"Ayo siapa yang takut! Aku tidak pernah pergi ke sana, aku menantikannya" kata Leiya sangat tegas
"Baiklah, tapi perjalanannya sangat jauh, kamu juga tahu kalau bibi dibesarkan di negara A, jadi bibi sangat merindukannya. Kita akan naik pesawat seharian, apakah kamu tetap ikut?" kata bibi dengan serius.
"Eh yah tidak apa-apa aku akan ikut. Kan ada bibi yang menjagaku, aku tidak merepotkanmu kan bi" ucap Leiya sejenak ragu-ragu tapi tetap ikut.
"Tidak merepotkan sama sekali, kalau begitu kita berangkat dua hari lagi. Kita masih harus mengurus hal-hal yang ada di sini" atur Bibi Wen
"Oke bi, kalau begitu tokonya bibi mau ditinggal?" Tanya Leiya
"Yah begitulah, tapi bibi tetap akan mengawasinya dari jauh. Tokonya bibi serahkan ke Ati. Dia sangat bertanggung jawab dan bisa menjadi pemimpin, bibi sudah mengujinya"
"Begitu" Jawab Leiya mengangguk
"Baiklah bibi sudah selesai makan, kamu habiskan saja semuanya. Bibi mau membersihkan dapur" ucap Bibi Wen
"Um, biar aku yang membereskan mejanya"
Keesokan harinya, Leiya pergi ke rumah Rifa untuk memberitahunya tentang kepergiannya ke negara A.
"Kenapa kamu mau ikut Bibi Wen? Jika bibi pergi, kamu juga bisa tinggal denganku" tanya Rifa
"Aku hanya ingin jalan-jalan, hari-hari ini sangat membosankan. Jika tidak membantu tokonya bibi, aku hanya menggambar di rumah. Aku ingin bersantai, siapa tahu ada inspirasi" jelas Leiya
"Yah kamu sudah lama tidak menggambar apa gambarmu sudah berkarat? Ngomong-ngomong jangan lupa bawakan aku oleh-oleh. Dan jika kamu mendapatkan inspirasi, kamu harus melihatkan padaku dulu. Pakaian yang kamu desain dulu sudah kekecilan, sekarang aku ingin gaya baru" ucap Rifa antusias
"Yah aku akan mendesain beberapa pakaian khusus untukmu, tentu saja ingat untuk membayar ku" ingat Leiya
"Iya aku tahu, sering-seringlah menghubungiku saat di sana ya. Ingat untuk jaga kesehatan, jangan selalu merepotkan Bibi Wen" nasihat Rifa pada Leiya
"Aku tidak merepotkan! Kamu tahu aku selalu mandiri sejak kecil, kapan aku selalu merepotkan bibi wen?" Ujar Leiya dengan bangga
"Oh ya? Lalu katakan padaku, apakah kamu pernah memasak sendiri untuk makan? Atau apakah kamu pernah melipat bajumu sendiri? Dan apakah kamu tidur sendirian? Kamu selalu tidur dengan bibi wen, kamu sangat takut gelap dan hewan-hewan kecil seperti tikus, kecoak, cicak. Lihat bagian mana dari dirimu yang tidak merepotkan? Kamu juga sangat malas!" Tutur Rifa
Leiya"..."
Apakah sedetail itu dia mengingatnya, tapi bisakah dia tidak menyebutkannya. Dia membuatku malu!!
" Baiklah kamu benar! Jadi tidak usah menyebutkannya lagi, aku pulang. Bye" ucap Leiya tersipu kemudian lari ke luar dan membuka pintu.
"Hey tasmu tertinggal!" Seru Rifa melihat tingkah sahabatnya itu, ia tidak tahan untuk tertawa
"Oh, terima kasih" kata Leiya berlari mengambil tas dan langsung keluar.
"Huhh aku seperti telah memasuki kandang harimau, mulut Rifa itu sepertinya harus diperiksa dokter. Mungkin makan terlalu banyak cabai membuatnya bermulut pedas, harusnya dia belajar dariku yang selalu makan makaron jadi dia akan berbicara dengan sangat manis" tutur Leiya.
Leiya membayangkan jika Rifa bersikap lemah lembut dan berbicara manis kepadanya, iih ngeri!
