💌 Setidaknya Lihat Aku Suamiku 💌
🍀 HAPPY READING 🍀
.
.
Tidak jauh dari posisi Olivia, Zio membuang napas panjang. Hal itu membuatnya tidak nyaman dan terlihat sangat gelisah. Konsentrasinya pecah, ketika Ferdinand selalu mengajaknya bicara tiada henti. Zionathan mengepalkan tangannya. Membakar api cemburunya. Kesabarannya mulai hilang. Zionathan memohon permisi kepada Ferdinand dan ingin membawa Olivia pergi dari pesta ini.
Tiba-tiba lampu berubah menjadi temaram dan semua tamu hening. Lampu sorot dari berbagai arah tertuju kepada Felicia. Semua mata tertuju padanya. Felicia tersenyum kepada para tamu undangan sembari melambaikan tangan sekilas. Sebelum Felicia memulai untuk berbicara, Ia mengejamkan mata, menarik napas dalam-dalam dan membuka matanya secara perlahan.
"Selamat malam teman-teman semua, saya ingin berterima kasih kepada semua tamu yang sudah hadir di acara spesial ini, terima kasih telah membuat saya merasa bahagia. Kalian ikut merasakan hari yang paling istimewa dan indah ini. Hal ini pun menjadi bentuk syukur atas karunia dari Tuhan. Sejumlah ucapan terima kasih di hari ulang tahun ini yang tak bisa saya sebutkan satu persatu. Untuk membalas kebaikan kalian semua. Malam ini spesial buat anda semua, kita akan mengadakan games berhadiah. Sekarang saya serahkan kepada MC untuk memulai acara ini." Felicia memberikan microfon kepada pembawa acara.
"Oke, Terima kasih Felicia. Anda cantik sekali. Huuuuu saya gemas deh..."Ucapnya dengan gemulai. Ia kembali menghadap penonton. "Baiklah, sesuai tema malam ini, saya akan memimpin acara games di acara ini." Sesaat pria itu terdiam, dia mengambil wadah yang berisi kertas. "Ini sesuai permintaan dari Felicia. Saya harap kita semua bisa bekerja sama untuk memeriahkan acara ini. Semua Setuju'kan?!" ucap pria bertubuh gempal itu dengan centil.
"Setujuuu," Jawab semua tamu undangan serentak.
"Baiklah games kita malam ini, Di dalam wadah ini," Pria itu mengangkat wadah yang ada di tangannya. "Saya akan mengeluarkan kertas yang berisikan lima nama wanita dan lima nama pria dari wadah ini. Kalian harus berdansa sesuai pasangan yang sudah ditentukan sesuai kertas yang keluar. Dan satu pria yang beruntung diantara kalian akan berdansa dengan Felicia. Apa kalian sudah mengerti teman-teman semua? " Kata pria bertubuh gempal itu memberikan instruksi.
Terdengar sahutan serentak, bahwa mereka mengerti dengan petunjuk yang diberikan. Kelima pasangan yang akan berdansa malam ini sudah disebutnya. Wajah Zionathan berubah saat ia tidak di pasangkan dengan Olivia. Ia menggeram tanpa mengeluarkan suara ternyata pasangan Olivia adalah Ferdinand. Ditambah lagi Olivia tersenyum menyambut tangan pria itu. Hatinya benar-benar panas dan terbakar.
"Oke ke lima pasang sudah lengkap ya. Sekarang saya akan bacakan siapa lelaki yang beruntung akan menjadi pasangan Felicia untuk berdansa malam ini." Pria itu menujukkan gestur berpikir sambil mengambil salah satu kertas dari wadah yang ada didepannya. "Hmmm Siapa ya? pasti semuanya penasaran, kan?" Pria itu sesaat terdiam, membuat semua tamu undangan menegang. Senyum di wajahnya seakan mengundang rasa penasaran dari tamu undangan lainnya.
"Semua siap? " tanyanya tersenyum sambil menaikkan alisnya dan melepaskan senyum terbaiknya.
"Aku harap dia di pasangkan denganku." terdengar seorang tamu menyerukan kata-katanya berulang kali. Karena Felicia memang cantik. Siapa yang tidak mau dipasangkan dengan dia?
