Aku duduk tepat didepan jendela kaca supermarket. Dapat kulihat banyak mobil lalu-lalang melintasi jalan. Aku melihat rintikan gerimis turun mulai membasahi jalanan. Memang akhir-akhir ini hujan sering turun karena saat ini musim hujan.
"nah." ucap Gazza sambil menyodorkan mie cup padaku.
"Abang yang baik,makasih." pujiku sambil menghirup aroma kari ayam mie cupku. Aku melirik sekilas kearah Gazza yang tengah menyeruput mienya,lalu mulai menyeruput mie milikku.
"yummy."gumamku menikmati mie cupku ditambah pemandangan hujan deras diluar membuat suasananya sangat nyaman.
"kau disini Za?" tanya seseorang dibelakang Gazza. Mendengar suara yang sepertinya tidak asing membuatku tersedak.
"uhuk." aku langsung menyambar air mineral disampingku.
Gazza menoleh kearah orang itu, "oh Yan,kau makan mie cup juga? kuy duduk sini." ajak Gazza menyuruh Zayyan duduk disampingnya. Zayyan sempat menoleh kearahku sebelum mengangguk setuju duduk disamping Gazza.
Oh tidak,kenapa dia bisa ada disini? kenapa rasanya dunia ini sempit sekali. gerutuku heran. Aku pun melanjutkan makanku tanpa memperdulikan mereka yang asyik bercerita tentang jurusan mereka.
Pasti bahas tentang darah-darah lagi,huft jangan sampai aku tidak selera pula mendengarnya. gumamku.
"dek." panggil Gazza padaku,aku menoleh kearahnya.
"kau penasarannya dengan temanku kan?" goda Gazza berbisik sambil menaikkan alisnya.
Abang si*lan,kenapa kau menanyakan hal itu?!. gerutuku dalam hati menatap tajam kearahnya. Gazza tergelak melihat ekspresi kesalku.
"Yan,karna kalian pernah bertemu. Kenalkan ini adikku namanya Dasha,nah dek ini sahabatku namanya Zayyan." ucap Gazza sambil memperkenalkan kami berdua. Aku menoleh malas kearahnya begitupun juga dia.
"tidak tertarik." ucap kami spontan membuat Gazza tertawa. Aku langsung memukul pundak Gazza cukup kuat.
"hei! sakit tau!" gerutu Gazza sambil mengelus pundaknya. Zayyan seperti biasanya hanya diam memperhatikan kami sesekali memakan mie cup miliknya.
Aku menoleh kearah mie cup miliknya,terkejut rasa mie cupnya sama denganku.
kebetulan apa ini hah?. gumamku heran. Aku menghabiskan cepat mie cupku lalu membuangnya ketempat sampah. Bukan aku saja,tetapi Zayyan juga melakukan hal yang sama denganku. Ini membuatku sangat kesal dengannya,tetapi tidak bisa kulampiaskan padanya karena ditempat ini terlihat ramai.
"tenanglah Dasha,kau pasti bisa sabar." gumamku seraya menenangkan diri. Aku marah-marah tidak jelas begini mungkin karena efek datang bulanku.
"kau sedang datang bulan?" tanya Zayyan tiba-tiba sontak membuatku terkejut menolehnya.
hei,bisa-bisanya dengan santai dia ngomong kek gitu?!. gerutuku dalam hati. Aku menatap tajam kearahnya, "kenapa kakak bisa tau?" tanyaku menyelidik.
Zayyan menatap aneh kearahku,aku mendongak keatas melihat wajahnya yang tertutup masker itu.
Dia tinggi kali kek tiang. gerutuku memandangnya.
"apa kau tidak sadar?" tanyanya. Lagi-lagi membuatku bingung memandangnya.
"sadar kenapa?" tanyaku tidak mengerti apa yang dia maksud.
Zayyan menghela napas, "itu rok belakangmu ada tinta merahnya." jawabnya gamblang lalu pergi dari tempat kami duduk tadi.
"Za,aku pulang duluan." pamitnya saat melihat Gazza tengah membayar mie cup mereka. Gazza mengangguk pelan.
Aku yang menyadari itu langsung melirik rok belakangku,dan menggerutu pelan karena malu. Aku mengumpat pelan melepaskan jaketku langsung diikat dipinggangku untuk menutup rok belakangku.
"kenapa kau mengikat jaketmu?" tanya Gazza melihatku sedang mengikat jaket dipinggangku.
"biasa wanita." ucapku ketus langsung pergi keluar menuju mobil.
"dasar aneh." ucap Gazza mengikutiku dari belakang. Sampai dirumah aku langsung berlari masuk kedalam rumah.
"assalammualaikum,aku pulang...aku langsung ke kamar ya!" pamitku langsung melesat ke kamarku.
Ibu dan Ayah yang melihatku hanya menggeleng- geleng melihat kelakuanku. Mereka memang sudah tau watakku dirumah.
Aku langsung membersihkan semua milikku hingga bersih,setelah itu barulah aku mandi. Aku menghempaskan diriku disofa setelah memakai pakaianku. Aku memijat pelan pundakku yang terasa kaku.
"huft,oh iyaa!!" aku langsung berlari menuju meja komputer,aku langsung mengajak temanku itu untuk bermain game kesukaan kami.
"yosh,ini saatnya tunjukkan kemampuanmu Sha!" seruku sambil merenggangkan otot,aku langsung memainkan komputer. Berjam-jam aku bermain tidak terasa Ibu ada disampingku.
"Dasha!" panggil Ibu,aku menoleh sekilas lalu melanjutkan permainanku.
"Ibu mau nanya kamu mau nggak jadi kerumah teman ibu yang waktu itu ngasih kamu hadiah?" tanya Ibu membuatku menoleh lagi kearah Ibu.
