Nama Lili Gunawan sudah di ganti menjadi Lisa Bastian. Nama Lili sudah menjadi Lisa saat beberapa hari ia di usir dari rumahnya sendiri.
"Ibu. " Tommy memegang tangan Ibunya setelah menyelesaikan konser terakhir mereka.
Tommy seorang pianis yang berbakat meskipun umurnya masih seumur jagung. Sedang Lisa, siapa sangka ia sangat pandai bermain Selo. Mereka adalah pasangan kalaborasi yang menarik.
Semua orang bertepuk tangan. Suara riuh tepuk tangan berbunyi cukup keras.
"Thank you verry much. Thank you. " Lisa dan Anaknya meninggalkan panggung.
"Wow Tommy, kamu sangat hebat. Aku sangat bangga kepadamu. " Jimmy memeluk Tommy.
"Benar Kak Tom, kakak keduaku sangat hebat. " Alisya juga ikut memeluk Tommy. Mereka berpelukan seperti Teletubis.
"Hmm..! Hmm..! Lalu bagaimana dengan Ibu, Ibu sangat kesepian. " Lisa menyindir anak-anaknya yang berpelukan tanpa dirinya.
Mereka bertiga melihat ke arah Lisa. Kemudian berlari untuk memeluk Lisa.
"Kami bangga dengan Ibu." Mereka bertiga serentak mengucapkan kata itu.
"Hmp, kalau begitu mari kita pulang anak-anak. Kita akan kembali ke negara kita. Mari kita berperang melawan hidup ini secara diam-diam. " Lisa pun tersenyum bahagia melihat anak-anaknya.
....
"Terimakasih Pak Toni." Lisa mengucapkan terima kasih kepada Sekretaris Caroline, karena telah mengantarkan Lisa dan anak-anak ke rumah baru mereka.
"Sama-sama Nona Lisa. Sekarang ini saya mengabdi membantu anda. Ini adalah perintah dari Nyonya Caroline sebelum dia meninggal dunia." Toni sang Sekretaris membukukkan badannya.
"Terimakasih Pak Toni, tapi sebenarnya saya tidak... " Lisa tidak melanjutkan kata-katanya. Ia berfikir, jika ia tidak memerlukan bantuan Pak Toni. Itu berarti dia memecat Pak Toni, dan Pak Toni kehilangan pekerjaannya. Seharusnya ia sangat berterimakasih kepada Pak Toni karena telah membantunya selama ini.
"Maaf, maksud Nona Lisa?" Pak Toni sedikit kebingungan karena tiba-tiba perkataan Lisa terpotong.
"Tidak jadi Pak Toni. Sekarang Pak Toni pulanglah. Saya dan anak-anak akan bergotong royong menata barang-barang ini." Lisa menyuruh Pak Toni untuk pulang.
"Bagaimana jika saya membantu anda Nona? " Pak Toni menawarkan diri.
"Tidak usah Pak Toni. Tapi Pak Toni bisa membantu saya dengan mencarikan saya supir, dan ART sekaligus pengasuh untuk anak-anak saya. Sepertinya saya akan sibuk setelah pulang ke negara ini Pak. Saya harus Menulis, memantau Toko kue dan memantau sebuah butik. Karyawan saya bergantung sesuap nasi dengan usaha tersebut Pak. Saya mengucapkan beribu terimakasih kepada Bapak, karena Bapak telah membantu saya dalam mengurus usaha saya selama ini. " Lisa menatap lelaki paruh baya itu.
"Baiklah, sama-sama Nona. Saya akan mencarikannya. Semoga hari Nona menyenangkan." Pak Toni berpamitan pergi dari tempat itu serta tidak lupa membungkukkan badannya.
Pak Toni merupakan Sekretaris kepercayaan Caroline Bastian. Dia mengabdi kepada keluarga bastian menggantikan Ayahnya. Umur Pak Toni sekarang 38 tahun. Dia sudah memiliki keluarga.
"Terima kasih Tante Caroline. Terima kasih atas semuanya." Lisa memejamkan matanya dan menghela nafas panjang-panjang.
.....
Satu minggu kemudian.
"Alis, kaus kakimu bolong. Jempol kakimu keliatan. Itu sangat lucu sekali, haha." Jimmy mengejek adik bungsunya.
"Ini gara-gara dirimu, kenapa kamu memakai kaus kakiku. Ini kaus kaki perempuan, bukan kaus kaki laki-laki." Alisya menatap Jimmy yang mengejeknya. Dia memasang wajah cemberut.
Tommy hanya menatap satu persatu Kakak dan Adiknya secara bergantian.
"Ada apa lagi dengan mereka?" Tommy berbicara dengan suara pelan.
"Tommy, liatlah kaus kakiku. Ini gara-gara Jimmy, dia merusak kaus kakiku." Alis mengadu kepada Tommy.
"Sudahlah Alis, semua yang telah terjadi biarlah terjadi. Itu semua tidak bisa di ubah lagi. Kita harus mencari solusinya Alis." Tommy berusaha menenangkan Alis.
Tiba-tiba Jimmy meleparkan kaus kaki putih bergambar Hello Kitty kepada Alis.