"Lupakan saja, dia baik-baik saja seperti ini"
Setelah ke rumah Rifa, Leiya meminjam sepeda motor Rifa untuk pergi ke Bar Singu. Dia akan menyerahkan desain yang dibuat tadi malam untuk Long, dan sekaligus berpamitan.
"Aku datang!" Sapa Leiya memasuki ruangan dan hanya melihat Long
"Apa mereka sudah pergi ke kota c?" Tanya Leiya yang tidak melihat Baltic dan Bai
"Iya, mereka berangkat tadi pagi" jawab Long
"Ouh, ini desain yang kamu minta" kata Leiya sambil menyerahkan beberapa draf desain.
"Cepat sekali, apakah kamu membuatnya semalaman?"
"Tidak, ini desain yang aku gambar beberapa waktu lalu dan aku menyelesaikannya malam kemarin. Lihat mana yang kamu suka" ucap Leiya menunjukkan draf desainnya
"Yah semuanya oke, aku ambil dua ini ya. Nanti aku transfer uangnya" ucap Long memandangi desain itu dengan puas
"Yah terserah kamu, hey aku juga mau pergi ke negara A. Jadi aku tidak akan ada di sini. Kalau kamu mencari ku, telfon saja"
"Ke negara A? Kamu mau apa di sana?" Tanya Long pada Leiya
"Menemani bibiku ke rumah lama, tenang saja nanti kalau tidak ada masalah pasti aku hadir di pesta pernikahanmu" kata Leiya menepuk pundak Long
"Yah ingat saja itu"
"Baiklah aku harus pulang, aku akan berangkat lusa jadi masih ada beberapa barang yang harus dibereskan. Selamat tinggal" pamit Leiya terburu-buru
"Mau aku antar?" Tawar Long
"Tidak, aku harus mengembalikan sepeda motor milik Rifa. Dah" lambai Leiya
...
" Untung kita baru membayar sewa selama satu bulan, jika tidak maka sangat rugi karena kita tidak tinggal lama di sini" ucap Leiya pada Bibi Wen sambil membantu Bibi Wen menyiapkan barang
"Yah tidak apa-apa, kalau kita balik ke sini tinggal sewa lagi. Kamu jangan menyentuh pakaian! Biar bibi saja, kamu duduk saja sana" kata Bibi Wen geram karena pakaian yang sudah dirapikan terlihat sangat berantakan saat Leiya mencoba memasukkannya dalam koper.
"Tapi bibi, aku juga ingin membantu. Aku buat makan siang saja ya" kata Leiya beranjak ke dapur
"Jangan, potong saja sayurannya. Nanti bibi yang masak" ujar Bibi Wen menghentikan Leiya karena Leiya tidak pandai memasak, pernah satu kali dia membiarkan Leiya membuat makanan dan hasilnya sungguh mencengangkan dunia, rasanya sangat tidak enak. Sungguh bukan makanan yang layak untuk manusia, sampai sekarang bibi Wen masih mengingat rasanya dan akan melarang keras Leiya untuk memasak.
"Oh baiklah" kata Leiya pasrah
Apakah dia terlalu tidak berguna?:(
...
"Bagaimana apakah videonya sudah bisa dipulihkan?" Tanya Arya pada Kona, sekretarisnya
"Belum Tuan, sepertinya paman Sam menyewa peretas kelas atas untuk menghapusnya. Tapi tuan, saya sudah mengumpulkan informasi semua tamu pada hari itu. Ada juga pemilik hotel yaitu Tuan Ning, dia juga sedang mengadakan pesta waktu itu" ucap Kona
"Tuan Ning? Bukankah kita ada proyek dengannya?"
"Iya tuan, kita akan membahas kerjasama bulan depan"
"Kamu tahan pertemuannya, selidiki apakah mereka terlibat dalam insiden itu. Lagi pula hotel itu milik mereka" ucap Arya sambil membuka file dari sekretarisnya.
