Pagi ini Rasya baru saja merampungkan menu barunya . Ya, Rasya adalah seorang pkl yg menjajakan dagangannya di pinggir jalan. Hanya nasi pecel ayam namun lumayan untuk satu bulan ini, Rasya mendapatkan dukungan penuh dari Sari, Mamanya, namun tidak dengan Wisnu, Papanya, huft dia tidak pernah mendukungnya sedikitpun.
Berbeda dengan Aland, kakaknya. Saat ini ia sudah jadi anak yang paling dibanggakan oleh Wisnu, bagaimana tidak Aland adalah lulusan S1 terbaik dengan predikat cumlaude. Sedangkan Rasya hanya lulusan S3 alias sma.
Kali ini sambil sarapan Rasya sembari mengucapkan selamat atas keberhasilan kakaknya.
"Selamat ya kak, kakak hebat lulus dengan prestasi yang baik. " ucap Rasya sambil memberi senyum sumringahnya.
"Iyalah emang kamu, cuma lulusan sma, contoh dong kakak kamu dia bayar kuliah sendiri jadi lulusan terbaik lagi, karirnya gemilang nggak mandek jadi tukang pecel kayak kamu," ujar Wisnu
"Pa kok malah ngomong gitu ke Rasya, Rasya hebat loh dia bisa punya usaha disaat orang lain susah payah cari kerja sama orang," ucap Aland
Apa yang Rasya lakukan, tentu diam. Rasya tidak berani menjawab perbedaan ini, Rasya pernah melakukan itu lalu Wisnu marah sejadinya. Lantas, Sari memegang tangannya dan tersenyum padanya, berusaha menguatkan hatinya yang hampir patah.
Lantas Rasya pergi ke dapur meracik menu sambal yang baru. Sari selalu membantu dia komentator terbaik yang selalu mendukungnya.
"Kamu lagi apa Rasya?" tanya Sari sembari mencuci beberapa piring yang kotor.
"Aku lagi bikin resep sambal penyet yang baru nih ma kemarin ada costumer yang request minta dilevelin sambalnya." ujar Rasya.
"Wah, bagus tuh, Mama bantuin ya nanti mama nilai deh sepedas apa sambel buatan, kamu" ucap Sari sumringah.
"Sip ma," Rasya senang karena Sari selalu ada disampingnya disaat Wisnu tak pernah mau tau tentang apa yang sudah diraihnya
Saat eksekusi selesai Rasya meminta Aland dan Wisnu juga menilainya. Ternyata Sari sudah memberikan jempolnya padanya. Lucunya adalah Wisnu yang tidak suka pedas menilai semua sambalnya adalah pedas dan membuat sakit perut.
"Apa ini Rasya, pedas semua, nanti yang ada pembeli kamu diare lagi," ketus Wisnu.
Namun Aland benar benar memberikan penilaian cukup bijak,
"Bagus nih Sya, inovasi kamu. Kalo aku milih aku suka banget sama pecel ayam level 5 kamu soalnya ini bener-bener hot pecel hahaha.." ucap Aland senang.
"Alhamdulillah, tapi kata papa sambel aku bikin diare," keluh Rasya.
"Papa kan nggak suka pedas wajar kalo sambel kamu bikin papa diare, iya kan pa hehe.." canda Aland.
"Kamu nih Land malah ngeledek papa, emang bener kok kalau kita makan sambal yang pedesnya berlevel pasti bikin diare. Lagian rasa sambelnya juga biasa aja, udah papa mau ke toilet dulu!" ujar Wisnu.
Lantas Sari berbisik, "Ada yang nggak bisa makan sambel Rasya, baru nyobain langsung mulas perutnya haha"
Tawa Sari disusul Aland ,dan Rasya hanya tersenyum melas.
Dan Rasya pun mulai menjajakan dagangannya hari ini. Rasya masih sendiri saja menggoreng dan membungkus pesanan karena meskipun lumayan ramai, tapi Rasya merasa masih mampu melayani pelanggannya sendiri saja.
Terutama satu pelanggan yang hampir tiap hari datang ke warungnya, wanita cantik itu berhijab dan selalu membeli pecel ayamnya sebanyak 2 porsi.
"Mas biasa ya 2, sambelnya dipisah!" pinta Naura, wanita berhijab itu.
"Siap mba, sambelnya mau level berapa?" Rasya memberikan menu yang tadi sudah diperbaharui olehnya.
"Wah ada levelnya juga ya sekarang?" tanya Wanita berhijab itu sembari melihat daftar menu yang sudah diberikannya tadi.
"Level 5 ah kayaknya pedes nih, emm sama nasinya uduk yah kayak biasa." jawab Naura.
"Oke mba, silakan duduk dulu!" ucap Rasya.
Wanita cantik itu mengangguk lalu duduk di kursi panjang didepan etalase dagangannya.
Waktu terasa begitu cepat tak terasa hari mulai gelap. Hari ini Rasya menyudahi pekerjaannya dan menutup warungnya. Rasya mendorong gerobak dagangannya menuju ke rumah, dan Sari sudah menunggunya di depan rumah. Rasya mencium tangannya dan di meja makan sudah terhidang makan malam untuknya,
"Mandilah dulu sholat terus makan malam ya!" ujar Sari.
"Iya Ma, Kakak sama Papa mana ma?" tanya Rasya.
"Katanya sih ke dealer dari tadi mau cari motor gitu buat kakak kamu," jawab Sari.
"Oh (Rasya mengangguk)" Melanjutkan membersihkan dirinya untuk makan malam.
Rasya menyusul Sari menyiapkan makan malam. Tak lama kemudian Wisnu dan Aland tiba. Mereka juga sudah duduk di meja makan,
"Gimana, rame sya hari ini ?" tanya Aland.
"Lumayan kak, bisa untuk nabung sebagian. Kakak sama papa darimana?" tanya Rasya.
"Hmm..nabung lah supaya bisa beli motor juga kayak Aland." seru Wisnu tiba-tiba.
Sari yang ikut duduk di meja makan ikut serta menanyakan soal motor yang Aland beli.
"Kamu jadi beli cash Land, katanya modalnya untuk buka restoran?" tanya Sari.
"Kakak mau buka restoran?" tanya Rasya.
"Iya Sya, tapi kakak butuh motor juga buat kemana-mana. Jadi mumpung ada uangnya beli cash deh," jelas Aland.
Rasya tersenyum saja, Rasya merasa betapa hebatnya kakaknya ini. Ia sangat mandiri sejak kecil, itu kenapa Wisnu begitu bangga padanya.
Dan saat ini motor kakaknya sudah datang, motornya clasic tapi harganya lumayan. Rasya yang ingin bersantai hari ini karena libur jualan dipaksa Aland untuk ikut dengannya mendatangi restoran yang sebentar lagi akan dibuka. Rasya masih kemulan di kamarnya dan Aland membuka selimutnya.
"Dek, ikut aku yuk, ke restoran!" ajak Aland.
"Ahh..nanti ya kak aku mau kemulan sebentar mumpung libur ini," elak Rasya.
Tapi suara Wisnu membuatnya terperanjat,
"Rasya!!!, Ayo temani Aland sebentar nanti malam kan bisa dilanjut tidurnya!!" pekik Wisnu.
Rasya pun segera terbangun dan terbata menyahuti panggilan Wisnu,
"I..iyaa pa aku siap-siap dulu." sahut Rasya.
Dan Aland pun menertawakan Rasya hingga Rasya memukul wajahnya dengan bantal. Dan Ia membalasnya dengan melempar bantal kearah Rasya, sambil tertawa hingga Rasya keluar dari kamarnya.
Saat diperjalanan Rasya dibonceng oleh Aland menuju ke restoran yang dimaksud. Sambil itu, mereka mengobrol dan Aland mengutarakan sesuatu pada Rasya.
"Oh iya Sya, Kamu kan pintar masak ya?" tanya Aland.
"Nggak juga sih kak, Aku ngerti juga karena sering bantu mama di dapur. Emang kenapa kak?" tanya Rasya.
"Anu Sya, Aku kan nggak bisa masak tapi kamu bisa masak." ujar Aland.
Rasya masih belum mengerti maksud Aland, Rasya masih menunggu Aland meneruskan ucapannya.
"Kamu, mau nggak, jadi koki di restoran aku?" ajak Aland dan Rasya sempat memotong ucapannya.
"Tapi aku udah punya usaha sendiri kak," elak Rasya.
"Iya, aku tau tapi untuk cari koki profesional yang bisa dipercaya ga gampang Rasya. Aku punya restoran dan kamu bisa masak bukannya itu sebuah partner, kita bisa kerja sama Sya. Emm.. maaf sebelumnya tapi kalau kamu nggak mau yah nggak apa-apa sih." Tukas Aland.
"Emm..oiya, masih jauh nggak restorannya kak?" Tanya Aland berusaha mengalihkan pertanyaan yang butuh Rasya pikirkan dulu jawabannya.
"Oh dikit lagi Sya." Dan mereka on the way meneruskan perjalanan menuju restoran.
Restoran milik Aland lumayan dari rumah mereka, untuk kesana butuh waktu sekitar setengah jam. Untuk lokasi Rasya lihat ramai dan memang jadi pusat jajanan disana. Sedangkan warung milik Rasya dekat dari rumah dan pelanggannya juga sudah lumayan.
Tapi entah Rasya yang terlalu bodoh atau terlalu baik harus memulai semuanya dari awal. Rasya yakin jika Rasya menolaknya Rasya pasti bukan cuma mengecewakan Aland. Tapi juga menyulut amarah Wisnu, Rasya sangat takut padanya karena Rasya pernah membuatnya kena serangan jantung, Dan Rasya tak mau melukai perasaannya lagi. Itu kenapa Rasya lebih rela hatinya terluka daripada harus melihat Wisnu kenapa kenapa karena dirinya.
Bagi Rasya, mengalah adalah caranya untuk membahagiakan mereka, yang terpenting buatnya agar Wisnu selalu sehat, karena orangtua dan kakaknya segalanya bagi Rasya. Keluarganya adalah nomor satu baginya. Meskipun apa yang Rasya lakukan tak pernah berarti di mata Wisnu.
Aland mengajak Rasya melihat restoran yang lumayan ada lesehan juga dan ada tempat untuk berfoto. Lokasinya cukup epic Instagram able tempatnya cocok untuk kumpul keluarga dan swafoto.
Rasya tak menyangka Aland sedetail ini memilih konsep untuk restorannya.
Kemudian Rasya terduduk sambil mengamati setiap sudut restoran. Namun tiba-tiba terdengar keributan diluar restoran, terlihat seorang wanita memukuli seorang pria dengan tasnya, itu membuat situasi di depan restoran jadi ramai. Rasya pun keluar untuk melerai kegaduhan itu.
