I Know Your Secret
Aku berjalan melewati lorong kampus sambil menikmati angin sepoi-sepoi yang membuat rambut panjang hitam bergelombangku menjadi tidak karuan. Setiap aku lewat pasti ada saja yang menyapaku dan aku selalu membalas sapaan mereka dengan senyuman manis.
"Dasha!" panggil seseorang dari belakangku. Aku pun menoleh kearah orang itu, "Elisa." ucapku saat Elisa sudah berdiri didepanku.
"tungguin aku." ucapnya sambil mengibas rambutnya yang kusut setelah lari mengejarku.
"tumben,kau jam segini datang?" tanyaku sambil melirik jam tangan dipergelangan tanganku.
"hari ini orangtuaku keluar kota,jadi tadi abis ngantar mereka ke bandara." jelas Elisa. Kami berjalan menuju kelas.
"kau hari ini tampak berbeda Sha." seru Elisa menatap diriku dari kepala hingga ujung kaki.
"apanya yang berbeda,aku terlihat sama saja kok."
"nggak,kali ini kau terlihat lebih dewasa." gelaknya langsung aku menjitak kepalanya pelan, "cih,aku kira tadi ada yang aneh."
"hmm kali ini aku serius Sha,kau makin cantik." pujinya lagi membuatku hanya bisa tersenyum simpul padanya. Aku melirik seluruh ruangan,baru hanya kami berdua yang datang ke kelas itu. aku merasa bosan hanya berdiam diri menatap papan tulis didepanku,sedangkan Elisa ia tengah menikmati sarapan paginya.
"El,nanti siang ada jam kosong nggak?" tanyaku melirik kearah Elisa. Elisa terdiam sebentar,lalu ia mengeluarkan catatan kecil dari tasnya.
"hmm nggak ada Keknya,kita full hari ini." jawab Elisa lesu,hanya dijawab anggukan olehku.
oh tidak,waktuku. gerutuku dalam hati sambil memandang malas kearah papan tulis. Tibalah dosenku datang dan langsung duduk ditempatnya,mengabsen nama kami satu persatu dan tibalah namaku. Aku terkekeh pelan melihat dosenku menarik napas dalam saat mau menyebutkan namaku.
"Adibah Dasha Elnara Kamania Salsabilah." panggilnya dengan satu napas,aku pun langsung mengangkat tanganku.
Terdengar suara helaan napas dari mulut beliau,bukan dia saja yang seperti itu,dosen yang lain pun ikut sepertinya.
"pfft,lama-lama semua dosen mangap nyebut nama kau Sha." bisik Elisa terkekeh pelan.
"ya mau gimana lagi,ibuku yang memberikan namaku seperti itu." ucapku pasrah.
"Dasha." panggil seseorang disamping sambil berbisik.
"yaa?" tanyaku saat mengetahui jika orang itu adalah Afran. Yap,Afran salah satu lelaki populer dikampusku. Banyak yang ingin menjadi kekasihnya namun,Afran satupun tidak ada melirik kearah mereka entah apa alasannya.
"nanti bisa kita bicara sebentar." jelasnya lagi.
"nanti?" tanyaku menyerngit bingung.
"iya sore ini."
"ooo okee." jawabku setuju.
Setelah berkutat didalam kelas akhirnya jam pertama pun selesai,aku dengan girang langsung menarik Elisa keluar menuju kantin.
"haiiss kau ini nggak sabaran sekali,nona populer." ledek Elisa,aku hanya mencurutkan bibirku saat julukan itu keluar dari mulut Elisa.
"ya ampun,jangan cemburut gitu dong,iya...iya aku nggak akan bilang kau kek gitu lagi." seru Elisa hanya pasrah mengikuti kemauanku.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan julukan itu,tapi aku merasa risih dengan panggilan itu. Yah walaupun kata orang aku paling cantik,baik hati,segala macamlah. Tapi itu tidak membuatku bahagia malahan menjadi beban yang aku pikul.
Seperti biasanya, setiapku dan Elisa lewat banyak yang memuji kecantikan kami. Bahkan ada juga yang beberapa nekat ingin menjadikan kami pacar mereka. Aku yang berpegang prinsip untuk say no pacaran, harus berputar otak mencari alasan untuk menolak mereka tetapi tidak menyakiti perasaan mereka.
"kau mau apa Sha?" tanya Elisa sambil melihat menu yang ada di kantin.
"aku mau hmm...mie goreng pedas level lima." serunya langsung dianggukan Elisa. Elisa langsung memesan makanan mereka.
"ya ampun Dasha cantik sekali yaa."
"iyaa,wah dia termasuk orang beruntung mendapatkan kecantikan seperti itu."
"hmm apa aku bisa seperti dia?"
"apalagi dia bisa semua,ckckck pokoknya perfect lah."
Aku mendengar suara desas-desus tentangku,aku hanya bisa menghela napas pelan tidak menanggapi apapun yang merek bilang tentangku. Sampai makanan ku tiba,aku langsung melahap mie goreng favoritku.
"oi,apa nggak pedas?" tanya Elisa sedikit ngeri melihat mie goreng milikku.
"nggak kok,ini enak." seruku sambil melahap mie gorengnya.
Elisa hanya menggeleng heran kearahku, lalu ia pun melanjutkan makan makanannya.
"oh ya,tadi Afran bilang apaan?" tanyanya smabil mengunyah baksonya.
"dia bilang ingin menemui ku,katanya ada yang mau dibicarakannya." jelasku.
"apa jangan-jangan dia mau nyatakan perasaan? ya ampun kali ini kau harus terima Sha." seru Elisa antusias menunggu perubahan status single ku menjadi sepasang kekasih.
