Setidaknya Lihat Aku Suamiku
💌 Setidaknya Lihat Aku Suamiku 💌
🍀 HAPPY READING 🍀
.
.
Zionathan Lucius terlahir menjadi anak tunggal dari pasangan Alberto Lucius dan Davina Lucius. Pengusaha properti terkenal di kota xx. Ayahnya sering dijuluki pendekar di segi tiga emas. Julukannya ini di dapat karena Alberto berhasil membangun beberapa proyek di tiga lokasi sekaligus. Grup ini terkenal dalam kecepatannya membangun proyek mereka serta mempunyai tim yang handal di antaranya, tim arsitek, interior, desain dan kontraktor.
Zionathan Lucius sekarang menjabat seorang direktur utama di perusahaan Group Lucius. Di perusahaan yang dirintis oleh ayahnya. Zio berkontribusi dalam menyumbang strategi bisnis dalam memenangkan persaingan dengan para pesaing. Hal ini dilakukan dengan cara membidik lokasi-lokasi strategis di perkotaan yang belum dibidik oleh para pesaing. Di bawah kepemimpinannya, Ia berhasil melakukan ekspansi ke beberapa daerah di kota xx. Perusahaan Group Lucius berada di posisi ketiga dalam daftar sepuluh orang terkaya versi majalah Globe Asia dengan total kekayaan yang tak bisa disebutkan.
Semasa sekolah dulu Zionathan selalu mendapat pertanyaan dari teman masa sekolahnya mengatakan anak tunggal itu punya segalanya dan paling dimanja. Ya... Awalnya Zio nggak masalah. Tapi, lama-kelamaan kok ia merasa kayak di hakimi gitu ya. Mereka kayak seakan-akan mengerti dan pernah ngalamin gimana rasanya jadi anak tunggal. Padahal nggak begitu-begitu juga kali ya.
Rasanya jadi anak tunggal itu, ya biasa aja. Banyak yang menganggap dirinya sebagai "anak emas" karena dianggap selalu mendapatkan setiap keinginannya. Gak juga sih! Jika mereka tahu, sebenarnya Ibunya paling cerewet sedunia. menerapkan disiplin yang terlalu ketat, dalam hal apapun itu. Apalagi jika saat Zio terlambat pulang dari sekolah. Seisi rumah bisa bergetar hanya sekali teriakan dari ibunya. Zio akui Ia dibesarkan dalam pola asuh otoritatif.
Pertanyaan berikutnya yang sering dilontarkan dari sahabatnya. "Kamu gak kepingin punya adik, gak kesepian ya?" atau "Enak dong! Apa-apa diturutin sama mama papa ya?"
Busyet dah... lagi-lagi Zionathan hanya bisa menggeleng pasrah. Cara tebak-tebak mereka membuat Zio pusing tujuh keliling. Kalau di bilang kesepian, nggak juga! Zio punya orang tua, dia punya teman-teman, dia punya sahabat dan punya pacar. Soal orang tua, Ia nggak pernah kehabisan bahan obrolan dengan ayah ibunya. Bahkan sampai gaulnya mereka, kadang nonton bersama, berlibur bersama dan menghabiskan waktu dengan olahraga raga bersama. Karena orang tua Zio tipe orang yang ekspresif dan suka menceritakan apa pun yang kita alami setiap harinya, bareng-bareng.
Letak Zio kesepian itu dimana coba? salah besar, jika teman-teman bilang jadi anak tunggal itu kesepian. Zio gak merasa sendirian tinggal di bumi yang luas dan tak berujung ini. Banyak hal-hal positif yang bisa ia lakukan. Memiliki orang tua yang baik dan menghirup napas dalam-dalam sebagai tanda bersyukur karena masih diberikan kesempatan hidup hari ini.
"Karena kita tidak akan menemukan kebahagiaan jika terus menuntut kesempurnaan. Syukuri apa yang kita miliki, maka di sana akan kita temukan kebahagiaan."
Sampai di situ paham ya...
⭐⭐⭐⭐⭐
SORE HARI DI KANTOR LUCIUS.
Hari yang cukup panjang akhirnya berlalu. Pekerjaan yang benar-benar menumpuk hari ini akhirnya selesai juga. Zio tersenyum sambil merenggangkan otot-ototnya dan sedikit memijit bagian tengkuk belakangnya. Bibirnya mengulas senyuman lagi. Setelah selesai, Zio melangkah meninggalkan ruangannya. Ia tersenyum saat berpapasan dengan karyawannya. Ia tersenyum dan terus melangkah saat berada di koridor. Menaiki lift dan turun ke lantai bawah. Begitu lift terbuka, Ia berjalan menuju pintu utama perkantoran. Zio segera menuju parkiran mobilnya dan meninggalkan perkantoran.