"Mba..mba..maaf ini kenapa dipukulin orangnya?" tanya Rasya.
"Dia nih maling, dia udah ngambil tas saya." jawab wanita itu.
Lantas suasana sudah mulai ramai dan wanita itu menelfon polisi.
"halo polisi!!"
Tak menunggu lama polisi pun datang membawa maling tersebut. Rasya salut dengan keberanian wanita ini, dan keramaian itu pun berakhir. Rasya memberikan sebotol air untuknya yang terlihat kelelahan habis mengejar tasnya.
"Minum?(sambil Rasya menyodorkan sebotol air padanya)" tawar Rasya.
"Maaf saya nggak haus." elak Ellea.
"Ini masih disegel koq, jadi nggak akan ada racunnya." ujar Rasya.
Wanita itu masih melirik botolnya, Rasya tau dia haus dan akhirnya dia menerimanya. Rasya menemaninya duduk didepan restoran.
"Hebat," ucap Rasya padanya.
wanita itu melirik Rasya, "Hmm"
"Iya, Kamu hebat mba berani mengambil tas itu. Padahal kan kita nggak tau apa dia bawa sajam atau sesuatu yang bisa bikin kamu luka." Ujar Rasya.
"Oh.. oiya makasih ya minumnya, yaudah kamu masuk dulu nanti bos kamu marah!" ucap Ellea.
"Bos aku??" Rasya mulai bingung.
"iya, kamu kerja disini kan?" tanya wanita itu sambil melirik kedalam restoran.
"Ehh iya, Oh iya nama aku Rasya (aku menyodorkan tanganku untuk memulai pertemanan)! " Sambil Rasya melemparkan senyum manis kepadanya.
Dan wanita itu membalas jabat tangannya "Ellea,"sambil memberikan senyum manisnya.
Lantas Ellea melihat jam ditangannya, Ia nampak terburu-buru karena harus melakukan sesuatu.
"Maaf saya buru-buru terima kasih ya, nanti kalo ada waktu saya mampir ke tempat kerja kamu," ucap Ellea.
"Iya hati-hati Ellea!" Dan Rasya menyebut nama indahnya.
Tiba-tiba Rasya terkejut karena Aland datang menepuk pundaknya.
"Rasya!" panggil Aland.
"Iya Ellea. Ehh..kakak ada apa?" Rasya hanya tersenyum.
"Nah, tadi udah kenalan ya sama korban jambretnya hehe..." ledek Aland.
"Ah enggak cuma nenangin aja, terus kan nggak enak kalo ngobrol nggak tau nama, yaudah ayo masuk kak!" ajak Rasya pada Aland, tapi Aland masih menggodanya.
"Pake malu-malu lagi hahaa" cibir Aland.
Dan Rasya merangkul Aland masuk kedalam restoran.
Setelah puas melihat restoran milik Aland, Mereka pun kembali pulang kerumah. Rasya membuka laptopnya sembari mencari menu yang sedang digandrungi saat ini. Dan Rasya sudah punya 10 menu andalan khusus untuk restoran Aland. Rasya memberitahukan hal ini pada Aland dan ia menyetujuinya.
"Gimana kak?" tanya Rasya.
"Oke, besok kita eksekusi. Sekarang Chef Rasya silakan istirahat dulu, karena besok adalah jam sibuk kita!" Ucap Aland begitu bersemangat.
Tapi tidak dengan hatinya, Rasya keluar sejenak memandangi gerobaknya yang akan menganggur karena tak akan digunakannya lagi.
Melihat Rasya melamun diluar lantas Sari datang menemaninya,
"Kamu jadi bantu kakak kamu di restoran?" tanya Sari.
"(Aku mengangguk) jadi Ma, Aku udah nggak sabar."
Rasya menipu perasaanku sendiri, tapi Sari tahu Rasya sedang bersedih.
"Terus gerobak ini gimana?" tanya Sari.
"Sebaiknya dijual aja Ma, Nanti aku berubah pikiran kalau masih ada gerobak ini disini." Rasya kembali masuk kerumah dan Sari memandangi gerobak milik Rasya.
Seperti yang Aland katakan, Esok adalah jam sibuk mereka, karena besok mereka akan opening restoran impian Aland. Tak ada lagi hari dimana Rasya mendorong gerobak dagangannya. Namun, Rasya harus tetap bersemangat karena Rasya dipercaya sebagai chef di restoran itu. Reputasi rasa makanan ada di tangannya. Kalau Rasya gagal, Ia pasti akan membuat Aland kecewa.
Dan diluar dugaannya karena masih baru hanya 1 atau 2 orang saja yang datang dan penasaran.
"Silakan ini menunya!" ucap Aland.
Mereka memesan menu yang sama nasi bakar dan ayam rica-rica. Rasya dibantu 2 karyawan Aland menyiapkan menu yang dipesan.
"Gimana teman-teman taste rasa dulu!" pinta Rasya pada Ardi yang tak lain adalah temanku sendiri.
"Wah mantep ini mah, masakan kamu enak banget Rasya!" ucap Ardi.
"Alhamdulillah,yaudah sekarang di plating aja biar bisa disantap costumer." ujar Rasya.
Ardi dan Imam menyiapkan segalanya kemudian menghidangkan pada penglaris pertama mereka. Dari raut wajah mereka sepertinya mereka sangat menyukainya.
Dan benar saja para penglaris restoran Aland meminta mereka untuk membungkus menu yang sama sebanyak 5 porsi.
Begitu pula dengan Aland Ia begitu senang dengan apa yang sudah Rasya dan kedua temannya hasilkan.
Ia memberikan jempolnya pada Rasya sambil dengan ramahnya melayani costumer yang mulai berdatangan.
Dan yang paling tak terduga ada yang datang hari ini.
Ya dia adalah Ellea, dia menepati janjinya untuk datang ke restoran Aland. Ia nampak datang bersama dua teman laki-laki nya.
"Silakan, ada yang bisa kami bantu!" sapa Aland.
Rasya melihatnya dari dapur, lalu Aland menghampiri ke dapur dan mengatakan sesuatu kepada Rasya sambil membawa menu yang dipesan.
"Rasya katanya pelanggan kita yang ini mau kamu yang antar menu pesanannya!" pinta Aland.
"Oh iya kak, nanti biar aku antar dia temanku kak yang kemarin," Jawab Rasya
"ohh itu yaa??" Aland menerka.
Sambil tersenyum Rasya membuatkan pesanan yang Ellea dan kedua temannya pesan. Dan sesuai permintaan Rasya sendiri yang menghidangkan menunya di mejanya. Sambil memasang senyum Rasya pun menyambut mereka.
"Silakan dinikmati mba..mas.." ujar Rasya kepada Ellea dan kedua temannya.
"Nah ini dia, Maaf ya aku tadi minta bos kamu untuk bawain makanannya langsung kesini. Temen aku mau tau kamu yang mana," ujar Ellea.
"Maaf emang kamu ceritain saya ke teman kamu ?" tanya Rasya.
"Iya, karena kan kamu udah nolong aku kemarin," ucap
Ellea.
"Nolongin kasih minum yaa hehehe..padahal Ellea nih bisa karate loh" jelas Irvan.
"Wah ternyata kamu bisa karate yaa hhee.." ucap Rasya tertawa.
"Bukan cuma bisa mas, tapi dia itu udah sensei ..." tambah Ari.
"Apa sih, yaudah makasih yaa Rasya," ucap Ellea sambil tersenyum.Yang tak Rasya sangka ternyata pekerjaan Ellea adalah guru karate.
"Oh iya yaa hehehe..silakan dinikmati saya permisi dulu mba Ellea..mas," ucap Rasya.
"Mari!" sahut Ari teman Ellea satu lagi.
Sambil memasak Rasya tersenyum saja tak menyangka Ellea bukan cuma menepati janjinya tapi memperkenalkan dirinya pada teman-temannya.
Pikirnya padahal Rasya hanya memberinya minum dan mengajaknya berkenalan bukan membantunya mengambil tas dari penjambret itu. Namun, tanpa Rasya melakukan apapun Ellea pasti bisa menjaga dirinya bagaimana tidak dia saja seorang karate dan sudah jadi gurunya.
Kemudian saat Ellea dan kedua temannya selesai, Rasya beranjak lagi menemuinya diluar restoran, untuk meminta nomor telfonnya.
"Ellea!" panggil Rasya.
"Iya Rasya ada apa?" tanya Ellea.
"Emm makasih kamu udah mau datang ke restoran ya,
oh iya maaf sebelumnya boleh aku minta wa kamu?"
Mengetahui maksud Rasya, Ari dan Irvan saling tersenyum memandang.
"Oh boleh," Ellea menulis nomornya di ponsel Rasya.
"Makasih ya udah mau jadi teman aku, nanti aku wa yaa!" ucap Rasya dengan percaya diri.
"Oh, oke. Kita permisi dulu yaa!" ucap Ellea.
"Iya, lain kali datang lagi yaa!" pinta Rasya pada Ellea dan kedua temannya.
"Pasti bro!" jawab Irvan disusul anggukan senyum dari Ari dan Ellea.
Kemudian mereka pergi meninggalkan restoran dan Rasya melanjutkan pekerjaannya kembali. Dari kejauhan Aland nampak tersenyum melihatnya.
Terkadang lucu juga sih kalau mencocokkan antara Rasya dan Ellea. Rasya yang agak pemalu dan bisanya cuma masak sedangkan Ellea yang cantik dan pintar bela diri, Tapi sudahlah bisa berteman dengannya pun Rasya sudah senang. Setidaknya Ia adalah orang yang ramah.
Malam ini sambil rebahan di kamarnya, Rasya mengirimkan pesan pada Ellea. Hanya sekedar memberitahu kalau ini adalah nomornya. Dan ternyata Ellea membalas pesan darinya, Ia juga menanyakan apa yang sedang Rasya lakukan saat ini.
Dan Rasya menjawabnya, sampai akhirnya Rasya tau kalau tempatnya mengajar karate tidak terlalu jauh dari restoran
********
Pagi ini sebelum ke restoran Rasya sarapan bersama dengan keluarganya. Sambil makan Wisnu menanyakan tentang perkembangan Rasya di restoran.
"Gimana Rasya jadi koki di restoran Aland?" tanya Wisnu.
"Menyenangkan Pa, Lagian kan aku bisa bantu kakakku sendiri." jelas Rasya.
"Bekerjalah sebaik mungkin jangan buat malu kakak kamu!" tegas Wisnu.
Aland melirik Rasya sambil tersenyum lalu menyahuti obrolannya dan Wisnu.
"Papa tenang aja, Rasya nih masternya loh, MasterChef." ucap Aland.
"Iya Aland, Papa yakin kamu bisa membimbing adik kamu, Kalo dia macem-macem laporin ke papa!" ujar Wisnu.
