Karena Aku Rasya
Pagi ini Rasya baru saja merampungkan menu barunya . Ya, Rasya adalah seorang pkl yg menjajakan dagangannya di pinggir jalan. Hanya nasi pecel ayam namun lumayan untuk satu bulan ini, Rasya mendapatkan dukungan penuh dari Sari, Mamanya, namun tidak dengan Wisnu, Papanya, huft dia tidak pernah mendukungnya sedikitpun.
Berbeda dengan Aland, kakaknya. Saat ini ia sudah jadi anak yang paling dibanggakan oleh Wisnu, bagaimana tidak Aland adalah lulusan S1 terbaik dengan predikat cumlaude. Sedangkan Rasya hanya lulusan S3 alias sma.
Kali ini sambil sarapan Rasya sembari mengucapkan selamat atas keberhasilan kakaknya.
"Selamat ya kak, kakak hebat lulus dengan prestasi yang baik. " ucap Rasya sambil memberi senyum sumringahnya.
"Iyalah emang kamu, cuma lulusan sma, contoh dong kakak kamu dia bayar kuliah sendiri jadi lulusan terbaik lagi, karirnya gemilang nggak mandek jadi tukang pecel kayak kamu," ujar Wisnu
"Pa kok malah ngomong gitu ke Rasya, Rasya hebat loh dia bisa punya usaha disaat orang lain susah payah cari kerja sama orang," ucap Aland
Apa yang Rasya lakukan, tentu diam. Rasya tidak berani menjawab perbedaan ini, Rasya pernah melakukan itu lalu Wisnu marah sejadinya. Lantas, Sari memegang tangannya dan tersenyum padanya, berusaha menguatkan hatinya yang hampir patah.
Lantas Rasya pergi ke dapur meracik menu sambal yang baru. Sari selalu membantu dia komentator terbaik yang selalu mendukungnya.
"Kamu lagi apa Rasya?" tanya Sari sembari mencuci beberapa piring yang kotor.
"Aku lagi bikin resep sambal penyet yang baru nih ma kemarin ada costumer yang request minta dilevelin sambalnya." ujar Rasya.
"Wah, bagus tuh, Mama bantuin ya nanti mama nilai deh sepedas apa sambel buatan, kamu" ucap Sari sumringah.
"Sip ma," Rasya senang karena Sari selalu ada disampingnya disaat Wisnu tak pernah mau tau tentang apa yang sudah diraihnya
Saat eksekusi selesai Rasya meminta Aland dan Wisnu juga menilainya. Ternyata Sari sudah memberikan jempolnya padanya. Lucunya adalah Wisnu yang tidak suka pedas menilai semua sambalnya adalah pedas dan membuat sakit perut.
"Apa ini Rasya, pedas semua, nanti yang ada pembeli kamu diare lagi," ketus Wisnu.
Namun Aland benar benar memberikan penilaian cukup bijak,
"Bagus nih Sya, inovasi kamu. Kalo aku milih aku suka banget sama pecel ayam level 5 kamu soalnya ini bener-bener hot pecel hahaha.." ucap Aland senang.
"Alhamdulillah, tapi kata papa sambel aku bikin diare," keluh Rasya.
"Papa kan nggak suka pedas wajar kalo sambel kamu bikin papa diare, iya kan pa hehe.." canda Aland.
"Kamu nih Land malah ngeledek papa, emang bener kok kalau kita makan sambal yang pedesnya berlevel pasti bikin diare. Lagian rasa sambelnya juga biasa aja, udah papa mau ke toilet dulu!" ujar Wisnu.
Lantas Sari berbisik, "Ada yang nggak bisa makan sambel Rasya, baru nyobain langsung mulas perutnya haha"
Tawa Sari disusul Aland ,dan Rasya hanya tersenyum melas.
Dan Rasya pun mulai menjajakan dagangannya hari ini. Rasya masih sendiri saja menggoreng dan membungkus pesanan karena meskipun lumayan ramai, tapi Rasya merasa masih mampu melayani pelanggannya sendiri saja.
Terutama satu pelanggan yang hampir tiap hari datang ke warungnya, wanita cantik itu berhijab dan selalu membeli pecel ayamnya sebanyak 2 porsi.
"Mas biasa ya 2, sambelnya dipisah!" pinta Naura, wanita berhijab itu.
"Siap mba, sambelnya mau level berapa?" Rasya memberikan menu yang tadi sudah diperbaharui olehnya.