"Pasangkan dengan aku saja." kata seseorang lagi.
"Ulala...saya deg-degan nih... Satu, dua....Zionathan Lucius." Ucap pria itu dengan teriakan histeris.
Zio tersentak, ketika menyadari namanya dipanggil untuk menjadi pasangan Felicia. Semua orang tiba-tiba bersorak. Sementara Felicia tersenyum penuh arti di sana.
Olivia juga ikut terkejut, "Apa ini direncanakan? atau hanya kebetulan saja?" Batin Olivia. Ditambah ia mengingat ucapan Chelsea bahwa Felicia menyukai Zio. Olivia menggeleng untuk mengembalikan pikirannya, ia berusaha menepis prasangka buruk. Tidak ada yang berubah. Ia percaya cinta Zio sepenuhnya hanya untuknya. Olivia sudah berjanji tidak akan meragukan cinta itu. Ia berusaha mengatur napasnya.
"Ayo ganteng, maju ke depan! "Kata MC tersenyum lebar. Membuat Zio tersadar akan lamunannya. Ia mengembuskan napas panjang lalu berjalan pelan menuju ke arah Felicia.
"Wow, dari dekat ganteng banget sih..." Pria lemah gemulai itu berdecak kagum. Ekspresi genitnya mengundang gelak tawa. Bersorak dan bertepuk tangan. Rembulan juga seakan turut bahagia di sana.
Zionathan tampak kesal, ia begitu marah dengan situasi ini. Napasnya berhembus tidak beraturan. Kilatan marah jelas terpancar di wajahnya, saat melihat Olivia sama sekali tidak melihat ke arahnya.
Felicia bangkit dan berjalan ke tengah lingkaran dimana ia akan berdansa dengan Zio. Ia mengatur napasnya, mencoba menstabilkan debaran-debaran yang tercipta dari dalam dadanya. Sudah cukup lama Felicia menyukai Zio. Tapi ia tidak bisa menggapainya. Zionathan terlalu mencintai Olivia kekasihnya.
"Dude, lakukan yang terbaik...ini tidak lama kok. Tenang saja!" Seru Ferdinand tersenyum geli. Ia mengerlingkan salah satu matanya. Ferdinand tersenyum, ia puas bisa membuat Zio kesal.
Olivia menelan salivanya. Walau suasana begitu dingin namun keringat dingin mulai membasahi dahinya. Ferdinand dengan gentle menarik tangan Olivia ke bahunya.
"Jangan tegang, aku ingin lihat reaksi Zio saat kita dipasangkan menjadi teman dansa." ucapnya tersenyum sambil mengerlingkan salah satu matanya.
Olivia memilih tak menjawab. Ia hanya menunduk saat Ferdinand menatapnya. Sementara hati Felicia berbunga-bunga. Ia begitu senang saat rencananya berhasil. Jantungnya berdetak kencang saat Zio melangkah mendekat ke arahnya. Ini kesempatan untuknya, setidaknya menikmati dansa di hari spesial untuknya.
Deg deg deg
Zionathan hanya mematung ditempatnya. Ia terkejut, ketika Felicia dengan agresif meletakkan telapak tangannya dipundak Zio. Ia menggenggam tangan kanan Zio. Zionathan terdiam mematung di posisinya. Ia melirik sekilas kekasihnya. Kelima peserta menahan senyum saat alunan musik terdengar di sana. Melihat tubuh Zio yang kaku dan tegang, Felicia mulai memberanikan diri mendekat ke arahnya. Ia membisikkan sesuatu ke telinga pria yang disukainya.
"Kita lakukan dengan baik Zio, tubuhmu terlalu tegang dan ikuti gerakanku dengan baik. Aku sangat ahli dalam hal berdansa." Kata Felicia tersenyum tipis. Ia mulai menuntut Zio dalam gerakan tempo lambat.
Sementara Olivia menikmati irama musik, ia terus berucap ini hanyalah permainan saja. Kelima peserta seakan mengikuti irama dengan baik dan tidak gugup lagi. Mereka melakukan gerakan dengan tempo lambat dan penuh penghayatan, terkadang tatapan mereka bertemu.