"Macem-macem gimana, Pa?" tanya Rasya.
Lantas Aland langsung menjawab pertanyaan Rasya dengan anggukannya. Lalu Sari langsung memegang tangan Rasya.
"Semangat ya nak, Kami semua dukung Rasya koq!" ucap Sari.
"Siap bos!" ucap Rasya pada malaikat tak bersayapnya itu.
Dan kami tersenyum bersama, huh senangnya melihat kebersamaan ini. Bagi Rasya sekarang yang terpenting adalah melihat Wisnu bahagia, Rasya rela melakukan apapun.
Setelah sarapan seperti biasa Rasya dan Aland berangkat bersama ke restoran. Dan di restoran Rasya menyiapkan segalanya sambil ikut bersih-bersih sebelum restoran dibuka.
Tak lama kemudian ponselnya berbunyi yang ternyata pesan dari Ellea. Ia mengucapkan selamat bekerja padanya. Rasya tersenyum seraya membalas pesannya dengan ucapan terima kasih padanya.
Sedangkan Ellea sudah tiba di loker ditempat kerjanya mengganti pakaian yakni melatih karate. Dan datanglah sensei yang lain yang juga temannya namun kini wanita. Dan Ayu, nama wanita itu menanyakan sesuatu pada Ellea.
"Udah dapat mangsa baru Ell?" tanya Ayu sinis.
Ellea hanya memandangnya dan tersenyum.
"Maksudnya mangsa baru apa ya?" tanya Ellea sembari mengganti seragam karatenya.
"Aku denger dari Irvan sama Ari, Aku kasian aja sama tuh orang. Keinget yang udah-udah."ujar Ayu.
Ellea tersenyum, "Makasih udah peduli tapi maaf aku nggak minta pendapat kamu,"
Dan Ellea meninggalkan Ayu, sebenarnya dulu Ayu dan Ellea adalah sahabat, namun mereka sempat bersaing karena pria dan Ayu sangat tau bagaimana perangai Ellea pada para pacarnya terdahulu.
Sedangkan Rasya yang lugu karena baru pertama kali merasakan perasaan yang tak biasa ini. Tentu tak pernah memikirkan sejauh itu, yang Rasya tau saat ini ia sedang kasmaran dengan Ellea.
"Kamu semangat banget akhir-akhir ini, Rasya?" tanya Ardi.
"Ehh..masa sih di biasa aja kok hehe.." jawab Rasya agak malu.
"Ohh, Aku tau nih kamu lagi mikirin costumer kita yang itu yaa hhe..." Ardi menambahkan lagi.
"Sotoy kamu nih, Aku lagi mikirin menu baru di restoran biar pelanggan punya varian menu lain buat dipesan," Elak Rasya.
"Oh kirain hhe.. Oke, kita dapat satu orderan lagi, Chef"
ujar Imam.
"Siap bos!" sahut Rasya bersemangat dan kami tertawa bersama setelah itu.
Sore ini saat mereka akan tutup restoran Rasya tak pulang bersama Aland. Rasya akan ke toko buku sejenak untuk membeli buku resep masakan. Dan Ellea yang melihatnya sengaja ikut masuk ke toko buku dan membuat seolah mereka tak sengaja bertemu.
Disana mereka mengambil buku yang sama tanpa sengaja. Lalu Rasya memandang wanita itu yang ternyata Ellea.
"Ellea," kejut Rasya
"Rasya." sahut Ellea.
Kemudian mereka melanjutkan mengobrol di taman sambil menikmati milkshake. Awalnya mereka sama-sama terdiam dan akhirnya membuka obrolan. Rasya menanyakan soal buku yang Ellea beli,
"Kamu tadi cari buku tentang apa El?" tanya Rasya sembari menyeruput milkshake ditangannya.
"Ini, buku novel.(Ellea tersenyum)" jawab Ellea.
"Oh, Aku senang bisa ketemu kamu secara kebetulan hehe.." ucap Rasya sambil tersipu malu.
"aku juga," Ellea memandangnya, Lalu menanyakan hal lain padanya.
*********
Next di part 2 yaa, happy reading semua 😍😍...
Ternyata obrolan mereka tidak berlangsung lama karena Ellea lantas berpamitan untuk menyudahi obrolan mereka. Dan untuk ini, Rasya menawarkan diri untuk mengantarnya pulang sembari berjalan kaki, Karena rumahnya tak terlalu jauh dari taman tempat mereka mengobrol tadi.
Tak lama mereka berjalan kira-kira sekitar 15 menitan, mereka pun tiba di tempat tinggal Ellea yang sederhana dan asri.
"Makasih, Udah nemenin aku ngobrol dan nganter aku pulang ya!" ucap Ellea dengan manisnya.
"Iya, ternyata rumah kamu nggak jauh ya dari restoran," ujar Rasya.
"Iya, Kamu mau mampir Rasya?" tanya Ellea.
"Emm..makasih Ell, aku langsung pulang aja karena udah sore" jawab Rasya.
"Oh yaudah, hati-hati Rasya!" ucap Ellea.
"Iya, nanti aku wa yaa!" ucap Rasya.
"Oke." jawab Ellea.
Dan Rasya melangkahkan kakinya menuju pulang. Tanpa mengetahui siapa Ellea yang sebenarnya Rasya sudah terlanjur kasmaran dengannya. Sedangkan Ellea sangat senang karena setelah sekian lama akhirnya ia mendapat mangsa baru lagi seperti yang Ayu katakan.
Ellea merebahkan dirinya diranjang dengan hati yang bahagia,
"Hmm..senengnya, kayaknya aku dapet boneka lagi nih haha..ini pasti seru!" Ellea nampak tertawa dengan puasnya karena sudah membuat Rasya menyukainya dan mungkin sebentar lagi akan menjalin hubungan yang lebih serius dengannya.
*********
Pagi ini restoran Aland sedang off jadi mereka melakukan rutinitas dirumah saja. Aland tengah membereskan kamarnya dan Rasya membantu Sari memasak di dapur menyiapkan sarapan untuk keluarganya.
Sepertinya kali ini mereka memasak agak banyak jadi Rasya berfikiran untuk mengirimkan makanan pada Ellea, Karena seperti yang dikatakannya Ellea hanya tinggal sendirian saja dirumah itu. Karena orangtuanya tinggal dikampung halamannya Ellea tinggal di sebuah rumah sederhana namun asri karena banyak tanaman rindang.
Sedangkan Ellea tengah bersiap untuk mengajar karate, Ia masih berada dirumah saat ini. Tak lama kurir datang mengantar makanan yang ternyata dari Rasya. Ellea sempat terkesan dengan perhatian kecil yang Rasya lakukan, Ia sempat berpikir untuk berhenti mendendam karena masa lalu pahitnya dulu yang sering disakiti oleh mantan pacarnya.
Namun sebenarnya itu bukan pure kesalahan mantan kekasihnya terdahulu, itu karena Ellea adalah orang yang enteng tangan atau menganiaya kekasihnya jika melakukan kesalahan. Itu kenapa mereka meninggalkan Ellea yang sampai sekarang belum merubah sifatnya.
"Emm..So sweet juga ini cowok hhehe.." ucap Ellea.
Lalu Ellea mengucapkan terima kasih pada Rasya lewat pesan singkat. Rasya bahagia membacanya dan tak beberapa lama Ellea mengirimkan foto kalau makanan buatannya sudah ludes dimakan.
Sementara itu setelah sarapan ditempat istirahat karatenya Ellea dihampiri oleh Ayu lagi.
"Kayaknya sukses nih misi kamu, Ellea!" sindir Ayu sambil makan juga disebelahnya.
Ellea hanya tersenyum,
"Kalo iya kenapa Ayu sayang, Kamu mau baikan lagi sama aku hmm..soalnya akhir-akhir ini kamu jadi sok akrab sama aku?" tanya Ellea tampak menantang.
"Ge'er banget!" ucap Ayu lalu berlalu pergi dari hadapan Ellea. Ellea tersenyum tak peduli lalu merapikan sarapan yang telah habis.
Saat mengajar Ellea nampak begitu senang, Ia terlihat begitu bersemangat. Sepulangnya mengajar karate ada yang berbeda. Dan tentu saja itu kedatangan Rasya yang sudah berdiri di depan rumah Ellea. Mereka berpandangan lalu mereka mengobrol dirumah Ellea.
Rasya menunggu Ellea diruang tamu, Ia tengah membuatkannya teh hangat. Tak lama Ellea datang sambil menghidangkan dua cangkir teh hangat dan 2 roti sandwich untuk menemani obrolan mereka.
"Silakan Rasya!" ucap Ellea.
"Makasih ya," lantas Rasya menyeruput teh hangat buatan Ellea.
"Hmm..enak." puji Rasya atas teh buatan Ellea.
Lantas Ellea duduk, kami duduk di lesehan ditemani meja.
"Maaf ya cuma ada ini, maklumlah aku cuma tinggal sendiri disini hehe.." ucap Ellea.
"Nggak apa-apa koq, Lagian bukan karena itu kok aku datang kesini," jelas Rasya.
"Oh, emm..terus ada urusan apa kamu main kesini sya?" tanya Ellea.
"Maaf sebelumnya kalau aku terlalu berani dan cepat, Tapi aku sayang sama kamu Ellea," ucap Rasya.
Bahkan Ellea berekspresi biasa saja, Ia seperti sudah mengerti diawal maksud dan tujuannya berkunjung ke rumahnya. Rasya pasrah jika Ellea menolak perasaannya, Rasya tau kalau Ellea seorang karate sensei mungkin Ia punya level tertentu bagi siapa yang ingin menjalin cinta dengannya.
Ellea menghela nafas panjang, Ia seperti mengumpulkan keberanian untuk menjawab perasaan Rasya.
"Kamu serius sayang sama aku, Maaf, tapi kita baru kenal lho?" tanya Ellea berusaha meyakinkan apa yang Rasya ucapkan itu bukan main-main namun tulus dari hatiku.
"Iya kita emang baru kenal, Tapi aku sayang tulus sama kamu, Cuma kalau menurut kamu aku nggak cocok atau nggak sesuai kriteria kamu, kamu nggak apa-apa koq nggak balas perasaan aku." jelas Rasya penuh harap.
"Atau kamu mau pikirin dulu soal ini, Aku siap nunggu jawaban itu kapanpun Ellea," tambah Rasya lagi.
Ellea masih terdiam dan Rasya bingung harus mengatakan apa lagi karena seperti kehabisan kata untuk meyakinkannya betapa Rasya sangat menyukainya dan Rasya ingin Ellea berada di sisinya.
Tak lama kemudian tangan lembutnya menggenggam tangannya. Jantung Rasya berdegup kencang, ini pertama kalinya seorang wanita memegang tangannya dan ini pertama kalinya Rasya menyatakan perasaannya pada seorang wanita.
