“ O iya... Bukannya idola kamu itu sudah bertunangan dengan putri keluarga Miller orang terkaya nomor sepuluh di dunia itu kan? Kalo tidak salah namanya Hana Miller.... Aku sudah siap untuk menembak, bagaimana pergerakan yang lainnya?” ujar Luna, jari telunjuknya berada di pelatuk senjata Sniper miliknya.
“ belum ada pergerakan, dua menit lagi Lun. Bertindak sekarang sebelum ntu target pergi” ujar Kiandra menatap jam di layar monitor komputer miliknya. Kiandra menatapi majalah tergeletak di samping mejanya, ada wajah Leon yang terpampang di sana.
“Emang sih dia tuch udah tunangan, tapi aku masih tetap nge fans ama dia. Muda, tampan,pintar, talented plus tajir, idaman semua cewek banget” ujar Kiandra begitu mengagumi sosok Leon.
Senyuman smirk tersungging di bibir cantik yang tertutup masker hitam miliknya, melihat target tersenyum dan tampak bahagia.
Selamat jalan menuju alam baka gumam Luna dalam hati, Jari telunjuk Luna segera menekan pelatuk senjatanya.
Akibat peredam suara yang di gunakannya, suara tembakan yang di hasilkan nyaris tidak terdengar sama sekali. Peluru melesat dengan cepat menembus kaca tebal gedung itu tepat mengenai kepala target dan itu merupakan titik bagian paling fatal.
Darah mengalir segar dari dahi target yang sudah berlubang sesuai dengan ukuran peluru membuat panik semua yang ada di dalam ruangan itu. Masing-masing pria yang menjaga target Luna mulai mengeluarkan senjata saling menodongkan satu sama lain pada lawan mereka.
Beberapa yang berjaga tampak mulai masuk mengawasi setiap sudut yang menurut mereka mencurigakan. Orang-orang yang berjaga di depan pintu gedung tampak panik segera masuk ke dalam gedung itu.
“tenang saja Kia, mungkin sekarang porsche nya udah dalam perjalanan ke IN” ujar Luna melepaskan kaca matanya.
“Beneran?!” Kiandra tersenyum senang, jari jemarinya bermain cantik pada keyboard miliknya.
Dengan cekatan dan cepat Luna melepaskan setiap badan sniper yang di rakitnya tadi, menjadi sebuah gitar yang selalu menjadi kamuflase senjata kesayangannya. Senyuman kembali tersungging di bibirnya sambil melihat ke arah CCTV yang ada di atap gedung.
“Iya sayang ku... jangan lupa yang di sini juga di bersihkan” ujar Luna melenggang pergi begitu saja. Tangannya menggenggam selongsong peluru yang baru saja di pungutnya di lantai atap gedung itu, dia menyimpan dengan aman selonsong itu dan tidak meninggalkan jejak sedikit pun.
“beres my baby...” Kiandra tersenyum senang saat melihat para pria yang bekerja pada target Luna kebingungan, mereka tidak melihat ada yang mencurigakan.
Salah satu di antara mereka tampak berusaha menelepon yang di tebak Kiandra mereka menghubungi ambulance. Tampak juga Petugas penjaga keamanan gedung bertindak sigap dengan menghubungi pihak kepolisian setempat.
Tidak berapa lama mobil polisi datang dan mengepung gedung itu, Luna sudah menyimpan senjatanya dengan aman dalam hardcase gitar. Dia cepat mengubah penampilannya kembali menjadi wanita culun, lusuh dan jauh dari kata cantik.
Dengan berjalan santai dia melewati lokasi tempat pembunuhan di jaga ketat oleh polisi. Dia berjalan sambil tersenyum smirk di balik masker aneh yang di gunakannya. Orang-orang mulai mengerumuni bertanya—tanya gerangan apa yang terjadi.
Sebelah tangannya berada di kuping di mana alat transmiter miliknya berada, berjalan dengan gaya cool melewati orang-orang yang mulai menonton keramaian mobil polisi. Kiandra tersenyum senang saat melihat Luna berjalan melalui CCTV yang di bajaknya.
“ mission complete (misi selesai)” ujar Luna dengan kedua tangan berada dalam saku mantelnya.
“good job baby” ujar Kiandra tersenyum senang, jari jemari lentiknya bermain cantik di atas keyboard laptop. Dia segera mengirim email pada klien yang langsung mendapat respon dengan angka nominal uang bertambah di akun bank milik Luna.
