💌 Setidaknya Lihat Aku Suamiku 💌
🍀 HAPPY READING 🍀
.
.
Sepanjang perjalanan, mereka hanya diam membisu. Olivia memandang Zionathan yang terus membawa mobil membelah keheningan malam. Senyuman di wajah Zio sudah hilang. Kini wajahnya datar dan sangat dingin. Tatapannya tajam ke depan. Ia sama sekali tidak memalingkan wajah melihat Olivia, bahkan melirik pun tidak.
Olivia mencengkeram tangannya sendiri dan menghembuskan napasnya lewat mulut. Ia tahu Zio cemburu karena Ferdinand menjadi teman dansanya. Matanya benar-benar tidak bisa berbohong. Olivia merasa gugup. Rasa cemburu Zionathan saat ini begitu besar.
"Ss-sayang..." Olivia akhirnya membuka suara.
"Aku tidak ingin bicara." Ucap Zio dengan nada ketus.
Mendengar itu, jantungnya seperti terhenti. Olivia menghembuskan napas dengan pipi menggembung. Perubahan Zio yang begitu drastis. Olivia hanya bisa tertunduk lesu. Zionathan tetap fokus membawa mobilnya.
Sepuluh menit telah berlalu, Zionathan masih tak juga bicara. Itu yang membuat Olivia bertambah kesal. Ia menarik napas dengan mulut terbuka.
"Apa yang membuatmu marah Zio?" Olivia berusaha mencairkan suasana, karena sedari tadi Zio hanya diam tanpa ekspresi membuat tak nyaman. Zio sama sekali tak tertebak oleh Olivia.
Mendengar itu, Zionathan membuang napasnya dengan kasar. Ia memandang sekilas ke samping dan kembali memalingkan wajahnya menatap lurus ke depan.
"Zio, jawab aku apa yang membuatmu semarah ini?" tanya Olivia tak sabaran. Hatinya tiba-tiba panas melihat sikap lelaki yang duduk di disampingnya itu.
"Aku tidak suka kau bersikap seperti itu pada pria lain!" tegas Zio menekan perkataannya.
"Heuh?" Olivia mengernyit, sejujurnya ia hanya berbicara biasa saja dan tidak bersikap berlebihan. Bukankah Ferdinand juga temannya? kenapa ia semarah itu? Sebenarnya Yang membuat Zionathan marah hanya perkataan Ferdinand saja. Jadi sekarang apa yang di takuti Zio. Bukankah dia tahu, kalau Olivia hanya mencintainya saja? Seharusnya ia mempercayai itu.
"Apa yang kau bicarakan dengan Ferdinand?" tanya Zio mencengkram setir mobilnya. Pancaran matanya terlihat marah. Rahangnya mengencang kuat.
"Aku tidak membicarakan apa-apa dengan Ferdinand." jawab Olivia yang sebenarnya.
"Kenapa Ferdinand mengatakan jika kau bosan dengan sikapku. Apa kau benar-benar mengatakan itu?" tanya Zio.
"Aku tidak mengatakan apa-apa."
"Jangan bohong!" bentak Zio.
Olivia menarik napas dengan mulut terbuka. Ia berusaha bersikap tenang. lalu menatap kekasihnya itu dengan perjuangan batin yang cukup berat. "Maaf, tapi apa yang kau ragukan Zio, apa kau kurang yakin dengan perasaanku? Biarkan Ferdinand mengatakan apa saja, asal hatiku tidak berubah. Bukankah begitu?" ucap Olivia.
"Tapi aku tidak suka, kau tersenyum dengan pria lain Oliv. Dan soal dansa tadi, kalian berdua seperti menikmatinya." Ucap Zio dengan kesal.
"Oke, maafkan aku. Aku tidak akan melakukan hal itu lagi jika itu membuatmu terluka. Apalagi tersenyum atau apa pun itu." kata Olivia memilih mengalah.
CKIIIIITTTTTT!!!
Zionathan menginjak rem mendadak. Mobil sedan mewah milik Zio berhenti dipinggir jalan.
Sementara Olivia terhuyung ke depan dengan ekspresi terkejut. "Ada apa Zio?" tanya Olivia panik.
Zio tak menjawab. Ia menarik napasnya sambil melepaskan sabuk pengaman. Zionathan menghadap ke arah Olivia.
"Ya, kau memang harus melakukan itu. Aku tidak terima alasan apapun." ucap Zionathan tegas. Ia mendekatkan wajahnya kepada Olivia. Mengulurkan tangannya dan menangkup pipi Olivia.
Deg deg deg deg....!
