Bab 5. Teman

Leiya duduk di halaman depan sambil menggambar sketsa di bukunya.

"Halo kakak cantik, Sime datang untuk melihatmu! Wow apa ini, sepertinya enak. Aku minta ya kak, Terima kasih!"

Kata Sime mengambil makaron di mejanya yang bahkan belum Leiya buka.

" Kita bertemu lagi adik cantik! Wow kamu bisa mendesain pakaian, coba aku lihat" kata Diya mengambil sketsa Leiya yang belum jadi.

Leiya melihat tingkah laku ibu dan anak ini dengan tidak senang, mereka mengambil barang-barangnya tanpa izin! Sungguh menjengkelkan.

" Sime! Jangan habiskan makananku" ucap Leiya mengambil kotak makanannya dari Sime.

Melihat kotak makanannya hanya tersisa lima buah makaron, Leiya sangat kesal lalu memakan semuanya tanpa sisa.

" Bagus juga desainnya, unik. Ngomong-ngomong kamu sudah ada pekerjaan?" Tanya Diya

"Ada, pekerjaanku sekarang adalah menggambar, makan, minum, dan tidur"

"Eh ternyata pengangguran, bagaimana kalau bekerja denganku?"

Leiya mengambil desainnya dari Diya dan mulai melanjutkan menggambar.

"Memangnya apa pekerjaanmu? Apakah aku harus mengasuh anakmu saat kamu sedang berbelanja? Jangan pernah memikirkannya" ucap Leiya santai

"Tentu saja bukan, apakah menurutmu aku orang yang seperti itu?" Kata Diya cemberut

"Bagaimana menurutmu?" Ucap Leiya menatap Diya sambil tersenyum

"Baiklah jangan membahasnya lagi. Aku serius ingin kamu bekerja di tempat ku, lihat ini kartu namaku. Kita bahas lagi pertemuan selanjutnya, sekarang aku ingin mengunjungi Bibi Wen, apakah dia

ada di dalam?"

" Ya masuk saja, bibi sedang menonton televisi"

"Aku sangat merindukan bibi Wen, saat aku kecil, dia selalu membelikan aku pakaian yang bagus. Aku tidak akan memberitahumu lagi, aku akan masuk. Oh jaga anak itu dulu ya, terimakasih" ucap Diya nostalgia dan berlari ke dalam rumah.

"Hey! Kenapa kamu selalu meninggalkan dia, merepotkan sekali" gerutu Leiya

" Aku sudah terbiasa kak cantik, ibuku memang seperti itu. Biasakan saja" kata Sime mengangkat bahu

"Kamu bocah, kenapa seperti orang dewasa. Harusnya kamu merengek atau menangis agar dia membawamu juga"

"Aku laki-laki, tidak boleh menangis dan Aku sudah besar tentu saja harus mandiri tidak seperti anak perempuan yang manja" kata Sime menepuk dadanya

" Baiklah terserah kamu, mainlah di sekitar sini. Jangan merepotkan ku, anak laki-laki yang sudah besar!" Ucap Leiya mengejek

"Iya, eh kak itu camilannya masih ada tidak?" Tanya Sime

"Tidak ada, sudah sana main. Ini aku kasih buku gambar sama krayon, gambar saja sesukamu"

"Oke" ucap Sime sedih karena tidak mendapatkan makanan.

Diya memasuki ruangan dan melihat Bibi Wen sedang serius menonton drama

"Kakak aku sangat merindukanmu!" Kata Diya memeluk Bibi Wen dan mencium pipinya.

"Kamu Yoyo! Kebiasaan mu tidak pernah berubah, panggil bibi saja kenapa memanggil kakak. Umurku ini tidak jauh berbeda dengan ibumu" ujar Bibi Wen tertawa

"Bibi mengapa kamu tidak memberitahu aku kalau kamu mau ke sini? Setelah menemukan cinta baru, cinta lama mu ini sudah kamu lupakan" ucap Diya cemberut

"Bocah konyol, cinta baru apa. Aya itu anak yang bibi asuh dari kecil, kamu sudah bertemu dengannya? Bukankah Aya sangat manis"

"Ya, dia cukup menyenangkan. Tapi tentu saja aku lebih cantik dari dia, lihat bukankah aku awet muda" kata Diya tersenyum senang

"Ya ya kamu paling cantik, apakah kamu sudah makan? Lihat tubuh kurus mu ini, akan terbang jika terkena angin" canda Bibi Wen

" Bibi aku tidak kurus! Ini namanya langsing, bahkan rekan kerjaku iri dengan tubuhku. Mereka bilang kalau melihat ku seperti peri turun dari langit" ujar Diya menyombongkan diri.

"Dan aku sudah makan bibi kamu tenang, mari kita bicarakan saja tahun-tahun ini. Bagaimana keadaan tubuhmu?" kata Diya bersemangat

" Tubuhku baik-baik saja, aku sangat sehat. Jangan meremehkan usia tua ku ini, aku masih kuat untuk mendaki gunung" ucap Bibi Wen membual

"Bagaimana denganmu apakah kamu sudah menikah? Umur segini harusnya kamu sudah punya anak"

"Bibi, aku ini gadis tercantik yang pernah kamu lihat. Benar!? Jadi tidak perlu khawatir tentang pernikahanku, banyak laki-laki mengantri di belakang" kata Diya dengan percaya diri.

