Masalah baru

Setelah berada didalam kamar miliknya, Jerry langsung menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidur.

BRUGGG!!

Jerry langsung berbaring terlentang diatas ranjang dan menatap langit langit kamarnya dengan sejuta lamunanannya.

"Akhirnya! aku bisa merebahkan badanku, sungguh! pekerjaan yang sangat menguras pikiranku." Ucapnya, kemudian membuang nafasnya dengan kasar.

Sedangkan sekretaris Vega memilih untuk menikmati istirahatnya di lain kamar hotel, tepatnya tidak dalam satu ruangan dengan majikannya.

"Akhirnya! aku bisa bernafas lega, huh! untung saja, aku tidak mendapatkan tugas tambahan.

BRAK!!!

Tuan Jerry membuka pintunya kasar. "Astaga!! Tuan!" Vega langsung bangkit dari posisinya.

'Baru aja ngulur napas, ini udah seperti ditarik ulur lagi. Benar benar Bos gila, datang aja udah kek jelangking aja. Datang tidak dijemput, pulangnya pun sendirian. Itupun kalau ingatannya lagi normal. Kalau oleng... aja! dah kek bayi kawak. Hem! sepertinya Tuan Jerry butuh kencan privat.' Batin sekretaris Vega penuh kata kata.

"Temani aku makan malam, cepetan! Veg, ayo keluar." Perintahnya tanpa basa basi.

"I -- iii --- iya! Tuan." Jawabnya dengan reflek.

'Udah kek jin iprit aja ini orang, baru aja mau mimpi indah, gagal lagi gagal lagi. Bos aneh! entahlah.' Batin sekretaris Vega berdecak kesal.

"Jalannya di percepat, Veg! aku tidak menyukai sesuatu yang lambat, ngerti! kamu." Bentak dari majikannya, sekretaris Vega hanya mengusap dadanya dengan pelan.

"Bos ini semakin aneh, kerjaannya marah marah terus. Sudah seperti anak muda aja yang lama tidak berkencan.' Gerutu sekretaris Vega sambil mengikuti langkah kaki Tuannya, tanpa disadari jika Tuannya sudah menatapnya dengan tajam. Seketika, sekretaris Vega nyalinya langsung menciut dihadapan Tuannya.

"Kau bilang apa tadi? ayo! bilang." Bentak Jerry pada sekretarisnya.

Meringis lebar, seperti itulah kebiasaan sekretaris Vega jika didapati tengah menggerutu soal majikannya.

Setelah berada ditempat yang dituju, Jerry menatap gedung gedung yang tidak kalahnya menjulang tinggi nan megah dengan hotel miliknya.

Hembusan angin malam, mengingatkan sesuatu pada kenangan silamnya. Iya! kenangan hari bahagianya yang mendadak menjadi sebuah kabar duka untuknya.

Sekretaris Vega yang sudah bertahun tahun berada disamping Tuannya, rasa sedih pun ikut dirasakannya.

"Tuan, alangkah baiknya jika Tuan duduk bersantai sambil menikmati secangkir kopi panas disertai angin sepoi sepoi." Ujar sekretaris Vega membuyarkan lamunan Tuannya.

"Sok tahu, kamu. Bawa kemari kopi panasnya, aku tidak menyukai yang berbau santai. Bisa hilang seleraku, ngerti."

"Ba -- ba --baik, Tuan."

'Ngapain Bos, mikirin perempuan yang jelas jelas sudah jadi penghianat. Segitu cintanya kah, sampai sampai tidak bisa melupakannya.' Batin sekretaris Vega sambil mengambil secangkir kopi panas diatas meja.

"Ini Bos, kopi panasnya."

Glek!

Seketika, secangkir kopi panas telah tandas tanpa sisa. Sekretaris Vega hanya menelan ludahnya kasar, bahkan ia kembali melihat Tuannya tanpa peduli panas ataupun dingin.

'Segitukah menyimpan rasa kekecewaan? hingga pada akhirnya harus menyiksa diri sendiri.' Batinnya penuh rasa kasihan.

"Besok,"

"Iya Tuan, besok kenapa, Tuan?" tanyanya penasaran.

"Carikan istri untukku!"

"Serius, Tuan?" tanyanya seperti mimpi.

"Kamu pikir, aku ini pembohong? hah!"

Sekretaris Vega hanya garuk garuk kepalanya yang tidak terasa gatal. Didalam pikirnya seperti mimpi yang tiba tiba dipaksa bangun.

"Memangnya tipenya seperti apa, Tuan? yang janda, atau yang ..." kalimatnya pun diakhiri dengan senyum yang lebar, alias meringis yang berlebihan.

"Yang mudah aku bohongi!"

"What!!" yang benar saja, Tuan."

"Makanya! buruan menikah, agar kamu tahu ra..." tiba tiba terhenti begitu saja.

