Episode 3

"Makasih, Jef! Gue langsung turun ya."  Kata Kinar membuka pintu mobil.

"Tunggu, Kin!" Jefan ikut turun mengejar Kinar yang hendak membuka pagar.

"Maaf ya untuk yang kemarin. Gue nggak ada maksud nyuekin lo, cuma...." Jefan menghela nafas, serasa berat untuk melanjutkan ucapannya.

"Cuma apa, Jef?"

"Nggak apa. Yaudah gih! Lo masuk trus istirahat!" Jefan membalikkan badannya kemudian kembali ke mobil. Melambaikan tangan ke Kinar dengan diiringi senyum.

Kinar memutar gagang pintu kamarnya, meletakkan tas di atas meja kemudian duduk di tepi ranjang. Senyum Jefan yang begitu mempesona tak dapat ia lupakan. Perlakuan Jefan hari ini terlihat aneh. Semua terasa berbanding terbalik dengan hari kemarin.

Kinar membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, matanya menerawang mengingat sesuatu yang pernah terjadi di masa lalu, masa dimana dirinya masih mengenakan seragam putih abu-abu.

Waktu itu, ia sedang memohon kepada satpam agar mau membukakan gerbang dan mengijinkannya masuk. Namun, karena dirinya terlambat tidak ada lagi toleransi untuknya. Kinar menjauh dari gerbang sekolah, duduk di sebuah warung kemudian meminta sebotol air mineral. Memikirkan alasan apa yang harus ia katakan, ketika ditanya orang tuanya kenapa pulang lagi?

Tak berapa lama, seorang cowok menarik lengannya menuju area belakang sekolah. Di sana terlihat ada tembok pembatas, tidak begitu tinggi namun untuk gadis seperti Kinar yang tubuhnya terbilang pendek cukup sulit untuk melewatinya. Melihat Kinar yang kesulitan naik, laki-laki itu langsung mengangkat tubuh Kinar membantunya meraih ujung tembok dan memintanya bertahan di atas sana. Begitu juga dengan laki-laki tersebut, ia turun terlebih dulu baru kemudian membantu Kinar turun.

Kinar tersenyum kemudian berterima kasih, tapi laki-laki itu langsung berlalu pergi. Kinar yang menyadari dirinya terlambat langsung berlari menuju kelas. Beruntung di jam pertama tidak ada pelajaran di kelasnya, guru yang mengisi jam tersebut berhalangan hadir.

Bel istirahat berbunyi. Kinar bersama Elsa pergi ke kantin. Sesampainya di kantin, mata Kinar memperhatikan seorang laki-laki yang tadi pagi menolongnya sedang duduk bersama teman-temannya yang lain. Sejak saat itu Kinar mengenal Jefan, bukan mengenal tapi sekedar tahu namanya dan siapa dirinya. Jefan yang notabennya kakak kelas menjadi cowok paling favorit di sekolah yang digandrungi banyak cewek.

Kinar menutup wajahnya dengan kedua tangan mengingat masa masa SMA-nya. Lebih tepatnya, mengingat tentang Jefan yang tak pernah melihat dirinya.

"Aduh Kinar! Kok jadi mikirin Jefan sih??" Kinar menepuk keningnya sendiri menyadari dirinya tengah memikirkan Jefan.

"Sadar, Kin! Siapa lo siapa Jefan? Jefan juga udah punya Mecca. Dan lo juga tau kan siapa Mecca?" Kinar berbicara dengan dirinya sendiri.

Terdengar deru mobil dari depan rumah, Kinar beranjak membuka gorden yang menutupi jendela kamarnya. Terlihat Mecca keluar dari mobil tersebut bersama seorang laki-laki. Laki-laki yang dilihatnya saat di coffee shop. Setelah laki-laki itu mencium kedua pipi Mecca secara bergantian, Mecca beranjak masuk ke dalam rumah.

"Cowok itu lagi? Siapa sih dia? Udah 2 kali ini gue lihat Mecca jalan sama cowok itu?" Gumam Kinar.

