Beberapa Minggu telah berlalu.
Lili berdandan cantik untuk pergi ke sebuah pesta pernikahan dengan Rivaldo.
"Lili sepertinya sudah selesai Tuan Arkan, saya akan membawa Lili untuk waktu yang cukup lama hari ini. " Rivaldo meminta izin kepada Arkan, setelah melihat Lili menuruni tangga.
"Iya, Silahkan Tuan Effendy Muda. Mohon bimbingannya jika Lili membuat... " Arkan tidak meneruskan perkataannya, dia memejamkan matanya dan tersenyum kepada Rivaldo.
"Tenang saja Tuan Arkan, hari ini Lili tidak akan melakukan kesalahan yang menyebabkan keonaran. Saya akan selalu berada di sampingnya di saat pesta sedang berlangsung." Rivaldo menatap Arkan sejenak dan kemudian menatap Merry yang juga duduk di samping Arkan.
Lili sudah turun dari tangga, Rivaldo segera mengangkat pantatnya dari sofa dan berdiri, ia menghampiri Lili yang sangat berbeda dengan penampilan yang sebelumnya.
"Penampilanmu yang ini, lebih sederhana dari sebelumnya, namun terkesan lumayan elegant. Aku sangat menyukai penampilanmu hari ini" Rivaldo berbisik ke telinga lili dan hendak mencium Pipi Lili di hadapan Arkan dan Merry.
Lili mundur selangkah, ia tidak ingin di kecup oleh Rivaldo. Wajahnya sangat datar dan dingin.
"Ayo kita berangkat Rival, kita sudah sangat terlambat. " Lili melihat wajah Rivaldo yang sedikit aneh, kemudian ia menatap Arkan tanpa melihat Merry di samping Arkan.
"Ayah, aku akan pergi sebentar." Lili hanya meminta izin kepada Arkan.
"Iya hati-hati sayang." Namun hal itu di jawab oleh Merry yang berpura-pura mengambil muka kepada Arkan dan Rivaldo.
"Baiklah Nyonya Merry, kami pergi duluan. Kami akan menunggu kehadiran kalian berdua di pesta itu." Rivaldo dan Lili meninggalkan tempat itu.
Sebelum meninggalkan Kediaman Gunawan, Rivaldo sempat melihat ke arah Kamar Kirana.
Ternyata hal itu diam-diam di perhatian oleh Lili. Lili pura-pura tidak tau bahwa Rivaldo sempat memperhatikan Kamar Kirana.
Mobil pun melaju dengan santai. Lili hanya diam tanpa mengatakan apapun kepada Rivaldo.
"Apa kamu mendadak tidak mempunyai suara hari ini? atau lidahmu hilang setelah kita meninggalkan rumah tadi. " Rivaldo membuka suara.
"Aku hanya tidak enak badan hari ini. " Lili menjawab tanpa melihat ke arah Rivaldo yang sedang menyetir.
"Kalau kamu tidak enak badan, kenapa kamu tidak beristirahat saja di rumah? aku bisa pergi sendirian ke pesta itu. " Rivaldo sesekali melihat wajah Lili yang agak berbeda. Beberapa minggu ini perlakuan Lili sangat berbeda seperti biasanya. Ia lebih murung dan terlihat tidak bersemangat. Berbanding terbalik dengan sifatnya yang sebelumnya.
"Aku mendadak tidak enak badan setelah selesai mandi. " Lili menatap Rivaldo dengan wajah datar dan dingin.
Biasanya Lili ini akan menatap Rivaldo dengan senyuman manis. Dia akan bergayutan di lengan Rivaldo di saat Rivaldo sedang menyetir. Lili sesekali akan mencium Pipi Rivaldo yang membuat Rivaldo sedikit kesal. Tapi beberapa minggu ini, Lili tidak melakukannya lagi. Dia tidak seceria dulu.
"Aneh, kenapa aku merindukan sifat Lili yang dulu. Aku merindukan senyuman manisnya." Rivaldo bicara di dalam hatinya dan sesekali tetap memperhatikan wajah Lili yang datar.
Mereka sudah sampai di pesta pernikahan.Pesta pernikahan itu di laksanakan secara privat. Hanya orang-orang penting yang di undang di pesta tersebut.
Rivaldo keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Lili. Rivaldo memberikan tangannya untuk membantu Lili keluar dari dalam mobil. Namun Lili mengambaikannya, ia lebih memilih berpegangan di ganggang pintu, lalu pergi dari tempat itu.
Rivaldo sangat heran dengan tindakkan Lili.
"Ada apa dengan wanita mungil itu?" Rivaldo berbicara agak pelan.
....
Ternyata mereka berdua menghadiri pernikahan Keluarga Manggala dengan Keluarga Roger. Itu adalah Pernikahan Adam Manggala dengan Camilla Roger. Rivaldo dan Keluarga Gunawan di undang dalam pesta itu karena perusahaan mereka bekerja sama dengan perusahaan Keluarga Manggala dalam setahun ini.
Di meja makan, Rivaldo minta izin sebentar kepada Lili setelah ada seseorang yang menelfon tetapi tidak dia angkat. Rivaldo melangkah dengan cepat menuju balkon kecil yang berada di sebelah toilet. Balkon tersebut agak tersembunyi.
Lili mengikuti Rivaldo tanpa sepengetahuannya. Lili melihat Rivaldo sedang berbincang-bincang dengan seorang wanita.