"Aku seneng kamu berani mengutarakan perasaan kamu, tapi aku takut kamu nggak kuat kalo bersama aku soalnya aku," Belum selesai Ellea mengucapkan perkataannya Rasya meletakkan jari telunjukku di mulut kecilnya.
"Iya atau nggak, Aku siap dengan jawaban kamu?" tanya Rasya.
Lalu Rasya melepaskan jari telunjuknya dari bibir mungilnya itu. Ellea menutup mata sejenak menghela nafas lalu membuka matanya kembali dengan senyuman. Kemudian mengangguk,
"Aku mau jadi pacar kamu." jawab Ellea.
Rasya cukup terkejut Ellea membalas perasaannya dan ia yang sudah sedari tadi panas dingin pun jadi pingsan. Namun Ellea merawatnya dan saat terbangun, Rasya sudah berada di sebuah kamar. Dan ternyata Ellea pun ada disamping Rasya Ia nampak mengkhawatirkannya.
"Ellea!" panggil Rasya.
"Syukur deh, Kamu udah sadar." ucap Ellea.
"Maaf kok aku bisa pingsan ya hhee..Aku jadi nggak enak sama kamu," ucap Rasya.
"Nggak apa-apa koq, Apa kamu lagi sakit, Sya?" tanya Ellea nampak mengkhawatirkannya.
"Nggak, emm..cuma ini pertama kalinya aku ngomong perasaan aku ke cewek Ell," ungkap Rasya.
Dan Ellea nampak terkejut, "Eh,kamu serius sya?".
Dan Rasya pun mengangguk. Setelah itu Rasya tersenyum, Rasya merasa sudah sehat kembali karena ia ingat kalau tadi Ellea menerima cintanya, Rasya sangat senang. Ellea tersenyum sembari menggenggam jemarinya.
"Makasih ya, Aku juga sayang sama kamu. Jangan lupa makan ya biar nggak lemas karena lapar hehe.." canda Ellea.
"iya sayang," jawab Rasya seraya tersenyum sumringah.
"Boleh aku peluk kamu?" pinta Rasya pada Ellea.
"Emm..iya boleh," jawab Ellea.
Tanpa pikir panjang Rasya langsung memeluk Ellea. Rasya bahkan tak menyangka kalau Ellea menerima cintanya sehingga Rasya yang shock sampai pingsan tadi. Lalu Rasya melepaskan pelukan hangatnya kembali.
"Maaf aku terlalu bahagia makanya," Dan sekarang Ellea menutup mulutnya dengan jari telunjuknya.
"Udah ya, sekarang kamu pulang istirahat. Makan yang banyak yaa...Aku mau mandi dulu kan abis ngajar tadi hehe.." titah Ellea pada Rasya.
"Iya," jawab Rasya
"Tapi, Kamu udah nggak apa-apa kan, Sya ?" tanya Ellea khawatir.
Rasya pun mengangguk sambil tersenyum dan Ellea membalas senyumnya dengan indahnya.
Rasya pun beranjak pulang menaiki motor, terlihat Ellea melihatnya sampai Rasya tak terlihat lagi dari pandangannya. Ellea teringat akan ucapan Rasya kalau ini pertama kalinya Rasya mengungkapkan perasaannya pada seorang wanita, dan ah sudahlah tak peduli dengan ucapan Rasya, Ellea sudah terlanjur sulit percaya dengan pria.
"Lucu banget ya dia, Well, akhirnya aku punya boneka baru hheee..hmm..mandi dululah" ujar Ellea.
Ternyata masih sama masih mendendam.
Malam ini Rasya tersenyum saja sambil rebahan di ranjang. Rasya mengingat kejadian membahagiakan itu saat Rasya memeluknya. Dan Rasya jadi ingin memeluk bantal peluknya dengan bahagia. Tidur nyenyak untuk malam ini. Besok, Rasya harus kembali ke habitatnya menjadi chef di restoran.
Pagi ini Rasya tengah berdandan di toilet. Seperti yang Wisnu katakan, Rasya tidak boleh membuat Aland malu dan harus menjaga reputasi restoran. Dan Rasya terlihat berbeda kali setelah mengubah tatanan rambutnya. Rasya merasa seperti memiliki semangat baru kali ini. Terlebih Rasya baru saja jadian dengan Ellea.
Melihat perubahan Rasya, Aland jadi merasa perlu untuk bertanya perihal apa yang Rasya rasakan hari ini.
"Rasya!" panggil Aland.
"Iya Kak, Ada apa?" tanya Rasya
"Tumben kamu ganteng banget hari ini, hmm (seperti menghirup sesuatu) mana wangi banget lagi, kamu mau kemana Sya hehe.." tanya Aland.
"Ya mau masak kak seperti biasa, Aku mau terlihat rapi aja mulai hari ini kayak yang papa bilang biar nggak bikin malu kakak," jawab Aland.
"Kamu dek nggak buat kakak malu kok , Mau kayak gimana penampilan kamu, kamu tetap adek aku karyawan aku, MasterChef aku, okey, yaudah sekarang kita harus semangat yaa, siap Rasya!" ujar Aland.
"Siap bos!" sahut Rasya dengan semangat.
Lalu pergi menuju medan perangnya dimana lagi kalau bukan di kitchen.
Ellea tengah mengucapkan selamat bekerja pada Rasya. Kali ini ada tambahan sayang dibelakang namanya, Rasya benar-benar bahagia. Dan sekarang rasanya lebih rindu ingin cepat menemuinya. Padahal sebelumnya tak pernah sedalam ini. Mungkin karena rasa yang pernah ada memang telah berubah jadi cinta.
Seperti biasa Rasya jadi semakin rajin membuatkan sarapan pagi untuk Ellea, terlebih saat ini dia sudah jadi miliknya. Ellea juga selalu lahap menghabiskan masakannya. Sesekali Ellea teringat akan masakan Niken, mamanya yang juga seenak masakan Rasya.
"Ya ampun makan ini jadi kangen mama, Yakin kamu tega nyakitin pria sebaik ini, Ellea!" monolog Ellea.
"Hmm.. Tapi inikan baru diawal harusnya aku uji dulu dong keseriusan dia," Dan Ellea yang sedari tadi bergumam pun menghabiskan makanan buatan Rasya.
Bagi seorang Ellea Rasya bukan hanya mengingatkannya akan sosok Mamanya tapi juga membuat hatinya mulai terbuka untuk menerima cinta yang tulus. Rasya sangat suka memasak karena lewat makanan, Rasya ingin mengubah mood seseorang, Membahagiakannya secara sederhana melalui cita rasa masakan.
"Waktunya ngajar lagi, Ya ampun seriusan ini ya aku udah berpacaran lagi setelah sekian lama sendiri, hmm..ganbatte Ellea!" Dan Ellea berusaha bangkit untuk menyemangati dirinya karena sekarang ada yang menyayangi nya dan itu adalah Rasya.
Tanpa diduga Ayu seperti penasaran dengan seseorang yang sering Ellea dan Irvan bicarakan. Dan orang yang dimaksud itu tak lain adalah Rasya, Ayu tengah makan di restoran Aland sambil menikmati masakan buatan Rasya.
Kebetulan saat itu situasi sedang ramai Ardi dan Imam juga tengah sibuk melayani costumer jadi Rasya sendiri yang mengantar pesanan Ayu ke mejanya.
"Silakan mba!" ucap Rasya seraya menghidangkan pesanan Ayu.
"Iya makasih ya," ucap Ayu.
Rasya tersenyum lalu sejenak meninggalkan meja tempat Ayu duduk. Tak lama Ayu memanggilnya.
"Maaf, Chef" ucap Ayu.
Rasya menengok, "Apa, kamu Chef disini?"
Dan Rasya mengangguk mengiyakan pertanyaan Ayu.
"Oh oke, aku cuma mau tanya itu kok," ujar Ayu sembari tersenyum.
"Iya, saya permisi mba!" ucap Rasya.
Ayu mengangguk sembari tersenyum. Dan rasa penasaran Ayu terjawab saat dia ingin tau siapa Rasya, sosok yang sudah menjalin kasih dengan Ellea, Ayu harap Ellea tak menjadikannya mangsa baru karena Ayu melihat Rasya seperti orang yang baik. Lalu Ayu menyantap masakan buatan Rasya untuk mengisi perutnya di pagi ini.
Sambil latihan sesama sensei Ellea dan Ayu saling melatih para siswanya. Mereka melakukan peragaan karate berdua, sambil melakukan beberapa jurus Ayu mengatakan sesuatu.
"Ternyata benar ya kalau dia itu chef di restoran dekat dari sini," ujar Ayu.
"Apa yang kamu bicarain?" tanya Ellea sambil terus menangkis jurus dari Ayu.
"Ini soal pacar baru kamu," jawab Ayu.
Ellea yang akan memukul Ayu kemudian berhenti dan mengucapkan selesai. Lalu berlalu pergi dari hadapan Ayu. Ellea hanya tidak suka saat latihan harus membahas masalah yang tak perlu dibahas dalam latihan. Ayu tersenyum melihat Ellea yang beranjak pergi meninggalkannya.
Sampai saat Ellea pulang Ayu masih saja membahas soal aku. Ellea dan Ayu bicara diluar halaman sekolah karate.
"Tunggu Ellea!" panggil Ayu.
Ellea berhenti melangkahkan kakinya menunggu Ayu datang ke hadapannya.
"Aku tau masa lalu kita, dulu bukannya kita berteman kan. Tadi aku ke restoran dan aku ketemu sama Chef itu," ujar Ayu.
Ellea lantas merubah raut wajahnya, "Kenapa sih kamu selalu mau tau urusan aku, Aku nggak pernah mau tau urusan kamu kok, apa yang terjadi antara aku sama Rasya itu nggak ada hubungannya sama kamu, Karena kamu bukan lagi temanku,paham kamu!" jelas Ellea.
"Ingat Ell karma itu berlaku, Siapa yang menanam dia akan menuainya, berubahlah kali ini!" pinta Ayu.
Ellea pergi dari hadapan Ayu, "Diamlah, tau apa kamu soal karma! Ingat nggak perlu urusin hidup aku, ingat itu!!" ujar Ellea sembari berlalu pergi dari hadapan Ayu.
Saat Ellea pergi Ayu mengatakan sesuatu,
"Tapi aku masih anggap kamu temanku Ell, itu kenapa berhentilah menyakiti perasaan orang lain yang tulus sayang sama kamu, karena nggak semua laki-laki seperti apa yang ada di masa lalu kamu," ujar Ayu pada dirinya.
********
Dan satu minggu pun berlalu, Ini kesekian kalinya Rasya akan menemui Ellea lagi setelah satu minggu tak bertemu. Hari ini Ellea juga sedang dirumah, Rasya bermotor kerumahnya sembari membawa makanan untuk mereka nikmati bersama dirumah Ellea.