"Baik tuan. Dan informasi itu setelah kami memilah tersisa tiga wanita yang kami selidiki telah diusir dari keluarga. Yang pertama bernama Fia, wanita ini adalah karyawan hotel dan sudah dipecat karena ia memasuki kamar pelanggan, dia sekarang bekerja di bar distrik selatan"
"Yang kedua Erika, wanita ini memesan hotel di sebelah kamar tuan dan saat malam, ia mabuk lalu entah masuk ke kamar siapa dan hamil. Dia diusir dari keluarga karena keluarganya tidak menerimanya hamil di luar nikah, sekarang dia bekerja sebagai kasir di minimarket" tutur Kona menunjukkan foto wanita-wanita itu
"Yang ketiga Leiya, dia anak asuh Tuan Ning, malam itu dia ikut pesta penyambutan putri tuan Ning. Saya tidak tahu alasan spesifiknya karena tidak ada yang melihat dia memasuki kamar hotel, tapi menurut beberapa pelayan. Saat tengah malam, dia menghilang dari pesta dan sahabatnya mencarinya tapi tidak menemukannya. Dan saat dia pulang ke rumah, dia diusir oleh Tuan Ning karena dia telah tidur dengan pria di hotel. Tuan Ning menyuruhnya menikah tapi dia tidak mau sehingga dia diusir" jelas Kona serius
"Dia menyewa apartemen di sebelah taman Kota Y dan membuka toko makaron" imbuh Kona
"Bagaimana Tuan Ning tahu kalau anak asuhnya tidur dengan seorang pria?"
"Ini diberitahu oleh anak kandung tuan Ning, dia sempat melihat kamera pengawas untuk mencari gelangnya yang hilang tapi melihat gadis itu masuk ke kamar hotel. Tapi menurut petugas pengawas di sana, wanita ini hanya duduk dan menonton monitor dengan santai. Malah dia sibuk melihat ponselnya seperti menantikan pesan, jadi tidak jelas apakah anak angkat tuan ning ini masuk ke kamar atau tidak" jelas Kona
" Menurutku gadis pertama bukan yang aku cari. Karena dia ketahuan memasuki kamar pelanggan, pasti staf hotel akan menemui pelanggan itu untuk meminta maaf. Kemungkinan adalah gadis kedua atau yang ketiga" tutur Arya
"Tapi apakah anak asuh tuan Ning benar-benar masuk ke kamar hotel?" Ragu Kona
" Tentu saja, bukankah dia menghilang saat tengah malam. Jika sahabatnya tidak menemukannya berarti dia ada di dalam kamar, dia juga tiba-tiba kembali saat pagi dengan gaun yang sama, pasti semalaman dia ada di hotel" jelas Arya
" Saya mengerti tuan. Dan tuan, sepertinya anak angkat tuan ning ini teman dekat Tuan Baltic dan Tuan Bai, pemilik Bar Singu"
"Oh pemilik Bar Singu di Kota Y kan, panggil mereka dan kamu boleh keluar"
"Baik tuan"
...
"Menurutmu mengapa Tuan Arya memajukan jam pertemuan?" Tanya Bai pada Baltic yang sedang terburu-buru memakai pakaian
"Entahlah aku tidak tahu, yang jelas dia sangat mengganggu aku yang sedang makan" rutuk Baltic
"Sudah ayo cepat, nanti kita terlambat" ucap Bai yang keluar dari kamar
Setelah beberapa menit perjalanan, mereka pun tiba di perusahaan Arya.
"Selamat siang Tuan Arya" sapa mereka berdua
"Selamat siang, silakan duduk. Aku harap karena pertemuan ini dimajukan tidak akan mengganggu waktu kalian" sapa Arya meminta maaf
"Tidak apa-apa Tuan Arya, lagi pula kami tidak melakukan apa pun hanya sedang makan di kamar hotel" ucap Baltic tersenyum dan duduk dengan rapi.
"Sungguh aku mengganggu waktu makan Tuan Baltic dan Tuan Bai, akan aku kirimkan paket makan siang untuk kalian sebagai kompensasi" kata Arya sopan
"Tuan Arya sangat sopan, maka kami tidak akan menolak" ucap Baltic rendah hati
Bai melihat tingkah temannya itu dengan lucu, Baltic ini tidak pernah ingin rugi apa pun bahkan makanannya, dasar rubah licik.
" Baiklah mari kita bahas mengenai cabang Bar Singu, lihatlah Tuan Arya. Ini proposal yang kami buat, silakan dilihat" kata Bai menyerahkan file ke depan Arya.