"Rival, aku hamil. Ini adalah anak kamu, aku hanya melakukannya denganmu. "
"Trus? maumu apa? kamu tau kan, Ayahmu telah menjodohkanku dengan Saudaramu. Aku tidak mungkin menikahimu." Rivaldo terlihat kesal.
"Kenapa kamu tidak menikah denganku saja? Apa bagusnya Lili? dia hanya bocah yang haus perhatian. " Wanita itu juga terlihat kesal.
"Kirana! kamu tau kan tujuan keluargamu. Mereka ingin aku menikahi Lili, bukan dirimu. Kamu akan kehilangan harta warisan jika menikah cepat denganku." Rivaldo mulai membentak Kirana.
"Tapi bagaimana anak ini? " Kirana menatap Rivaldo dengan tajam.
"Gugurkan. " Hanya kata itu yang keluar dari mulut Rivaldo.
"Tapi aku sangat ingin menikah denganmu, aku mencintaimu Rivaldo. " Kirana memegang tangan Rivaldo.
"Aku juga mencintaimu, tapi ingat tujuan keluargamu. Mereka ingin Lili cepat menikah, supaya dia keluar dari ahli waris utama. Mereka melakukannya karena dirimu. Mereka ingin Perusahaan William Grup dibawah kendalimu karena kamu lebih mampu dari pada Lili."
"Braak! "
Tiba-tiba saja pintu balkon itu terbuka, mereka sangat terkejut karena ada seseorang yang mendengarkan perbincangan mereka.
"Jadi begitukah yang sebenarnya? kalian berdua menjalin kasih. Kalian semua menjebakku cuman karena harta. Kalian lebih mementingkan harta dari pada perasaan. Aku sangat membenci kalian semua." Lili pergi meninggalkan balkon itu, ia di kejar oleh Rivaldo.
"Lili, aku bisa jelaskan. Dengarkan aku."
Tapi Lili tidak memperdulikannya dan tetap melangkahkan kaki dengan cepat.
"Lili ..."
Rivaldo tetap mengikuti Lili. Namun tiba-tiba Lili jatuh pingsan.
"Lili ..."
"Apakah kamu baik-baik saja? " Rivaldo berlari mendekati Lili.
"Sepertinya dia pingsan. "
"Iya, dia pingsan. "
"Bawa dia ke rumah sakit."
Beberapa orang yang melihat itu, menyuruh Rivaldo membawa Lili ke rumah sakit.
Rivaldo dengan cepat menggendong Lili, dan membawanya ke rumah sakit dengan mobil.
....
Dokter sedang memeriksa Lili di dalam ruangan. Rivaldo, Kirana, Arkan,Merry dan Tika sudah berada di depan ruangan itu.
Keluarga Gunawan pura-pura perhatian kepada Lili demi menghargai Rivaldo calon menantunya.
"Cekrek.!" Pintu kamar Lili di buka oleh Dokter.
"Apa Lili baik-baik saja dok? " Rivaldo bertanya dengan sangat cemas.
"Dia baik-baik saja, itu adalah hal yang wajar bagi seorang wanita yang sedang hamil muda." Dokter menepuk-nepuk pundak Rivaldo.
"Hamil? " Rivaldo menatap dokter, kemudian menatap Arkan.
Ternyata di dalam kamar, Lili mendengar itu semua. Ia hanya pura-pura tertidur setelah mendengar semuanya. Tanpa di sadari ia hanya meneteskan air mata.
"Aku tidak tau bagaimana caranya menghadapi ini semua. Aku harus bersedih atau aku harus berbahagia? berbahagia karena pernikahanku di batalkan. Namun, aku harus bersedih karena kehamilan ini akan menghancurkan kehidupanku. " Lili bicara di dalam hatinya sambil meneteskan air mata.
Tidak ada seorangpun yang melihat kondisi Lili di ruangan itu kecuali Dokter dan Perawat yang memeriksanya. Lili hanya dibiarkan begitu saja oleh keluarganya sendiri.
....
Arkan mendapat pesan dari Keluarga Efendy.
"Kami tidak bisa membiarkan putra kami menikahi anakmu yang hamil di luar nikah. Kata Rivaldo, anak yang di kandung Lili bukanlah anaknya. Namun kami tidak bisa membiarkan keluarga kami malu atas pernikahan ini, karena undangan pernikahan sudah tersebar kemana-mana. Kami ingin Kirana menjadi ganti Lili."
Pesan itu hanya berakhir seperti itu.
Arkan memanggil Kirana dan Merry ke ruangan kerjanya dan menceritakan permintaan Keluarga Efendy.
"Aku akan menyetujuinya ayah, tapi sebelum aku menikah dengan Rivaldo. Aku ingin ayah mengusir Lili dari rumah ini. Dia telah mempermalukan keluarga ini. " Kirana menatap Ayahnya dengan kejam.
"Tapi dia itu adalah adikmu Kirana! " Arkan menatap Kirana.
"Atau aku tidak akan menyetujui pernikahan ini."
Kirana mulai mengancam Ayahnya.
....
Lili pun diusir dari rumah itu. Kemudian ia di tolong oleh sahabat Ibunya dan di kirim ke Luar Negeri untuk meninggalkan jejak dari Keluarga Gunawan.
7 tahun kemudian, Lili sudah mengganti namanya menjadi Lisa Bastian. Ia sudah memiliki 3 anak kembar yang sangat imut dan lucu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Obie Agoes Arra
knp Adam x menikah dgn wanita lain... dan kmn janji pd mlm itu untuk mendatangi dan menjemput Lili.
2021-10-18
2