"Wah ada levelnya juga ya sekarang?" tanya Wanita berhijab itu sembari melihat daftar menu yang sudah diberikannya tadi.
"Level 5 ah kayaknya pedes nih, emm sama nasinya uduk yah kayak biasa." jawab Naura.
"Oke mba, silakan duduk dulu!" ucap Rasya.
Wanita cantik itu mengangguk lalu duduk di kursi panjang didepan etalase dagangannya.
Waktu terasa begitu cepat tak terasa hari mulai gelap. Hari ini Rasya menyudahi pekerjaannya dan menutup warungnya. Rasya mendorong gerobak dagangannya menuju ke rumah, dan Sari sudah menunggunya di depan rumah. Rasya mencium tangannya dan di meja makan sudah terhidang makan malam untuknya,
"Mandilah dulu sholat terus makan malam ya!" ujar Sari.
"Iya Ma, Kakak sama Papa mana ma?" tanya Rasya.
"Katanya sih ke dealer dari tadi mau cari motor gitu buat kakak kamu," jawab Sari.
"Oh (Rasya mengangguk)" Melanjutkan membersihkan dirinya untuk makan malam.
Rasya menyusul Sari menyiapkan makan malam. Tak lama kemudian Wisnu dan Aland tiba. Mereka juga sudah duduk di meja makan,
"Gimana, rame sya hari ini ?" tanya Aland.
"Lumayan kak, bisa untuk nabung sebagian. Kakak sama papa darimana?" tanya Rasya.
"Hmm..nabung lah supaya bisa beli motor juga kayak Aland." seru Wisnu tiba-tiba.
Sari yang ikut duduk di meja makan ikut serta menanyakan soal motor yang Aland beli.
"Kamu jadi beli cash Land, katanya modalnya untuk buka restoran?" tanya Sari.
"Kakak mau buka restoran?" tanya Rasya.
"Iya Sya, tapi kakak butuh motor juga buat kemana-mana. Jadi mumpung ada uangnya beli cash deh," jelas Aland.
Rasya tersenyum saja, Rasya merasa betapa hebatnya kakaknya ini. Ia sangat mandiri sejak kecil, itu kenapa Wisnu begitu bangga padanya.
Dan saat ini motor kakaknya sudah datang, motornya clasic tapi harganya lumayan. Rasya yang ingin bersantai hari ini karena libur jualan dipaksa Aland untuk ikut dengannya mendatangi restoran yang sebentar lagi akan dibuka. Rasya masih kemulan di kamarnya dan Aland membuka selimutnya.
"Dek, ikut aku yuk, ke restoran!" ajak Aland.
"Ahh..nanti ya kak aku mau kemulan sebentar mumpung libur ini," elak Rasya.
Tapi suara Wisnu membuatnya terperanjat,
"Rasya!!!, Ayo temani Aland sebentar nanti malam kan bisa dilanjut tidurnya!!" pekik Wisnu.
Rasya pun segera terbangun dan terbata menyahuti panggilan Wisnu,
"I..iyaa pa aku siap-siap dulu." sahut Rasya.
Dan Aland pun menertawakan Rasya hingga Rasya memukul wajahnya dengan bantal. Dan Ia membalasnya dengan melempar bantal kearah Rasya, sambil tertawa hingga Rasya keluar dari kamarnya.
Saat diperjalanan Rasya dibonceng oleh Aland menuju ke restoran yang dimaksud. Sambil itu, mereka mengobrol dan Aland mengutarakan sesuatu pada Rasya.
"Oh iya Sya, Kamu kan pintar masak ya?" tanya Aland.
"Nggak juga sih kak, Aku ngerti juga karena sering bantu mama di dapur. Emang kenapa kak?" tanya Rasya.
"Anu Sya, Aku kan nggak bisa masak tapi kamu bisa masak." ujar Aland.
Rasya masih belum mengerti maksud Aland, Rasya masih menunggu Aland meneruskan ucapannya.
"Kamu, mau nggak, jadi koki di restoran aku?" ajak Aland dan Rasya sempat memotong ucapannya.
"Tapi aku udah punya usaha sendiri kak," elak Rasya.
"Iya, aku tau tapi untuk cari koki profesional yang bisa dipercaya ga gampang Rasya. Aku punya restoran dan kamu bisa masak bukannya itu sebuah partner, kita bisa kerja sama Sya. Emm.. maaf sebelumnya tapi kalau kamu nggak mau yah nggak apa-apa sih." Tukas Aland.