Drrrtttt...drrrttt

Kinar meraih ponselnya yang bergetar, nampak ada beberapa pesan yang masuk di aplikasi WA-nya. Paling atas ada nama Elsa.

//Ceileh yang abis pulang bareng sama Jefan//

Kinar membiarkan pesan itu, tanpa mengetikkan balasan ia keluar dari room chatnya dengan Elsa. Beralih ke kontak Jefan, ada 2 pesan dari cowok itu.

//Kin//

//Kinar//

Jari Kinar menekan tombol keyboard, mengetik beberapa huruf untuk membalas pesan Jefan yang hanya memanggil namanya itu.

//Apa?//

Prankkk

Terdengar suara gelas jatuh. Kinar meletakkan ponselnya kemudian berlari keluar mencari sumber suara. Matanya tertuju pada gadis yang berdiri di samping meja makan sembari memegangi kepalanya. Kinar berlari kecil menghampirinya.

"Me, lo kenapa?" Tanya Kinar melihat wajah Mecca yang pucat. Menuntun Mecca duduk kemudian memberinya segelas air.

"Lo sakit, Me? Gue antar ke dokter ya!" Kata Kinar duduk di samping Mecca.

"Nggak, Kin! Gue nggak apa, cuma pusing aja kok. Bentaran juga sembuh." Jawab Mecca memegangi kepalanya.

"Yaudah gue bantu lo ke kamar ya!" Kinar pun merangkul bahu Mecca menuntunnya ke kamar.

Kinar membaringkan tubuh Mecca di kasur kemudian menyelimutinya. Kinar duduk di tepi ranjang memastikan jika Mecca hanya pusing biasa.

"Lo yakin nggak mau gue antar ke dokter?" Mecca hanya menggeleng.

"Mama kemana Kin?" Mecca menanyakan mamanya yang memang tak terlihat di rumah.

"Tante Mita pagi tadi berangkat ke Surabaya. Ada meeting sama clien barunya." Mecca mengangguk-angguk karena memang sudah 2 hari dirinya tidak pulang.

Kinar terlihat tengah sibuk di dapur, menyiapkan sarapan untuknya dan Mecca. Semenjak asisten rumah tangganya cuti pulang kampung, semua pekerjaan rumah mulai dari memasak dan membersihkan rumah diambil alih oleh Kinar, kecuali pakaian yang ia serahkan kepada jasa laundry.

Selesai masak, Kinar menyiapkan hidangannya di atas meja makan. Tak lama ponselnya berdering, muncul nama Jefan di layar namun Kinar tak menjawab panggilan itu. Membiarkannya terus berdering dan berhenti dengan sendirinya. Sesaat kemudian ponselnya berkedip, ada pesan yang ia lewatkan.

//Besok kalau ada waktu mau ya jalan sama gue//

Pesan yang Jefan kirimkan tadi malam, belum sempat dibaca oleh Kinar karena ia harus menemani Mecca yang lagi kurang sehat.

//Kin, kenapa nggak jawab telpon gue?//

Pesan baru yang Jefan kirimkan setelah telponnya tidak mendapat jawaban dari Kinar.

//Mecca sakit. Mending sekarang lo kesini aja deh! Tante Mita lagi keluar kota, kasian Mecca pasti butuh lo//

Pesannya sudah centang biru, itu berarti Jefan sudah membacanya. Profilnya masih menunjukkan kata online, tapi Jefan tak mengirimkan balasan. Sesaat kemudian, terdengar suara orang mengetuk pintu rumahnya, rumah Mecca lebih tepatnya. Kinar berlari kecil hendak membuka pintu dan melihat siapa yang datang.

"Jefan! Udah sampe aja?" Kata Kinar mengetahui Jefan ada dibalik pintu yang ia buka.

"Mecca udah pulang?" Tanya Jefan tanpa basa basi.

"Udah. Mending lo bujuk dia deh biar mau ke rumah sakit! Soalnya semalem agak demam gitu. Gue takut dia kenapa-napa!" Kata Kinar sembari menyuruh Jefan masuk.

