Ibuku Tidak Ingin Menikah
Leiya bangun dengan linglung, ia mengamati bahwa dirinya ada di kamar hotel dan ada seorang pria di sampingnya!. Leiya panik dan bergegas ke luar.
" Bukankah tadi malam aku sedang makan dan minum di pesta, kenapa aku malah tidur dengan seorang pria! Apa tadi malam aku mabuk dan melakukan hal-hal yang tidak senonoh?!"
Kupikir aku sudah gila:)
Ting...
Leiya mendengar ponselnya berbunyi dan segera mengangkat telepon.
"Ayaa! Kemana saja kamu tadi malam. Dicari tidak ada, di telfon tidak di jawab. Aku sampai lapor polisi, tapi karena belum 24 jam jadi.."
"Baiklah aku salah oke! Sekarang tolong jemput aku di hotel tadi malam"
"Kenapa kamu masih di hotel?, semalam aku cari sekeliling tidak ada. Apa yang kamu lakukan di belakang punggungku hm!"
Leiya sangat tidak berdaya dengan sahabatnya ini, selalu mengomel seperti ibunya. Bahkan ibunya sendiri tidak seperti sahabatnya ini yang selalu peduli padanya.
"Sekarang bisakah kamu menjemput ku? Nanti aku ceritakan di rumahmu oke" kata Leiya langsung menutup telepon.
Setelah dua puluh menit menunggu, akhirnya ibu peri pun tiba dengan kereta labunya.
Leiya segera masuk dan duduk sambil meluruskan kakinya.
" Oh ibu periku akhirnya engkau tiba"
" Diamlah, kamu membuat aku jijik, ingat! Kamu berhutang penjelasan padaku!" Kata Rifa ketus masih kesal dengan teleponnya yang ditutup.
" Iya aku tahu. Sekarang kita ke apotek dulu, cepatlah"
" Kenapa.."
" Stooop jangan tanya dulu oke, sekarang cepat mengemudi" Leiya menghentikan perkataan Rifa karena dia tahu Rifa tidak akan berhenti bertanya.
Setelah tiga puluh menit macet, akhirnya sampai di apotek. Leiya membeli obat dan meminumnya langsung dalam mobil.
Rifa melihat Leiya minum obat mencegah kehamilan dengan sangat penasaran, ia tidak sabar ingin bertanya tapi melihat Leiya yang lesu ia tidak mengatakan apa-apa dan mengemudi dengan cepat ke rumahnya.
Setelah sampai di dalam rumah, Leiya menghempaskan tubuhnya di sofa dan berbaring dengan malas.
Leiya membuka teleponnya dan melihat dua puluh panggilan tak terjawab dari Rifa.
"Sekarang bisakah kau jelaskan?"
" Ada apa" kata Leiya dengan suara bodoh
"Jangan pura-pura bodoh denganku, cepat jelaskan!" Geram Rifa sambil mengambil handphone Leiya.
Leiya menatap Rifa dengan cemberut. Melihat sahabatnya akan marah, Leiya buru-buru duduk manis.
"Kamu sangat menyebalkan, aku bahkan tidak tahu kenapa hal itu terjadi"
"Waktu itu aku hanya berdiri di pojok sambil makan dan minum dan tiba-tiba si rambut keriting itu menghampiriku mengajak untuk bersulang, lalu.."
Leiya menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan terus mengingat kejadian tadi malam, tapi ia tidak dapat mengingat sisanya.
"Menurut plot novel darah anjing yang selalu aku baca, putri asli yang baru kembali ke rumah melihat putri palsu sangat menjengkelkan dan menjebaknya untuk tidur dengan pria tua sehingga dia diusir dari rumah, lalu putri asli merebut tunangan putri palsu dan hidup seperti ratu. Sedangkan putri palsu hidup sangat miskin karena terbiasa dimanja. Ia tidak tahan dan bunuh diri" seru Rifa
Rifa yang tadi menyimak pembicaraannya tiba-tiba mengatakan hal-hal yang membuat Leiya jengkel.