"Emm..oiya, masih jauh nggak restorannya kak?" Tanya Aland berusaha mengalihkan pertanyaan yang butuh Rasya pikirkan dulu jawabannya.
"Oh dikit lagi Sya." Dan mereka on the way meneruskan perjalanan menuju restoran.
Restoran milik Aland lumayan dari rumah mereka, untuk kesana butuh waktu sekitar setengah jam. Untuk lokasi Rasya lihat ramai dan memang jadi pusat jajanan disana. Sedangkan warung milik Rasya dekat dari rumah dan pelanggannya juga sudah lumayan.
Tapi entah Rasya yang terlalu bodoh atau terlalu baik harus memulai semuanya dari awal. Rasya yakin jika Rasya menolaknya Rasya pasti bukan cuma mengecewakan Aland. Tapi juga menyulut amarah Wisnu, Rasya sangat takut padanya karena Rasya pernah membuatnya kena serangan jantung, Dan Rasya tak mau melukai perasaannya lagi. Itu kenapa Rasya lebih rela hatinya terluka daripada harus melihat Wisnu kenapa kenapa karena dirinya.
Bagi Rasya, mengalah adalah caranya untuk membahagiakan mereka, yang terpenting buatnya agar Wisnu selalu sehat, karena orangtua dan kakaknya segalanya bagi Rasya. Keluarganya adalah nomor satu baginya. Meskipun apa yang Rasya lakukan tak pernah berarti di mata Wisnu.
Aland mengajak Rasya melihat restoran yang lumayan ada lesehan juga dan ada tempat untuk berfoto. Lokasinya cukup epic Instagram able tempatnya cocok untuk kumpul keluarga dan swafoto.
Rasya tak menyangka Aland sedetail ini memilih konsep untuk restorannya.
Kemudian Rasya terduduk sambil mengamati setiap sudut restoran. Namun tiba-tiba terdengar keributan diluar restoran, terlihat seorang wanita memukuli seorang pria dengan tasnya, itu membuat situasi di depan restoran jadi ramai. Rasya pun keluar untuk melerai kegaduhan itu.
"Mba..mba..maaf ini kenapa dipukulin orangnya?" tanya Rasya.
"Dia nih maling, dia udah ngambil tas saya." jawab wanita itu.
Lantas suasana sudah mulai ramai dan wanita itu menelfon polisi.
"halo polisi!!"
Tak menunggu lama polisi pun datang membawa maling tersebut. Rasya salut dengan keberanian wanita ini, dan keramaian itu pun berakhir. Rasya memberikan sebotol air untuknya yang terlihat kelelahan habis mengejar tasnya.
"Minum?(sambil Rasya menyodorkan sebotol air padanya)" tawar Rasya.
"Maaf saya nggak haus." elak Ellea.
"Ini masih disegel koq, jadi nggak akan ada racunnya." ujar Rasya.
Wanita itu masih melirik botolnya, Rasya tau dia haus dan akhirnya dia menerimanya. Rasya menemaninya duduk didepan restoran.
"Hebat," ucap Rasya padanya.
wanita itu melirik Rasya, "Hmm"
"Iya, Kamu hebat mba berani mengambil tas itu. Padahal kan kita nggak tau apa dia bawa sajam atau sesuatu yang bisa bikin kamu luka." Ujar Rasya.
"Oh.. oiya makasih ya minumnya, yaudah kamu masuk dulu nanti bos kamu marah!" ucap Ellea.
"Bos aku??" Rasya mulai bingung.
"iya, kamu kerja disini kan?" tanya wanita itu sambil melirik kedalam restoran.
"Ehh iya, Oh iya nama aku Rasya (aku menyodorkan tanganku untuk memulai pertemanan)! " Sambil Rasya melemparkan senyum manis kepadanya.
Dan wanita itu membalas jabat tangannya "Ellea,"sambil memberikan senyum manisnya.
Lantas Ellea melihat jam ditangannya, Ia nampak terburu-buru karena harus melakukan sesuatu.
"Maaf saya buru-buru terima kasih ya, nanti kalo ada waktu saya mampir ke tempat kerja kamu," ucap Ellea.
"Iya hati-hati Ellea!" Dan Rasya menyebut nama indahnya.
Tiba-tiba Rasya terkejut karena Aland datang menepuk pundaknya.