"Kakak perempuan, anakmu ini ingin buang air kecil. Kamu antar anakmu ini dulu baru melanjutkan untuk menyanjung dirimu sendiri"

ucap Leiya yang tiba-tiba masuk ke rumah bersama Sime

"Oh ternyata kamu sudah punya anak ya, kenapa tidak membawanya masuk? Sangat tampan, nak siapa namamu?" Kata Bibi Wen bersemangat

"Nenek, nama ku Sime. Senang bertemu denganmu"

Sapa Sime menjabat tangan Bibi Wen

"Anak baik, ternyata kamu sudah mempunyai anak sebesar ini. Dimana suami mu? Kenapa tidak diajak" ujar Bibi Wen

"Ayo Sime kamu mau ke kamar mandi kan? Ayo ayo ibu antar"

kata Diya menarik tangan Sime menuju kamar mandi.

" Hei aku bertanya padamu kenapa malah kabur, seperti aku sedang menagih hutang saja"  gerutu bibi wen.

"Bibi sepertinya dia tidak mengakui kalau dia sudah berkeluarga, masih ingin kamu berpikir bahwa dia adalah seorang gadis lajang"  bisik Leiya

"Apa yang kamu pikirkan sepanjang hari, selalu berbicara omong kosong. Sudahlah bibi akan memasak sekarang, mereka pasti lapar. Kamu tunggu di sini dan ajak mereka berbincang dulu"

"Apa yang harus aku bicarakan? Lebih baik aku yang memasak, bibi bercerita dengan mereka"

Jika mereka memakan masakanku, pasti mereka tidak berani lagi meminta makanan di sini! Wah ide yang sangat brilian, bagus Leiya!

" Apa kamu berniat meracuni mereka, tunggu saja di sini" kata Bibi Wen menepuk kepala Leiya sambil menghampiri dapur.

"Oh bibi, kamu sangat jahat! Kamu melukai hati anak muda ini" keluh Leiya dramatis

Bibi Wen tidak menghiraukan celoteh Leiya dan mulai menyiapkan makanan.

Diya kembali dari kamar mandi bersama Sime dan mencium aroma makanan, mereka pun bersemangat dan langsung duduk rapi di meja makan.

"Bu katamu masakan nenek wen sangat enak, hari ini aku harus membuktikan ucapan mu itu benar atau tidak"

Ujar Sime yang menantikan masakan Bibi Wen karena setiap kali makan, ibunya sering mengungkit bahwa masakan bibi Wen tidak ada duanya.

" Tentu saja ucapanku itu benar, lihat saja nanti"

Melihat ibu dan anak yang sudah duduk, Leiya duduk di tempatnya dengan kesal karena jatah makanannya yang harus dibagi dengan mereka.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya masakan Bibi Wen siap dihidangkan.

" Ayo makan, kalian pasti lapar. Yoyo kamu telpon suamimu, suruh dia datang ke sini"

"Dia sedang dalam perjalanan bisnis, nanti kalau sudah pulang aku ajak dia kemari" ucap Diya dengan tangan yang sibuk mengambil makanan untuk dirinya dan Sime.

Sime yang sangat ingin makan tidak sabar untuk memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

"Wah nek masakannya enak sekali! Ibu tidak berbohong padaku, aku jadi ingin menginap di sini" kata Sime memuji masakan Bibi Wen.