"Omong kosong apa yang kamu katakan! Bahkan jika mereka mengusirku aku sangat bahagia, bukankah selama ini aku menginginkan kebebasan. Maka hiduplah dengan baik, lagipula aku juga tidak punya tunangan"
"Yah Aya kita sudah dewasa" kata Rifa melankolis seperti ibu tua melihat anaknya tumbuh dewasa.
kenapa aku tidak tahu kalau selama ini aku adalah anak kecil ⊙.☉
"Ibu peri, putri ini butuh sarapan. Keluarkan lah sihir ajaibmu, berikan aku sepiring bubur ayam dengan sepotong telur di atasnya ditambah kerupuk dan bawang goreng juga jus jeruk favoritku"
Rifa yang tadinya tersenyum segera mengubah wajahnya dan mulai mengutuk Leiya.
" Aku seharusnya tidak tertipu olehmu gadis nakal, kamu tetap saja seperti anak kecil. Entah siapa yang mengatakan hal-hal baik tadi, anggap saja aku salah dengar" kata Rifa melempar handphone ke Leiya dan berjalan menuju dapur.
"Hehe"
Leiya bangkit menuju dapur untuk membantu Rifa memasak, Leiya sangat menyukai masakan Rifa yang lezat. Jika Rifa tidak lagi menjadi penulis, ia juga bisa menjadi koki papan atas. Tentu saja Leiya akan sering menumpang makan gratis .
^‿^
Selesai memasak, keduanya sarapan bersama sambil mendengarkan musik romantis;)
"Ibu peri, masakanmu masih tetap enak tiada tara seperti biasanya. Kenapa tidak beralih profesi menjadi koki atau buka restoran, pasti ramai"
" Jangan pernah memikirkannya, aku ingin salah satu karyaku difilmkan. Bukankah itu keren
"Ya aku menunggunya"
Ting..
"Siapa yang menelpon? Ayahmu?"
Tanya Rifa mendengar ponsel Leiya berdering.
Leiya melihat dan memang benar ayahnya yang menelpon dan mengangguk pada Rifa.
"Ayah"
"Baiklah aku pulang sekarang"
Kata Leiya sambil menutup telepon dengan nada cemberut tapi mukanya terlihat menyenangkan.
"Ada apa?" Tanya Rifa melihat wajah Leiya yang sedikit bersemangat, apakah sangat menyenangkan mendapat masalah?.
" Entahlah, ayah menyuruhku pulang. Dari nada bicaranya, sepertinya ia sangat marah. Apa benar perkataan mu aku akan diusir dari rumah? Apa aku harus latihan menangis dulu ya hehe"
"Jangan terlalu bersemangat, jika mereka melihatmu seperti ini mereka akan muntah darah. Membesarkan serigala bermata putih yang tidak berterimakasih" kata Rifa mengejek
"Tentu saja aku serigala putih yang cantik, mereka sangat beruntung. Sayangnya tidak ada yang menghargainya" kata Leiya memuji dirinya sendiri dengan bangga
"Narsis!"
"Ini namanya bukan narsis tapi percaya diri oke, baiklah aku pamit pulang ya ibu peri ku sayang. Terimakasih atas makanannya" kata Leiya beranjak keluar
"Ya terserah"
Rifa menuju dapur untuk membersihkan peralatan makan, ia sebenarnya sangat prihatin pada Leiya. Karena sejak kecil orang tuanya selalu menuntut dan memaksa Leiya menjadi apapun yang mereka inginkan, bahkan berteman saja dikontrol orang tuanya. Makanya Leiya jadi memberontak ingin mewujudkan mimpinya sendiri.
Sebagai sahabat yang dilakukannya hanya bisa mendukungnya dari belakang, dan selalu ada untuknya.
"Kenapa aku selalu menghela nafas, seperti orangtua saja huftt"
...
Saat masuk ke dalam rumah, ketiga anggota keluarga itu sudah berkumpul di ruang keluarga. Leiya berjalan dan berdiri di sebelah sofa ibunya.
"Aku pulang"
Melihat Leiya pulang, Yami segera tersenyum dan menepuk sofa di sebelahnya.
" Saudari duduklah di sini, apa kamu sudah sarapan? Biar aku ambilkan untukmu" Katanya sambil berdiri dengan bangga layaknya tuan rumah yang menjamu tamu.
Leiya ngeri dengan senyumnya, apakah dia menganggap aku bodoh? Kalimatnya seperti memberitahu dirinya bahwa dia hanya orang asing di rumah itu.
