Love Story
Suara denting jam bersahutan dengan debaran jantung Kinar yang kian berdetak kuat. Keringat dingin mulai bercucuran di seluruh tubuh gadis itu. Tangannya menggenggam erat sebuah amplop berwarna merah hati. Tubuhnya terasa kaku menatap apa yang ada di depannya sekarang. Kakinya pun masih enggan untuk melangkah.
Bulir bening yang sempat menetes dengan cepat disingkirkan oleh Kinar. Menarik nafas dalam lalu dikeluarkannya. Kinar menatap laki-laki yang berdiri tak jauh dari tempatnya. Laki-laki dengan senyum sumringah menyambut kedatangan beberapa tamu undangannya. Setelan jas yang ia kenakan menambah pesona dari pria tersebut. Tak berapa lama muncul seorang gadis yang langsung melingkarkan tangannya di lengan pria itu.
Kinar membalikkan badannya, dadanya terasa sesak, perih seperti tertancap duri tajam. Air matanya tak mampu ia bendung lagi. Tiba tiba ada yang menepuk pundaknya.
"Kinar! Bangun, Kin!!" Seorang wanita mengelus pundak Kinar yang masih tertidur dalam isakkan tangis.
Kinar mengerjapkan mata, melihat Mita ada diatasnya. "Tante!" Ucap Kinar pelan.
"Kamu mimpi buruk lagi?" Kinar beranjak bangun menyandarkan tubuhnya di papan ranjang. Meraih gelas yang berisi air putih dari tante Mita kemudian meneguknya.
"Kamu apa lagi ada masalah, Kin? Kok tiap hari mimpi buruk terus?" Kinar menggeleng pelan diikuti senyum tipis.
"Kin, mau kampus bareng gue nggak?" Tanya Mecca dari bibir pintu.
"Lo duluan aja nggak apa-apa, Me! Gue nggak ada kelas pagi hari ini." Jawab Kinar yang masih tetap di atas tempat tidur.
"Ok! Mi, Mecca berangkat ya!" Ucap Mecca berlalu pergi.
Kinara Novelya Putri, gadis 20 tahun yang harus menerima kedua orang tua serta adik yang masih berada di rahim mamanya meninggal akibat kecelakaan 5 tahun silam. 2 tahun Kinar larut dalam kesedihannya, meratapi nasibnya yang sebatang kara. Beruntung ada Mita sahabat baik mamanya mau menjaga dan merawatnya seperti anak sendiri. Mita juga memiliki anak perempuan yang seumuran dengan Kinar. Namanya Mecca, walaupun gaya hidup mereka berbeda, tetapi Mecca sangat menyayangi Kinar seperti layaknya saudara.
Kinar berjalan tergesa menuju kelasnya. Ia terlambat 10 menit dari waktu yang seharusnya.
Bruukkk
Kinar tersandung kakinya sendiri. Ia jatuh dengan lutut dan tangan sebagai tumpuan. Sesaat kemudian sebuah tangan terulur. Kinar mengangkat pandangan, melihat sosok laki-laki yang dikagumi banyak wanita tengah berdiri di hadapannya. Kinar diam tak menyambut uluran tangan itu. Sampai pada akhirnya, laki-laki itu berjongkok meraih tangan Kinar untuk membantunya berdiri.
"Makasih!" Kata Kinar singkat.
"Jefan, kok masih di sini? Katanya mau ngambil mobil di parkiran?" Tanya Mecca yang tiba tiba muncul.
"Kinar?" Mecca menoleh menyadari keberadaan Kinar di sana.
"Tadi Jefan bantuin aku bangun. Em... Maksudnya tadi aku buru-buru trus nggak sengaja kesandung." Jawab Kinar salah tingkah. Kemudian minta ijin melanjutkan langkahnya.
Kinar berbalik menatap Mecca dan Jefan yang sudah meninggalkan tempatnya.
Jefan Bintang Yudistira. Sosok laki-laki yang memiliki wajah tampan, postur tubuhnya yang tinggi, serta kharismanya yang mampu memikat hati banyak wanita. Tapi dari sekian banyak yang mengejar cintanya, Jefan melabuhkan hatinya pada Mecca. Gadis cantik yang mulai merintis karir di dunia modelling.
Kinar menyandarkan tubuhnya pada rak buku paling pojok. Di sampingnya ada Elsa tengah mencari buku dengan sesekali melirik Kinar.
"Aduh Kin! Daripada lo galau kaya gini mending sepulang kampus kita jalan deh!" Elsa menghentikan aktivitasnya dan duduk di kursi depan Kinar berdiri.