"Udah dulu ya! Nanti aku telpon lagi. Bye!" Mecca mengakhiri panggilannya ketika melihat Kinar dan Jefan berada di bibir pintu kamarnya.

"Beb!!!" Sapa Mecca begitu manja kemudian berhambur memeluk Jefan yang kini sudah di sampingnya.

"Kata Kinar kamu sakit?" Tanya Jefan mengurai pelukan Mecca.

"Aku antar ke rumah sakit ya!" Lanjutnya.

"Nggak usah beb! Aku cuma pusing biasa kok. Ini juga udah enakan." Jawab Mecca dengan tangan yang masih bergelayutan di lengan Jefan.

"Aku kangen deh sama kamu. Hari ini kita jalan ya!" Pinta Mecca yang diangguki oleh Jefan.

"Em maaf! Gimana kalau sebelum kalian pergi kita sarapan dulu! Kebetulan gue udah masak." Kinar menyela obrolan antara Jefan dan Mecca.

Akhirnya Kinar, Mecca, juga Jefan menikmati makanan yang sudah disiapkan oleh Kinar. Diam tak ada suara yang keluar dari mulut mereka kecuali suara dentuman sendok dan piring.

Terpopuler

Comments

Saina Saina

Saina Saina

seruhhh

2021-10-02

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Berteman????
6 Eps. 6 Pesta
7 Eps. 7 Galau
8 Eps. 8 Florist dan Kesalahpahaman
9 Eps. 9 Elsa sahabatku
10 Eps. 10 Kekhawatiran Jefan
11 Eps. 11 Curhat
12 Eps. 12 Jogging
13 Eps.13 Kesepian
14 Eps. 14 Rasa yang terpendam
15 Eps. 17 Bertemu Arini
16 Eps. 19 Mulai kerja
17 Eps. 15 Hujan saksinya
18 Eps. 16 Menata masa depan
19 Eps. 17 Bertemu Arini
20 Eps. 18 Angga
21 Eps. 19 Mulai kerja
22 Eps. 20 Tidak ada kejelasan
23 Eps. 21 Kemana Jefan?
24 Eps. 22 Salah paham lagi
25 Eps. 23 Kebenaran dari Mecca
26 Eps. 24 Pengakuan Felly
27 Eps. 25 Maaf
28 Eps. 26 Butuh waktu
29 Eps. 27 Berjarak
30 Eps. 28 Kejutan
31 Eps. 29 Penyesalan Elsa
32 Eps. 30 Mencari Kinar
33 Eps. 31 Perpisahan
34 Eps. 32 Hanya sebuah rencana
35 Eps. 33 Elsa & Putri
36 Eps. 34 Berjanji Setia
37 Eps. 35 Tanpa Jefan
38 Eps. 36 Angga pulang
39 Eps. 37 Testpack
40 Eps. 38 Positif?
41 Eps. 39 Panik
42 Eps. 40 Perhatian Angga
43 Eps. 41 Kecurigaan Putri
44 Eps. 42 Hormon Ibu hamil
45 Eps. 43 Makan Malam bersama
46 Eps. 44 Nasehat yang terlambat
47 Eps. 45 Jefan vs Angga
48 Eps. 46 Mengungkapkannya lagi
49 Eps. 47 Ide Licik Angga
50 Eps. 48 Memilih untuk menjauh
51 Eps. 49 Hanya ingin melindungi
52 Eps. 50 Mama sayang Arfan
53 Eps. 51 Sama-sama memiliki kesibukan
54 Eps. 52 Merasa sedang tidak baik-baik saja
55 Eps. 53 Tangisan tak bersuara
56 Eps. 54 Tidak sanggup menyakiti hatinya
57 Eps. 55 Stalking
58 Eps. 56 Apakah hanya pria itu?
59 Eps. 57 Belum rela melepaskan
60 Eps. 58 Desiran aneh
61 Eps. 59 Mengembalikan kebahagiaannya
62 Eps. 60 Kecewa
