Hello, My Antagonis Wife
" Tanda tangani! dan enyah lah dari hidupku. "
Sebuah amplop yang sudah bisa ditebak jika isinya adalah surat cerai. Seorang gadis cantik bernama Gaby, harus kembali menelan pil pahit setelah kemalangan bertubi-tubi terjadi padanya. Dua hari yang lalu, dia degan segenap rasa kecewa harus merelakan calon bayinya meninggal sebelum sempat dilahirkan karena sebuah insiden kecelakaan. Kini dia hanya bisa menatap nanar amplop yang tergeletak tak jauh dari Brankar nya. Ia hanya bisa menunduk sembari menangis meratapi hidupnya yang begitu hancur seolah tak ada lagi yang menginginkan dia bernafas lagi di dunia ini.
Beberapa bulan yang lalu....
Gaby yang saat itu sedang dalam keadaan kalut dan hancur, kini tengah menikmati sebotol minuman di salah satu Bar ternama. Tenggak demi tenggak ia minum dan tak perduli dengan apa yang ada disekitarnya. Dia juga menyadari beberapa pria menggodanya. Tapi tak ada satupun yang tidak dia bentak. Sesekali dia menangis lalu tertawa tidak jelas. Dia juga terus memaki tanpa henti.
" Dasar bandot sialan! berani-beraninya memaksaku untuk menikahi mu! apa kau pikir kau pantas?! kau bahkan sudah memiliki tiga istri! kau mau menjadikan ku sebagai istri ke empat mu? hah! omong kosong! lebih baik aku mati dari pada harus menikah denganmu! "
Gaby kembali menangis setelah mengumpat. Sungguh dia begitu kacau dan menderita. Setelah kehancuran perusahaan keluarga angkatnya, dia terus saja di pojokan dan disalahkan. Dia juga dituntut untuk mengganti kerugian materi yang keluarga angkatnya alami. Tapi sungguh, ini bukan salahnya. Tapi mana ada yang akan perduli. Pertemanan, cinta, kebahagian semuanya semu dan palsu dimatanya. Gadis itu kembali meraih menenggak minumannya. Entah akan jadi seperti apa hidupnya nanti, dia sudah tidak memiliki apapun untuk melawan takdir kejam yang akan segera datang padanya.
" Sepertinya kau begitu stres. " Ucap seorang pria tampan sembari mengambil posisi duduk di samping Gaby.
Gaby hanya menghela nafas seolah tak berniat mengindahkan kehadiran pria tampan itu. Disapa dan di goda oleh pria tampan adalah hal yang biasa bagi dirinya. Gadis itu benar-benar tidak perduli dan malah kembali menenggak minumannya.
" Namaku Jordan. Boleh tahu siapa namamu? "
Jordan menuangkan minuman di gelas Gaby untuk menyenangkan hati wanita cantik yang sedari tadi ia tatap dari kejauhan. Dia yang tadinya hanya sekedar menatap, lama kelamaan menjadi jatuh hati oleh Gaby. Wanita itu seolah tak mudah di goda oleh laki-laki tampan maupun kaya. Terbukti, banyaknya laki-laki yang menggodanya dan tak satupun ada yang berhasil.
Tak perduli degan Jordan disampingnya, Gaby masih diam tak berniat menjawab. Jordan tersenyum setelah gadis didekatnya menjatuhkan kepala karena mabuk. Jordan menyingkirkan rambut yang menutupi wajah cantik itu. Bibirnya semakin lebar tersenyum ketika melihat Gaby tertidur.
Kau sangat cantik. Aku akan menjadikan mu istriku.
***
Gaby perlahan membuka matanya lalu memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit. Dia bangkit dan menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri. Matanya terhenti mendadak dengan tatapan kaget karena melihat seorang pria berbaring disampingnya. Gaby yang terkejut melihat tubuhnya. Alangkah terkejutnya dia mendapati tubuhnya yang polos tanpa busana.
Mati aku! apa yang aku lakukan dengan pria ini?!
" Kau sudah bangun? " Tanya pria itu seraya bangkit dan ikut duduk seperti Gaby.
Gaby menatap pria itu dengan tatapan penuh tanya dan terkejut.
" Ke kenapa kau ada disini? apa yang terjadi? "
Jordan tersenyum menatap manik mata indah dari seorang Gaby. Tentu saja dia sengaja melakukan ini agar Gaby mau menjalin hubungan dengannya. Karena jelas sekali, wanita yang ada dihadapannya adalah orang yang sulit untuk ditaklukan. Dia membuat kesan seolah mereka telah tidur bersama dengan melucuti semua pakaian Gaby dan juga dirinya. Dia juga sengaja sengaja membuat tanda merah di leher jenjang Gaby.