"belum Bu." ucapku lagi lalu kembali fokus bermain.
"baguslah,Ibu besok titip ini yaa,kasih sama teman ibu yang kemarin okee." pinta Ibu sambil meletakkan paperbag disampingku. Aku menoleh kearah Ibu dan mengangguk, setelah itu Ibu keluar dari kamarku.
"jangan terlalu larut bergadangnya." ucap Ibu sebelum keluar dari kamarku,Aku mengangguk mengerti dan melanjutkan permainanku.
"fyuuh level kali ini agak susah,untung aja ada dia Zafiad. Hmm tampan nggak yaa? penasaran dengan wajahnya." gumamku menatap profil bergambar kucing imut teman gameku.
"sepertinya dia suka kucing." gumamku lagi,lalu aku mengetik sesuatu di roomchat dengannya. Aku berencananya mengajaknya bertemu,pasti asyik main bersama.
"yes,dia mau." seruku setelah mendapat pesan darinya. Aku langsung memutuskan tempat dan hari pertemuanku,setelah itu aku langsung mematikan komputerku.
"huft,sebaiknya aku langsung tidur ajalah." ucapku pelan sambil mematikan lampu dan baring ditempat tidur. Lama menatap langit kamar akhirnya mataku terpejam tidur pulas.
***
Aku bersiap-siap memakai sepatu dan mendongak melihat paperbag yang ada diatas mejaku.
"oh iyaa,ibu titip itu ya kemarin." ucapku teringat perintah Ibu tadi malam,aku langsung menyambar paperbag tersebut dan menuju meja makan.
Orangtuaku dan Gazza sudah duduk dimeja mereka masing-masing,aku langsung duduk disamping Abangku.
"Bang tolong ambilkan telur dadar tuh." tunjukku kearah sepiring telur dadar didekat Abangku.
"ambil sendiri." tolak Abangku sambil menikmati nasi goreng miliknya.
"cih." gerutuku langsung menyambar telur dipiringnya dan meletakkan di piringku. Gazza langsung menatapku tajam.
"itu milikku Dasha." tekannya hendak mengambil telur didalam piringku. Aku dengan cepat memasukkan semua telur kedalam mulutku dan mengunyahnya. Abangku langsung kesal dan mengambil telur dadar yang harusnya milikku.
"hei,itu milikku bang." protesku tak terima telur dadarku diambil Gazza.
"salah sendiri,kau mengambil telurku,berarti ini jadi milikku." seru Gazza langsung memotong telur dadarnya dan mengunyah didepanku persis seperti yang ku lakukan tadi.
Aku memberengut dan dengan cepat memakan nasi gorengku.
"pelan-pelan makannya dek." ucap Ibu melihatku terburu-buru memakan nasi goreng.
Aku menelan cepat dan minum sekali teguk, "nggak papa Bu,aku merajuk sama abang." seruku menatap tajam kearah Gazza. Gazza mengedik bahu tidak peduli dengan ocehanku. Ayahku hanya menggeleng memperhatikan perdebatan kami.
"kalian udah besar lo,masa bertengkar kayak anak kecil lagi sih." gerutu Ibu sedikit kesal melihat kami hampir setiap hari ada aja perdebatan.
"entahlah Bu,tanya sama anak bungsu Ibu yang manja itu." gerutu Gazza menghabiskan nasi gorengnya.
"cih, pengaduh. Daripada aku naik tensi mending aku pergi,Ibu Ayah aku pergi kuliah dulu yaa." pamitku sambil menyalami tangan keduanya. Gazza menatap datar kearahku, "sama aku nggak dek?" tanyanya sambil mengulurkan tangannya.
"nggak."ketusku langsung keluar dari rumah. Gazza hanya menggerutu melihatku lalu ikut pamit dengan orangtuaku.
"Dasha!" panggil Abangku lagi,aku menoleh malas kearahnya. "apa?"
"mau duit jajan ndak? tadi kamu main pergi aja,padahal Ibu ngasih duit lho." seru Gazza sambil menunjukkan dua lembar uang merah.
"haiss,berikan padaku bang." seruku hendak mengambil uang yang dipegang Gazza.
"minta maaf dulu,baru aku kasih." seru Gazza sambil tersenyum seringai.
Aku menggerutu kesal,dengan cepat aku menginjak kaki Gazza kuat dan menyambar uang yang dipegang Gazza tadi.
Aku menjulurkan lidak mengejek kearahnya, "rasain tuh,thanks Abang sayang." ucapku langsung masuk kedalam mobil dan melajukannya meninggalkan Gazza yang sepertinya mengumpat sambil memegang kakinya yang sakit setelah ku injak kuat tadi.
Tiing.
Aku melihat pesan itu langsung dan tertawa puas.
Gazza
Adek laknat!!
Dasha
hehehe
Beberapa menit setelah aku meletakkan ponselku,ada muncul lagi notif pesan. Tapi bukan dari Gazza melainkan dari teman gameku. Kami sempat bertukar nomor tadi malam.
Zafiad progamers
aku hari Minggu tidak bisa bertemu denganmu,aku ada urusan.
Aku langsung mengerem mendadak,kecewa melihat pesan dari temanku itu.
"yaah padahalkan aku penasaran orangnya seperti apa." gerutuku pelan.
Adibah (me)
okee,lain kali aja.
Jika dikehidupan nyata namaku Dasha, maka di akun gameku aku memakai nama Adibah. Aku sengaja memakai nama itu supaya tidak ketahuan dengan orang lain.
Aku menghela napas pelan,lalu melanjutkan perjalananku ke kampus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Anne Rukpaida
jgn² zayyan yg jdi tmn'y dasha d game
2022-02-27
1