"Tidak usah kamu cari istri untukku, tadi aku hanya bercanda. Kalau kamu mau makan, pesan aja. Aku mau tidur, secangkir kopi sudah cukup untukku." Ucapnya, kemudian segera kembali ke kamarnya sendiri.

"Huh! aku kira, tuan Jerry benar benar mau menikah. Ternyata, dia hanya bercanda katanya. Cih! padahal, terlihat jelas jika tuan Jerry ingin segera menikah." Ucapnya lirih, kemudian sekretaris Vega segera menutup kembali pintu kamarnya.

"Antarkan aku pulang sekarang juga!"

"Apa!!" teriaknya dengan reflek.

"Tidak ada yang lucu! ayo, pulang." Perintah Jerry yang tiba tiba balik badan dan masuk ke kamar milik sekretaris Vega.

"I --- iiya! Tuan, bukankah kita akan menginap di Hotel?"

"Tuan Canderkey! sekarang sudah kembali."

"Bab -- baik! Tuan, mari."

'Hem, Tuan Besar sudah kembali rupanya. Pertunjukkan seru nih, antara anak kecebong dan bapak kecebong.' Batin sekretaris Vega dengan girang.

Dalam perjalanan pulang, sekretaris Vega melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang. Ia memilih untuk tetap bersikap santai dan tenang, meski detak jantung Tuan nya semakin bergemuruh.

'Lihat lah, lihat! Tuanku sudah menyiapkan sejuta ekpresi ketidak nyamanannya didalam mobilnya sendiri. Bahkan, mobil mewahnya kini sudah terasa didalam open, wajah sangar seketika menjadi muka datar yang sulit untuk di Artikan.' Batin sekretaris Vega semakin puas melihat ekspresi Tuannya.

Tidak lama kemudian, mobil mewah yang dinaiki oleh Jerry kini telah tiba berada di halaman rumah besar milik Tuan Canderkey.

Dengan langkah kakinya yang lebar, Jerry berjalan tegak penuh wibawa. Semua yang menyambut kedatangannya menunduk hormat padanya, bahkan tidak ada satupun yang lalai sedikitpun untuk memberi hormat pada Tuannya.

"Kamu, kembali ke asalmu. Jang lupa, besok jemput aku. Karena besok kita akan ada pertemuan dengan pihak Herlambang." Perintah Jerry pada sekretaris Vega. Ia tidak ingin sekretarisnya mengetahui pemilik rumah akan memberi banyak catatan untuk sang pewaris Canderkey.

"Iya Tuan." Jawabnya singkat dan membalikkan badannya, lalu pergi meninggalkan Tuannya.

"Bagus! bagus, sekali. Dari mana saja kamu, bahkan ibumu selalu mengadu jika kamu tidak pernah pulang."

"Lalu, untuk apa aku pulang. Papa aja tidak pernah pulang, 'kan? licik sekali cara Papa mementingkan kekayaan. Mau sampai kapan Papa akan terus terusan seperti ini, mau mengoleksi banyak perempuan?"

PLAK!!!!

Sebuah tamparan keras tengah melayang dipipi milik Jerry, seketika tatapan matanya berubah menjadi bengis.

"Oooh! ini hasilnya dari Luar Negri? hasil dari bule bule jadian? sangat menjijikan." Ucap Jerry dengan tatapan sengitnya.

"Jaga bicara kamu, Jerry!"

"Terus! untuk apa harus menjaga ucapanku."

"Baik! baik, jika kamu menginginkan Papa untuk selalu tinggal di rumah ini. Dalam waktu dekat ini, kamu harus segera menikah. Kalau kamu tidak juga menikah, Papa akan kembali ke Luar Negri." Ancam dari seorang ayah pada putranya, seketika itu juga Jerry tercengang mendengarnya.

Pernyataan yang tidak pernah ia duga, kini ia mendengarkannya langsung.

"Bagaimana? kamu siap menerima tantangan dari Papa? atau ... kamu akan aku jodohkan kembali dengan anak teman Papa, bagaimana?"

"Papa ... jangan paksa putramu untuk menikah, biarkan Jerry memilihnya sendiri." Sahut sang istri yang tiba tiba datang menghampirinya.

Tanpa berucap sepatah katapun, Jerry memilih menghindar dari kedua orang tuanya. Kemudian, ia langsung menapaki anak tangga dan masuk ke kamarnya.

BRAK!!! suara pintu tengah mengagetkan kedua orang tuanya yang masih pada posisi semula.

"Lihat lah! Jerry tidak pernah berubah sikapnya, benar benar anak tidak tahu diri." Ucap seorang ayah yang terus menggerutu.

Terpopuler

Comments

Saras Wati

Saras Wati

ka,sekretaris vega tuh cewe atw cowo???

2021-12-07

1

yatun divia

yatun divia

😍😍

2021-10-19

0

rani85

rani85

vega tuh cewek apa cowok ya??? klo cewek kasian bgt krj nya hrs stand by. .

2021-09-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!