Rasya mengetuk pintu lalu Ellea mempersilakannya untuk masuk,
Ellea menghidangkan makanan yang Rasya bawa dan mereka menikmatinya bersama, Ellea memandang Rasya dan membuatnya tersenyum,
"Ada apa sayang?" tanya Rasya.
Ellea tersenyum, "Nggak ada apa-apa, Cuma kamu ganteng juga ya kalau dilihat dari dekat," ucap Ellea.
Mendengar Ellea memujinya, Rasya pun tersedak, lalu Ellea memberikan minum untuknya.
"Bercanda aja kamu sayang, Ayo kita makan, Aku udah masakin ini lho dengan cinta khusus buat kamu hhee.." ujar Rasya.
"Hmm..lebay banget sih," ujar Ellea lantas mengambil makanan juga untuk disantap.
"Ehh, Masa sih norak ya ucapan aku?" tanya Rasya.
"Nggaklah, Oh iya sya, hari ini aku mau beli perlengkapan dapur," ujar Ellea.
"Oh..yaudah makan dulu. Nanti aku temani, bahaya kalau cewek jalan sendirian apalagi kalau udah punya pacar," jelas Rasya.
Ellea tersenyum heran menanggapi ucapannya, "Bahaya gimana ganteng?" tanya Ellea.
"Bahaya lah, Nanti aku nggak bisa lama-lama sama kamu hehe..." canda Rasya sambil mengacak acak rambut Ellea.
"Yee dasar kamu nih, Udah ah nanti rambutku berantakan!" ucap Ellea sembari merapikan rambut halusnya yang terurai panjang menjulang ke pinggangnya.
"Nggak apa-apa sih, tapi cantiknya mah tetap kok!" puj Rasya pada Ellea,
Dan Ellea mencubit pipi Rasya dengan kencangnya, "Ngomong apa sih kamu ini,"
"Aduh Ell sakit, pelan aja nyubitnya Ell!" pinta Rasya pada Ellea.
"Nggak mau abisnya kamu gemesin!!" elak Ellea.
Sangat sakit cubitan tangan Ellea ke pipinya, entah seperti mencubit dengan tenaga dalam sampai pipi Rasya membiru. Dan benar saja Ellea melakukan itu dengan sengaja, Setelah selesai makan Rasya dan Ellea berjalan kaki ke toserba untuk berbelanja kebutuhan Ellea.
Ellea membeli cukup banyak belanjaan, Rasya membayari semua kebutuhannya. Kemudian mereka berjalan bersama menuju pulang kerumah Ellea, hari sudah terik dan Rasya bermaksud untuk berpamitan pulang.
"Nah udah sampai nih sayang, Aku pulang dulu ya, kamu jangan lupa makan." ucap Rasya.
"Kamu udah mau pulang, Nggak mau nunggu makan siang dulu disini?" tanya Ellea agak kecewa.
"Maaf tapi ada yang harus aku kerjain Ell, emm aku tinggal dulu ya!" ucap Rasya.
"Iya Sya, hati-hati yaa!" ucap Ellea sembari mencium pipi kirinya.
Rasya sempat tertegun sejenak lalu menghentikan lamunannya, "i..iya Ellea," jawab Rasya.
Sembari menaiki motornya, Rasya terbayang dengan kecupan itu, ini pertama kalinya seorang wanita menciumnya dan itu pun kekasihnya sendiri.
Tak apa, karena Rasya sangat bahagia bisa berada di sisi Ellea, Rasya kembali melajukan motorku menuju kerumahnya.
Setibanya di rumah, Rasya sejenak menuju ke kamarnya dan mengganti pakaiannya, Rasya lihat di rumah sepi hanya ada Aland saja. Lalu Aland menghampiri ke kamarnya dan menanyakan sesuatu padanya
"Nggak biasanya kamu pagi-pagi udah main sya?" tanya Aland heran.
"Iya aku dari rumah Ell, Eh dari rumah Ardi, Kak," jawab Rasya.
Aland merasa curiga ia nampak tak percaya dengan jawaban Rasya.
"Masa' sih," Namun tiba-tiba ponsel Rasya berbunyi dan ternyata itu panggilan dari Ellea. Aland nampak melirik ponsel Rasya dan bertanya kembali,
"Ada yang hubungin kamu tuh, Sya!" ujar Aland.
"Iya kak, Ini dari Ellea." jawab Rasya.
"Ellea siapa Sya?" Aland berpikir sejenak dan mulai mengingat siapa itu Ellea,
"Oh yang kemarin ke resto ya sama 2 temannya?"
Aku mengangguk,
"Angkat dong siapa tau ada yang penting!" suruh Aland.
Dan setelah itu deringnya mati,"Hmm..nggak usah kak udah mati nih hhee.." elakku.
"Oh iya papa sama mama kemana kak?" tanyaku.
"Papa sama Mama kerumah nenek Sya," jawab Aland.
"Oh mereka jadi kesana, Memang jadi kak mereka beli tanah dekat sana?" tanya Rasya.
"Kayaknya sih jadi, oh iya Sya hari ini mama nggak masak kalo kamu mau makan masaklah bahan yang ada di kulkas kakak mau nyari kebutuhan resto,"
"Oke kak!" sahut Rasya.
Rasya membuka laptopnya berniat untuk mencari menu baru siapa tau bisa ia rekomendasikan lagi di restoran Aland. Kemudian Rasya berniat untuk pergi membeli camilan. Namun saat keluar dari toko dan hendak menaiki motornya ada seorang pria menarik tubuhnya dan membawanya ketempat cukup sepi, Dia mencecarnya dan mengenalnya.
"Apa-apaan ini?" tanya Rasya kesal.
"Sst..diem sekarang ayo kita ke suatu tempat. Ada yang mau aku bicarain sama kamu," ajak pria itu dengan paksa.
"Apa maksudnya ini, aku nggak mau, aku nggak kenal kamu," elak Rasya.
Orang itu menodongkan senjata padanya. Namun, itu senjata mainan, Rasya yang panik tidak sadar kalo pria itu telah menjebaknya.
"Ayo kita ke suatu tempat, ada yang mau aku bicarain sama kamu soal Ellea," paksa pria itu.
"Eh, Ellea!" Rasya mulai merasa kalau pria ini ada hubungannya dengan Ellea.
"Iya, ayo cepat atau mau aku dorr kamu!" ancamnya.
"I..iya," sahut Rasya terbata.
"Ingat jangan coba teriak atau kamu aku habisin!!" ancamnya lagi.
Rasya pun menyanggupi omongan pria itu, Tak sengaja dari kejauhan Ellea melihatnya pergi bersama pria yang dikenalinya. Lalu Ellea meminta abang ojek untuk mengikuti Rasya, Ellea juga tak mau rencananya gagal.
Pria yang membawanya itu adalah mantan kekasihnya dulu, Rasya berusaha mengendarai motornya dengan santai dan tidak panik. Rasya takut kalau ia panik malah terjadi sesuatu yang tak diinginkan entah itu kecelakaan atau apapun yang bisa membuatnya terluka.
Cukup jauh pria ini membawanya hingga mereka tiba di sebuah gudang kosong yang tak terpakai. Lokasinya juga cukup sepi dan jauh dari rumah warga, sejujurnya Rasya mulai takut, ia takut jadi korban pembunuhan. Pria itu menodongkan pistol itu di kepalanya dan memaksanya untuk turun,
"Turun kamu!!" Rasya sempat menolaknya, Rasya mengangkat kedua tangannya.
"Kamu, siapa?" tanya Rasya agak bergetar.
Lalu pria itu menariknya dari motornya dan membawanya masuk ke gudang kosong itu dan mendorong tubuh Rasya didalam. Rasya merasa takut namun ia berusaha tenang, lalu Rasya mengingat pria itu sempat menyebut nama Ellea apakah ia salah satu mantan pacarnya.
"Akh,!" lirih Rasya, pria itu mendorong tubuhnya.
"Maaf kalo terkesan mau nyulik begini, sebenarnya aku cuma mau ngomong sama kamu!" ujarnya baru bicara yang sebenarnya.
Yang jadi masalah adalah kenapa mengajak bicara dengan cara yang menakutkan seperti ini, Bukankah lebih bagus mencari taman atau cafe jadi bisa mengobrol dengan lebih santai.
"Nggak apa-apa, Sebenarnya kamu mau bicara apa soal Ellea, kenapa harus sejauh ini kita bicara. Padahal kalau kamu bicara baik-baik aku pasti menyanggupinya kok?!" tanya Rasya.
Lalu ia mengepal tangannya dan memukul dinding dibelakang Rasya. Itu mengejutkannya nafasnya terengah pukulan itu seperti sangat kencang.
"Aku nggak suka bicara baik-baik, Kenapa kamu nggak suka dengan caraku kayak gini hah..?" pekik pria itu dihadapan Rasya.
"Tererah kamu, Tolong sekarang kamu kasih tau apa yang kamu mau aku akan dengerin maksud kamu memperlakukan aku kayak gini!" pinta Rasya.
Pria itu menghela nafasnya terlihat raut wajahnya yang memang terlihat sangat kesal. Pria itu bersandar di sebuah dinding dan mulai menceritakan alasannya bersikap tidak baik pada Rasya.
"Ellea itu mantan aku, Aku cuma nggak suka dia secepat itu ngelupain aku, Ini juga salahku yang nyakitin dia dulu. Aku nyesel dan aku harap kamu bisa menjaganya dengan baik, Aku tau kamu pacar Ellea karena aku sering liat kamu main kerumahnya. Aku sering liat kamu karena kami tetangga, Setelah putus sama aku Ellea sebelum sama kamu sering bawa beberapa cowok kerumah aku nggak tau apa itu pacarnya, tapi kayaknya mereka nggak pernah lama sama Ellea," jelas pria itu tiba-tiba menceritakan masa lalunya dengan Ellea.
"Sebenernya aku masih sayang sama dia tapi dia selalu menghidar dari aku, terakhir aku liat dia mukul cowoknya dan itu aku liat sekitar 4 atau 5 kali dan artinya udah sekitar segitu lah korban kekerasan fisik yang dia lakuin ke cowok," jelas Darma.
Rasya merasa pria ini tengah ngelantur dengan ucapannya. Rasya tak percaya sedikitpun kalau Ellea akan melakukan semua itu pada para mantannya karena selama ini mereka baik-baik saja.
"Kamu ini nggak usah asal ngomong, Aku nggak percaya sama kamu, kamu masih punya perasaan ke Ellea makanya kamu berpikir aku akan ninggalin dia karena cerita kamu," tukas Rasya.