“baby, the money is already in your account (uangnya sudah masuk ke akun kamu)” ujar Kiandra senang saat melihat nilai nominal uang yang masuk. Luna melangkah dengan santai menuju ke arah jalanan Kota sambil memperbaiki kaca mata tebal yang di pakainya, senyuman smirk terlukis di bibir mungil nan sensual di poles cantik dengan lipbam.
“jangan lupa persiapkan tiket kepulanganku...” ujar Luna menghentikan langkahnya di tepi trotoar.
“ udah beres sayang, kamu udah bisa check in besok” Kiandra mulai menonaktifkan beberapa perangkat miliknya.
“ o ya, Jason sudah membereskan kamar buatmu tentunya sudah di rombak sesuai dengan kemauan kamu. Jadi kapan kamu akan pindah?” Tanya Luna sambil memperhatikan rambu lalu lintas.
“ tenang saja say, saat kamu balik dari JR semuanya udah beres tentunya kamu bakalan ketemu dengan muka cantikku setiap hari” Kiandra mulai memutuskan beberapa koneksi jaringan pada beberapa monitor. Senyuman smirk terpancar di wajahnya saat melihat target mereka sudah berada di alam lain.
“ o ya.... hampir lupa. Nicky mengirim email, anak kesayangan kamu sudah siap dan sudah dalam perjalanan kemari” Kiandra mengirimkan email Nicky ke ponsel milik Luna yang langsung di bukanya. Sebuah foto senjata sniper terbaru terpampang di layar ponsel itu.
“My baby.... akhirnya kamu segera akan berada di tanganku...” ujar Luna membelai layar ponselnya, senjata sniper impian miliknya. Kiandra hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan sahabatnya.
Luna..... Luna... Kebanyakan cewek-cewek akan mati-matian mengkoleksi tas brandit, perhiasan dan lainnya. Tapi kamu malah senang mengkoleksi barang pencabut nyawa gumam Kiandra dalam hati. Dia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya menatap layar di mana saat ini Luna sedang berdiri.
Bagi perempuan tentunya akan mengoleksi tas, perhiasan hingga outfit lainnya, namun berbeda dengan Luna yang lebih mencintai Senjata api. Sudah begitu banyak model senjata di koleksi dan tersimpan rapi di penthouse milik Luna. Tidak hanya senjata, ada beberapa busur panah yang tentunya sudah di modifikasi sedemikian rupa.
“oke, ampe ketemu di rumah” ujar Luna mulai melangkah saat lampu rambu lalu lintas menunjukkan semua pejalan boleh menyeberang.
“oke baby” Kiandra mengakhiri pembicaraan mereka. Luna segera melepaskan alat yang sedari tadi terpasang di telinganya.
Dia melangkah dengan santai menuju hotel di mana dia menginap yang tidak jauh dari lokasi misinya, tidak lupa dia membeli makanan khas negara JR di pinggir jalan.
***
Di saat bersamaan beberapa mobil mewah terparkir di depan sebuah hotel di negara JR, beberapa orang berpakaian rapi turun dari mobil. Para pria memakai kemeja putih dan setelan hitam ciri khas seorang bodyguard profesional, masing-masing mereka menggunakan alat earpiece di telinga tidak lupa pula senjata pistol berlaras pendek yang melengkapi tersimpan aman di balik jas hitam mereka.
Salah satu dari mereka membukakan pintu sebuah mobil mewah, seorang pria turun dari mobil itu sambil mengancingkan jas yang di kenakannya.
Setelan rapi tampak sangat pas di tubuh pria itu, wajah tampan dan rambut yang di hairstyle dengan sempurna memancarkan ketampanan hakiki pria yang tidak lain adalah Leon Alden W. Para petinggi hotel serta beberapa karyawan berdiri berjajar dengan rapi menyambut kedatangannya.
**********
dear para reader yang baik, rajin menabung dan murah hati....
Terus dukung karya Author dengan cara like, vote dan tipnya.....ya.... plisss🙏🏻🙏🏻🙏🏻
jangan lupa juga kasih rate dan comment nya yang positif agar Author semakin semangat💪🏻💪🏻💪🏻 buat menulisnya...✍️✍️✍️
( Π_Π )
makasih..... tetap semangat 💪🏻💪🏻💪🏻
❤️❤️❤️❤️❤️ for all...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
Muhammad Aydan
salam kk author aku baru gabung
2024-02-04
0
BOY_SELOWW
salam baru gabung kak authooorrr😄😄😄😄
2023-02-06
0
YuWie
kupikir tadi target ny si leon...ternyata bukan
2022-09-29
0