Jantung Olivia semakin berdebar-debar. Mata mereka bertemu, hembusan napas kini ke wajah satu sama lain. Tangan Zio dengan cepat menjalar hingga ke tengkuk Olivia. Saat tiba di belakang tengkuk Oliv. Ia merasakan kepalanya di dorong ke depan dengan lembut.
Heeeeeee, Olivia terbelalak dan mendesah gugup. Jantungnya seketika terpompa lebih kencang. Hingga jarak terhapus. Zionathan mencium bibir Olivia dengan tarikan dan Lmatan yang kuat dan dalam. Napasnya juga ikut menarik aroma wajah Olivia dan mengambil semua bibir wanita yang dicintainya tanpa ampun. Tangan Olivia seketika mengepal. Zionathan mencengkeram pinggang Olivia dan kembali memainkan bibir gadis itu.
Ciuman itu semakin memburu, membuat Olivia mendesah dan terasa nikmat. Seluruh otot terasa mengencang dan menegang. Rasa cemburu Zionathan mampu membuatnya benar-benar tidak bisa berkata apa-apa. Tubuhnya bergetar hebat. Ciuman itu benar-benar terasa membara. Olivia semakin menikmatinya. Zionathan kembali memainkan bagian terdalam milik Olivia, mengecap semua bagian bibirnya tanpa sisa. Napas keduanya semakin memburu. Zionathan seolah menyatakan bahwa Olivia adalah miliknya. Zio melepaskan tautan bibirnya. Membebaskan Olivia dari siksaan kenikmatan.
Mata Olivia sayu, tidak berani menatap Zionathan. Ia berusaha mengatur napasnya yang menggebu-gebu keluar dari mulutnya. Suara terengah-engah akibat jantung yang terpicu masih terdengar seirama.
"Kau adalah milikku Oliv, jadi aku tidak suka melihatmu tersenyum kepada pria lain. Kau mengerti?" Ucap Zio tegas seolah mengatakan bahwa perkataannya tidak bisa di ganggu gugat. Zio menyatakan Olivia adalah sah menjadi miliknya, lengkap dengan materai cinta.
Olivia tertunduk tidak sanggup mengatakan apa-apa. Ia masih berusaha mengatur napasnya yang memburu akibat debaran dari jantungnya.
"Lakukan saja perintahku Oliv, aku tidak mau mendengar alasan apapun. Apalagi jika itu Ferdinand, dia lelaki hidung belang."
Tak tahan lagi dengan sikap Zio yang terlalu berlebihan membuat Olivia jengah. Ia kesal Zionathan mengungkit masalah itu lagi. "Zio, aku sudah katakan, itu hanya games. Apa yang kau takutkan. Aku tidak datang sendiri kepada Ferdinand untuk menjadi pasangan dansanya. Jangan terlalu berlebihan."
Zionathan mendesah. " Aku sudah katakan, aku tidak mau mendengar Alasan Oliv. Apa kau mengerti?" Nada suara Zio mulai meninggi. Rasa cemburunya kembali menguasai.
"Bagaimana dengan Felicia. Bukankah kalian juga menikmatinya. Aku tahu Felicia sengaja membuat games konyol ini. Agar dia bisa berdansa denganmu. Felicia mencintaimu Zio, apa kau tahu itu?"
Zionathan kembali menginjak pedal gas, melaju dengan kecepatan tinggi.
"Zio Jawab aku! Bagaimana dengan kau?"
"Kau lihat, aku meninggalkan Felicia dan tidak melanjutkan dansa itu. Sementara kau, aku bisa melihat jelas kau tersenyum kepada Ferdinand."
"Kau seolah menuduhku selingkuh dengan Ferdinand. Aku semakin tidak mengerti denganmu." Olivia membuang napasnya dengan kasar, menyapu rambutnya ke atas.
"Ya, kau bisa dikatakan selingkuh dariku!" Zionathan menegaskan kalimatnya.
"Apa?" Olivia tercengang saat mendengar kalimat selingkuh. "Kau benar-benar tidak mencintaiku Zio. Turunkan aku!"
"Aku mencintaimu!" Zio semakin melaju membawa mobilnya.
"Tidak kau tidak mencintaiku," Ucap Olivia menggelengkan kepalanya.
Zionathan tampak murka. Ia semakin membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ciuman kenikmatan yang mereka rasakan tadi seperti hilang termakan amarah.
Olivia menarik napasnya dan mencoba sabar menghadapi Zio. "Apa yang kau lakukan Zio! Kita bisa celaka!" Olivia nampak panik saat Zionathan membawa mobilnya dengan kecepatan penuh.
"Kau mengatakan aku tidak mencintaimu? Cih..Aku mencintaimu lebih dari diriku Oliv."