" Memang apa lagi kalau bukan melakukan itu? "
***
Waktu terus berjalan sebagaimana mestinya. Hubungan mereka juga semakin dekat dan intim. Tak jarang mereka pergi untuk menghabiskan waktu bersama. Hingga tiba hari dimana semua yang indah tiba-tiba menjadi berbalik menyedihkan untuknya.
Gaby yang sempat sejenak terlena dan bahagia karena Jordan, mau tidak mau harus menjauhi pria itu lagi. Dia dipaksa untuk menikahi Edward. Pria berumur Lima puluh tahunan yang bahkan sudah memiliki tiga istri. Sudah menolak dengan berbagai cara, Tapi pada akhirnya, Gaby yang tidak memiliki kekuatan terpaksa menerima pernikahan itu.
Gaby menatap dirinya yang begitu cantik dari pantulan cermin yang bertengger di depannya. Sudah satu bulan dia memutuskan komunikasi dengan Jordan. Pria yang sempat membuat hari-harinya bahagia. Pria yang mampu menggoyahkan hatinya setelah keteguhannya dalam mencintai Pria masa lalunya. Meski hanya sejenak, tapi akhirnya dia mengetahui bagai mana rasanya mencintai dan dicintai.
Gaby bangkit dari posisinya saat suara pintu terbuka. Sudah tidak ada gunanya menangis lagi. Sekejam apapun hidup yang akal ia lalui, ini adalah pilihan terakhir yang bisa ia pilih.
" Selamat pagi, Nona. Mohon ikuti saya. " Ucap pria bertubuh tinggi besar itu.
Gaby mengangguk tanpa bertanya apapun. Mungkin sudah waktunya untuk dia menyerahkan diri kepada bandot tua itu. Gaby melangkahkan kaki tanpa perduli ia dibawa kemana. Jika ada yang mau membantunya untuk lari, maka itu pasti ia lakukan. Dia tidak akan perduli lagi ancaman-anmcaman dari semua anggota keluarga angkatnya. Tapi sayang hidupnya bukan hanya miliknya. Bahkan nyawanya juga tidak berarti apa-apa di mata orang tuanya. Maka mati perlahan adalah pilihan terbaik dari pada mati bunuh diri seperti pengecut.
" Kita kenapa ke sini? " Tanya Gaby yang mulai sadar jika dia dibawa keluar hotel melalui pintu belakang.
" Ikut saja Nona. Anda akan tahu jawabannya setelah sampai disana. "
Gaby terdiam tapi tak juga ingin menolak. Biarkan saja kemana dia akan dibawa pergi. Entah itu harus mati atau apapun, dia bahkan tidak lagi perduli tentang hidupnya.
Mobil telah melaju dengan cepat. Ditambah jalanan yang cenderung sepi membuat lajunya semakin lancar menjauh dari hotel yang akan ia gunakan untuk menikahi si bandot tua.
Tak berkata apapun selama diperjalanan. Gaby hanya bisa pasrah kemana arah hidupnya. Entah baik atau buruk, semua akan ia terima sebagai penebusan dosa di masa lalu.
Lexi, semoga kau selalu bahagia di manapun kau berada. Aku yakin, wanita yang kau nikahi adalah wanita yang baik.
" Silahkan Nona. " Ucap pria tadi sembari membukakan pintu mobil untuknya.
Gaby yang tengah melamun, sontak bangkit dan turun dari mobil. Dia terdiam melihat bangunan mewah yang berdiri kokoh dihadapannya. Entah milik siapa dan apa maksudnya, Gaby hanya mengikuti pria yang sedari menuntunnya untuk mengikutinya.
" Silahkan masuk, Nona. Tuan akan segera turun. Nona bisa duduk sembari menunggu Tuan. " Ucapnya lalu pergi meninggalkan Gaby disana.
Entah harus apa, Gaby yang sama sekali tidak tertarik tentang apa yang ada di rumah itu, hanya bisa diam dan duduk menunggu.
" Kau sudah datang? " Suara pria yang beberapa waktu lalu sempat mengisi hari-harinya. Gaby menatapnya tak percaya.
Dia ingin sekali berlari dan memeluk pria itu, tapi tatapannya yang dingin dan terlihat marah, membuatnya mengurungkan niatnya.
" Apa kau kecewa karena gagal menikahi Ayahku? "
Bersambung.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
💖 sweet love 🌺
halo Thor.. mampir lg dikarya mu yg lain..
2023-01-17
0
Dewi
iya kakak
2022-10-09
0
hope
si Lexi d touch me bukan sih,,,, Gaby yg tergila gila SM Nathan kan
2022-10-09
0