"Rasya!" panggil Aland.
"Iya Ellea. Ehh..kakak ada apa?" Rasya hanya tersenyum.
"Nah, tadi udah kenalan ya sama korban jambretnya hehe..." ledek Aland.
"Ah enggak cuma nenangin aja, terus kan nggak enak kalo ngobrol nggak tau nama, yaudah ayo masuk kak!" ajak Rasya pada Aland, tapi Aland masih menggodanya.
"Pake malu-malu lagi hahaa" cibir Aland.
Dan Rasya merangkul Aland masuk kedalam restoran.
Setelah puas melihat restoran milik Aland, Mereka pun kembali pulang kerumah. Rasya membuka laptopnya sembari mencari menu yang sedang digandrungi saat ini. Dan Rasya sudah punya 10 menu andalan khusus untuk restoran Aland. Rasya memberitahukan hal ini pada Aland dan ia menyetujuinya.
"Gimana kak?" tanya Rasya.
"Oke, besok kita eksekusi. Sekarang Chef Rasya silakan istirahat dulu, karena besok adalah jam sibuk kita!" Ucap Aland begitu bersemangat.
Tapi tidak dengan hatinya, Rasya keluar sejenak memandangi gerobaknya yang akan menganggur karena tak akan digunakannya lagi.
Melihat Rasya melamun diluar lantas Sari datang menemaninya,
"Kamu jadi bantu kakak kamu di restoran?" tanya Sari.
"(Aku mengangguk) jadi Ma, Aku udah nggak sabar."
Rasya menipu perasaanku sendiri, tapi Sari tahu Rasya sedang bersedih.
"Terus gerobak ini gimana?" tanya Sari.
"Sebaiknya dijual aja Ma, Nanti aku berubah pikiran kalau masih ada gerobak ini disini." Rasya kembali masuk kerumah dan Sari memandangi gerobak milik Rasya.
Seperti yang Aland katakan, Esok adalah jam sibuk mereka, karena besok mereka akan opening restoran impian Aland. Tak ada lagi hari dimana Rasya mendorong gerobak dagangannya. Namun, Rasya harus tetap bersemangat karena Rasya dipercaya sebagai chef di restoran itu. Reputasi rasa makanan ada di tangannya. Kalau Rasya gagal, Ia pasti akan membuat Aland kecewa.
Dan diluar dugaannya karena masih baru hanya 1 atau 2 orang saja yang datang dan penasaran.
"Silakan ini menunya!" ucap Aland.
Mereka memesan menu yang sama nasi bakar dan ayam rica-rica. Rasya dibantu 2 karyawan Aland menyiapkan menu yang dipesan.
"Gimana teman-teman taste rasa dulu!" pinta Rasya pada Ardi yang tak lain adalah temanku sendiri.
"Wah mantep ini mah, masakan kamu enak banget Rasya!" ucap Ardi.
"Alhamdulillah,yaudah sekarang di plating aja biar bisa disantap costumer." ujar Rasya.
Ardi dan Imam menyiapkan segalanya kemudian menghidangkan pada penglaris pertama mereka. Dari raut wajah mereka sepertinya mereka sangat menyukainya.
Dan benar saja para penglaris restoran Aland meminta mereka untuk membungkus menu yang sama sebanyak 5 porsi.
Begitu pula dengan Aland Ia begitu senang dengan apa yang sudah Rasya dan kedua temannya hasilkan.
Ia memberikan jempolnya pada Rasya sambil dengan ramahnya melayani costumer yang mulai berdatangan.
Dan yang paling tak terduga ada yang datang hari ini.
Ya dia adalah Ellea, dia menepati janjinya untuk datang ke restoran Aland. Ia nampak datang bersama dua teman laki-laki nya.
"Silakan, ada yang bisa kami bantu!" sapa Aland.
Rasya melihatnya dari dapur, lalu Aland menghampiri ke dapur dan mengatakan sesuatu kepada Rasya sambil membawa menu yang dipesan.
"Rasya katanya pelanggan kita yang ini mau kamu yang antar menu pesanannya!" pinta Aland.
"Oh iya kak, nanti biar aku antar dia temanku kak yang kemarin," Jawab Rasya
"ohh itu yaa??" Aland menerka.
Sambil tersenyum Rasya membuatkan pesanan yang Ellea dan kedua temannya pesan. Dan sesuai permintaan Rasya sendiri yang menghidangkan menunya di mejanya. Sambil memasang senyum Rasya pun menyambut mereka.