"Terserah yang penting aku udah kasih tau kamu, yaa kalian kan baru memulai makanya semua masih manis-manis aja, nanti kalo Ellea bosan sama kamu, kamu juga didepak sama dia, oke. Maaf ganggu waktu kamu, kamu tau jalan pulang kan aku permisi dulu!"
Dan pria itu meninggalkannya.
Rasya lihat ia meninggalkan pistolnya dan saat ia mengambilnya ia menghela nafas ternyata benar itu hanyalah pistol mainan. Namun saat memikirkan ucapan pria itu, Rasya kembali melajukan motornya menuju kerumah, sembari jalan Rasya memikirkan omongan pria itu soal mantan kekasih Ellea yang pernah dipukulnya dan itu sangat banyak korbannya.
Memangnya apa yang mereka lakukan pada Ellea sehingga Ellea memukulnya, mungkinkah Ellea hanya melindungi diri saja. Ah sudahlah Rasya rasanya sangat lapar untung dia tidak melakukan hal yang menyakitinya. Rasya pun pulang untuk memasak makan malam dirumah.
Sejak kejadian itu Rasya jadi jarang menghubungi Ellea dan jarang membalas pesan serta telfonnya hingga seminggu berlalu, Namun yang tak terduga Ellea datang kerumahnya, Rasya cukup terkejut saat membuka pintu.
Saat itu Rasya sedang sendirian saja dirumah. Kondisi tubuhnya juga sedang tidak fit karena terlalu memikirkan masalahnya dengan Ellea hingga panas dingin hingga tidak bisa bekerja hari ini. Untunglah Ardi dan Imam bisa memasak juga jadi Rasya sedikit lega mereka bisa menggantikannya yang sedang absen.
"Ellea!" kejut Rasya.
Ellea tersenyum, "Maaf Sya, Aku tau alamat rumah kamu dari teman kamu," jelasnya.
"Oh, Yaudah silakan masuk Ellea!" ucap Rasya.
Ellea menunggunya diruang tamu, Rasya masih di dapur menyiapkan minuman dan chemilan untuk mengobrol. Lalu Rasya duduk bersamanya mereka pun berbincang, Rasya memulai obrolan.
"Maaf kalau aku nggak ngabarin kamu selama ini, soalnya aku takut Ell," ucap Rasya.
"Takut gimana Sya?" tanya Ellea.
Rasya menghela nafas sejenak untuk menjawab pertanyaan Ellea.
"Aku takut cuma jadi korban berikutnya aja, Aku nggak mau ketulusan aku dimainin," jelas Rasya dengan terbata.
"Tunggu-tunggu, Maksud kamu apa Sya ?" tanya Ellea bingung.
"Seminggu yang lalu aku ketemu sama mantan kamu, dia bicarain soal masa lalunya sama kamu dan kelima mantan kamu lainnya, tolong jawab aku dengan jujur, apa kamu suka ngelakuin kekerasan fisik ke mantan kamu makanya mereka ninggalin kamu?" tanya Rasya.
"Dan apa saat ini aku akan jadi korban berikutnya?"
Rasya mencecar Ellea dengan banyak pertanyaan tapi seperti biasanya dia selalu tenang menghadapinya. Entah kenapa melihat Ellea membuatnya jadi drop, mungkin Rasya yang terlalu berlarut memikirkan ini rasa takut akan disakiti malah membuatnya sakit sendiri.
Ellea nampak tenang dengan wajah datarnya, Lantas Ia tersenyum dan memandang wajah Rasya dengan penuh keyakinan,
"Kamu tau darimana soal ini?" tanya Ellea.
"Dari mantan kamu yang juga tetangga kamu," jawab Rasya..
Ellea menutup matanya sejenak dan tampak menyeka airmata yang hampir jatuh membasahi pipinya,
"Soal yang dia bilang itu semua benar sya, termasuk menjadikan kamu korban berikutnya," jelas Ellea.
Mendengar ucapan itu dari Ellea secara langsung rasanya, Rasya tak ingin mempercayainya. Lalu Ellea menambahkan lagi.
"Aku emang sengaja bikin kamu suka sama aku dan ternyata aku berhasil bikin kita pacaran, Sayangnya sebelum aku menjadikan kamu korban berikutnya aku udah keburu ketauan sama Darma, ya itu nama pria yang kemarin ketemu kamu dan juga tetangga aku,"
Mendengar semua ini Rasya tersenyum tak menyangka bahwa semua itu benar adanya,
"Ya ampun kamu jahat banget ya El, Kamu jadikan perasaan cinta buat pelampiasan aja, kamu pikir hati kami ini terbuat dari apa, memanfaatkan perasaan kami demi menyembuhkan masa lalu kamu yang kamu sendiri udah nggak ada lagi disana," ujar Rasya kesal.
Dari awal Ellea memang tak pernah menyukainya sayangnya Rasya yang terlalu bodoh mempercayai cinta palsu itu.
"Sekarang lebih baik kamu pulang, mulai hari ini kita putus," dan Rasya meminta Ellea pergi.
"Apa, kamu berani mutusin aku, Sya?" tanya Ellea.
"Iya, Apa kamu mau mukul aku, pukul lah sampai kamu puas, kamu mau balas dendam kan, setelah kamu puas silakan pergi dari sini, Aku nggak mau lihat kamu lagi!" ujarku.
"Kamu ini emang keterlaluan yaa," ucap Ellea.
Lalu Ellea membekap mulutnya dengan saputangan yang sudah dibubuhi obat tidur dan Rasya pun pingsan. Ellea pun membawanya dengan motor Rasya kerumahnya.
Ellea membawa Rasya kerumahnya dan menyembunyikannya di sebuah kamar. Saat tersadar Rasya merasa ada yang aneh dengan tubuhnya dan benar saja kaki dan tangannya terikat dan mulutnya ditutupi lakban, Rasya mengenal tempat ini, Ini adalah rumah Ellea mantan kekasihnya.
Tak lama Ellea masuk menghampirinya yang sudah tak berdaya,
"Maaf ya Sya, Aku terpaksa ngelakuin hal ini seharusnya kamu juga masuk dalam perangkap ku tapi udah keburu ketauan hhee..." ujar Ellea.
Rasya berusaha berteriak namun terlalu sulit karena mulutnya ditutupi lakban. Seharusnya yang sudah ya sudah kenapa Ellea malah melakukan tindakan kriminal seperti ini,
**********
Tak terasa Rasya bermalam dengan kondisi terikat dirumah Ellea. Karena ia membekap mulutnya dengan saputangan yang sudah dibubuhi oleh obat tidur yang membuat Rasya terkapar pingsan.
Tubuhnya juga terasa semakin tak karuan karena pergerakannya yang terbatas, Akibat tali yang mengikat kaki dan tangannya, Setiap kali Ellea melangkah masuk Rasya terus meronta berharap Ellea melepaskan penutup mulutnya itu sudah cukup, Lalu mereka bisa membicarakan hal ini lagi.
Tak lama Ellea datang sambil membawakan makanan yang sangat banyak ke hadapannya. Ia membuka penutup mulutnya dan membuka makanannya lalu Ellea menyuapinya.
"Makanlah Sya, maaf udah bikin kamu puasa seharian!"
ucap Ellea sambil menyodorkan sesendok nasi untuk Rasya.
Rasya tak menolaknya, ia pun melahapnya karena memang Rasya sangat lapar.
Lalu Ellea mengatakan sesuatu pada Rasya soal sikapnya seperti ini, kali ini Ia lebih terbuka menceritakan awal mulanya kenapa bisa bertindak senekat ini.
Sambil sesekali menyuapi Rasya, ia mendengarkan curahan hatinya, namun sebelum memulainya terlihat matanya mulai berkaca, terlihat tetesan air mata hampir jatuh membasahi pipinya namun Ellea segera menyekanya.
"Maaf Sya, Aku tau yang aku lakuin ini salah, datang kerumah kamu membekap kamu sampai pingsan dan sekarang malah menculik kamu, sejujurnya semua yang kamu bilang tentang aku itu emang bener. Darma juga mantan aku itu pun bener sya, Sebenarnya kamu adalah orang yang paling menghargai ku Sya, Kamu nggak pernah berpikiran mesum atau mau enaknya aja, Kamu sangat menjaga aku, Kamu pria yang baik bukan seperti mereka yang datang pura-pura menawarkan cinta lalu dengan modal merasa sama-sama suka mereka ngerasa bisa seenaknya merenggut kesucian aku, Aku bersyukur tuhan bisa menjagaku lewat aku bisa karate hingga mereka yang berniat kurang ajar bisa kuhajar habis-habisan," ungkap Ellea.
Ellea berkali terlihat menyeka airmata nya, Ia seperti tak ingin terlihat lemah dihadapan Rasya karena tetesan air matanya. Lalu, ia menyuapi Rasya lagi berkali-kali sampai perutnya terasa kenyang, Rasya terlalu takut padanya saat itu, karena itu Rasya langsung memutuskan hubunganya dengan Ellea.
"Setelah ini pulanglah Sya, Kalau kamu mau memutuskan hubungan ini aku nggak apa-apa, Kamu itu pria yang baik. Aku yakin kamu bisa dapetin orang yang tulus sayang sama kamu, bukan seperti aku yang malah mempermainkan perasaan kamu kayak gini." pinta Ellea.
Lalu Ellea memberikan minum pada Rasya yang masih dengan kondisi terikat,
"Maaf Ellea, terima kasih untuk kejujuran kamu, Aku memahami itu kok, mungkin kalau ada di posisi kamu aku akan lebih dari ini membalasnya, tapi berhentilah hidup di masa lalu Ell, karena pada akhirnya tuhan akan mengganti semua rasa sakit kamu dengan orang yang bener-bener tulus sayang sama kamu, aku menarik ucapan aku untuk mengakhiri hubungan kita, aku akan jagain kamu El, aku mau melindungi kamu," ucap Rasya tak terasa airmatanya pun menetes membasahi pipinya saat mengatakan hal ini.
Tak tahan lagi Ellea memeluknya dan menangis di pelukannya. Rasya juga ingin membalas pelukannya namun ia belum membuka ikatan di tangannya.
"Menangislah El, kalau itu bisa bikin perasaan kamu lebih baik!" pinta Rasya.
Saat Rasya katakan hal itu, Ellea makin erat memeluknya, Dan merasakan tetesan air mata nya yang membasahi pakaiannya.
Tak lama setelah puas menangis, Ellea melepas pelukannya dan berpindah kebelakang tubuh Rasya melepas tali yang mengikatnya. Kemudian Rasya melepas tali yang mengikat kakinya.
"Jangan menderita sendirian El, ada aku disisi kamu, hilangkan dendam dihati kamu karena kebaikan kamu jauh lebih penting,aku janji akan jagain kamu," ujar Rasya.
