TIDAK PERLU DENDAM
Lili. Lili Gunawan. Dia merupakan putri kedua dari Arkan Gunawan. Ibunya bernama Ayuandini William, kemudian berganti menjadi Ayuandini Gunawan karena menikah dengan Marga Gunawan. Ibu Lili merupakan orang yang sangat kaya raya karena ia mewarisi seluruh harta Keluarga William. Dia adalah satu-satunya Keluarga William yang tersisa.
Bagi Ayuandini Gunawan, Lili Gunawan adalah anak pertamanya. Sedangkan bagi Arkan Gunawan, Lili adalah anak keduanya. Arkan Gunawan menikahi seorang Dhini untuk mengambil alih seluruh harta warisannya. Ia dengan tega melakukan itu demi ambisinya yang menggebu-gebu, agar ia menjadi orang yang sangat kaya raya.
Pada akhirnya Dhini meninggal dunia karena tertembak, saat usia Lili masih berusia 6 tahun. Dua bulan setelah kepergian Dhini, Arkan menikahi istri sirinya secara syah. Wanita itu bernama Merry, yang kemudian menyandang Marga Gunawan. Merry Gunawan itu di bawa ke rumah yang di tinggalkan oleh Dhini. Ia pun membawa anak haramnya yang bernama Kirana Gunawan.
Beberapa bulan kemudian dia mempunyai anak perempuan lagi. Anak itu bernama Tika Gunawan.
Tiga belas tahun telah berlalu.
Lili sudah tumbuh menjadi wanita yang sangat cantik. Wajahnya sangat mirip dengan Ibunya, tetapi ia memiliki mata seperti ayahnya.
Hari ini Lili berpenampilan sangat cantik dan seksi. Ia memakai rok mini lepis dengan atasan terbuka. Ia menutupi atasan itu dengan jaket lepis yang berwarna senada dengan rok mininya.
Ia berpenampilan glamor, namun Ia menutupi wajahnya dengan menggunakan masker dan topi berwarna putih.
Lili menyeret koper keluar dari bandara. Ia pergi ke gedung dimana tunangannya sedang melakukan seminar. Pada saat itu nama tunangannya sedang naik daun, sangat banyak orang-orang yang ingin mendatangkannya ke tempat seminar. Sedangkan dirinya sendiri berbanding terbalik dengan tunangannya. Ia hanyalah wanita yang sedang di perbudak oleh cinta menggelora.
Hari itu, Lili melangkahkan kaki untuk mendekati seorang pengawal.
"Saya adalah Lili Gunawan. Saya tunangan dari Rivaldo Efendy. " Lili berbisik kepada Pengawal dan memperlihatkan wajahnya.
Sang Pengawal berlari, dan mendekati Sekretaris Rivaldo yang bernama Fandy.
"Pak Fandy, Nona Lili ada di sini" Pengawal yang berbadan tegap berbisik ke telinga Fandy.
Fandy segera berlari kecil mendekati Lili. Ia melihat Lili sedang membawa kantong yang berisi kotak kado.
"Nona, Tuan Rivaldo masih di atas panggung. Nona silahkan menunggu di sini saja."
Fandy menyuruh Lili untuk mengikutinya. Lelaki tampan itu melihat jam yang ada di pergelangan tangannya.
"Tinggal 5 menit lagi Nona. Tuan Rivaldo akan turun dari panggung dan melewati pintu itu." Fandy menunjuk salah satu pintu belakang panggung.
"Pintu itu. " Lili ikut menunjuk pintu yang sama dengan Fandy.
"Iya, pintu itu Nona. "
"Maaf Nona, saya harus pergi dulu karena ada yang harus saya kerjakan. " Fandy berpamitan kepada Lili.
"Iya silahkan. " Lili pun mengambil ponsel yang berada di dalam kantong jaketnya.
Tak lama kemudian, suara bertepuk tangan terdengar sangat keras. Lili melihat jam tangannya.
"Ah, sudah waktunya." Lili tersenyum bahagia sambil mengangkat pantatnya dari kursi. Ia bersembunyi di balik dinding. Seorang Lili bersiap-siap untuk memberikan kado kepada tunangannya. Hari itu adalah hari jadian mereka. Lili berniat merayakannya dengan membelikan Rivaldo sebuah kado.
Lili melihat wajah tampan Rivaldo keluar dari pintu belakang panggung.
"Say... " Lili menghentikan kalimatnya, ia terkejut melihat Rivaldo dengan seorang perempuan. Ia tidak bisa melihat wajah perempuan itu karena Rivaldo dan perempuan itu akhirnya berciuman. Lili melihat aktivitas itu dari kejauhan.
Ia cuman terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia membalikkan badannya dan kembali bersembunyi di balik dinding.
Tanpa disadari matanya mulai berlinangan air mata. Ia terduduk lemas sambil melihat kado yang berisi jam di tangannya. Jam itu dia beli dengan menjual kalung pemberian Kakeknya yang sudah lama meninggal dunia. Hal itu dia lakukan karena dia sangat mencintai Rivaldo.
