah tidak ada yang ketinggalan, " jawab Pak Burhan.
" Baik pak." sahut Pak Imran.
Mereka pun berangkat menuju ke bandara. Empat puluh lima menit kemudian, sampailah mereka di bandara. Mereka segera check in.
Ketika Pak Burhan dan Bu Esti sudah sampai di ruang tunggu. Bu Esti meminta Pak Burhan untuk menelepon Nindi.
" Pi, coba telepon Nindi. Kita kasih tau kalau kita sudah di bandara, " pinta Bu Esti.
" Tidak perlu, Mi. Kita kasih kejutan buat Nindi. Tadi pagi papi kirim chat sama Nindi kalau kita tidak bisa hadir di acara wisudanya. Dan dia sangat sedih karena kita gak bisa datang. Jadi sebaiknya kita gak perlu kasih kabar. Biar ini jadi surprise buat dia, " jelas Pak Burhan.
" Ide papi bagus juga. Ya sudah kita gak perlu telepon Nindi. Nanti kita langsung datang ke apartemennya saja. Pasti dia akan kaget karena tiba-tiba kita sudah disana, " sahut Bu Esti.
Tak lama kemudian, mereka pun naik ke dalam pesawat. Dan setelah beberapa jam di dalam pesawat, akhirnya pesawat pun mendarat. Sampailah mereka di tujuan.
" Mi, ayo kita segera keluar bandara. Karena kita sudah ditunggu sopir travel di depan, " ajak Pak Burhan.
Mereka pun segera keluar dari bandara. Dan di depan, mereka sudah dijemput oleh pihak travel. Lalu mereka pun berangkat menuju apartemen Nindi.
Setelah lama di perjalanan, akhirnya mereka pun sampai di depan apartemen Nindi. Pak Burhan dan Bu Esti mengetuk pintu apartemen Nindi.
" Siapa ya yang mengetuk pintu malam-malam begini?, " ucap Nindi lirih.
Nindi pun segera membukakan pintu dan dia pun terkejut. Ternyata papi dan maminya tiba-tiba datang ke apartemennya.
" Surprise..." ucap Pak Burhan dan Bu Esti.
" Masya Allah....Ini beneran papi dan mami." ucap Nindi senang sambil memeluk papi dan maminya.
" Iya nak." jawab Bu Esti.
" Tadi pagi kan papi bilang kalau tidak bisa datang. Nindi sangat sedih sekali tapi sekarang Nindi senang sekali melihat papi dan mami ada disini, " ucap Nindi.
" Ngomong-ngomong...apakah papi dan mami gak diajak masuk nih?, " ucap Pak Burhan sambil tersenyum.
" Ya Allah...sampai lupa ajak papi mami masuk. Ayo Pi...Mi...masuk, " ajak Nindi.
Pak Burhan dan Bu Esti pun masuk ke dalam apartemen Nindi.
" Papi dan mami duduk dulu ya. Nindi ambilkan minum dulu, " ucap Nindi.
Tak lama kemudian, Nindi pun datang untuk membawakan minum buat papi dan maminya.
" Diminum dulu Pi, mi." ucap Nindi sambil meletakkan minuman di atas meja.
" Terima kasih sayang, " ucap Bu Esti maminya Nindi.
Mereka pun meminum minuman yang dibawakan Nindi. Dan setelah itu....
" Kamu sehat kan sayang, " tanya maminya Nindi.
" Alhamdulillah Nindi sehat Mi. Dan Nindi sudah gak sabar ingin berkumpul bersama mami papi, " jawab Nindi.
" Mami juga kangen banget sama anak Mami yang paling cantik dan super pintar ini, " sahut maminya Nindi.
" Oh iya sayang. Apakah teman-teman kuliah kamu juga banyak tinggal di apartemen yang sama denganmu sayang, " tanya papinya Nindi.
" Ada kok Pi dan lumayan banyak karena kebetulan apartemen ini adalah tempat terdekat dari kampus jadi banyak yang tinggal disini, " jawab Nindi.
" Di sepanjang perjalanan menuju apartemen. Suasananya cukup ramai ya, " lanjut Pak Burhan.
" Iya Pi. Disini gak pernah sepi dan selalu ramai. Oh iya, sebaiknya Mami dan papi istirahat dulu saja. Karena besok pagi kita akan prepare di acara wisuda aku ya mi. Dan besok pagi, perias langganan Nindi akan datang untuk merias Nindi dan mami juga ya. Karena Nindi ingin papi dan mami tampil istimewa. " ucap Nindi.
" Spesial sekali ya sayang. Tapi memang harus yang spesial karena mami dan papi akan menghadiri acara yang sangat istimewa. " jawab Bu Esti sambil tersenyum.
" Sudah...sudah...ngobrolnya disambung besok saja ya Mi. Sekarang papi dan mami istirahat dulu karena Nindi sudah siapkan kamar buat mami dan papi yang paling istimewa, " ucap Nindi sambil tersenyum.
Papi dan mami Nindi tersenyum melihat anak kesayangannya. Lalu Nindi pun mengantar papi dan maminya ke kamar untuk istirahat.
" Pi, Mi. Kalian istirahat dulu ya. Biar besok lebih fresh saat menghadiri acara wisuda Nindi. " ucap Nindi.
" Iya sayang. Ya sudah ...papi dan mami istirahat dulu ya. " jawab Pak Burhan.
" Iya Pi. Selamat beristirahat ya. Nindi juga mau istirahat di kamar Nindi." sahut Nindi.
Papi dan mami Nindi pun masuk ke dalam kamar. Nindi pun juga masuk ke dalam kamar pribadinya.
Di dalam kamar papi dan mami Nindi.
" Pi, mami sangat bangga melihat anak kita yang sekarang sudah sarjana. Anak kita Nindi bukan hanya anak yang cantik tapi dia juga anak yang pintar. Semoga kelak dia bisa mendapatkan jodoh yang baik ya Pi. " ucap Bu Esti.
" Amin. Papi juga berharap suatu saat nanti Nindi bisa menikah dengan lelaki yang sepadan dengan kita. Karena papi gak mau kalau Nindi mendapat suami yang status sosialnya tidak sama dengan kita, " ucap Pak Burhan.
" Semoga saja ya Pi. Mami hanya bisa berdoa yang terbaik buat anak kita satu-satunya, " sahut Bu Esti.
" Karena Nindi adalah harapan dan penerus keluarga sekaligus pewaris kita satu-satunya. Papi ingin yang terbaik buat Nindi, " ucap Pak Burhan.
" Iya Pi. Sekarang ayo kita istirahat dulu ya, " ucap Bu Esti.
Mereka pun segera tidur.
🌸🌸🌸🌸🌸
Ketika Nindi sampai di dalam kamarnya. Nindi duduk di atas tempat tidurnya.
" Alhamdulillah papi dan mami bisa datang di acara wisudaku. Suatu kebanggaan buat aku bisa disaksikan oleh kedua orangku. " ucap Nindi lirih sambil tersenyum.
Dan setelah itu Nindi pun segera tidur.
🌸🌸🌸🌸🌸
Saksikan kelanjutannya Di CINTA LALITHA eps 3
**** Selamat Membaca ****
Keesokan harinya. Nindi bersama Papi dan Maminya breakfast.
" Papi dan Mami, ayo kita makan dulu. " Ajak Nindi.
" Iya sayang. " jawab Maminya.
Mereka pun segera makan dan beberapa saat kemudian, tiba-tiba suara bel berbunyi.
Ting... tong....
" Kayaknya ada tamu sayang, " ucap maminya Nindi.
" Ini pasti perias aku, Mi. Bentar ya, aku bukakan pintu dulu, " jawab Nindi.
Nindi pun segera membukakan pintu. Ternyata benar, perias Nindi datang.
" Morning Miss, " ucap perias.
" Morning. Please come in, " jawab Nindi.
Nindi pun mempersilakan masuk orang yang akan meriasnya.
" Please sit down. Waiting Miss. I have breakfast with my parents, " ucap Nindi.
" Okey Miss. I am ready for wait. Just relax, Miss. " ucap perias.
" Thanks Miss, " sahut Nindi.
Nindi pun kembali ke tempat makan bersama papi dan Maminya.
" Siapa sayang?, " tanya maminya.
" Perias, Mi. " jawab Nindi.
" Kamu segera habiskan makananmu sayang. Mami yang akan menemani perias itu, " ucap maminya.
" Iya mi, " sahut Nindi.
Maminya Nindi pun segera menemui perias itu di ruang tamu sambil membawakan minuman.
" Morning Miss, " ucap maminya Nindi pada perias.
" Morning madam, " jawab perias.
" Please wait. While waiting, please have a drink. " lanjut Maminya Nindi.
" Okey madam, " jawab perias.
Tak lama kemudian, Nindi pun datang menghampiri.
" Miss, I am ready. " Ucap Nindi.
Perias itu pun mulai merias Nindi. Dan setelah hampir satu jam, Nindi pun selesai berias.
" You are very... very beautiful, " ucap Bu Esti memuji Nindi.
" Thank you, mom. " jawab Nindi sambil tersenyum.
Setelah Nindi selesai, sekarang giliran maminya untuk berhias. Tak lama kemudian, semua selesai.
" Thank you, Miss. " ucap Nindi.
" You are welcome, " jawab perias.
Perias itu pun segera pamit. Lalu Nindi pun mengantarkan perias itu sampai di depan pintu.
" Mi, ayo kita siap-siap berangkat ke gedung acara wisuda. Papi mana? " ucap Nindi.
" Mungkin papi ada di dalam kamar sayang. Bentar ya, mami akan panggil papi, " jawab maminya Nindi.
Bu Esti pun segera ke kamar memanggil Pak Burhan.
" Pi, ayo segera siap-siap karena kita akan segera berangkat. " ajak Bu Esti.
" Iya mi. Papi sudah siap kok. Ayo kita berangkat, " jawab Pak Burhan.
Mereka pun menghampiri Nindi yang berada di ruang tamu.
" Waaaw...so beautiful. Is this really my girl?, " ucap Pak Burhan saat melihat Nindi.
" Ah...papi. Nindi kan jadi malu." ucap Nindi.
" Tapi memang benar kok kalau anak papi ini sangat cantik....bahkan sangat amat cantik, " ucap Pak Burhan.
" Sudah deh Pi. Ayo sekarang kita berangkat. Karena mobilnya sudah nunggu di bawah. " ucap Nindi.
" Iya sayang....sayangnya papi, " ucap Pak Burhan.
Mereka pun segera berangkat ke gedung tempat acara wisuda Nindi diselenggarakan.
Setelah tiga puluh menit, mereka pun sampai di gedung tersebut. Lalu mereka pun segera masuk dan tak lama kemudian, acara prosesi wisuda pun dimulai.
Semua wisuda dan wisudawan sangat khidmat dalam acara wisuda ini. Acara yang dimulai dari sambutan-sambutan para petinggi kampus. Hingga lantunan lagu yang mengiringi acara prosesi membuat semua mata tertuju pada para wisuda dan wisudawan.
" Pi, anak kita begitu hebat. Dia mendapat predikat cumlaude, " ucap maminya Nindi.
" Mami benar. Putri kita satu-satunya membuat kita semakin bangga ya, Mi. " sahut papinya Nindi.
Senyum kebahagiaan terpancar dari wajah Pak Burhan dan Bu Esti melihat keberhasilan putrinya.
🌸🌸🌸🌸🌸
Beberapa jam telah berlalu, acara wisuda pun selesai. Saat Nindi selesai, papi dan maminya pun menghampirinya.
" Sayang, selamat ya. Papi dan mami sangat bangga atas kelulusan kamu dengan predikat cumlaude, " ucap Pak Burhan sambil memeluk Nindi.