"hahahaha itu tidak akan mungkin terjadi." ucapku membuat Elisa menatapku datar, "mau sampai kapan kamu menjomblo terus? ayolah kapan lagi kan menikmati masa muda." bujuk Elisa padaku.
"haiss kau seperti tidak tau aku aja,aku akan tetap berpegang teguh dengan prinsip ku El," tegasku tidak ingin dibantah,Elisa hanya menghela napas pelan melihatku.
"lagian kau sendiri juga masih jomblo." ejekku.
"tolong jangan samakan aku dengan dirimu Sha." Elisa cemberut menatapku,Aku terkekeh pelan.
"kita impas bukan?"
***
Seharian dikampus memanglah terasa menyenangkan tapi juga melelahkan. Melelahkannya itu adalah membuat tugas yang begitu banyak dan deadlinenya pun kadang berdekatan dengan tugas lain. Aku selalu menyempatkan waktuku ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas itu semua. Kadang aku selalu membantu penjaga perpustakaan membersihkan buku.
Karena hal itu juga membuatku terkenal dengan kebaikan hati seperti malaikat. Setelah siap mengerjakan tugasku,aku dengan semangat berjalan menuju mobilku.
"Dasha!" panggil Afran berlari kecil menghampirinya.
astaga bagaimana bisa aku lupa jika dia ingin menemuiku. gumamku dalam hati.
"hosh...hosh,aku ingin mengatakan sesuatu padamu." serunya sambil mengatur napasnya akibat lari tadi.
"apa itu?" tanyaku. Dalam hatiku rasanya ingin cepat pulang segera.
"aku menyukai mu Sha,apa kau mau menjadi pacarku?" seru Afran menatap lekat kearahku.
Aku hanya diam sebentar melirik bunga yang dipegang Afran. Mencari alasan untuk menolak adalah prioritasku agar tidak membuatnya sakit hati.
"terimakasih sudah menyukaiku tapi maaf Ran,aku tidak bisa menjadi pacarmu. Orang tuaku melarangku untuk berpacaran." tolakku secara halus.
syukurlah ide itu tiba-tiba terlintas diotakku. gumamku bangga tetapi tidak menunjukkan ekpresi senang itu dihadapan Afran. Terlihat raut kecewa dari wajah pria itu.
"kita bisa berpacaran diam-diam." usulnya menatap harap padaku.
"maaf sekali lagi tidak bisa,jika ketahuan ayahku akan memarahiku. Aku sangat takut dengan amarah ayah." lirihku tertunduk pelan.
bagus,bagus teruskan seperti itu Sha. pekiknya dalam hati,aku pun sempat melirik jam tanganku menunjukkan pukul enam sore.
Gawat,aku harus pulang sebelum ayah pulang. Kalau tidak habislah aku. seru ku panik,lalu mendongak kearah Afran.
"maaf sekali lagi Ran,kita bisa menjadi teman baik kok. Aku harus pulang segera,ayahku bentar lagi pulang. Bye." pamitku langsung terburu-buru masuk kedalam mobil.
"ta—" ucapan Afran berhenti dikala mobilku sudah melaju dengan kecepatan tinggi keluar dari parkiran kampus.
Dengan kelihaianku membawa mobil,akhirnya aku sampai dirumah dengan selamat. Aku langsung bergegas masuk kedalam rumah.
"Assalammualaikum." seruku mau melangkah masuk kedalam rumah. Saat diriku melangkah melewati batas antara teras dan ruang tamu disitulah sifatku berubah seratus delapan puluh derajat dari sifatku diluar rumah.
"kesayangan kalian pulang!!" pekikku menggema seluruh rumah, Dengan bahagia aku berlari kecil menuju dapur menghirup aroma masakan ibuku.
Ibu menghela napas melihatku seperti cacing panas yang selalu mondar-mandir tidak jelas.
"bisa tidak kamu diam sebentar,iiih ya ampun nak." gemas ibu melihatku dengan lancangnya mengambil kue yang barusan saja beliau masak.
"enak Bu." jawabku sambil mengunyah kue buatan ibu.
"huft,hei seharusnya kau cuci tangan dulu baru makan. ckckck jorok sekali." gerutu ibu,aku hanya terkekeh pelan. Aku pun langsung meneguk sekali teguk air putih.
"oh ya dimana ayah sama abang?" tanyaku tidak melihat siapapun kecuali ibunya.
"ayahmu bentar lagi pulang,abangmu katanya nginap dirumah kawannya." jelas ibu sambil menyajikan makanan untuk makan malam.
"syukurlah aku pulang duluan," ucapku bernapas lega,ibu hanya menggeleng pelan melihat kelakuanku.
"aku ke kamar ya Bu." ucapku langsung ibu dianggukan ibu.
Aku berjalan cepat menuju kamarku,melempar asal sepatu dan tasku. Aku langsung menghempaskan badanku ke kasur, "kasurku." seruku sambil berguling-guling dikasur.
"inilah yang aku suka,menjadi anak rebahan adalah cara ninjaku." gumamku bangga lalu turun dari kasur berjalan menghampiri meja komputernya.
"woah,sudah naik level,aku harus menamatkan game ini." tekadku sambil memainkan game di komputer.
Inilah rahasiaku dan hanya keluargaku saja yang tau kelakuan abstrudku dirumah. Bahkan sahabatku sendiri tidak mengetahui kelakuanku dirumah. Orang lain yang menyebutku anggun,cantik,baik hati,pintar,dan lain-lain hanyalah anak pemalas yang memiliki banyak hoki dibaliknya.
~thank you~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Vita Liana
baru mulai baca
2022-10-13
0
Chandra Dollores
dari hazel muaz lanjut kesini
2021-10-07
1