Episodes
1 Bab 1. Putri Terlantar
2 Bab 2. Tempat Baru
3 Bab 3. Apakah Dia?
4 Bab 4. Negara A
5 Bab 5. Teman
6 Bab 6 Rencana tinggal
7 Bab 7 go work
8 Bab 8 masuk angin kah?
9 Bab 9 pesta pertunangan
10 Bab 10 nakal
11 Bab 11 Hamil
12 Bab 12 Pulang
13 Bab 13. Apakah aku temanmu?
14 Bab 14. Tatap muka
15 Bab 15. Apakah paman menyukai bubuku
16 Bab 16. Dia mirip denganku
17 Bab 17. Aning
18 Bab 18. lift
19 Bab 19. Sekolah
20 Bab 20. Bu, itu ayah
21 Bab 21. Perjamuan
22 Bab 22. Orang gila
23 Bab 23. Piknik
24 Bab 24. Piknik 2
25 Bab 25. Kebenaran
26 Bab 26. Sejak lima tahun lalu
27 Bab 27. Rumah Ayah
28 Bab 28. Mabuk
29 Bab 29. Bai
30 Bab 30. apakah kamu mau mati?
31 Bab 31. Saudarinya, dia?
32 Bab 32. Mencari rumah
33 Bab 33. Kasino
34 Bab 34. Umpan
35 Bab 35. Putih kecil?
36 Bab 36. Pesta amal 1
37 Bab 37. Pesta amal 2
38 Ban 38. Ibukota
39 Bab 39. Rumah Arya
40 Bab 40. Nona Ru
41 Bab 41. Foodie kecil
42 Bab 42. Tuan Hawk
43 Bab 43. Hari libur
44 Bab 44. Ayah?
45 Bab 45. Life
46 Bab 46. Apakah kamu percaya kita adalah saudara kembar
47 Bab 47. Sample
48 Bab 48. plagiat
49 Bab 49. Kekacauan
50 Bab 50. Kakek Noma
51 Bab 51. Diya?
52 Bab 52. Festival
53 Bab 53. Anak kecil
54 Bab 54. Diculik
55 Bab 55. Obat Bius
56 Bab 56. Firasat buruk
57 Bab 57. Dari awal hubungan ini salah.
58 Bab 58. Laskar
59 Bab 59. Pulau pribadi
60 Bab 60. Penculikan 2
61 Bab 61. Olivia
62 Bab 62. Kematian Olivia
63 Bab 63. Mirip
64 Bab 64. Ayah apakah kamu demensia?
65 Bab 65. Samuel
66 Bab 66. Kontrak berakhir
67 Bab 67. Raja Senjata
68 Bab 68. Haris
69 Bab 69. Hati manusia seperti jarum di laut
70 Bab 70. Apakah kamu bengkok?
71 Bab 71. Cucu menantu
72 Bab 72. Bu, aku hanya ingin kamu aman dan bahagia
73 Bab 73. Kenapa kalian orang dewasa begitu mudah melupakan janji
74 Bab 74. Bunga Poppy
75 Bab 75. Rumah kosong
76 Bab 76. Wanita berpakaian merah
77 Bab 77. Kapal Pesiar
78 Bab 78. Orang yang terlahir biasa membutuhkan kerja keras lebih untuk sukses
79 Bab 79. Aston
80 Bab 80. Liburan?
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1. Putri Terlantar
2
Bab 2. Tempat Baru
3
Bab 3. Apakah Dia?
4
Bab 4. Negara A
5
Bab 5. Teman
6
Bab 6 Rencana tinggal
7
Bab 7 go work
8
Bab 8 masuk angin kah?
9
Bab 9 pesta pertunangan
10
Bab 10 nakal
11
Bab 11 Hamil
12
Bab 12 Pulang
13
Bab 13. Apakah aku temanmu?
14
Bab 14. Tatap muka
15
Bab 15. Apakah paman menyukai bubuku
16
Bab 16. Dia mirip denganku
17
Bab 17. Aning
18
Bab 18. lift
19
Bab 19. Sekolah
20
Bab 20. Bu, itu ayah
21
Bab 21. Perjamuan
22
Bab 22. Orang gila
23
Bab 23. Piknik
24
Bab 24. Piknik 2
25
Bab 25. Kebenaran
26
Bab 26. Sejak lima tahun lalu
27
Bab 27. Rumah Ayah
28
Bab 28. Mabuk
29
Bab 29. Bai
30
Bab 30. apakah kamu mau mati?
31
Bab 31. Saudarinya, dia?
32
Bab 32. Mencari rumah
33
Bab 33. Kasino
34
Bab 34. Umpan
35
Bab 35. Putih kecil?
36
Bab 36. Pesta amal 1
37
Bab 37. Pesta amal 2
38
Ban 38. Ibukota
39
Bab 39. Rumah Arya
40
Bab 40. Nona Ru
41
Bab 41. Foodie kecil
42
Bab 42. Tuan Hawk
43
Bab 43. Hari libur
44
Bab 44. Ayah?
45
Bab 45. Life
46
Bab 46. Apakah kamu percaya kita adalah saudara kembar
47
Bab 47. Sample
48
Bab 48. plagiat
49
Bab 49. Kekacauan
50
Bab 50. Kakek Noma
51
Bab 51. Diya?
52
Bab 52. Festival
53
Bab 53. Anak kecil
54
Bab 54. Diculik
55
Bab 55. Obat Bius
56
Bab 56. Firasat buruk
57
Bab 57. Dari awal hubungan ini salah.
58
Bab 58. Laskar
59
Bab 59. Pulau pribadi
60
Bab 60. Penculikan 2
61
Bab 61. Olivia
62
Bab 62. Kematian Olivia
63
Bab 63. Mirip
64
Bab 64. Ayah apakah kamu demensia?
65
Bab 65. Samuel
66
Bab 66. Kontrak berakhir
67
Bab 67. Raja Senjata
68
Bab 68. Haris
69
Bab 69. Hati manusia seperti jarum di laut
70
Bab 70. Apakah kamu bengkok?
71
Bab 71. Cucu menantu
72
Bab 72. Bu, aku hanya ingin kamu aman dan bahagia
73
Bab 73. Kenapa kalian orang dewasa begitu mudah melupakan janji
74
Bab 74. Bunga Poppy
75
Bab 75. Rumah kosong
76
Bab 76. Wanita berpakaian merah
77
Bab 77. Kapal Pesiar
78
Bab 78. Orang yang terlahir biasa membutuhkan kerja keras lebih untuk sukses
79
Bab 79. Aston
80
Bab 80. Liburan?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!