"Ya aku tahu itu, maafkan aku sayang...Aku juga mencintaimu. Tapi kurangin kecepatannya Zio, aku takut!" Wajah Olivia menegang. Zionathan bahkan tak perduli dengan ketakutan Olivia. Ia hanya terus memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Zio hampir hilang kendali dan tiba-tiba....
Tiiinnnnnnn...," klakson panjang berbunyi mengagetkan Zionathan. Mobil bus berkecepatan sama tingginya dengan mobil Zio sudah di hadapan mereka. Dengan cepat dia membanting setang ke kiri juga. Olivia berteriak histeris.
BRRRAAAKKK…
Kecelakaan pun terjadi.. Mobil bus menerobos semak-semak dan mobil Zio masih bisa dikendalikan.
"Sayang, kurangin kecepatannya. Pleaseeeee!!!!" Suara Isak tangis Olivia terdengar membuat Zionathan semakin panik.
Tiba-tiba terdengar suara berdecit lagi..
Ciiitttt… BRRRAAAKKK…
Kecelakaan lagi..
Mobil dari arah berlawanan menabrak mobil Zio. Mobil Zio oleng dan menabrak tiang lampu penerangan jalan yang terbuat dari besi. Kejadian begitu cepat hampir kurang dari satu menit sudah tiga insiden kecelakaan terjadi.
Berto yang kebetulan bersama putrinya, tiba-tiba mengerem mendadak saat melihat kecelakaan itu. Ia langsung bergegas keluar dari mobil dan mendekat. Sepertinya agak parah, kondisi jalan yang rimbun, dan lampu penerangan jalan tidak dapat menerangi jalan itu lagi... Keadaan jalan macet parah. Sebagian orang berdatangan hanya ingin menyaksikan, bukannya menolong tapi mereka hanya sebagai penonton saja.
"Astaga.." Berto nampak panik saat melihat kondisi mobil rusak parah.
"Tuhan.. Semoga dia selamat…" Ucap Berto bersusah payah membuka pintu mobil.
"Selena, jangan hanya berdiri di sana, cepat hubungi polisi!" Perintah Berto kepada putrinya.
"B-baik ayah." Ucap Selena mengambil handphonenya dari mobil dan segera menghubungi polisi.
Berto tak dapat melihat apapun, gelap karena masih banyak debu yang berterbangan hingga mengaburkan pandangannya. Saat Berto berhasil membuka pintu mobil. Terlihat seorang wanita sepertinya melindungi lelaki yang duduk disebelahnya. Posisi mereka berpelukan. Berto yang dibantu oleh beberapa warga di sana tak bisa berbuat banyak, yang mereka lakukan hanya berusaha mengeluarkan lelaki yang sepertinya hanya mendapatkan luka ringan saja. Ia masih sadar meskipun kondisinya kacau. Lelaki itu nampak menangis dan terus memegang pipi wanita itu.
"Sayang....jangan pergi seperti ini, lihat aku!" ucap Zio nampak ketakutan. Air matanya menetes membasahi pipinya.
Olivia hanya tersenyum dan tak sanggup berbicara. Dengan satu tarikan nafas terakhir yang keras. Akhirnya Olivia meninggal dengan masih menatap mata Zio.
"Nak, biarkan kami mengeluarkan kamu dulu," kata Berto berusaha membantu Zio. Rasanya Berto pun ingin menangis melihat kondisi Zio yang nampak shock, yang berusaha membangunkan kekasihnya. Berto tak bisa menggambarkanya. Benar-benar hancur hatinya melihat itu. Sepertinya lelaki itu sangat mencintai wanita itu.
Bunyi mobil ambulance dan mobil polisi dengan cepat meluncur ke tempat kejadian perkara. Polisi dengan cepat membalikkan mobil itu dan berusaha menyelamatkan tubuh korban kecelakaan bus dan mobil Zio juga. Mereka bahkan sudah berusaha semampu mereka. Namun nyawa Olivia tidak bisa diselamatkan lagi. Olivia meninggal di tempat kejadian. Sementara Zio dilarikan ke rumah sakit dengan keadaan tak sadarkan diri.
.
.
BERSAMBUNG.....
^_^
Salam sehat selalu, happy weekend buat my readers tersayang.
^_^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
itin
mati ditangan kekasihnya karena rasa cemburu hilang nyawa
2023-12-21
0
Darisha Asley
Kau terlalu cemburu parah
2022-07-10
0
Darisha Asley
Kecelakaan membuat Ferdi kehilangan Olivia 🥲🥲🥲🥲
2022-07-10
0