"Tentu, tolong ambilkan sepiring buah apel yang sudah dipotong kecil-kecil, jangan lupa dikupas" kata Leiya dengan senang, jika ada yang menawarkan makanan kenapa harus ditolak? Leiya berjalan ke sofa dan duduk mengangkat kaki.
Yami melihat ke arah ibunya dengan sedih.
"Baiklah tunggu sebentar" lantas berjalan ke dapur tapi dihentikan oleh ibunya.
"Sikap macam apa kamu! Dia anakku bukan pelayan, dia bersikap sopan kepada mu tapi kamu malah menyulitkannya. Panggil saja pelayan jika ingin makan!" kata ibunya mengutuk
"Apa yang aku lakukan? Dia menawarkan aku makanan tentu saja aku menerimanya, lagipula aku juga lapar" kata Leiya tersenyum polos
"Dasar anak nakal, dari dulu selalu membuatku marah. Pantas saja sikapmu seperti ini karena kamu bukan putri kami, keluarga kami selalu menjaga sopan santun dan nama baik keluarga. Tidak seperti kamu yang selalu membuat jengkel setiap hari"
"Cukup! Berhenti berdebat" teriak ayah
"Yami, sebagai putriku kamu harus bersikap terhormat. Kamu bisa meminta pelayan untuk melakukan hal-hal seperti itu, aku menggaji pelayan bukan untuk amal tapi bekerja untuk melayani kita" Kata ayah tidak setuju dengan perilaku Yami.
"Aku mengerti ayah" kata Yami menunduk
"Leiya! Apa kamu tahu kesalahan yang kamu perbuat? Kamu selalu saja membuat nama keluargaku buruk, dulu aku selalu mentolerir kamu yang selalu balap liar, bermain di bar, dan membuat teman-teman yang kacau. Bahkan setelah aku menghukum mu kamu tetap melakukannya, sekarang kamu sudah sangat keterlaluan! Bagaimana lagi aku harus menghadapimu"
"Kamu bahkan bermain dengan pria liar di hotel saat pesta kedatangan putriku Yami! Apakah kamu ingin membuat malu keluarga saat ada banyak tamu!" Bentak ayah pada Leiya
Leiya tertegun, sepertinya yang dikatakan Rifa benar. Apakah aku sedang mengalami adegan putri asli yang menjebak putri palsu untuk diusir? Leiya melirik ke arah Yami dan melihatnya tersenyum mengejek pada dirinya sendiri! Wow plot yang bagus👏.
"Eh itu ayah, kamu tahu darimana?" Tanya Leiya penasaran bahkan dirinya sendiri bingung saat terbangun di hotel, bagaimana ayahnya tahu? Pasti si keriting itu!
"Tentu saja karena keberuntungan putriku, semalam saat dia kehilangan gelangnya dan memeriksa kamera pengawas, dia malah melihatmu masuk ke kamar dengan seorang pria! Karena kami sibuk menjamu tamu, Yami tidak sempat memberi tahu sampai pesta selesai. Untung saja tidak ada yang tahu, kalau iya bukankah aku akan malu di depan semua orang!"
Benarkan dugaan ku, si keriting yang membuat ulah! Jika aku beneran diusir apakah aku harus marah atau berterima kasih padanya? Hey berterimakasih, apa aku sudah gila.
"Apa yang sebenarnya ingin kau katakan ayah?" Tanya Leiya
" Tentu saja kamu harus menikah dengan pria liar itu, bagaimana jika kamu hamil?"
"Memang dia siapa?" Tanya Leiya penasaran, enak saja orang tua ini mau menikahkan aku dengan orang asing.
"Bukankah dia pria tua yang selalu bersamamu di bar! Yami yang melihatnya di pengawasan" ucap ibunya mengejek
Apa! Sejak kapan aku bersama pria tua di bar? Si Yami ini!!
"Aku tidak setuju!" Bantah Leiya tegas, jika dia ingin menikah bukankah banyak pria yang mengantri di belakang, kenapa harus menikahi pria tua tidak jelas.
"Kamu harus! Jika kamu hamil anak haram bukankah aku akan menjadi lelucon dimasyarakat" kata ayah yang menganggap reputasinya nomor satu.
"Tidak! Aku tidak ingin menikah! Lagipula aku bukan anak kandungmu, apa hubungannya reputasi mu denganku" ucap Leiya menatap ayahnya.
"Dasar anak tidak tahu berterima kasih! Kami yang membesarkan mu dan kamu bahkan tidak peduli dengan keluarga!" Marah ibu sambil menampar Leiya.
