Terjebak Sang Duda

Terjebak Sang Duda

Perkenalan

Deviazta namanya, perempuan ini terlahir sebagai anak semata wayang dari seorang ayah yang bernama Juwanda dan ibu bernama Emilia. Devi hanya tinggal bersama dengan seorang ayah tanpa kasih sayang dari seorang ibu. Sedangkan kabar dari ayahnya, ibunya telah lama meninggal dunia sejak dirinya sekitaran berumur 2 tahun. Hidup Devia tidak pernah mendapatkan kasih sayang yang sempurna, hidupnya hanya bergantung pada ibu tirinya yang sedikitpun tidak ada kasih sayang untuknya.

Ketika usianya beranjak belasan tahun, hari hari Devia hanya disibukkan dengan belajar dan belajar sampai menjelang kelulusan abu abu.

Karena diawali dari sebuah persahabatan, Devia diperkenalkan dengan putra dari keluarga Miko Herlambang. Dengan alasan, agar hubungan persahabatannya semakin dekat. Tentunya, akan ada sebuah perjodohan untuk Devia dengan putra pemilik perusahaan serta hotel yang cukup naik daun.

"Devia ..." suara yang begitu nyaring tengah membuyarkan lamunannya. Devia segera menoleh ke sumber suara, dilihatnya sosok laki laki yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.

"Kak Alex, benarkah?" ucapnya lirih disertai senyum manis pada Devia yang memiliki tanda lesung pipit pada kedua pipinya.

"Hem, tentu saja aku Alex. Kamu pikir aku ini siapa? mantan kamu?"

"Mantan? jangan dulu deh, kak. Aku tidak siap untuk menjadi mantan kakak, yang ada aku bisa gila." Ujar Devia sambil berjalan, Alex pun langsung menggandeng calon istrinya.

"Apakah nanti malam kamu ada acara?" tanyanya dengan posisi tangannya yang masih menggandeng calon istrinya.

"Tidak ada, adanya besok siang. Apakah kak Alex mau menemaniku? aku sendirian." Jawab Devia penuh harap.

"Tentu saja, aku akan selalu ada waktu untuk kamu. Karena kamu adalah bidadariku, tidak ada seorang pun yang boleh menyentuhmu." Ucap Alex sambil berjalan.

"Devia, cie ... yang sudah mendapatkan kelulusan. Sebentar lagi menikah muda, dan bakal kuliah di Universitas yang ternama nih." Ledek salah satu temannya yang ikut berkerumunan.

"Apa apaan sih kalian ini, bikin aku malu aja." Jawab Devia yang masih dirangkul oleh calon suaminya.

"Devia, jangan sampai lupa kalau besok berangkat di acara pernikahan Yuna. Jangan lupa juga calon suami kamu diajak, agar semua jomblowan pada gigit jari melihatmu yang sebentar lagi menyusul Yuna." Ledek salah satu sahabatnya.

"Jangan gila kamu, Ren. Sudah ah, aku mau pulang duluan. Aku mau merayakan kelulusanku, bye ..." jawab Devia sambil melambaikan tangannya tanda berpisahan.

"Devia pasti sangat bahagia, sudah calon suaminya tampan, kaya raya lagi." Ucap Rena sahabat Devia sambil melihat kemesraan sahabatnya.

"Tidak cuman kaya raya, Sultan! gaes ..." sahut temannya.

"Kapan ya, kita bisa senasib baik seperti Yuna dan Devia. Mereka berdua sangat beruntung meski menikah muda. Namun, keduanya dijamin hidup bahagia." Ujar Reni penuh harap akan bernasib baik seperti kedua sahabatnya.

"Iya ya, kita mesti harus bersabar deh." Jawabnya, kemudian keduanya bergegas untuk segera pulang.

Kini, akhirnya Devia telah merasa lega. Ketika dirinya tidak lagi berada di gedung sekolahan, semua beban dan penat yang bersemayam di kepalanya pun tidak lagi ia rasakan.

Usai memakan waktu yang cukup lama dalam perjalanan, Devia dan calon suami telah berada dibibir pantai sambil menyaksikan ombak yang menghantam bebatuan hingga pecah.

"Aku bebaaaaaaaaaas!!!!" teriak Devia dengan plong. Calon suaminya segera mendekatinya, kemudian memeluknya dari belakang.

"Aku sudah tidak sabar untuk menanti hari bahagia kita, persiapkan waktumu untukku seorang." Bisik Alex dari belakang, tanpa disadari jika keduanya tengah diperhatikan banyak orang.

Tidak jauh dari pandangan Alex dan Devia, ada seseorang yang tengah melihatnya walaupun hanya sekilas.

"Cih! masih ada aja yang berani bermesraan dimuka umum, memalukan. Dasar bocah masih bau kencur mudah di kibulin sama lelaki buaya."

"Memalukan, kata Tuan? apanya yang memalukan, Tuan?"

"Cih! apa kedua mata kamu itu rabun, hah! sampai sampai kamu tidak bisa melihatnya dengan jernih."

Sepasang matanya akhirnya menyelidik disekitarnya. Dan benar saja, kedua matanya melihat jelas pemandangan yang sangat menggodanya.

"Nih! dibersihin dulu air ences kamu, lihat orang ciuman aja sudah basah begini. Makanya, buruan nikah." Ucapnya dan pergi begitu saja.