"Nggak ah, Sa! Gue mau langsung pulang aja." Jawab Kinar datar tanpa menoleh ke Elsa.
"Gue traktir deh. Lo mau apa? Shopping, makan, nonton, gue turutin. Asal lo nggak galau lagi." Kata Elsa penuh semangat.
Gadis itu sudah bersahabat baik dengan Kinar sejak orang tua Kinar masih ada. Bahkan Elsa selalu jadi yang terdepan untuk Kinar dalam keadaan apapun. Seperti halnya saat Kinar kehilangan orang tuanya, Elsa tak berhenti memberi kekuatan untuk Kinar. Sempat ia meminta Kinar untuk tinggal bersamanya, namun Kinar menolak karena merasa tidak enak dengan Mita yang lebih dulu memintanya untuk tinggal bersama.
"Lo mau gue nggak galau lagi?" Tanya Kinar menatap Elsa serius. Elsa hanya mengangguk.
"Temenin gue ke makam! Gue kangen papa sama mama, sama adik juga."
Elsa menghela nafas. Sebenarnya ia sangat malas ketika Kinar meminta ditemani ke makam. Bukan karena apa-apa, tapi Elsa sangat paham kalau hal itu malah akan membuat jiwa Kinar down lagi. Akhirnya dia juga yang kesulitan mengembalikan mood Kinar.
"Nggak mau yaudah." Kata Kinar nyelonong pergi meninggalkan Elsa.
Setelah perdebatan kecil yang terjadi, Elsa pun mengalah menuruti kemauan Kinar. Sama persis seperti dugaannya, Kinar menangis tersedu di tengah tengah makam kedua orang tuanya.
"Dek, kalau aja kamu udah lahir duluan ke dunia. Pasti kakak nggak akan kesepian. Kakak punya kamu yang akan jadi semangat hidup kakak." Kinar mengusap nisan kecil di samping nisan mamanya.
"Tuntun mama sama papa sampai ke surga ya dek!" Tak terasa bulir bening pun menetes.
"Kin, balik yuk!" Ajak Elsa setelah merasa sudah cukup lama berada di sana. Kinar pun menurut. Lengannya ditarik perlahan oleh Elsa menjauh dari sana.
Elsa menghentikan mobilnya di depan coffee shop. Mengajak Kinar untuk mampir sebentar sekedar merefresh otaknya agar tidak terlalu spaneng.
2 cangkir kopi tersedia di atas meja tempat Kinar dan Elsa berada. Kinar lebih dulu meneguk kopinya, sedangkan Elsa mematung memandang 1 meja yang ada di pojok ruangan itu.
"Kin!"
"Hmm!"
"Itu Mecca bukan sih?" Kinar menoleh mengikuti arah jari Elsa menunjuk. Melihat Mecca duduk berdua dengan seorang laki-laki yang sesekali membelai tangannya, Kinar menyemburkan minumannya.
"Itu Mecca sama siapa? Kok mesra banget sih?" Tanya Kinar penasaran. Namun pertanyaan itu tak mendapat jawaban karena dirinya maupun Elsa memang tidak mengetahui siapa pria yang sedang bersama Mecca. Melihatnya saja baru sekali ini.
Pertanyaan tentang siapa laki-laki yang bersama Mecca di coffee shop tadi terus berputar di otak Kinar. Bagaimana mungkin Mecca berduaan dengan pria lain sedangkan yang ia tahu Mecca pergi dengan Jefan. Bukan hanya berduaan tapi bermesraan, sesekali laki-laki itu mengecup punggung tangan Mecca dan membelai rambutnya. Lebih parahnya Mecca diam saja saat pipinya di kecup oleh pria itu.
Merasa lelah dengan pikirannya, Kinar beralih meraih ponsel membuka sosial medianya. Matanya tertuju pada postingan teratas milik akun jefan yudistira.
Bukannya hati ini tak sakit dan bukannya hati ini tak hancur, bukan pula hati ini tak perih, namun hanya kepasrahan yang mengiringi.
Postingan tersebut berhasil mencuri perhatian Kinar. Ia semakin penasaran dengan hubungan Jefan juga Mecca yang akhir akhir ini terlihat lebih sering bertengkar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Nafsiyah Syafiqah
😵😵
2021-10-10
0
chickenfreeze
OMG selingkuh dong? hahahah parah..
2021-10-06
1
Ira Maya
lanjut,yg semangat ya author
2021-10-03
1