"Baik! Kamu merasa tinggi sekarang kan! Sekarang ke luar dari rumahku, kita lihat berapa lama kamu bertahan di luar! Jika kamu mati di luar sana, lihat saja tidak akan ada tempat pemakaman untukmu" Bentak ayah dengan marah
"Ayah, jangan seperti ini. Lagipula saudari Leiya sudah kalian besarkan lebih dari dua puluh tahun, dia sudah seperti anak kalian sendiri bukan" ucap Yami membujuk ayahnya dengan sedih.
" Huh! Siapa yang punya anak seperti dia, yang hanya bermain-main di luar. Ini keputusanku, tidak ada yang boleh menentang. Bereskan barang-barang mu dari rumahku"
Leiya yang sedang menggosok pipinya yang sakit ditampar ibunya pun mendongak, apakah pertunjukan sudah selesai? Sekarang giliranku mengucapkan dialognya:v
"Siapa yang mau barang-barang dari mu! Buang saja, aku akan pergi. Jangan pernah berharap aku kembali ke sini" ucap Leiya beranjak pergi membawa tasnya.
Dialog yang sangat keren! Sepertinya aku berbakat menjadi aktris papan atas!
Yami melihat kepergian Leiya dengan ringan tanpa kesedihan yang ditunjukkan nya tadi.
...
Leiya keluar dari rumah dengan lega, untung saja semua barangnya yang penting ada di rumah Rifa. Jika tidak maka dia akan seperti orang tersesat yang tidak tahu arah.
Leiya menghentikan taksi dan melaju ke Bar Singu dengan perjalanan dua puluh menit.
Sampainya di sana, Leiya masuk ke ruang utama yaitu ruangan khusus pengelola inti Bar Singu.
"Selamat siang nona Lei" Sapa Are yaitu pengawal setia Baltic, pemimpin Bar Singu.
"Siang Are! Apakah rapatnya sudah dimulai?" Tanya Leiya
"Belum nona, mereka hanya menunggumu" kata Are dengan sopan
"Baiklah kalau begitu aku masuk dulu" kata Leiya berjalan masuk ke ruangan.
Saat memasuki ruangan sudah ada tiga orang yang Leiya kenal. Yang duduk dikursi pemimpin adalah Baltic, teman kuliah Leiya dulu. Dan duduk di kanannya adalah dua orang teman Baltic yang sama-sama merintis Bar Singu dari awal, Bai dan Long.
Sedangkan Leiya? Oh dia hanya melempar uang dengan santai, siapa tahu bar ini akan berkembang sejauh ini bahkan sangat digemari anak muda.
Bar Singu sangat terkenal karena bar ini unik dari yang lain, disini tidak diperbolehkan adanya **** dan ada juga KTV tempat orang bersenang-senang. Yang menjadi ciri khasnya adalah ada tempat khusus untuk bersantai yang sangat nyaman dan tenang untuk menghilangkan stres.
"Hello guys, apakah kalian menungguku? Oh aku sangat tersentuh, kalian sangat setia bahkan tidak pernah meninggalkan aku untuk acara kecil" ucap Leiya lalu duduk di sisi kiri Baltic dan bersandar malas.
"Tidak usah berpura-pura,kamu hanya ingin rapat didahulukan agar saat kamu sampai disini, rapat sudah selesai. Kenapa kamu sebagai anggota inti sangat tidak bertanggung jawab! Dasar pemalas" rutuk Baltic
"Kenapa kamu selalu membuatku terlihat buruk di depan mereka! Bukankah sekarang aku ada disini, cepatlah mulai rapatnya" ucap Leiya tersinggung
"Aku tidak peduli padamu lagi" ucap Baltic mendengus
"Baiklah mari kita mulai rapat hari ini, kita akan membahas tentang pembukaan cabang Bar Singu di kota C. Saat ini kita membutuhkan investor untuk membangun cabang, ada seorang investor yaitu Tuan Arya yang tertarik. Dia adalah pengusaha muda berbakat"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Askara
Keren, semangat updatenyaa 🤩
2023-04-30
1
Gabby
aku uda mampir kak. semangat terus upnya 💪💪
2023-03-24
3
tria sulistia
aku mampir kak. udah aku kasih vote ya😁
2023-03-23
2