"Tuan! tunggu, Tuan." Dengan langkahnya

sedikit berlari mengejar majikannya, segera ia mensejajarkan dengan langkah kakinya.

"Ada apa? hem!"

"Bukankah tadi tuan Alex?"

"Bukan urusanku! aku tidak mempunyai banyak waktu untuk menangkap bayangan seseorang, itu tugas kamu." Jawabnya dan langsung pergi begitu saja.

"Tuan! tunggu, Tuan."

"Ada apa? hem!"

"Mobil kita ada disana, Tuan. Anda salah mobil, maaf." Sedikit gemetar saat menatap kudua mata Tuannya dengan sorot matanya yang mendadak setajam mata elang.

"Dasar bo*doh! jadi sekretaris saja tidak berguna." Ucapnya dengan kekesalannya.

'Kalaupun aku bo*doh, lebih bo*dohnya lagi Tuan sendiri. Kenapa juga mempertahankan diriku ini untuk dijadikan sekretarisnya. Memilih sekretaris aja tidak becus, apa tidak bo*doh itu namanya.' Batin sekretaris Vega yang semakin pusing memikirkan Tuannya sendiri.

"Besok kita ada acara apa lagi di kota ini?"

"Kita akan ada pertemuan dengan perusahan cabang baru milik Herlambang, Tuan. Tempatnya di hotel ternama, yakni milik keluarga tuan Alex Herlambang."

"Hotel ternama kata kamu, Veg!" Menyorotkan matanya dengan tajam.

"Maksud saya hotel ternama setelah milik tuan Jerry Canderkey, Tuan." Jawabnya setengah menunduk.

'Puas! puas! puas! amit amit jabang kakek nenekmu, punya Bos kadang butuh sanjungan yang kelewat kebangetan, cih. Umur udah tuwir juga, haduh! tobat, Bos .. tobat. Mending juga buat cari calon istri, ketimbang suka cari sensasi.' Batinnya berdecak kesal.

"Awas! kalau sampai kamu masih menyanjung keluarga Herlambang! aku tidak segan segan mengirimkan kamu ke benua Antartika." Ancam Jerry sambil berjalan dengan langkah kakinya yang lebar.

'Sensitif amat sih Bos, satu misi yang sama dengan tuan Alex. Satu Duda, satu perjaka. Itupun masih terbalik, dunia mereka sama.' Batinnya dengan penuh keheranan.

Setelah berada didalam mobil, Vega terus melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Tuan, kita mau kemana lagi?" tanya Vega sambil fokus dengan setir mobilnya dan fokus dengan pandangannya lurus kedepan.

"Ke Hotel." Jawabnya singkat, padat, dan sangat jelas.

"Apakah tuan membutuhkan teman?" tanyanya alih alih menggoda tuannya.

"Boleh, yang masih bening." Jawabnya asal sambil menatap lurus kedepan dengan kedua tangannya menyilang didada bidangnya.

'Yang benar saja, Tuan Jerry memesan yang masih bening. Maksudnya apa coba? apakah yang dimaksudkannya itu yang masih pera*wan? atau .. yang mulus kulitnya? bahe*nol? yang menggoda? aah! sialan. Jika aku tanya lagi, pasti gajiku dipotong 45%. sial! sial! aku harus memikirkannya sendiri, Bos macam apa dia ini.' Batinnya seakan memakan senjatanya sendiri.

"Kamu kenapa, Veg? sakit?" tanya Jerry penuh keheranan saat melihat sekretarisnya mendadak aneh.

"Tidak ada apa apa kok, Tuan. Saya hanya tidak enak badan, itu saja." Jawabnya beralasan.

'Semoga saja, aku bisa lari dari kenyataan." Batinnya terus berharap.

"Oo! maksud kamu, kamu sakit? ya sudah kamu ikut tinggal di hotel saja."

"Tidak perlu, Tuan. Saya bisa pulang sendiri, serius."

"Terserah kamu saja, yang terpenting jangan paksakan diri kamu untuk bekerja jika kamu sedang sakit."

"Baik Tuan, saya mengerti." Jawabnya merasa lega.

"Tapi, Tuan ... bagaimana dengan pesanan Tuan yang bening bening itu?" tanya Vega sedikit takut.

"Tidak jadi, bukannya kamu sedang sakit?" balik bertanya.

"Memangnya yang bening bening itu apaan sih, Tuan?" tanya Vega memberanikan diri.

"Hem! tidak penting, sudah cepetan ditambah kecepatannya. Aku sudah capek, aku ingin istirahat." Jawabnya dengan malas.

Setelah memakan waktu yang tidak lama, kini Jerry telah sampai di Hotel yang sudah terkenal akan fasilitas dan kenyamannya, yaitu hotel Canderkey. Hotel yang dibangun susah payah dengan jerih payahnya selama ia menggantikan posisi ayahnya.

Terpopuler

Comments

ery hafiz

ery hafiz

hadir

2022-08-23

0

Sumawita

Sumawita

kak aq tunggu kelanjutannya dendam suami ku

2022-01-09

0

Saras Wati

Saras Wati

sambil nunggu up niko,melipir dlu ksini..biar tmbh rajin mbacanya😂😅🤭😃

2021-12-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!