Mobil mewah miliknya memasuki halaman di kediaman Lucius. Zionathan keluar dari mobilnya sambil bersiul-siul dengan semangat.
"Selamat sore tuan," Sapa Ibu Vero wanita paruh baya yang sudah lama bekerja di kediaman Lucius. Bahkan sebelum Zionathan lahir. Jadi anda bisa tebak sedekat apa mereka.
"Selamat sore juga bu Vero." Sapa Zio dengan senyum hangat. "Ibu belum pulang?"
"Belum tuan."
"Oke, terima kasih ibu Vero."
Ia berlari kecil saat menaiki anak tangga. Perasaannya begitu bahagia. Karena hari ini Zio akan menghadiri pesta ulang tahun yang diselenggarakan oleh seniornya.
Zio selesai membersihkan tubuhnya. Ia keluar dengan telanjang dada sambil menggunakan handuk. Wajahnya sudah terlihat segar. Tetesan air di ujung-ujung rambutnya masih terjatuh. Otot-ototnya yang bidang terlihat menonjol dan sedikit basah. Sepertinya air nakal dari rambutnya belum ingin lepas dan mengalir dari pelipis hingga ke dada. Zionathan menatap dirinya di cermin. Ia memiringkan kepalanya, seakan menikmati tubuh indahnya. Zio sangat menjaga tubuhnya dengan baik. Ia rutin melakukan olahraga di setiap kesempatan yang ada.
Wajah Olivia Christa menari-nari dalam benaknya, gadis mungil pujaan hati yang sudah satu tahun dipacarinya. Wajah kekasihnya itu selalu memenuhi aktivitasnya. Setelah rapi mengenakan baju yang cocok dikenakan untuk party. Zio mengambil handphonenya untuk menghubungi kekasihnya. Bibirnya mengulas satu kali senyuman saat menekan tanda panggil.
Dddrrrttt... Dddrrrttt...
Terdengar suara getaran dari handphone Olivia. "Hmmm...Hmmm..." Ia bergumam dalam tidur, tangannya menelusuri sprei lembut, mencari-cari handphonenya. Olivia memicingkan matanya, menatap layar handphonenya itu.
"Zio?" Olivia mengerutkan dahinya menatap jam yang ada di atas nakas. Jam sudah menunjukkan pukul lima sore. "Astaga sudah sore?" Ia tersentak dengan posisi duduk. Dengan cepat ia menggeser tanda panggil pada handphonenya.
"Iya, sayang?"
"Sudah siap?
"Ini mau mandi?" ucap Olivia dengan nada mendayu manja gitu.
"Bersiaplah, aku akan datang menjemputmu." Kata Zio lagi.
"Oke sayang, satu jam aku pastikan sudah selesai." ucap Olivia meyakinkan kekasihnya.
"Ingat, jangan pakai gaun yang menonjolkan dirimu. Pakai gaun yang benar-benar membuatmu nyaman. Kau mengerti?" Zionathan mengingatkan.
Olivia terkekeh saat mendengar kalimat itu. Pacar posesif membuatnya sedikit tidak nyaman. "Hmm pasti. Malam ini aku tidak akan membuatmu cemburu."
"Cih..." Zio tersenyum kecil.
"Oke, aku bersiap dulu sayang." Ucap Olivia mengakhiri panggilan teleponnya.
"Hmm."
"Sampai bertemu sayang." Olive memberikan ciuman sebelum panggilan terputus.
TIT!
Olivia membuang napas panjang dan meletakkan kembali ponselnya. Dia sudah menyiapkan gaun terbaiknya untuk acara malam ini. Olivia membuat penampilannya senatural mungkin. Semua berpadu padan menampilkan wajahnya yang cantik.
⭐⭐⭐⭐⭐
"Olivia?" Panggil Zio sambil melambaikan tangannya.
Mata Olivia terbelalak dan sedikit berlari menuju halaman rumahnya. "Hai sayang? Sudah lama? aku pikir kamu masih dijalan."Kata Olivia tersenyum sambil mencium pipi Zio.
Zionathan tersenyum bahagia saat mendapatkan kecupan singkat. Ia langsung memeluk pinggang Olivia dan membalas kecupan itu.
"Kau cantik sekali sayang." Bisik Zio.
"Benarkah?" Olivia memutar tubuhnya agar kekasihnya bisa melihat jelas bentuk tubuhnya.
"Hmmm, kau cantik dan sempurna." puji Zio tersenyum.
"Gombal," Olivia tersenyum malu sambil mencubit lengan Zio dengan lembut.
"Aku tidak bohong sayang."