63 Eps. 61 Ada dalam genggaman orang lain
64 Eps. 62 Perbedaan pendapat
65 Eps. 63 Wajah yang tidak asing
66 Eps. 64 Cinta tidak harus memiliki
67 Eps. 65 Arfan (Kinar dan Jefan)
68 Eps. 66 Kebenaran terungkap 1
69 Eps. 67 Mulai ada titik terang
70 Eps. 68 Kebenaran terungkap 2
71 Eps. 69 kebenaran terungkap 3
72 Eps. 70 Menunggu maaf
73 Eps. 71 Sifat aslinya keluar
74 Eps. 72 Melamar
75 PENGUMUMAN
76 Eps. 73 Mencintai dalam diam
77 Eps. 74 Merasa kalah
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Berteman????
6
Eps. 6 Pesta
7
Eps. 7 Galau
8
Eps. 8 Florist dan Kesalahpahaman
9
Eps. 9 Elsa sahabatku
10
Eps. 10 Kekhawatiran Jefan
11
Eps. 11 Curhat
12
Eps. 12 Jogging
13
Eps.13 Kesepian
14
Eps. 14 Rasa yang terpendam
15
Eps. 17 Bertemu Arini
16
Eps. 19 Mulai kerja
17
Eps. 15 Hujan saksinya
18
Eps. 16 Menata masa depan
19
Eps. 17 Bertemu Arini
20
Eps. 18 Angga
21
Eps. 19 Mulai kerja
22
Eps. 20 Tidak ada kejelasan
23
Eps. 21 Kemana Jefan?
24
Eps. 22 Salah paham lagi
25
Eps. 23 Kebenaran dari Mecca
26
Eps. 24 Pengakuan Felly
27
Eps. 25 Maaf
28
Eps. 26 Butuh waktu
29
Eps. 27 Berjarak
30
Eps. 28 Kejutan
31
Eps. 29 Penyesalan Elsa
32
Eps. 30 Mencari Kinar
33
Eps. 31 Perpisahan
34
Eps. 32 Hanya sebuah rencana
35
Eps. 33 Elsa & Putri
36
Eps. 34 Berjanji Setia
37
Eps. 35 Tanpa Jefan
38
Eps. 36 Angga pulang
39
Eps. 37 Testpack
40
Eps. 38 Positif?
41
Eps. 39 Panik
42
Eps. 40 Perhatian Angga
43
Eps. 41 Kecurigaan Putri
44
Eps. 42 Hormon Ibu hamil
45
Eps. 43 Makan Malam bersama
46
Eps. 44 Nasehat yang terlambat
47
Eps. 45 Jefan vs Angga
48
Eps. 46 Mengungkapkannya lagi
49
Eps. 47 Ide Licik Angga
50
Eps. 48 Memilih untuk menjauh
51
Eps. 49 Hanya ingin melindungi
52
Eps. 50 Mama sayang Arfan
53
Eps. 51 Sama-sama memiliki kesibukan
54
Eps. 52 Merasa sedang tidak baik-baik saja
55
Eps. 53 Tangisan tak bersuara
56
Eps. 54 Tidak sanggup menyakiti hatinya
57
Eps. 55 Stalking
58
Eps. 56 Apakah hanya pria itu?
59
Eps. 57 Belum rela melepaskan
60
Eps. 58 Desiran aneh
61
Eps. 59 Mengembalikan kebahagiaannya
62
Eps. 60 Kecewa
63
Eps. 61 Ada dalam genggaman orang lain
64
Eps. 62 Perbedaan pendapat
65
Eps. 63 Wajah yang tidak asing
66
Eps. 64 Cinta tidak harus memiliki
67
Eps. 65 Arfan (Kinar dan Jefan)
68
Eps. 66 Kebenaran terungkap 1
69
Eps. 67 Mulai ada titik terang
70
Eps. 68 Kebenaran terungkap 2
71
Eps. 69 kebenaran terungkap 3
72
Eps. 70 Menunggu maaf
73
Eps. 71 Sifat aslinya keluar
74
Eps. 72 Melamar
75
PENGUMUMAN
76
Eps. 73 Mencintai dalam diam
77
Eps. 74 Merasa kalah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!