Ellea mengangguk dan tersenyum, terlihat wajahnya yang begitu sembab karena habis menangis dengan terisak. Rasya menyentuh pipinya yang ranum, dan tersenyum lega karena akhirnya masalah ini sudah berakhir dan Rasya tak kehilangan Ellea.
"Malam ini kamu istirahat dulu disini, Aku udah beliin kamu obat setelah minum obat kamu bisa istirahat, nanti aku tidur dikamar sebelah," ucap Ellea.
Rasya pun mengangguk, kemudian Rasya mandi untuk membersihkan dirinya. Rasya yang sakit pun merasa lebih baik karena memang Ellea lah yang sebenarnya jadi obat untuknya.
Ellea memberikan Rasya pakaian Bagus, papanya. Dan Rasya memakainya, melihat Rasya memakai baju papanya, Ellea tersenyum. Ellea jadi terbayang sosok papanya, sudah lama mereka tak bersua karena papanya juga masih sibuk mengurus pekerjaan bersama mamanya.
Sebenarnya Ellea merasa kesepian karena ia adalah anak tunggal menetap dirumahnya kini, merawatnya, karena Ellea pun tidak ingin pindah kemana-mana. Karena ia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya sebagai karate sensei.
Ia sangat menyukai pekerjaannya yang menjadi profesinya kini. Mereka tertidur di ruangan yang berbeda malam ini, Rasya mengirimkan pesan pada Aland untuk tak menunggunya, karena Rasya menginap dirumah Ellea malam ini, Rasya mengatakan kalau mereka sudah berpacaran.
Sedangkan Aland mengiyakan ucapan Rasya,
Aland tak pernah ikut campur apa yang menjadi miliknya. Dia seorang kakak yang fair, baginya apa yang membuat Rasya bahagia Ia akan senantiasa mendukungnya.
Aland membalas pesan Rasya supaya ia berhati-hati dan menjaga dirinya. Dan, Ia menunggu Rasya di restoran besok. Rasya tersenyum dan mengiyakan keinginannya. Tentu saja karena itu sudah menjadi tugasnya sebagai karyawannya untuk tidak berlama-lama bolos bekerja.
Rasya pun tak enak dengan Ardi dan Imam, yang mau tidak mau harus menghandle pekerjaannya selama ia sakit. Lantas Rasya merebahkan dirinya untuk tidur malam ini.
*********
Keesokan harinya...
Pagi ini Rasya mengantar Ellea ke tempat nya mengajar. Darma tampak melihat mereka dari jendela. Ia tersenyum karena rupanya ia melihat hubungan mereka yang masih baik. Padahal Ia berharap sekali akan perpisahan mereka. Darma menghela nafas Ia merasa kesal dan pergi dari sisi jendela.
Dan mereka tiba di tempat Ellea mengajar, Ayu yang baru datang merasa terkejut. Karena, Ellea pun terbuka juga soal hubungannya dengan kekasihnya. Sedangkan Rasya lanjut melajukan motornya ke restoran untuk bekerja.
Saat diruang ganti, Ayu menghampiri Ellea, sepertinya agak aneh, karena Ayu berniat untuk meminta maaf pada Ellea.
"Emm..Ellea," panggil Ayu.
Ellea nampak melihatnya lalu kembali merapikan pakaian yang tadi dipakainya masuk kedalam loker.
"Ada apa?" tanya Ellea.
"Maaf untuk yang udah terjadi selama ini, bisa nggak kita berteman lagi seperti dulu. Aku kangen saat-saat keakraban kita dulu, Aku mau kita dekat lagi kayak dulu Ellea. Aku mau jadi teman kamu lagi." ucap Ayu sambil mengulurkan tangannya pada Ellea.
Lalu Ellea tersenyum dan membalas uluran tangan Ellea dan mereka bersalaman. Setelah itu, Ayu memeluk Ellea dan membuat 2 sahabat yang sudah akur itu berkaca-kaca, terharu karena akhirnya mereka bisa menjalin persahabatan yang sempat renggang seperti dahulu.
"Terima kasih Ellea!" ucap Ayu.
"Terima kasih juga Ayu," balas Ellea.
Sementara itu Rasya yang sudah datang disambut baik oleh Aland, Ardi,dan Imam. Ardi dan Imam menyambutnya bersamaan,
"Selamat datang, Chef Rasya!!" ucap mereka.
Aland dan Rasya tersenyum memandang.
"Terima kasih semua, yaudah ayo semangat ya buat hari ini!" ajakku pada Aland dan kedua partnernya.
Mereka pun mengangguk. Semangatnya sudah kembali lagi karena Ellea. Rasya juga makin semangat memasak terlebih restoran Aland sudah semakin ramai saat ini.
Rasya berharap kedepannya Aland bisa sukses dan ia sebagai adiknya sangat mendukung kakaknya itu sepenuhnya.
Hari ini resto menambah fasilitas musik, dan kebanyakan musik japanese pop korean pop entah ini ide siapa. Namun, Aland tau Rasya sangat menyukai lagu mellow jepang, Salah satunya lagu touyama mirei yang berjudul dear my boo. Itu lagu yang mengingatkannya akan pertemuan pertamanya dengan Ellea.
Kali ini ada sesuatu yang cukup mengejutkannya. Terlihat Wisnu datang bersama seseorang. Ia berdasi dan membawa sebuah tas selayaknya orang berada.
Kemudian Aland masuk ke kitchen sembari memperkenalkan Pak Ismail, memberitahu kalau orang tersebut adalah relasi kerja Wisnu. Wisnu ingin memperkenalkan restoran Aland mempromosikannya pada kerabat Wisnu agar semakin besar dan dikenal,
"Oh jadi ini pemilik restorannya?" tanya Pak Ismail.
"Iya Pak, Silakan menikmati fasilitas dan menu kami, Oh iya ini karyawan saya Chef utama, Rasya dan co chef merangkap waitress Ardi dan Imam, kami baru satu bulan opening jadi belum banyak merekrut karyawan," jelas Aland.
"Oke, Saya sudah catat semua ini, oh iya bisa kita bicara pak Aland. Ada yang mau saya tanyakan untuk data usaha kecil menengah atas?" tanya Pak Ismail.
"Oh silakan, mari kita berbincang disana pak!" Aland membicarakan sesuatu pada relasi Wisnu, Wisnu pun ikut serta dalam obrolan itu. Lantas mereka melanjutkan kembali pekerjaan mereka.
Sekitar setengah jam berlalu relasi Wisnu pun berpamitan dan kembali pergi bersama Wisnu ke kantornya. Rasya tidak merasa terganggu, Rasya sudah cukup senang meski hanya menjadi Chef di restoran.
Bukankah menjadi seorang chef itu adalah pekerjaan yang justru bisa menghasilkan. Karena keahliannya yang menyulap bahan pangan menjadi panganan yang enak dan luar biasa.
Sore ini Rasya dan Aland cukup senang karena prestasi Aland, terlihat ada sebuah mobil terparkir di depan rumah. Namun, itu seperti mobil baru karena masih gress sekali, Rasya pikir itu mobil dinas Wisnu. Jadi Rasya dan Aland cuek saja tidak banyak bertanya pada Wisnu.
Rasya yang baru pulang menuju kekamarnya sejenak mengganti pakaiannya dan mereka makan bersama bersama Wisnu dan Sari.
"Selamat ya Aland atas prestasi kamu, Mama bangga sama kamu. Kamu juga Rasya terima kasih sudah ikut membantu kesuksesan Aland." ucap Sari.
"Iya Ma, Aku bersyukur banget karena Rasya yang ahli masak, dan kerjasama kedua teman Rasya akhirnya usahaku diakui dan dihargai, Kamu emang adik aku yang paling hebat Sya," ujar Aland yang begitu bahagia atas apa yang sudah diraihnya.
Sedangkan Wisnu masih terdiam. Rasya meliriknya sedikit sambil menyendok nasi kemulutnya. Lalu, Wisnu mengambil sesuatu dan itu seperti hadiah.
"Selamat ya Aland, Oh iya Papa punya sesuatu untuk kamu," ucap Wisnu sambil menyodorkan sebuah kotak kecil.
"Apa ini Pa, Aku buka ya?". Aland membuka hadiah spesial itu dan rupanya itu sebuah kunci. Dan bukan sembarang kunci namun itu kunci mobil.
"Ini kan kunci mobil pa," ujar Aland.
"Iya kunci mobil, mobil didepan itu papa hadiahkan buat kamu. Papa baru menang tender, proyek papa gol, jadi sekalian papa beliin mobil buat kamu, Kamu pasti butuh buat pekerjaan kamu. Jadi Rasya kamu nggak perlu iri ya, ini udah jadi rezeki kakak kamu," jelas Wisnu.
"Oh..eh iri enggaklah Pa, kakak emang pantes kok dapetin semua ini. Selamat ya kak!" ucap Rasya yang terus saja jadi bulan-bulanan Wisnu. Karena selalu dibandingkan dengan Aland.
Aland menghela nafas, Ia sangat mengerti perasaannya. Setelah ucapan dari Wisnu. Rasya terlihat sedih namun Aland tau Rasya menyembunyikannya.
"Kamu boleh pakai mobil kakak kalau kamu mau Sya, ini mobil kita semua. Pa, kalo untukku sendiri aku nggak bisa terima, tapi kalo untuk aku sama Rasya aku baru terima,"
"Kamu ini ngomong apa Aland, ini hadiah khusus buat kamu bukan buat kamu dan adik kamu," elak Wisnu.
"Yaudah terserah Papa, tapi kan aku yang punya mobil jadi keputusan ada ditangan aku. Siapapun boleh pakai ini milik kita bersama termasuk Mama dan Rasya," ujar Aland.
"Yaudah terserah kamu, yang penting kamu bahagia. Kebahagiaan kamu adalah hal yang penting buat Papa!"
Dan Wisnu mengatakan itu, rasanya hatinya tercabik-cabik.
Selalu demi Aland tapi kalau tentang Rasya menoleh pun tidak. Rasya tetap tersenyum agar Aland bahagia, Rasya tak ingin membuatnya berpikir macam-macam karena Rasya sangat menyayanginya.
Sore ini, Ellea pun pulang kerumahnya. Namun, terlihat ada Darma sedang duduk di pekarangan rumah Ellea. Dan Ellea tampak santai sambil berjalan masuk menuju kerumahnya. Tanpa menghiraukan keberadaan Darma.
"Ellea!" panggil Darma.
"Kalo mau main aku lagi nggak terima tamu, Aku capek mau istirahat," ucap Ellea sembari membuka sepatunya dan membuka pintu.
"El, Aku nggak suka kamu berhubungan sama cowok itu, Biasanya kamu kasih pelajaran ke mereka kenapa kamu sekarang jadi lemah kayak gini, apa kamu udah capek balas dendam kalau kamu butuh bantuan aku siap bantu kamu El," ucap Darma menawarkan.