"Oke deh..Terima kasih atas pujiannya."
Zio mencium puncak kepala Olivia. "Sekarang kita pergi." kata Zio memegang lengan kekasihnya.
Olivia tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Ia menunggu Zio membuka pintu untuknya.
"Silakan masuk putri cantik." Zionathan mempersilakan Olivia masuk.
Olivia terkekeh. Wajahnya bersemu merah saat mendengar kalimat itu.
BRUKKK!
Zio menutup pintu mobilnya. Olivia masih tetap menahan senyumnya dan melihat kekasihnya mengitari mobil bagian depan untuk sampai ke sisi kemudi. Mata Olivia mengikuti sosok itu sambil tersenyum, lalu Zionathan duduk di sampingnya.
"Ini sebenarnya acara apa sih?"
"Acara ulang tahun."
Zio mengambil tangan Olivia dan menciumnya. "Baru ini aku membawa pasangan ke acara teman-temanku."
"Kenapa seperti itu?" Tanya Olivia dengan dahi mengerut.
"Kau tahu sendiri bagaimana ibu, dia tidak ingin aku jatuh ke dalam pergaulan bebas dan membawa wanita sembarangan."
Olivia mengangguk. "Itu berarti ibumu menyayangimu sayang."
"Dan aku bersyukur memiliki kekasih sepertimu."
Olivia lagi-lagi dibuat tersipu. Ia melempar pandangannya ke samping sambil menjepit bibirnya. Kupu-kupu bermacam-macam spesies langsung berterbangan dari hatinya. Hari ini Zio benar-benar membuatnya di mabuk cinta. Ia kembali menegakkan badannya untuk mengatur posisi duduknya. Pandangannya menghadap ke depan.
"Oke sayang. Buat aku bahagia dan jangan pernah mengkhianati cintaku ya. Aku ingin menjadi bagian keluarga Lucius."
Zio Mengulum senyum sambil mendekat ke arah Olivia.
Glek!
Olivia menelan salivanya. Menyadari Zio semakin mendekat. Ia melirik kekasihnya ke samping. Jantungnya seketika terpicu kencang. Mata Zio selalu sanggup mengaktifkan mode jantungnya.
DEG DEG DEG...
Zio semakin maju, jarak mereka semakin dekat. Napas Olivia semakin tertahan di dada. Namun dengan cepat Olivia mengecup bibir Zio.
CUP!
"Heuh?" Mata Zionathan terbelalak. Ia tidak menduga Olivia akan menciumnya. Olivia menahan senyumnya.
"Kau menciumku?" Zio menaikkan alisnya dan tersenyum nakal. "Aku hanya ingin memasang sabuk pengamanmu, sayang." bisik Zio, hembusan napasnya terasa dekat ke wajah Olivia. Zio masih terus menatap wajah kekasihnya itu. Mata mereka saling berpandangan.
Olivia menahan malu, "Astaga ada apa ini. Aku pikir Zio ingin menciumku." ia membuang mukanya tak ingin memandang kekasihnya.
"Lihat aku sayang," Kata Zio memegang dagu Olivia agar melihat ke arahnya.
Olivia menunduk. "Aku malu,''
CUP!
"Tidak apa-apa. Aku senang kok." ucap Zio tersenyum. Ia menjauhkan diri setelah memberikan Lmatan singkat pada bibir sang kekasih. Olivia reflek menjepit bibirnya.
"Sekarang kita pergi." Ucap Zio melepas tatapan intimidasinya. Ia tersenyum kecil penuh kemenangan.
Olivia membuang napas tanpa bersuara. Jantungnya masih berdegup sangat kencang. Dan sekarang ingin melompat dari rongga dadanya. Rasanya bunga-bunga cinta itu semakin tumbuh subur dan bermekaran di dalam hatinya.
DALAM PERJALANAN.
Mereka hanya diam menikmati suasana perjalanan yang tenang. Saling melempar senyum. Olivia tersenyum tipis, sambil menundukkan kepalanya. Zio memegang tangan kekasihnya. memandang tangan Zio di pangkuannya. Ia menggenggam tangan itu dengan hangat. Olivia tidak menduga akan mendapatkan cinta tulus dari seorang lelaki seperti Zio. Rasanya mendebarkan, Zio selalu berhasil membuatnya berdebar. Tidak ada momen sebahagia ini dalam hidupnya.
BERSAMBUNG.....
^_^
Tolong dukung ya my readers tersayang.
Ini Novel keenam saya.
^_^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
😍wike😍
mampir
2023-07-18
0
Chen Aya
mampir thor
2022-09-12
0
Darisha Asley
😍😍😍😍😍
2022-07-10
0