Lili gadis cantik yang masih berumur 19 tahun lebih 1 bulan. Sedangkan Rivaldo, pria tampan sukses yang berumur 26 tahun. Mereka berdua di jodohkan oleh kedua orang tua mereka. Meskipun di jodohkan, Lili sangat mencintai dan menyayangi Rivaldo.
"Aku tidak percaya, kenapa kamu menghianatiku seperti itu?" Lili pun mengendap-ngendap pergi dari tempat itu.
Ia memutuskan pergi ke sebuah Bar dan memesan minuman berakohol beberapa botol. Ia ingin melupakan semuanya dengan mabuk, meskipun baru pertama kali melakukannya.
Tak beberapa lama kemudian, Lili sudah merasa mabuk. Ia sangat ingin merebahkan badannya di atas kasur. Namun Si*l, hotel yang ia pesan terlalu jauh dari Bar tersebut. Akhirnya ia memutuskan memesan hotel terdekat yang ada di sekitar Bar itu.
Pada saat itu, Ia mendapatkan kamar VIP bernomor 226. Ia melangkahkan kaki memasuki kamarnya. Setiap mata tertuju ke arah Lili, karena ia memakai pakaian yang cukup seksi. Ia membuka jaket lepis yang menutupi atasan terbukanya. Seorang Lili menenteng jaket dan tasnya memasuki kamar hotel.
Namun sayang, pada saat itu ia memasuki kamar bernomor 225. Kebetulan kamar itu tidak terkunci. Lili masuk saja ke kamar itu, karena penglihatannya sudah kabur. Ia mengira, kamar bernomor 225 adalah kamar bernomor 226.
Lili merebahkan badannya ke kasur, dan memandangi sekeliling kamarnya. Pada saat itu, Lili pun tertidur di kamar itu.
....
"Apakah wanita itu sudah masuk? Agam bertanya kepada salah satu pelayan yang di suruh mengawasi kamar VIP bernomor 225.
"Sudah Pak. " Pelayan itu mengira Lili adalah wanita yang di tunggu oleh kamar pemilik nomor 225 karna pada saat itu kebetulan pakaian Lili sangat terbuka.
Tak lama kemudian datanglah dua anak buah Agam yang memapa saudaranya yang bernama Adam. Adam pada saat itu sangat mabuk berat. Dia telah di beri perangsang oleh seseorang.
"Bawa saudaraku masuk. " Agam memerintah anak buahnya.
Dua anak buah itu membaringkan Adam di sebelah Lili yang tertidur pulas. Mereka bertiga pun pergi dari tempat itu.
"Semoga ini bisa membantumu saudaraku." Agam pergi dari tempat itu.
Adam adalah seorang Ketua Geng Mafia secara turun temurun. Dia merupakan Ceo dari Perusahaan Manggala Grup. Adam sangat hebat di bidang IT, bahkan dia membuat program sendiri untuk Manggala Grup.
Hari ini Adam mabuk berat karena ia harus menyetujui menikahi anak dari musuh buyutan ayahnya. Hal itu harus ia lakukan demi kedamaian kedua belah pihak. Ia baru saja bertemu dengan wanita yang akan dia nikahi. Namun dia di beri obat perangsang oleh wanita itu karena Adam terus saja menolak untuk menikahinya.
Tapi sayang, hal itu dengan cepat di ketahui oleh saudara tiri Adam yang bernama Agam. Ia tidak ingin kakaknya terjebak. Hingga akhirnya ia menyewa wanita malam untuk datang. Namun yang datang adalah Lili.
Di malam itu, terjadilah malam panas yang tidak terduga oleh Lili. Lili terbuai oleh sentuhan Adam. Ia mengira, orang yang menyentuhnya adalah Rivaldo Efendy. Ia menyangka, hal yang dia lakukan hanyalah sebuah mimpi. Ia menikmati mimpi yang akan menyebabkan petaka bagi dirinya.
Malam itu mereka saling memuaskan. Mereka berciuman dengan ganas, sehingga meninggalkan beberapa tato di buah jeruk milik Lili.
Setelah melakukan aktivitas panas itu. Mereka pun tertidur dengan sangat lelap.
Di jam 3 pagi, Adam Manggala terbangun dari tidurnya. Dia terkejut melihat ada seorang wanita yang tertidur lelap di sampingnya.
Adam membisikkan kata-kata ke telinga wanita itu.
"Maafkan aku" Dia membuka kalung garuda yang ada huruf M kecil di belakang kalung itu.
Ia bangkit dari tempat tidur secara pelan-pelan, dan memasang pakaiannya. Ia pun pergi meninggalkan kamar itu.
Sebelum pergi Adam menulis sesuatu dan meninggalkan seikat uang.
"Maaf, aku meninggalkanmu lebih dulu. Aku mengenal siapa dirimu. Suatu saat nanti, aku akan menemuimu di waktu yang tepat."
Adam pun pergi meninggalkan kamar itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
NurHafni
Awal yg seru.
2021-11-30
1
Risma Arsita
Lanjut thor, ceritanya bagus
2021-11-09
1