Tepukan tangan dari yang menonton semakin membuat suasana bertambah seru. Felicia hanya bisa tersenyum tipis. Tidak tahu apa arti dari senyumannya itu. Yang jelas ia sangat bahagia.
⭐⭐⭐⭐⭐
Belum lagi acara dansa selesai. Zionathan sudah meninggalkan Felicia dan menghampiri kekasihnya.
"Olivia! " Suara Zionathan terdengar begitu tegas dan terdengar berat. Jelas sekali pancaran matanya menunjukkan rasa cemburu yang dalam. Ia tidak tahan saat melihat Ferdinand menuntunnya dengan lembut dan seakan menikmati irama musik itu dengan baik. Semua terdiam saat melihat ekspresi Zio yang begitu marah.
"Hai dude..Acara dansa ini belum selesai?"
Olivia tersentak saat Zio sudah berdiri di depannya. Napasnya tertahan ketika melihat raut wajah Zionathan mengerut serius.
Zionathan tidak menanggapi ucapan Ferdinand sama sekali." Kita pergi! " Kata Zio menatap Olivia.
"Hei dude, kenapa kau bersikap seperti ini? Ini hanya permainan saja. Jangan terlalu dibawa ke hati." Ferdinand tersenyum kecil saat melihat kemarahan Zionathan.
Zionathan langsung maju dan menarik tangan Olivia agar jauh dari Ferdinand.
"Tapi, Aku? " Olivia sedikit protes karena sikap Zionathan terlalu berlebihan.
"Aku bilang kita pergi Oliv." ucap Zio tanpa melepaskan tatapan tajamnya kepada Ferdinand.
"Kau cemburu dude?"
"Jangan pernah ganggu kekasihku Ferdi. Kau mengerti? " tegas Zio menekan setiap kalimatnya dan terus menarik Olivia hingga memunggungi Ferdinand.
"Menganggu apa maksudmu? kita semua tahu ini hanya bagian dari acara ulang tahun Felicia. Aku tidak ada mengganggu Olivia."
"Aku tahu siapa dirimu Ferdi."
"Ayolah dude, jangan terlalu berlebihan. Kau saja berdansa dengan Felicia, Olivia tidak marah. Pantas saja Olivia tertekan dengan sikap posesifmu yang terlalu berlebihan. Kau benar-benar membosankan." tukas Ferdinand tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya.
Zionathan mengerutkan keningnya lalu melihat ke belakang. "Apa maksudmu? "
"Tanya saja Olivia, dia muak dengan sikapmu yang terlalu berlebihan itu. Bukankah seperti itu Oliv?"
Zionathan menahan napas, berusaha meredam rasa kesal yang mencuat dari dalam dadanya. Ia memilih tidak menjawab. Zionathan lalu membalikkan badannya dan terus menarik tangan Olivia meninggalkan acara itu. Dahi Olivia mengerut, ia terus melihat tangannya di tarik oleh Zionathan.
"Sayang, bisakah pelan-pelan? tanganku sakit." Keluh Olivia melihat pergelangan tangannya sudah memerah.
Ferdinand menarik napas dalam-dalam, ia sedikit merasa bersalah, namun karena besarnya rasa amarahnya, membuatnya tidak ingin minta maaf karena mengingat perkataan Ferdinand. Ia membuka pintu mobil agar Olivia segera masuk.
"Masuklah !" ucap Zionathan datar.
Olivia hanya pasrah, sepertinya Zio benar-benar sangat kesal. Zio sedikit berlari mengitari mobilnya dan langsung masuk. Ia menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Felicia. Sepanjang perjalanan mereka hanya diam membisu. Olivia memandang Zionathan yang terus membawa mobil, memecahkan keheningan malam.
BERSAMBUNG.....
^_^
Tolong dukung ya my readers tersayang.
Ini Novel keenam saya.
^_^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Darisha Asley
Harusnya gak seperti itu juga Ferdi
2022-07-10
0
Darisha Asley
Ferdi dikuasi cemburu 😭😭😭😭😭
2022-07-10
0
Semangat
2022-03-08
0