"Lihatlah apakah Tuan Arya memiliki beberapa saran?" Tanya Baltic
Setelah mempelajari file itu, Arya meletakkannya di meja.
"Untuk perencanaan ruang santai apa tidak terlalu memakan ruang? Kita bisa membuatnya lebih sederhana dan elegan dengan membuatnya ruang minimalis dengan dua lantai. Bagaimana menurutmu Tuan Baltic dan Tuan Bai?" Ujar Arya
"Itu memang ide yang bagus, kita serahkan saja ke departemen desain. Saya percaya visi Tuan Arya sangat bagus, jika tidak bagaimana mungkin Tuan Arya akan menjabat posisi CEO dan membuat perusahaan berkembang" ucap Baltic setuju dengan saran Arya
" Tuan Baltic menyanjungku, kalian berdua juga sangat berbakat. Bisa merencanakan Bar Singu dengan unik, ngomong-ngomong bagaimana kalian berpikiran untuk membuat bar dengan fasilitas seperti itu"
"Pada awalnya kita hanya membuka bar kecil seperti bar pada umumnya, lalu teman kita datang dan berkata bahwa bar seperti itu sangat membosankan karena dia tidak suka minum dan kegiatan lain di bar, dia suka duduk sendiri untuk melihat orang bersenang-senang. Sayangnya semua bar sangat ramai, jadi kita memiliki beberapa ide untuk mengembangkan fasilitas di bar agar semua orang bisa menikmati, jadilah Bar Singu seperti sekarang" tutur Baltic
"Temanmu itu pasti sangat senang melihatnya dan sering bermain di sana" canda Arya
"Tidak kamu salah Tuan Arya, teman kita itu melempar uang kepada kami untuk memperbaiki bar sesuai keinginannya. Setelah itu dia jarang datang ke bar karena Baltic memaksanya ikut rapat pimpinan Bar Singu, jadi dia lari" kata Bai tertawa kecil
"Temanmu ini menarik sekali, apakah dia Tuan Long?" Tanya Arya
"Bukan, dia teman perempuan kami namanya Leiya. Walaupun dia jarang pergi ke pertemuan, tapi dia tetap menjadi penyumbang terbesar kesuksesan kami" ucap Bai bangga
"Kenapa dia tidak datang untuk kerja sama hari ini?" Kata Arya mengangkat alisnya
"Haits bukankah sudah Bai bilang, dia tidak mau menghadiri rapat bahkan saat aku memaksanya. Apalagi pergi jauh-jauh ke sini, sepertinya Tuan Arya sangat tertarik dengan teman kami" ucap Baltic menyelidiki
"Oh tidak apa-apa hanya penasaran" kata Arya dengan muka acuh
"Begitu, baiklah Tuan Arya apakah tidak ada tambahan lain? Kalau tidak kami pamit mengundurkan diri" ucap Baltic sopan
"Tidak ada tambahan, terima kasih telah datang. Kerja sama yang bahagia" ucap Arya mengulurkan tangannya
"Kerjasama yang bahagia" sambut Baltic
"Jangan lupa makan siang kalian tolong diambil, ada di meja sekertaris"
"Baiklah terima kasih Tuan Arya" pamit Baltic dan Bai berjalan keluar ruangan.
...
"Bos" ucap Bazoka
" Bagaimana penyelidikannya?"
"Menurut perkataan teman Nona Erika , dia pergi ke hotel untuk bertemu temannya itu. Mereka minum sampai malam sampai mabuk. Saat dia berjalan ke kamar, mantan pacarnya ternyata mengikutinya dan memaksanya masuk ke kamar milik mantan pacarnya itu"
"Sedangkan Nona Leiya, sahabatnya sangat pintar, dia tidak menjawab pertanyaan saya tapi selalu dialihkan ke pembicaraan yang lain" tuturnya
"Begitu, kamu boleh pergi"
"Baik bos"
Apakah Leiya benar-benar wanita malam itu.
...
Rifa sedang menulis cerita di dalam kamarnya, lalu ada suara bel pintu pertanda ia kedatangan tamu.
Setelah membuka pintu, Rifa melihat seorang pria berdiri di depannya.
" Siapa kamu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments