Dengan perasaan kesal aku menghentakkan kaki keluar dari mobil dan berjalan masuk kedalam rumah. Amarahku yang meluap-luap tadi menguap saat mendengar ada suara tamu didalam rumahku. Aku langsung mengubah eskpresiku,dan masuk dengan sopan.
"assalammualaikum." ucapku saat tiba didalam ruang tamu,mereka semua yang berada disana menoleh kearahku, "wa'alaikumsalam." ucap mereka bersamaan.
Aku menyerngit bingung melihat tamu yang tampaknya asing bagiku,tapi aku tetap menyalami punggung tangan mereka semua sambil menunduk tanpa melihat wajah mereka semua.
"Thalia,ini anak gadismu yaa?" ucap salah satu wanita disamping Ibu.
"iyaa,namanya Dasha." Jawab Ibu menoleh kearahku. Aku langsung duduk disamping Ibu.
"cantik yaa." ucap Wanita tadi,aku hanya melemparkan senyum padanya. Aku melirik jam dinding yang menunjukkan pukul dua siang.
Astaga aku kecepatan pulangnya,haiiss moodku hancur karna pria brengsek tadi. gerutuku dalam hati mengingat pertemuannya dengan pria menyebalkan itu.
"ibu aku izin ke kamar dulu." pamitku pada semuanya,Aku berjalan pelan menuju kamarku.
ceklek. Aku langsung masuk dan menutup pintu pelan. Meletakkan asal ranselku,aku langsung menghempaskan badanku ke kasur.
"melelahkan." lirihku sambil meletakkan tanganku diatas wajah.
Tiing. Aku mendengar notif dari ponselku,dengan malas aku membukanya.
Dasha gawat,tugasnya dikumpul besok. Pesan masuk dari Elisa. Aku langsung bangkit dari tempat tidurku,dan menelpon Elisa.
"tugas yang mana?" tanyaku panik mengingat tugas yang dimaksud Elisa. Padahal selama ini tugasnya selalu tuntas sebelum pulang.
"itu lhoo yang menggambar,aku tidak pandai menggambar hehehe." cengirnya dari sana. Aku langsung menghela napas pelan saat tau tugas yang dimaksud Elisa yang sudah kukerjakan minggu lalu.
"aku sudah ngerjain,ku kira ada tugas baru tadi." gerutuku.
"nah,karna kau sudah siap,mari bantu aku yang lemah menggambar ini. Kau kan pandai gambar Sha." seru Elisa membuatku terkekeh pelan.
"kalau mau aku bantuin datang ke rumahku cepat." ucapku langsung dijawab Elisa dengan semangat. Aku langsung mematikan telepon itu sepihak.
"huft,sementara dia dijalan,aku mau main dulu lah." ucapku sambil menghidupkan komputer.
"nak." panggil Ibu dari balik pintu,Aku langsung membukakan pintu untuk Ibu, "ada apa Bu?" tanyaku menyerngit melihat Ibu membawa sesuatu ditangannya.
"ini untukmu." seru Ibu sambil memberikan kotak kecil padaku.
"ini dari siapa Bu?" tanyaku sambil melihat kotaknya.
"ini dari teman Ibu yang tadi." jawab Ibu aku langsung berooria mengetahui hal itu, "ooo,kalau gitu tolong sampaikan terimakasihku padanya Bu." ucapku hendak menutup pintu. Ibu langsung menahan pintuku, "eitss, tunggu."
Aku kembali membuka lebar pintuku menunggu penjelasan dari Ibu. "kamu sendiri yang berterimakasih padanya. dia akan senang tuh."
"kenapa tidak Ibu saja?"
"haiss kotaknya kan untuk kamu, otomatis kamulah yang berterimakasih padanya." ucap Ibu membuatku mencurutkan bibir.
Ibu hanya tertawa pelan lalu berjalan kearah dapur. Aku menghela napas lalu aku menutup pintu. Penasaran dengan kotaknya aku langsung membuka kotak itu.
"waaah headsetnya comel sekali." seruku memegang headset yang baru saja diberikan oleh temannya Ibu.
Tapi ngomong-ngomong kenapa dia memberikan hadiah padaku? kan aku belum mengenalnya. gumamku dalam hati memandang headset berbetuk Teddy bear itu ditanganku.
"hmm aku tadi tidak fokus melihat semua tamu tadi,yang mana yaa orang yang berbaik hati memberikanku hadiah secomel ini." gumamku tersu berpikir mengingat tamu-tamu yang datang ke rumahku tadi,tetapi karena aku menunduk tidak fokus melihat wajah mereka satu persatu.
"haiss sekeras apapun berpikir tidak akan aku ingat kalau tadi aku tidak melihat wajah mereka." gerutuku langsung duduk didepan komputer.
Aku menaikkan satu alisku melihat notif masuk digame yang sedang aku mainkan,karena penasaran aku membuka pesan itu.
"eh siapa pula nih?" tanyaku saat melihat nama akun yang meminta izin untuk menjadikanku temannya. Tanpa berpikir panjang aku langsung menambahkannya masuk sebagai temanku.
"wow level dia lebih tinggi dariku ternyata,ckckck kenapa dia mau menambahkanku sebagai teman?" gumamku lagi. Aku pun langsung mengajaknya ikut bermain mencari misi. Ternyata bermain dengannya sangat mengasyikkan sampai-sampai kami bermain dengan cepat memenangkan misi dalam game itu. Sebenarnya aku ingin mengajaknya main lagi,tapi mengingat Elisa akan kesini dengan terburu-buru aku langsung mematikan komputer,dan merapikan semua yang berserakan dikamarku.
tok.tok. Aku langsung membuka pintu dan mendapati Elisa sudah berada didepan kamarku.
"eh? sudah sampai?" tanyaku langsung mempersilahkannya masuk. Elisa dengan senang hati langsung duduk ditepi kasurku.
"hmm aura anak rajin memang beda yaa." ucapnya melirik buku yang terbuka diatas mejaku. Aku mengikuti arah pandangnya,dan menyerngit bingung.
Sejak kapan buku itu terbuka yaa?? gumamku heran,mungkin saja aku tak sengaja membuka buku pelajaran itu.
"Sha,ini masih jam tiga keluar yuk." ajak Elisa melirik jam dinding kamarku.
"hei,kerjakan dulu tugasmu."
"iyaa, tapi diluar yok." bujuk Elisa dengan matanya yang berbinar.
Aku menghela napas, "tidak,kau harus membuat tugasmu dulu El." tegasku menatap Elisa. Elisa memberengut menatapku.
"huft,aku bantu kau membuat tugasnya abis ini kita keluar." usulku langsung membuat wajah Elisa sumringah.
"kau memang sahabat terbaikku Sha." pekiknya sambil mengeluarkan alat-alat untuk menggambarnya. Elisa langsung duduk didekat ku, "nah,aku kurang pandai gambar bagian sudut desain ini,kau bantu aku yang itu biar sisanya aku yang kerjakan." jelas Elisa.
"okee." jawabku langsung menggambarkan yang dimaksud Elisa. Tidak membutuhkan waktu yang lama,gambar desain rumah itu hampir jadi,selebihnya Elisa yang mendesain bentuk dan ketajaman gambarnya.
"yey selesai." ucapnya senang melihat tugasnya jadi. Aku menggeleng pelan melihat tingkah Elisa,lalu berdiri mengambil minum diatas nakas.
"kuy pergi." ajaknya sambil membereskan peralatan nya,Aku langsung melirik jam dinding dinding yang menunjukkan pukul empat.
Masih ada satu jam lagi sebelum ayah datang. gumamku langsung menyambar ranselku.
"Ibu,kami pergi dulu yaa sebentar." pamitku langsung dianggukan Ibu. Kami keluar menuju mobilku.
"Dek." panggil bang Gazza dari arah balkon,aku menoleh keatas menatapnya,dan terkejut melihat seseorang disamping Gazza yang tampak tidak asing bagiku.
"belikan kami dua mie cup yaa." ucap Gazza tersenyum seringai padaku. Ia tau kalau aku tidak suka disuruh membelikan sesuatu kecuali jika orangtuaku yang menyuruhku.