"Ngomong apasih kamu, udahlah ku males ngomong sama kamu aku capek mau istirahat, Ngerti!"
Lalu Darma malah menarik tangan Ellea, Ia merasa tak terima kalau Ellea tak menghiraukannya.
"Kamu harus jelasin ke aku Ellea, Aku masih sayang sama kamu!" pinta Darma.
Ellea langsung melepas tangan Darma dan ganti memelintir tangannya kebelakang.
"Tolong jangan asal bicara, Aku lagi males cari ribut. kalau nggak aku patahin tangan kamu sekarang!" ujar Ellea.
"Oke El, maaf kalo aku ganggu waktu kamu. Tapi aku akan bikin hubungan kalian putus," tambah Darma lagi.
Ellea pun mendorong tubuh Darma ketanah, lalu beranjak masuk kerumahnya dan mengunci pintu rumahnya meninggalkan Darma seorang diri.
Darma pun terbangun Ellea tak takut dengan ancamannya, tapi Darma akan benar-benar melakukan ucapannya.
Ellea pun menutup pintu dan mengunci pintu rumahnya. Tapi Darma tidak marah pada Ellea melainkan dengan Rasya, karena tak terima akhirnya Rasya bisa merubah Ellea yang awalnya selalu mendendam.
Ellea memang tidak melakukan kekerasan apapun pada Darma. Namun, Darma adalah salah satu pria yang Ellea maksud, yakni pria yang mau enaknya saja yang dengan dalih sama-sama suka. Lalu merasa bisa minta kesucian Ellea.
Padahal awalnya semua baik-baik saja. Namun, setelah Darma tau Ellea memiliki pacar baru yaitu Rasya, ada rasa kesal dan tak rela kalau Ellea harus menjadi milik orang lain. Ellea pun duduk disebuah kursi sembari minum, Ia cukup kesal dengan apa yang Darma lakukan. Namun, tiba-tiba Ellea terkenang dengan apa yang ia dan Ayu lakukan tadi, mereka sudah berbaikan kembali.
Ellea sangat bahagia, Ellea memandangi fotonya bersama Ayu sebelum pertikaian mereka. Lalu memeluk foto itu dengan senyumannya.
Dari jendela kamar Rasya terlihat Aland tengah mencoba mobil barunya bersama Sari. Sari meminta Aland mengantarkan ke minimarket sekalian test drive. Lalu Rasya kembali masuk ke kamarnya dan membuka laptopnya. Ia membuka musik pop mellow jepang kesukaannya. Kemudian mempelajari menu masakan yang baru dari sebuah buku.
Namun, kedatangan Wisnu kekamar Rasya membuatnya terkejut,
"Sedang apa kamu Rasya?" Rasya menoleh atas pertanyaan Wisnu,
"Ini Pa, Aku lagi mempelajari menu baru yang mau aku ciptain buat restoran kakak, " sahut Rasya.
Wisnu masuk kedalam kamar Rasya dan duduk disampingnya.
"Oh iya Rasya, ada yang mau papa tanyain tapi janji sama papa supaya kamu jawab dengan jujur,"
Aneh sekali tumben Wisnu menanyakan sesuatu yang cukup serius, Namun Rasya tersenyum dan mengangguk.
"Apa kamu udah punya pacar?" Rasya cukup terkejut dengan pertanyaan itu. Rasya tak pernah menceritakan pada siapapun, terakhir Aland memang sudah diberitahu namun, itu baru semalam Rasya lakukan.
"Kenapa, papa nanya itu?" tanya Rasya.
"Ada yang melihat kemarin tetangga, kamu dibawa perempuan pakai motor kamu, bukannya kamu sakit kan kemarin?" tanya Wisnu.
Rasya berkali menelan saliva haruskah Rasya jujur. Sejak masih di sekolah menengah atas Rasya memang dilarang pacaran. Wisnu memintanya untuk fokus saja pada pendidikannya hingga Rasya tak pernah mengenal pacaran. Dan saat Rasya sudah ketahuan, ya ia harus jujur mengakuinya.
Rasya menghela nafas sejenak,
"Emm iya pa,aku udah punya pacar dan sudah sekitar satu minggu ini kami menjalin hubungan," jelas Rasya.
Rasya melihat Wisnu tersenyum dan Ia memegang pundak nya
"Jaga diri kamu baik-baik, pacaran lah yang sehat tapi jangan lupa masa depan kamu jauh lebih penting Rasya, Selama ini mungkin kamu merasa Papa pilih kasih karena sikap Papa yang berbeda antara kamu dan Aland, Papa cuma mau kamu jadi laki-laki yang kuat dan mandiri sejak saat ini. Kamu harus raih cita-cita kamu berjuanglah tapi jangan sombong dan manja, Nggak selamanya Papa dan Mama akan bersama kamu suatu hari kamu dan Aland akan jadi kepala keluarga, Ingat kepala keluarga yang baik nggak akan mau mengajak pasangannya hidup susah jadi berjuanglah, Cuma kamu yang bisa membuat perubahan itu," nasehat Wisnu.
Lantas Wisnu memegang pundaknya, namun tak ada senyuman. Rasya tak pernah melihatnya tersenyum padanya seperti yang dilakukannya pada Aland. Tak lama ia kembali keluar dari kamarnya.
Tapi Rasya sudah mendengarnya sendiri. Wisnu sudah mendukung hubungannya dengan Ellea. Sama seperti yang Aland lakukan mereka tak pernah ikut campur soal kehidupan asmaranya. Namun, Rasya tau kalau sebenarnya Wisnu mempercayainya. Sikapnya yang agak keras membuahkan hasil dan kini Rasya hampir meraih cita-citanya untuk menjadi Chef yang profesional. Rasya berjanji akan membahagiakan kedua orangtuanya.
********
Hari sudah mulai gelap namun Ellea bermaksud untuk mencari cemilan karena Ia sangat menginginkannya.
Waktu baru menunjukkan pukul 7 malam. Ia bermaksud ingin membeli mie ayam dan beberapa gorengan, Ia keluar dari rumah dan mengunci pintu rumahnya.
Saat setengah jalan Rasya mengirimkan pesan pada Ellea menanyakan aktivitasnya hari ini. Namun, saat Ellea jawab sedang pergi sendirian. Rasya yang kuatir segera menyusulnya dengan motornya. Padahal Ellea memintanya untuk tenang karena ia sudah terbiasa melakukan ini sendiri sebelum dengan Rasya.
Setibanya di warung mie ayam Ellea jadi memesan 2 porsi mie ayam. Karena, Ellea tau Rasya pasti tak mendengarnya. Ellea mengerti Rasya pasti akan menyusulnya. Kemudian Ellea berlanjut membeli gorengan dan minuman kaleng.
Saat Ellea tengah membeli semuanya ia pun kembali dan berpapasan dengan Rasya. Lalu mereka bermotor kerumah Ellea. Ellea menghidangkan semua makanan yang sudah dibelinya di meja makan,
"Ayo kita makan Sya!" ajak Ellea.
"Kamu beliin aku juga?" tanya Rasya heran.
Ellea tersenyum, "Kamu tuh orangnya ngeyel, Aku tau kamu pasti akan tetep datang meskipun aku bilang kalau aku bisa sendiri beli semua makanan ini," jelas Ellea dengan senyumannya.
Lantas Rasya tersenyum, "Yah malah ditraktir nih aku sama kamu hehe.."
"Udahlah, Aku malah senang kok kamu disini, Jadi aku punya teman makan malam hari ini, Soal aku kamu nggak perlu terlalu kuatir karena Tuhan selalu menjaga cewek yang mandiri," jelas Ellea sambil memasukan gulungan mie ayam yang sudah sedaritadi diputarnya dengan garpunya.
"Iya terserah kamu deh El, Tapi aku akan berusaha melindungi kamu meskipun aku nggak bisa karate seperti kamu, aku payah aku.." Ellea menutup mulut Rasya dengan jemarinya.
Ellea menghela nafas,"Begini aja udah cukup Sya, kamu nggak harus jadi orang lain. Cukup jadi Rasya yang kayak gini, jangan pernah berubah, aku suka Rasya yang seperti ini!" jelas Ellea sambil menatapnya dengan tatapan yang begitu dalam.
Lalu ia melepaskan jemarinya dan mendekatkan wajahnya ke wajah Rasya. Apa ini, Apakah Ellea akan menciumnya dan Rasya memejamkan matanya.
Plakkk!!!
Ellea mendaratkan tangannya di pipinya.
"Awww...kok aku ditampar El?" tanya Rasya sambil mengusap pipinya yang cukup sakit karena habis dicium oleh tangan Ellea.
"Ada nyamuk Sya, tuh!" Dan Ellea menunjukkannya nyamuk yang sudah mati karena ikut jadi korban tamparan dari Ellea.
"Iya mukul nyamuk sih mukul, tapi pipi aku jadi korbannya ini," keluh Rasya
Dan apa yang terjadi, Ellea malah tertawa terkekeh dengan senangnya sambil kembali menyuap mie ayam,
"Maaf ya hehe.." ucap Ellea kemudian melanjutkan tawanya.
"Hmm.." Rasya mendehem dan menyusul tawa Ellea.
Rasya lihat jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Rasya tidak enak kalau bertamu terlalu malam. Dan makanya, Rasya pun berpamitan karena mereka juga sudah kenyang memakan semua cemilan yang Ellea beli,
"El, udah malam aku pulang dulu ya, Kamu istirahatlah besok kan kamu harus ngajar lagi!" pamit Rasya.
Namun Ellea malah menyandarkan diri di dada Rasya, Ia seperti tak ingin Rasya pergi malam ini.
"Aku sendirian lagi, deh!" keluh Ellea lalu Rasya membelai rambut panjang nya itu.
"Kamu jangan ngomong seperti itu Ellea, Aku ada disini nanti kalo kamu mau kemana-kemana hubungi aku aja. Kalau aku luang aku pasti temani kamu," ujar Rasya.
Dan Ellea menarik tubuhnya dari pelukan kemudian Rasya mengangguk sambil tersenyum.
"Pulanglah, Makasih ya udah nemenin aku malam ini, Aku sayang kamu Rasya!" ucap Ellea.
"Aku juga Ellea," Membuat wajah mereka berdekatan lagi dan terjadilah first kiss nya dengan Ellea.
Ellea menyudahi ini dan mengantar Rasya sampai ke ambang pintu. Rasya juga memakai jaketnya menaiki motornya dan berpamitan dengannya,
"Aku pulang dulu ya!" ucap Rasya.
Ellea mengangguk, "Hati-hati yaa!" ucap Ellea.
Dan Rasya melajukan motornya meninggalkan rumah Ellea. Sedangkan, Ellea pun kembali menutup pintu rumahnya untuk beristirahat.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!