"Silakan dinikmati mba..mas.." ujar Rasya kepada Ellea dan kedua temannya.
"Nah ini dia, Maaf ya aku tadi minta bos kamu untuk bawain makanannya langsung kesini. Temen aku mau tau kamu yang mana," ujar Ellea.
"Maaf emang kamu ceritain saya ke teman kamu ?" tanya Rasya.
"Iya, karena kan kamu udah nolong aku kemarin," ucap
Ellea.
"Nolongin kasih minum yaa hehehe..padahal Ellea nih bisa karate loh" jelas Irvan.
"Wah ternyata kamu bisa karate yaa hhee.." ucap Rasya tertawa.
"Bukan cuma bisa mas, tapi dia itu udah sensei ..." tambah Ari.
"Apa sih, yaudah makasih yaa Rasya," ucap Ellea sambil tersenyum.Yang tak Rasya sangka ternyata pekerjaan Ellea adalah guru karate.
"Oh iya yaa hehehe..silakan dinikmati saya permisi dulu mba Ellea..mas," ucap Rasya.
"Mari!" sahut Ari teman Ellea satu lagi.
Sambil memasak Rasya tersenyum saja tak menyangka Ellea bukan cuma menepati janjinya tapi memperkenalkan dirinya pada teman-temannya.
Pikirnya padahal Rasya hanya memberinya minum dan mengajaknya berkenalan bukan membantunya mengambil tas dari penjambret itu. Namun, tanpa Rasya melakukan apapun Ellea pasti bisa menjaga dirinya bagaimana tidak dia saja seorang karate dan sudah jadi gurunya.
Kemudian saat Ellea dan kedua temannya selesai, Rasya beranjak lagi menemuinya diluar restoran, untuk meminta nomor telfonnya.
"Ellea!" panggil Rasya.
"Iya Rasya ada apa?" tanya Ellea.
"Emm makasih kamu udah mau datang ke restoran ya,
oh iya maaf sebelumnya boleh aku minta wa kamu?"
Mengetahui maksud Rasya, Ari dan Irvan saling tersenyum memandang.
"Oh boleh," Ellea menulis nomornya di ponsel Rasya.
"Makasih ya udah mau jadi teman aku, nanti aku wa yaa!" ucap Rasya dengan percaya diri.
"Oh, oke. Kita permisi dulu yaa!" ucap Ellea.
"Iya, lain kali datang lagi yaa!" pinta Rasya pada Ellea dan kedua temannya.
"Pasti bro!" jawab Irvan disusul anggukan senyum dari Ari dan Ellea.
Kemudian mereka pergi meninggalkan restoran dan Rasya melanjutkan pekerjaannya kembali. Dari kejauhan Aland nampak tersenyum melihatnya.
Terkadang lucu juga sih kalau mencocokkan antara Rasya dan Ellea. Rasya yang agak pemalu dan bisanya cuma masak sedangkan Ellea yang cantik dan pintar bela diri, Tapi sudahlah bisa berteman dengannya pun Rasya sudah senang. Setidaknya Ia adalah orang yang ramah.
Malam ini sambil rebahan di kamarnya, Rasya mengirimkan pesan pada Ellea. Hanya sekedar memberitahu kalau ini adalah nomornya. Dan ternyata Ellea membalas pesan darinya, Ia juga menanyakan apa yang sedang Rasya lakukan saat ini.
Dan Rasya menjawabnya, sampai akhirnya Rasya tau kalau tempatnya mengajar karate tidak terlalu jauh dari restoran
********
Pagi ini sebelum ke restoran Rasya sarapan bersama dengan keluarganya. Sambil makan Wisnu menanyakan tentang perkembangan Rasya di restoran.
"Gimana Rasya jadi koki di restoran Aland?" tanya Wisnu.
"Menyenangkan Pa, Lagian kan aku bisa bantu kakakku sendiri." jelas Rasya.
"Bekerjalah sebaik mungkin jangan buat malu kakak kamu!" tegas Wisnu.
Aland melirik Rasya sambil tersenyum lalu menyahuti obrolannya dan Wisnu.
"Papa tenang aja, Rasya nih masternya loh, MasterChef." ucap Aland.
"Iya Aland, Papa yakin kamu bisa membimbing adik kamu, Kalo dia macem-macem laporin ke papa!" ujar Wisnu.