Abang sialan,awas saja nanti. gerutuku dalam hati,aku tersenyum mengangguk pada Gazza. Lalu aku melirik kearah pria disamping Gazza,seketika aku teringat jika pria itu adalah pria yang menyebalkan tadi masih asyik dengan buku tebalnya. Sepertinya pria itu tidak menyadari keberadaanku.
Sial,kenapa dia bisa ada disitu?apa dia temannya Abang?. gumamku penasaran,tapi aku langsung masuk kedalam mobil.
"Sha,abangmu ganteng banget,serius." kagum Elisa mengingat wajah Gazza tadi. Aku menggeleng heran melihat sahabatku yang bisa-bisa menyukai orang seperti Gazza.
Jika kau tau sifat aslinya mungkin kau tidak akan betah satu atap dengannya. gumamku dalam hati.
"hehehe bisa aja,apa kau menyukai abangku?" tanyaku langsung membuat Elisa tersipu malu.
"apa dia punya pacar saat ini?"
"aku tidak tau,coba saja tanya pada dia. Kau mau nomor telepon nya nggak?" tawarku langsung dianggukan kuat oleh Elisa. "nah,buka aja ponselku cari nomornya." ujarku sambil memberikan ponselku pada Elisa,sedangkan aku fokus mengemudi mobil.
"oke sudah." ucap Elisa langsung meletakkan ponselku didalam tasku. Dapat kulihat raut wajahnya senang setelah mendapat nomor abangku.
"kita mau kemana?" tanyaku karena kami masih belum tau tujuannya. Elisa tampak berpikir, "gimana kalau kita belikan dulu mie cup abangmu? kita jajan disana aja." usulnya,aku hanya mengangguk pelan.
Setelah kami leluasa belanja di supermarket kami pun langsung pulang ke rumahku. Elisa langsung pulang dijemput supirnya karena ada urusan keluarga yang mendadak. Aku pun langsung masuk kedalam rumah.
Hehehe sekarang sudah bebas, tidak ada siapapun orang lain disini. Semangat ku membara lalu berlari kecil ke kamar Abang.
Aku langsung mendobrak pintu kamar abangku dan menghempaskan badanku ke kasur. Memang sudah menjadi tujuanku mengganggu abangku yang tampan itu.
"hmm apa aku siram air aja yaa kasurnya supaya Abang nggak bisa tidur semalaman,hehehehe tampaknya itu ide yang bagus." seruku sambil tersenyum licik. Tidak melihat adanya tanda-tanda Abangku masuk,aku langsung mengambil air sebaskom lalu aku siram ke kasur Abang. Beberapa kali aku menimbah air membuat kasur itu sekarang menjadi basah dan lembab.
"selesai hahahaha,aku yakin wajahnya pasti marah besar melihat ini semua." ucapku tertawa lepas,aku langsung menutupi kasur yang basah itu dengan selimut yang jatuh dilantai. Saat aku menariknya,selimut itu terlihat ditarik oleh seseorang dibalik selimut. Merasa curiga,aku pun berusaha menarik selimut itu dengan kuat.
"siapa kau?" tanyaku sambil menarik selimut itu,orang yang berada didalam itu langsung menarik kembali selimutnya dan membuatku sempoyongan jatuh diatas badannya yang dibalik selimut itu.
bruuk. Tidak ada sahutan dan hanya terdiam ditempat. Bersamaan itu pula,Gazza masuk dan terkejut melihat aku sedang menindih seseorang.
"oi,apa yang kau lakukan dek?" tanyanya langsung menarik ku dari orang yang dibalik selimut itu. Gazza pun langsung membuka selimut itu dan mendapati pria yang menyebalkan tadi.
"Kau tidak apa-apakan Yan?" tanya Gazza melihat temannya terduduk lemas. Pria tadi membetulkan kacamatanya dan menatap tajam kearahku.
"kau berat sekali." ucapnya ketus membuat diriku syok ditempat sedangkan Gazza berusaha menahan tawanya.
Sialan. umpatku dalam hati memandangnya tajam, beberapa detik kemudian aku menyadari sesuatu.
Tunggu apa dia melihat semua yang ku lakukan tadi? haiis pria ini makin menyebalkan!!. gerutuku melihat dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Sri Widjiastuti
jahilnya amit2 ni si dasha
2023-08-11
0