" Mami sangat bahagia sayang. Selamat ya sayangnya mami, " ucap Bu Esti memeluk Nindi.
" Terima kasih papi dan mami. Semua yang Nindi raih saat ini karena doa dari papi dan mami, " ucap Nindi.
" Sama-sama sayang, " jawab Pak Burhan.
" Oh iya Pi, mi. Ayo kita foto bersama dulu. Karena ini adalah momen yang gak akan pernah Nindi lupakan, " ajak Nindi.
" Iya sayang. Kita harus abadikan momen ini, " ucap Bu Esti.
Mereka pun foto bersama. Dan setelah selesai...
" Pi, Mi....ayo kita kembali ke apartemen. " ucap Nindi.
" Sayang, besok kan kita sudah harus kembali jadi papi ingin ajak mami dan anak papi ini jalan-jalan dulu. " ucap papinya Nindi.
" Iya Pi tapi sebaiknya kita ke apartemen dulu untuk ganti baju, " sahut Nindi.
" Iya sayang. Kita ke apartemen dulu, " jawab papinya Nindi.
Mereka pun segera kembali ke apartemen. Dan setelah sampai, mereka segera ganti pakaian. Dan mereka pun lanjut keluar lagi untuk menikmati suasana kota.
🌸🌸🌸🌸🌸
Setelah beberapa saat mereka mengelilingi kota dan mampir di beberapa tempat yang ada disana, mereka pun kembali ke apartemen.
" Nin, disini suasananya nyaman ya. Tapi tak serame di Indonesia, " ucap papinya Nindi.
" Iya Pi. Kalau di Indonesia, penduduknya sangat padat. Tapi itu yang membuat Nindi kangen tinggal di Indonesia. Besok aku sudah kembali ke tempat aku dibesarkan." ucap Nindi sambil tersenyum.
" Iya sayang. Papi sudah pesan tiket di penerbangan siang. " ucap Pak Burhan.
" Iya Pi. Hari ini Nindi akan siapkan semua." ucap Nindi.
Tak lama kemudian, sampailah mereka di apartemen Nindi. Mereka pun segera masuk ke apartemen. Dan beristirahat.
🌸🌸🌸🌸🌸
Keesokan harinya.
Semua barang sudah dipaking di dalam koper. Dan mereka pun sudah bersiap-siap berangkat ke bandara.
" Nin, apakah sudah tidak ada barang yang ketinggalan disini?, " tanya maminya.
" Insya Allah semua sudah Nindi bawa kok, mi. Habis ini kita turun, " ucap Nindi.
Barang-barang mereka pun sudah dimasukkan ke dalam mobil. Dan setelah itu mereka pun segera keluar dari apartemen.
" Pi, Mi...ayo kita segera berangkat ke bandara. " ajak Nindi.
" Iya sayang. Kita sudah siap, " jawab papinya.
Mereka pun segera berangkat menuju bandara. Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di bandara.
Mereka segera check in dan tak lama kemudian mereka pun naik ke dalam pesawat. Dan ketika di dalam pesawat...
" Selamat tinggal kota kuliahku. Indonesia...I am coming, " ucap Nindi dalam hati.
Setelah beberapa jam, sampailah mereka di Indonesia.
" Alhamdulillah, kita sudah sampai di Indonesia. Aku senang sekali bisa kembali disini, " ucap Nindi.
" Iya sayang. Ayo kita segera keluar karena Pak Imran sudah menunggu di depan. " ucap papinya.
Mereka pun keluar dan disana, mereka sudah ditunggu oleh Pak Imran sopir pribadi papinya.
" Apa kabar Mbak Nindi? " tanya Pak Imran.
" Alhamdulillah baik pak." jawab Nindi.
" Mari pak, bu." ucap Pak Imran.
Mereka pun segera naik mobil dan segera menuju ke rumah.
🌸🌸🌸🌸🌸
Terima kasih sudah membaca cerita CINTA LALITHA. Simak terus kelanjutan ceritanya di eps 4
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!