"Macem-macem gimana, Pa?" tanya Rasya.
Lantas Aland langsung menjawab pertanyaan Rasya dengan anggukannya. Lalu Sari langsung memegang tangan Rasya.
"Semangat ya nak, Kami semua dukung Rasya koq!" ucap Sari.
"Siap bos!" ucap Rasya pada malaikat tak bersayapnya itu.
Dan kami tersenyum bersama, huh senangnya melihat kebersamaan ini. Bagi Rasya sekarang yang terpenting adalah melihat Wisnu bahagia, Rasya rela melakukan apapun.
Setelah sarapan seperti biasa Rasya dan Aland berangkat bersama ke restoran. Dan di restoran Rasya menyiapkan segalanya sambil ikut bersih-bersih sebelum restoran dibuka.
Tak lama kemudian ponselnya berbunyi yang ternyata pesan dari Ellea. Ia mengucapkan selamat bekerja padanya. Rasya tersenyum seraya membalas pesannya dengan ucapan terima kasih padanya.
Sedangkan Ellea sudah tiba di loker ditempat kerjanya mengganti pakaian yakni melatih karate. Dan datanglah sensei yang lain yang juga temannya namun kini wanita. Dan Ayu, nama wanita itu menanyakan sesuatu pada Ellea.
"Udah dapat mangsa baru Ell?" tanya Ayu sinis.
Ellea hanya memandangnya dan tersenyum.
"Maksudnya mangsa baru apa ya?" tanya Ellea sembari mengganti seragam karatenya.
"Aku denger dari Irvan sama Ari, Aku kasian aja sama tuh orang. Keinget yang udah-udah."ujar Ayu.
Ellea tersenyum, "Makasih udah peduli tapi maaf aku nggak minta pendapat kamu,"
Dan Ellea meninggalkan Ayu, sebenarnya dulu Ayu dan Ellea adalah sahabat, namun mereka sempat bersaing karena pria dan Ayu sangat tau bagaimana perangai Ellea pada para pacarnya terdahulu.
Sedangkan Rasya yang lugu karena baru pertama kali merasakan perasaan yang tak biasa ini. Tentu tak pernah memikirkan sejauh itu, yang Rasya tau saat ini ia sedang kasmaran dengan Ellea.
"Kamu semangat banget akhir-akhir ini, Rasya?" tanya Ardi.
"Ehh..masa sih di biasa aja kok hehe.." jawab Rasya agak malu.
"Ohh, Aku tau nih kamu lagi mikirin costumer kita yang itu yaa hhe..." Ardi menambahkan lagi.
"Sotoy kamu nih, Aku lagi mikirin menu baru di restoran biar pelanggan punya varian menu lain buat dipesan," Elak Rasya.
"Oh kirain hhe.. Oke, kita dapat satu orderan lagi, Chef"
ujar Imam.
"Siap bos!" sahut Rasya bersemangat dan kami tertawa bersama setelah itu.
Sore ini saat mereka akan tutup restoran Rasya tak pulang bersama Aland. Rasya akan ke toko buku sejenak untuk membeli buku resep masakan. Dan Ellea yang melihatnya sengaja ikut masuk ke toko buku dan membuat seolah mereka tak sengaja bertemu.
Disana mereka mengambil buku yang sama tanpa sengaja. Lalu Rasya memandang wanita itu yang ternyata Ellea.
"Ellea," kejut Rasya
"Rasya." sahut Ellea.
Kemudian mereka melanjutkan mengobrol di taman sambil menikmati milkshake. Awalnya mereka sama-sama terdiam dan akhirnya membuka obrolan. Rasya menanyakan soal buku yang Ellea beli,
"Kamu tadi cari buku tentang apa El?" tanya Rasya sembari menyeruput milkshake ditangannya.
"Ini, buku novel.(Ellea tersenyum)" jawab Ellea.
"Oh, Aku senang bisa ketemu kamu secara kebetulan hehe.." ucap Rasya sambil tersipu malu.
"aku juga," Ellea memandangnya, Lalu menanyakan hal lain padanya.
*********
Next di part 2 yaa, happy reading semua 😍😍...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
JA Chrysant
uuhh nasi pecel tepi jalan, nostalgia banget pas dulu masih kantoran wkwk
2022-03-20
0
Indah Nihayati
baguss
2022-02-24
0
Your name
Lanjut baca..
2021-12-17
0