"Maafkan aku, ini untukmu Alis. Semoga adik tercantikku memaafkan aku." Jimmy tertawa geli melihat wajah adiknya yang cemberut berubah menjadi ceria.
"Wah, dima Kakak Jimmy mendapatkan ini? Aku sangat menyukainya." Alis membuka kaus kaki baru yang baru saja dia dapatkan.
"Hello Kittyku" Alis memeluk kaus kaki itu.
Ternyata dari kejauhan Lisa memperhatikan mereka bertiga sambil menata nasi goreng di atas piring. Ia menghias nasi goreng tersebut dengan telur mata sapi dan beberapa sayuran segar.
"Liatlah mereka, betapa lucunya tingkah mereka." Lisa menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum.
"Ayo kita sarapan anak-anak." Lisa meletakkan piring di atas meja makan.
"Apakah Alis menyukai kaus kaki itu? Jimmy memilihkannya untukmu." Lisa mengelus rambut lurus Alsya.
"Benarkah Ibu. Kak Jimmy memilihkan kaus kaki ini untukku? aku kira dia sangat membenciku. " Alsya kembali memastikan kepada Ibunya.
"Dia menyayangimu Alis. Jimmy memilih kaus ini sendirian. Dia memohon kepada Ibu agar Ibu membelikannya kaus kaki ini untukmu, karena dia merasa bersalah kepadamu." Lisa menatap wajah Alis.
" Sekarang ucapkan terimakasih kepada Jimmy. Dia telah memberimu kaus kaki baru." Lisa menatap Alis yang menunjukkan tingkah lucunya.
"Terimakasih Kak Jimmy. Aku menyayangimu." Setelah itu mereka semua makan bersama dengan lahap.
Lisa mengantarkan anak-anaknya di hari pertama sekolah.
"Kita sampai. Ayo anak-anak, kita keluar dari mobil. Ibu akan mengantar kalian sampai ke depan kelas." Lisa menyuruh anak-anaknya keluar dari dalam mobil.
"Baik Ibu. " Mereka bertiga menjawab dengan serentak. Kemudian keluar dari mobil.
Setelah sampai di depan kelas. Lisa mengecup satu persatu kening anaknya.
"Sekolah yang rajin ya Sayang. Ingat, jangan nakal." Lisa membuat peringatan untuk anak-anaknya. Lalu pergi meninggalkan sekolah itu.
Di Kediaman Manggala.
" Camilla, bersiap-siaplah. Kita akan segera menghadiri pertemuan. " Adam melepaskan pelukan Camilla yang memeluk tubuhnya.
"Biarku pasangkan dasimu" Camilla melepaskan pelukannya dan memasangkan dasi Adam.
"Adam, aku sudah memeriksa kesehatanku. Kata dokter kesehatanku baik-baik saja. Aku sangat mendambakan mempunyai seorang anak yang wajahnya sangat mirip denganmu." Camilla terus saja mengoceh saat memasangkan dasi Adam. Adam hanya diam saja mendengar ocehan istrinya.
"Sempurna." Camilla melihat badan tegap Adam di sebuah cermin besar yang ada di depan mereka.
"Bersiap-siaplah Camilla. Aku akan menunggumu di bawah." Adam meninggalkan kamar itu.
"Dia selalu saja begitu. Sangat datar dan dingin, tapi kenapa aku sangat menyukai dirinya." Camilla melihat dirinya di dalam cermin.
"Cantik, tapi tidak mempunyai keturunan. Kekuranganku adalah aku tidak mempunyai keturunan."
"Bagaimana mau mempunyai keturunan? dia saja belum pernah menyentuhku." Camilla memperhatikan dirinya sejenak, lalu pergi ke kamar mandi.
....
"Ah, aku hampir saja menabrak anjing. Oh tuhan, ini sangat mengagetkan. Aku harus menepi. " Lisa menepikan mobilnya karena sangat terkejut. Dia hampir saja menabrak seekor anjing.
Ia menatap kalung garuda yang di gantung di depan mobilnya.
"Kalung ini. " Lisa memegang kalung garuda, dan melihat huruf M yang berukuran sangat kecil di belakang kalung garuda tersebut.
"Siapakah pemilik kalung ini, kenapa aku tiba-tiba sangat penasaran dengan pemilik kalung ini?" Lisa terus saja menatap kalung itu.
Tak lama kemudian, dia menyalakan mesin mobilnya kembali dan pergi dari tempat itu.
....
"Hallo teman-teman, namaku Jimmy Bastian. Senang bertemu dengan kalian." Jimmy memperkenalkan dirinya di depan kelas.
"Hallo teman-teman, mmm..! Namaku Tommy Bastian. Senang bertemu dengan kalian semua." Tommy juga memperkenalkan dirinya.
"Hallo teman-teman, namaku Alisya Bastian. Senang bertemu dengan kalian" Alisya juga memperkenalkan dirinya di depan kelas.
"Okey, silahkan duduk Jimmy, Tommy dan Alisya. Kita akan memulai pembelajaran." Bu Guru menyuruh ke tiga anak itu untuk duduk.
"Baik Bu Guru. " Mereka bertiga duduk di kursi yang telah disediakan untuk mereka.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
HoiLim Yee Lee
nice thor ☺️☺️☺️
2022-05-19
0